Grafik
180
160
140
120
E0 (VOLT)
100
40
20
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
If (AMPERE)
Pada praktikum kami yang menggunakan karakteristik beban nol sebagai fungsi
dari arus medan dengan putaran konstan, dinyatakan oleh persamaan ialah :
Eo = () Ia = 0 dan N = konstan
Dimana n putaran (n) konstan yaitu 2000 rpm arus beban nilainya 0, yang
divariabel ialah nilai Arus medan If dari 0 A naik sampai 1,05 A. dan yang kedua
dibalik nilainya If dari 1,05 A sampai 0 A. Alasan arus dinaikkan terlebih dahulu
karena pada saat start dibutuhkan arus medan yang lebih besar.
Dapat dilihat bahwa arus penguatan berhubungan dengan tegangan beban nol
apabila arus penguatan dinaikkan maka nilai nilai tegangan pada beban nol juga
berubah
If E0
No.
(Ampere) (Volt)
1. 0 12,5
2. 0,05 24
Pada praktikum kali ini nilai tegangan E0 sama dengan nilai V karena sesuai
dengan persamaan:
E = V + Ia.Ra + V
Ketika tidak ada tahanan, arus tidak muncul. Sehingga nilai [Ia.Ra = 0] dan nilai
V adalah tegangan sikat yang nilainya diabaikan karena tidak dapat diukur. Sehingga
ketika [Ia.Ra = 0] dan [V = 0], nilai [E = V].
Dari data dan grafik yang telah dibuat dapat terlihat pada saat arus medan ( If )
masih nol ternyata tegangan terminal sudah memiliki nilai yaitu 12,5volt dan juga
pada saat arus medan diturunkan sampai nol masih ada tegangan sebesar 15 volt. Hal
ini disebabkan pada generator masih meninggalkan fluks magnet di dalam penguat
medan magnet karena generator tersebut sbelumnya sudah terpakai.
tabel 1 ketika arus medan naik dan tabel 2 ketika arus medan turun ternyata
memiliki tegangan terminal E0 yang berbeda dan ternyata lebih besar pada tabel 2. Hal
ini disebabkan karena adanya sisa fluks magnet yang masih tertinggal ketika generator
tersebut sudah terpakai sebelumnya. Sehingga masih ada sisa-sisa magnet.
100 E0 saat If
80 naik (Volt)
60
E0 saat If
40
turun (Volt)
20
0
0
1
0.2
0.4
0.6
0.8
If (AMPERE)
a
e
0
If
Hal ini dikarenakan saat pengaturan (menaikan atau menurunkan) If tidak bisa
langsung tepat (kelebihan atau kekurangan) sehingga mengakibatkan tegangan yang
terukur juga tidak akurat.
.
H. KESIMPULAN
1. Nilai tegangan terminal (E0) mempengaruhi nilai arus medan (If) saat nilai
putaran (n) konstan. Dalam keadaantidak berbeban dan putaran (N) konstan,
semakin besar arus medan (If) maka tegangan terminal padabeban nol (Eo)
yang dihasilkanoleh generator jugasemakinbesar.
2. Pada saat melakukan start membutuhkan arus penguatan yang lebih besar.
3. Pada variabel arus medan tertentu ternyata ada nilai tegangan yang sama seperti
pada arus medan (If) 1,00 A dan 1,05 A hal ini dikarenakan tegangan konstan
atau jenuh inilah yang disebut titik kritis
4. Adanya magnet sisa menyebabkan tegangan sudah ada ketika arus medan (If)
masih nol.
