TUGAS
TUGAS
1.2. Tujuan
Tujuan dari dibahasnya dasar dasar perilaku individual adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dasar seseorang bersikap individual
2. Mengetahui cara-cara menghadapi orang yang berperilaku individual
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat perilaku individual tersebut.
2. Apa saja dasar-dasar yang membuat seseorang berperilaku individual.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kemampuan
Kemampuan (ability) berarti kapasitas seoarang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjanaan. Kemampuan adalah sebuah penilain terkini atas apa yang
dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seseorang individu pada dasarnya
terdiri atas dua kelompok faktor dan fisik.
a. Faktor Kekuatan
1. Kekuatan dinamis Kemampuan menggunakan kekuatan otot
secara berulang dan terus menerus.
2. Kekuatan tubuh Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot
menggunakan otot tubuh (khususnya otot
perut).
3. Kekuatan statis Kemampuan menggunakan kekutan terhadap
obejek eksternal.
4. Kekuatan eksplosif Kemampuan mengeluarkan energi
maksimum dalam satu atau serangkaian
tindakan eksplosif
b. Faktor Fleksibilitas
5. Fleksibilitas luas Kemampuan menggerakan tubuh dan otot
otot punggung sejauh mungkin.
6. Fleksibiltas dinamis Kemampuan membuat gerakan gerakan
lentur yang cepat dan berulang-ulang.
c. Faktor Lainnya
7. Koordinasi tubuh Kemampuan mengkoordinasikan tindakan
secar bersamaan dan bagian- bagian tubuh
yang berbeda.
Kesimbangan Kemampuan mempertahankan keseimbangan
meskipun terdapat gaya yang menganggu
keseimbangan.
Stamina Kemampuan menggerakan upaya maksimum
yang membutuhkan usaha berkelanjutan.
Tabel 1.2. sembilan kemampuan fisik dasar
2.3.2. Gender
Hanya sedikit isu yang memancing lebih banyak perdebatan, kesalahpahaman, dan
pendapat tidak mendasar dibandingkan apakah kinerja wanita sebaik pria.
Berbagai penelitian psikologis menunjukkan bahwa para wanita lebih bersedia
meyesuaikan diri terhadap otoritas dan pria lebih agresif serta mungkin memiliki
pengharapan sukses dibandingkan para wanita, tetapi perbedaan perbedaan tersebut kecil.
Dengan adanya perubahan signifikan yang terjadi selama 40 tahun terakhir karena
meningkatnya tingkat partisipasi wanita terhadap angkatan kerja serta memikirkan ulang apa
yang merupakan peran peran pria dan wanita, anda harus berasumsi bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan dalam produktivitas pekrjaan antar pria dan wanita.
Satu permasalahan yang tampaknya memang berbeda dalam hal gender, khususnya
saat karyawan memiliki anak- anak berusia prasekolah, adalah preferensi terhadapa jadawa
kerja . ibu yang bekerja kemungkinan lebih memeilih jadwal kerja paruh waktu yang
fleksibel dan telecommunting sebagai cara untuk mengakomodasi tanggung jawab keluarga
mereka.
2.3.3. Ras
Ras adalah sebuah isu yang kontroversial. Isu dapat dengan mudah menimbulkan
perdebatan sehingga membuat individul lebih suka mengindari topik ini. Namun, sebuah
gambarn lengkap atas perbedaan individu dalam PO tidak akan lengkap tanpa sebuah diskusi
mengenai ras.
Apakah ras itu? Sebelem kita dapat mendiskusikan bagaimana ras berpengaruh dalam
PO, pertama-tama kita harus mencapai sejumlah kesepakatan mengenai apa yang dimaksud
dengan ras, dan hal ini tidak begitu mudah dilakukan. Sejumlah orang terpelajar berargumen
bahwa tidaklah produktif mendiskusikan ras untuk alsan kebijakn (ini dalah isu yang
bersifat memecah-belah), biologis (sebagian besar dari kita merupakan campuran dari
beberapa ras), atau genetis dan antropologis (banyak antropolog dan ahli evolusi menolak
konsep kategori rasialyang terpisah).
Ras dipelajari sedikit banyak dalam PO, khusunya dalam hubungannya terhadap
hasil-hasil pekerjaan seperti keputusan pemilihan personel, evaluasi, kinrja, dan diksriminasi
di tempat kerja. Disini tidak dimungkinkan untuk melakukan keadilan terhadap semua
penelitan ini, jadi mari kita rangkum beberapa pokok.
