Anda di halaman 1dari 5

KASUS RINCINYA kloning

Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, sukses menghasilkan kloning manusia pertama di


dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari
10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi cloning
lainnya akan dilahirkan tahun ini. Clonaid berencana mengimplantasi 20 clone manusia Januari
ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya
sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh cloning, pertumbuhan embryo dan
implantansinya. Kini Eve, berusia 6 tahun, sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman
Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.

Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997.
Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa
genetika.

Brigitte Boisselier

Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil


cloning pada binatang yang dijadikan model pada cloning
manusia, Broisselier, chief executive Clonaid, menandaskan
kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul
pada cloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus
yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi
bukan pada proses cloningnya. Selain itu jika dalam proses
cloning peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin
akan digugurkan.

Brigitte Boisselier menambahkan, bukti ilmiah akan diajukan segera, agar mereka tidak dianggap
telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah mengundang seorang pakar independen
ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk
kemudian membandingkannya.

Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar
angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi
pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini
mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika. Kelompok ini
memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama UFOland, dekat Montreal.

Inilah Eve, manusia pertama hasil teknologi


cloning

Kloning manusia pertama (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam
memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah
melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak
keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi konvensional.

Penelitian cloning pada manusia sebenarnya juga memberikan harapan bagi masa depan dunia
kedokteran. Teknik cloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran
spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk
meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan
pengobatan.

Sisi gelap Cloning

Dr. Severino Antinori

Kelahiran Eve hasil kloning manusia pertama merupakan


sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima
kelahiran bayi cloning pertama karya dokter ahli kesuburan
Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003. Antinori adalah
ahli kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan
keberhasilannya mengclone babi dan primata dan berhasil
menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan membuat
seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994.
Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara cloning memang memungkinkan.
Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena
tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran.

Ilmuwan Roslins Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan,
kloning manusia pertama amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian
pada bayi yang baru lahir. cloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly,
mamalia pertama yang berhasil dicloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih
muda.

Domba betina ini dicloning dengan teknik cloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly
berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel
mammary (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang
kemudian ditanamkan pada rahim domba pengganti induk. Walau dikatakan berhasil, prosedur
cloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly.

National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna


memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi
kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan tujuan
menghasilkan anak manusia melalui teknik ini. Ini disebabkan, konon, cloning pada manusia
lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan
khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan memunculkan malformasi (kelainan bentuk
tubuh atau cacat).

Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan
dengan cloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di clone, maka
kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil cloning yang berusia
5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun
, dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.

Resiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi cloning. Menurut
ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof. Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko
terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu
choriocarcinoma (kanker korion).
Mengacu pada berbagai resiko ini banyak negara melarang dilakukannya riset-riset cloning pada
manusia. Presiden AS kala itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau
penghentian riset cloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang
teknologi cloning pada manusia.

Bertolak dari kelebihan dan kekurangan teknologi cloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum
dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan aturan mengenai penerapan teknologi
cloning. Sebab ditangan ilmuwan hitam, cloning bisa menjadi malapetaka.

http://biologimediacentre.com/eve-kloning-manusia-pertama/

KASUS SINGKATNYA kloning

Pada kasus dua cara pertama, pendapat yang dikemukakan adalah haram, dilarang melakukan
kloning yang semacam itu dengan dasar analogi (qiyas) kepada haramnya lesbian dan sadduzarai
(tindakan pencegahan, precaution) atas timbulnya kerancuan pada nasab atau sistem keturunan,
padahal melindungi keturunan ini termasuk salah satu kewajiban agama. Di lain pihak juga akan
menghancurkan sistem keluarga yang merupakan salah satu ajaran agama Islam. Pada cara ketiga
dan keempat, kloning haram dilakukan jika sel atau sperma yang dipakai milik lelaki lain (bukan
suami) atau milik hewan.
Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan
kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama. Eve merupakan bayi
pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal.
Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran
bayi kloning pertama karya dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.
Proses kloning manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini
diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur: suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya
dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap
diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.
SYARAT kloning
PRINSIP ETIKA

a. Kejujuran : kloning manusia dikhawatirkan akan mengancam kehidupan sosial yang telah
dibangun oleh umat manusia di bumi. Kloning secara tidak langsung juga berimbas negatif
terhadap pranata sosial dan interaksi sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan
dan kedamaian antar sesama manusia.
b. Tidak merugikan (Nonmaleficience) :Dalam pelaksanaan kloning, harus diupayakan
semaksimal mungkin bahwa praktek yang dilaksanakan tidak menimbulkan bahaya dan
mengancam keselamatan bayi ataupun ibu agar tidak terjadi kesalahan pada proses kloning
sehingga tidak menghasilkan bayi yang cacat fisik/mental dan psikologis pada klien.
c. Berbuat baik :
Peran perawat memberi tahu bahwa mengambil keputusan yang tepat
pada kasus ini memiliki resiko dan konsekuensinya kpd klien.
Dilihat dari tujuan kloning reproduktif yaitu penciptaan manusia baru maka kloning manusia
dapat dikatakan tidak etis karena tentu saja hal ini melampaui kekuasaan Tuhan.
Dilihat dari tujuan kloning dikatakan etis apabila digunakan untuk tujuan kesehatan atau
tujuan klinik. Penelitian yang berlangsung menyangkut diri manusia harus bertujuan untuk
menyempurnakan tata cara diagnostic, terapeutik dan pencegahan serta pengetahuan
tentang etiologi dan tatogenesis. Dan juga kloning tidak disalahgunakan untuk kepentingan
pribadi yang dari pengembangannya untuk tujuan ekonomi, militerisme dan tindakan-
tindakan kriminal.
d. Keadilan (Justice) : Adil terhadap semua klien dan menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
e. Autonomy : Pasien yakin bahwa dengan memilih melakukan kloning ini
untuk menggandakan bayi, sehingga mengambil keputusan sendiri atau
dari pihak keluarga dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun
sehingga pasien tetap yakin dengan keputusannya itu
f.

Anda mungkin juga menyukai