5. Ketika arus medan diturunkan menjadi 0 A karena generator pada sebelumnya
sudah dipakai dan menghasilkan ggl induksi sehingga ada sisa-sisa induksi
magnet
F. KURVA HASIL PERCOBAAN
84
82
80
VL (VOLT)
78
76 VL (Volt)
74
72
70
0 0.58 1.13 1.68 2.23 2.76 3.3 3.69 4.2 4.5 5.1 5.54 6.05
IL (AMPERE)
G. ANALISA DATA
Setelah melakukan praktikum tentang karakteritik beban luar pada generator DC
penguat terpisah didapat hasil percobaan sesuai dengan tabel yaitu tegangan beban
(VL) dan arus beban (IL) dimana dengan menggunakan beban yang berbeda. Dalam
praktikum ini menggunakan persamaan :
V = f( I ) Dimana If = Konstan dan N = Konstan
dengan variasi beban yang berbeda yang nantinya dapat digunakan untuk
mengetahui pengaruh beban terhadap tegangan terminal, dengan syarat putaran (n) dan
arus penguatan (If) konstan pada nilai tertenu. Praktikum kami dengan menggunakan
hasil data If dibuat konstan yaitu sebesar 0,34 A. Nilai Vf konstan sebesar 85 V dan n
konstan sebesar 1600 rpm.
Praktikum kali ini kita pada awalnya membuat putaran pada generator menjadi
konstan terlebih dahulu yaitu 1600 rpm dan nilai tegangan beban 85 volt tanpa diberi
beban yaitu posisi 0-0-0 dengan sebesar 0 ohm. Setelah itu diberi beban pada posisi 1-
0-0 sebesar 150 0hm ternyata tegangan turun sebesar 82,7 volt hal ini diakibatkan
karena reaksi jangkar dan tahanan jangkar. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari
beban luar pada generator DC penguat terpisah karena adanya penurunan tegangan
dari beban kosong ke berbeban. Hal ini dikarenakan beban pada generator bertambah
terjadi rugi tegangan karena arus jangkar dan arus beban bertambah.
Pada hasil percobaan berikutnya dapat dilihat bahwa semakin kecil beban yang
terjadi maka mengakibatkan tegangan beban VL akan turun dan nilai dari arus beban IL
akan naik.
80
75 VL (Volt)
70
0 1.13 2.23 3.3 4.2 5.1 6.05
IL (AMPERE)
H. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang tentang karakteritik beban luar pada generator DC
penguat terpisah dapat disimpulkan bahwa :
1. Apabila pada rangkaian karakteritik beban luar pada generator DC penguat
terpisah dengan N= Konstan dan If = Konstan dimana beban 0 ohm dan tidak
terdapat reaksi jangkar maupun kerugian maka Tegangannya konstan.
2. Ketika pada beban 0 ohm dan tidak terdapat reaksi jangkar maupun kerugian
setelah itu diberi beban maka reaksi jangkar akan bertambah hal ini
mengakibatkan tegangan akan turun.
3. Karakteristik luar generator DCC penguat terpisah dapat diartikan adanya
penurunan tegangan dari beban kosong ke berbeban. Hal ini dikarenakan beban
pada generator bertambah terjadi rugi tegangan karena arus jangkar dan arus
beban bertambah.
4. Apabila beban diturunkan makan nilai tegangan beban VL akan turun dan nilai
arus beban IL akan naik.
5. Diperlukan pengecekan alat dan pada saat melakukan praktikum harus sesuai
prosedur dikarenakan untuk menghindari terjadinya troubleshoot.
E. TABEL PERCOBAAN
Tabel 1. Hubungan Vt dengn n Tabel 2. Hubungan If dengan n
If = 0,4 A = konstan Vt = 70 volt = konstan
F. GRAFIK
500
480
460
Putaran motor (rpm)
440
420
400
0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
G. ANALISA
Pada pratikum tentang Karakteristik Beban Nol Pada Motor DC Penguat terpisah
kita perlu mengetahui rumus dasar dari GGL lawan yang timbul dapat dirumuskan
sebagai berikut,
=
Pada percobaan kali ini dilakukan 2 kali dimana membuat arus penguatan konstan
dengan variabel tegangan terminal dan tegangan terminal konstan dengan variabel arus
penguatan dimana percobaan ini tanpa beban atau beban nol.
Pada praktikum kali ini nilai tegangan E0 sama dengan nilai V karena sesuai
dengan persamaan:
V = Eb - Ib.Rb - V
Ketika tidak ada tahanan, arus tidak muncul. Sehingga nilai [Ib.Rb = 0] dan nilai
V adalah tegangan sikat yang nilainya diabaikan karena tidak dapat diukur. Sehingga
ketika [Ib.Rb = 0] dan [V = 0], nilai [Eb = V].