2.4. Pembelajaran
Semua perilaku kompleks dipelajari. Jika ingin menjelaskan dan memprediksi
perilkau, kita perlu memahami cara individu belajar dalam bagian ini kita akan membahas
mengenai definisi pemebelajaran, tiga teori pemebelajaran populer, dan cara menajer
memfasilitasi pembelajaran karyawan.
1. Pengondisian klasik
Pengodisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperolehsebagai respon terhadap kejadian tertentu yang dapat dikenali.
Dengan demikian, hal ini dapat mejelaskan perilaku refleksi sederhana. Tetapi sebagaian
besar perilaku khususnya perilaku kompleks dari individu dalam organisasi adalah
dihasilkan, bagian didapat. Dengan demikian, dilakukan secara sadar dan bukanlah suatu
refeleksi ,sebagai contoh, karyawan memilih untuk tiba dikantor tepat pada waktunya,
meminta banuan kepada atasan mereka ketika menghadapi masalah, atau bersantai ketika
tidak ada karyawan lain yang melihat. Pemeblajaran terhadap perilkau perilaku tersebut
dapat dipahami secara lebih baik dengan mempelajari pengondisan operant.
2. Pengondisian Oprant
Pengondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi
konsekuensinya. Individu belajar berperilaku untk mendapatkan sesuatu yang mereka
inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan. Perilaku operant berarti
perilaku secar suka rela atau yang dipelajari, kebalikan dari perilaku refleksi atau tidak
dipelajari. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau
tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan
demikian, penegasan akan memperkuat sebuah perilaku dan meningkatakn kemungkinan
perilakutersebut diulangi.
3. Pemeblajaran Sosial
Seseorang dapat juga belajr dengan mengamati apa yang terjadi pada individu laindan
dengan diberi tahu mengenai sesuatu, seperti belajar dari pengalaman langsung. Jadi sebagai
contoh, banyak dari apa telah kita pelajari didasarkan atas pengamatan terhadap moel orang
tua guru, rekan sebaya, pemain fim, dan televisi, atasan dan seterusnya. Pandangan bahwa
kita dapat belajar melalui pengamatan maupun pengalaman langsung disebut teori
pemeblajaran sosial (social learning theory).
Meskipun teori pembelajaran sosial adalah sebuah perluasan dari pengondisian operant
teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi dari konsekuensi teori ini juga
mengakui keberadaaan pemebelajaran melalui pengamatan (obsevasional) dan pentingnya
prsesepsi dalam pembelajaran individu merespons pada bagaimana mereka merasakan dan
mengindetifikasi konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu sendiri
Empat proses telah ditemukan untuk menentukan pengaruh sebuah model pada seorang
individu:
a. Proses perhatian. Individu belajar dari sebuah model hanya ketika mereka cenderung
mengenali dan mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur pentingnya. Kita cenderung
sanat terpengaruh oleh model-model yang menarik,tersedia secar berulang=ulang, penting
bagi kita, atau mirip dengan kita menurut pemikiran kita .
b. Proses penyimpanan. Pengaruh sebuah model akan bergantung pada seberapa baik
individu menginagt tindakan model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.
c. Proses reproduksi motor . setelah seorang melihat sebuah perilaku baru dengan
mengamati model pengamatan tersebut harus diubah menajdi tindakan. Proses ini
kemudian menunjukkan bahwa individu itu dapat melakukan aktivitas yang
dicontohkanoleh model tersebut.
d. Proses penegasan. Individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang
dicontohkan jika tersedia intensif positif atau penghargaan.perilaku yang ditagaskan
secara positif akan mendapat lebih banyak perhatian dipelajari dengan lebih baik,
dilakukan lebih seing.
2. Jadwal Penegasan
Dua jenis utama jadwal penegasan adalah berkesinambungan menegaskan perilaku yang
diharapkan setiap kali dan setiap waktu penegasan tersebut dilakukan.
a. Penegasan berkala: dapat berupa tipe rasio atau interval. Jadwal rasio bergantung pada
seberapabnayak respons yang dibuat oleh subjek. Individu ditegaskan setelah
memberikan sejumlah jenis perilaku tertentu.
b. Jadwal interval tetap : pengharagaan diberi jarak interval waktu yang seragam, jadawal
penegasan.
c. Jadwal interval variabel : pengahargaan diberikan pada waktu tertenstu sehingga
penegasannya tidak dapat diprediksikan.
d. Jadwal rasio tetap : setelah sejumlah tetap atau konstan dari respon diberikan,
penghargaan pun diberikan.