1.2. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 30 Maret 2017 pukul 10.00 WIB di
bangsal Dewi Kunti RS XXX.
KELUHAN TAMBAHAN :-
RIWAYAT ALERGI :
Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan merupakan Pasien
BPJS PBI. Riwayat mengkonsumsi alkohol dan rokok disangkal oleh
pasien.
RIWAYAT PENGOBATAN :
Selama kehamilzan, pasien hanya mengkonsumsi obat mual dan
vitamin yang diberikan di puskesmas. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan
yang dibeli sendiri disangkal.
RIWAYAT HAID :
Umur menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur
Lamanya : haid 6 hari,
Dismenorea : (-)
HPHT : 15 Juni 2016
HPL : 22 Maret 2017
RIWAYAT PERKAWINAN :
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun
Usia pertama menikah : 27 tahun
RIWAYAT KB :
Pasien belum pernah menggunakan KB.
RIWAYAT PERSALINAN :
Gravida (1), Partus (0), Abortus (0)
RIWAYAT ANC :
Riwayat ANC teratur setiap bulan, pasien mengaku sudah 10 kali ANC
1. Puskesmas pada bulan Juli 2016
2. Puskesmas pada bulan Agustus 2016
3. Puskesmas pada bulan September 2016
4. Puskesmas pada bulan Oktober 2016
5. Puskesmas pada bulan November 2016
6. Puskesmas pada bulan Desember 2016
7. Puskesmas pada bulan Januari 2017
8. Puskesmas pada bulan Febuari 2017
9. Puskesmas pada bulan Maret 2017
10. Puskesmas pada bulan Maret 2017
STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk dan ukuran normal, rambut hitam, distribusi merata, benjolan (-)
Mata
Pupil bulat, isokor, sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi Intercosta (-), benjolan (-),
puting susu menonjol (+)
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi basah (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis (-)
Palpasi : Ictus cordis (-)
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
-
Extremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2detik, edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2detik, edema (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI
TFU : 30 cm
His : menit ke 3, selama 20 detik
DJJ : 148x/menit
Leopold : puka, preskep
Vaginal toucher :
Pembukaan : 1 cm
KK : (+)
Effacement : 10 %
Penurunan/station : belum dapat dinilai
Point of direction : belum dapat dinilai
10.00 --> blm inp --> induksi botol-1 (oxy 5IU + RL 500cc, 8tpm naik 4 tpm tiap 30mnt sampai 20 tpm)
28/3/2017 21.00 --> blm inp --> induksi botol-2 (oxy 5IU + RL 500cc 20 tpm)
1.6. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang pada tanggal 27 Maret
2017 pukul 21.01 WIB dengan keluhan kenceng kenceng masih jarang
meskipun sudah melewati hari perkiraan lahir (HPL : 22 Maret 2017).
Riwayat hipertensi selama kehamilzan disangkal, riwayat DM,
riwayat hepatitis, riwayat asma, riwayat TBC, riwayat penyakit jantung, dan
riwayat alergi disangkal.
Riwayat ANC teratur di puskesmas, pasien mengaku sudah 10 kali
ANC, yaitu pada bulan Juli 2016, Agustus 2016, September 2016, Oktober
2016, November 2016, Desember 2016, Januari 2017, Febuari 2017, Maret
2017 dan Maret 2017. Sudah dilakukan penyuntikan TT sebanyak 2x.
1.8. TATALAKSANA
1. Konservatif
2. Pengawasan 10
3. Inf. RL 20tpm
4. Pro induksi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilzan serotinus adalah kehamilzan diatas 42 minggu.
Induksi persalinan adalah suatu upaya guna merangsang uterus mulai
mengadakan persalinan.
B. Diagnosis
Diagnosis serotinus dilakukan dengan melakukan perhitunggan
menggunakan HPHT. Jika pasien lupa, diagnosis juga dapat ditegakkan
menggunakan hasil USG, namun hasil USG pada trimester pertama
memberikan ketepatan akan perkiraan usia kehamilzan lebih baik
dibandingkan USG pada trimester ke-2 maupun ke-3.
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kehamilzan serotinus adalah dengan mengahkiri
kehamilzan. Cara untuk mengahkiri kehamilzan pada kehamilzan serotinus
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Induksi persalinan dan sectio
caesarea Untuk melakukan Induksi persalinan harus memperhatikan adanya
indikasi dan kontraindikasi untuk dilakukannya induksi.
Indikasi Induksi Persalinan :
Kehamilzan lewat bulan
Ketuban pecah dini
Janin mati (IUFD)
Kehamilzan dengan hipertensi
Kehamilzan dengan DM
Solusio plasenta
Ada pula indikasi relatif yaitu :
Kelainan kongenital
Makrosomia
Janin kecil
Hiramnion
Sedangkan Kontraindikasi dilakukannya Induksi Persalinan :
CPD
Plasenta previa
Bekas perlukaan rahim (SC, miomektomi, dll)
Riwayat distokia serviks
Kontraindikasi relatif :
Gemeli
Grande multipara
Hidramnion
Isufisiensi plasenta
Malposisi janin
Dan yang terahkir adanya syarat relative (Bishop score)
Bishop score digunakan untuk memprediksi keberhasilan induksi persalinan, jika
bishop score <5 maka kemungkinan keberhasilan induksi menjadi lebih kecil.