Pada hasil praktikum ternyata pada percobaan pertama apabila tegangan terminal
semakin naik dengan arus penguatan dibuat konstan maka nilai putaran pada motor
semakin besar. Dan sebaliknya yang terjadi pada percobaan kedua apabila arus
penguatan semakin besar dengan tegangan terminal konstan maka nilai dari putaran
motor semakin kecil. Hal ini sesuai dengan teori persamaan diatas.
Pada grafik yang telah dibuat pada grafik pertama terlihat garis naik karena
semakin besar tegangan terminal putaran pada motor naik dengan arus penguatan
konstan dan pada grafik kedua terlihat garis menurun dikarenakan semaikin besar arus
penguatannya maka putaran pada motor akan turun dengan tegangan terminal konstan.
Adanya sisa-sisa magnet pada motor menyebakan sudah adanya tegangan meski
arus penguatannya nol.
Kedua kurva yaitu kurva praktikum dan kurva teori tidak dapat dibandingkan
karena pada teori yang dibuat konstan adalah putarannya (n) , sedangkan saat
praktikum n diukur dengan membuat Vt konstan atau If konstan.
H. KESIMPULAN
Persamaan umum yang digunakan pada praktikum ini ialah E0 = c.n. dan
disederhanakan menjadi
0 = ( ) dengan syarat dimana = 0 dan N = Konstan
Dapat dilihat dari persamaan diatas bahwa tegangan pada beban nol berhubungan
dengan arus medan dengan syarat dimana arus jangkar 0 dan putaran konstanPada
praktikum ini arus medan digunakan sebagai variabel dengan pengambilan data dua
kali yaitu saat arus penguatan dinaikan dan arus penguatan diturunkan.
Pada hasil percobaan dapat dilihat bahwa ketika arus penguatan masih 0 A
ternyata sudah ada nilai pada tegangan beban nol 0 dimana pada naik memiliki
0 5 V dan turun memiliki 0 6 V hal ini disebabkan pada generator sinkron
masih meninggalkan fluks magnet di dalam medan magnet karena generator
sinkron tersebut sudah dipakai sebelumnya oleh sebab itu ketika arus medan masih
0 A sudah ada tegangan pada beban nol.
Pada hasil percobaan terlihat data pada saat titik tertentu dimana ketika arus
penguatan bertambah ternyata tegangan beban nol nilainya sama seperti ketika
naik dari 0,85 A sampai 0,9 A 0 = 127 V dan 0,95 A sampai 1,0 A 0 = 130 V
turun 1,0 A sampai 0,9 A 0 = 130 V sehingga pada bagian atas di titik tertentu
pada grafik terlihat mendatar, hal ini dapat dikatakan sebagai titik kritis dengan
kondisi jenuh atau tegangan konstan dimana ketika arus medan naik tegangan pada
beban nol tidak naik lagi.
Pada grafik yang telah dibuat dengan hubungan antara tegangan beban nol dan arus
penguatan dapat lihat bahwa semakin besar nilai arus medan maka tegangan pada
beban nol juga ikut naik begitu pula sebaliknya semakin turun arus medan tegangan
beban nol ikut turun. Dan pada titik tertentu tegangan konstan ketika arus medan
medan naik.
Dapat dilihat dari data hasil percobaan dan grafik yang telah dibuat dimana arus
medan naik nilai tegangan beban nol lebih kecil dibandingkan arus medan turun hal
ini dikarenakan ada sisa-sisa magnet.
Pada praktikum kali ini nilai tegangan E0 sama dengan nilai V karena sesuai
dengan persamaan:
E = V + Ia.Ra + V
Ketika tidak ada tahanan, arus tidak muncul. Sehingga nilai [Ia.Ra = 0] dan nilai
V adalah tegangan sikat yang nilainya diabaikan karena tidak dapat diukur. Sehingga
ketika [Ia.Ra = 0] dan [V = 0], nilai [E = V].
120
100
Tegangan 80
keluaran
60
E0 (V) If naik
40
If turun
20
0
0 5 10 15 20 25
Arus penguatan .10-2
If (A)
Hal ini dikarenakan saat pengaturan (menaikan atau menurunkan) If tidak bisa
langsung tepat (kelebihan atau kekurangan) sehingga mengakibatkan tegangan yang
terukur juga tidak akurat.
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum karakteristik beban nol generator sinkron
hubungan bintang dan menganalisa data hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai tegangan terminal beban nol 0 mempengaruhi nilai dari arus penguatan
saat putaran N konstan dimana saat arus penguatan naik maka tegangan
terminal beban nol 0 juga ikut naik dan sebaliknya apabila arus penguatan
turun maka nilai dari tegangan terminal beban nol 0 ikut turun.
2. Pada saat titik tertentu ketika arus penguatan bertambah atau berkurang
memliki nilai tegangan pada beban nol 0 yang sama hal ini dikarenakan kondisi
yang jenuh atau tegangan konstan titik ini disebut dengan titik kritis.
3. Pada praktikum beban nol generator sinkron hubungan bintang ditemukan efek
Remanensi yang muncul sebagai akibat dari fluks yang terjadi pada magnet di
dalam generator. Saat If diturunkan sampai 0 Ampere nilai Eo (6 volt) lebih
besar dibandingkan saat If naik saat 0 Ampere sebesar 5 Ampere. Sehingga
terdapat magnet sisa dari GGL sebelumnya.
4. Bentuk grafik dari hubungan If (arus eksitasi) , Eo pada saat If dinaikkan, dan
Eo saat If diturunkan adalah dua garis yang saling memotong .
5. Pada arus penguatan memiliki nilai 0 A ternyata sudah ada nilai tegangan
pada beban nol 0 hal ini dikarenakan masih ada sisa-sisa magnet.
6. Nilai tegangan pada beban nol 0 saat arus penguatan turun memiliki nilai
yang besar dibandingkan ketika arus penguatan naik hal ini dikarenakan
masih ada sisa-sisa magnet dari pemakaian sebelumnya naik.
B. GRAFIK PERCOBAAN
Vt
60
40
20
0
0 0.745 1.5 1.923 2.4 2.875 3.125
ANALISA
Vt
50
0
0 0.745 1.5 1.923 2.4 2.875 3.125
Hal ini dikarenakan adanya reaksi jangkar (interaksi fluks medan dan fluks
jangkar di celah udara ) , pembebanan, dan es .
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum tentang karakteristik luar generator sinkron dapat kita ambil
kesimpulan sebagai berikut.
15
Ihs
10
(A)
5
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
If
(A)
F. ANALISA DATA
15
Ihs
10
(A)
5
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
If
(A)
Sedangkan kurva pada teori sebagai berikut :
Ihs
0
If
Hal ini dikarenakan arus hubung singkat dan arus penguatan yang kurang tepat
sehingga kurva tidak garis lurus.
Untuk praktikum kali ini, pengambilan data dilakukan dengan cepat dan teliti. Hal
tersebut dilakukan karena beban identik arus, dan arus dipengaruhi tegangan.
Sedangkan pada praktikum kali ini, nilai V harus 0 volt. Maka yang terjadi pada
rangkain adalah panas cepat terasa pada rangkaian. Sehingga jika pengambilan data
tidak dilakukan dengan cepat, isolasi akan panas dan akan meleleh.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum Karakteristik Hubung Singkat Generator DC Penguat
Terpisah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Nilai Ihs sebanding dengan nilai If. Semakin besar If maka semakin besar pula
nilai Ihs. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil If maka semakin kecil pula nilai
Ihs.
- Nilai Ihs terkecil adalah 5 A diperoleh pada If 0 A.
- Sedangkan untuk Ish terbesar adalah 18 A diperoleh pada If 0,175 A.
- Dengan nilai If yang memiliki selisih sedikit ( 0,025 A ), nilai Ihs juga memiliki
selisih yang sedikit sekitar 2 A.
- Pada grafik hubungan Ihs dan If, garis lurus naik dari titik terendah Ihs dan If
menuju titik tertinggi nilai Ihs dan If sesuai dengan karakteristik yang telah ada.