NIM : 1231400017
Tugas : Tugas 7
Kawasan Kota Tua Jakarta memang sudah menjadi tujuan masyarakat dari berbagai
daerah untuk berwisata. Lokasinya yang melintasi Jakarta Barat dan Jakarta Pusat
memang startegis untuk dikunjungi, jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Stasiun Kota
menjadikan kawasan kota lama Jakarta ini banyak dikunjungi. Kawasan Kota Tua
Jakarta ini terdiri dari beberapa bangunan diantaranya, Gedung Arsip Nasional,
Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Wayang, Museum
Fatahillah, Jembatan Tarik Kota Intan, dan masih banyak lagi bangunan lainnya.
Walaupun Kawasan Kota Tua ini sering dikunjungi banyak orang namun penataan
jalur wisatanya masih belum rapih dan tertata, jalur wisata yang dimaksud adalah
pedestrian. Pedestrian yang ada di kawasan wisata kota tua yang digunakan sebagai
jalur pejalan kaki masih digunakan oleh pedagang kaki lima (PKL) dan masih ada
jalur yang tidak terpakai dan belum terintegrasi dengan bangunan wisata lainnya.
Selain itu masih ada beberapa jalur yang sempit dan tidak memberikan keselamatan
sehingga rawan kecelakaan, selain itu pada pedestrian yang sudah ada belum ada
aktivitas-aktivitas yang mampu membangkitkan pergerakkan pada jalur ini.
Saat ini Kondisi Kawasan Kota Tua tidak menarik perhatian wisatawan karena bagi
sebagian orang tidak menginggalkan kenangan yang berarti bagi para wisatawan yang
datang. Penataan jalur pedestrian ini juga tidak meninggalkan nilai sejarah yang ada,
karena penataan jalur pedestrian harus menciptakan keutuhan kawasan, memperkuat
karakter dan morfologi kota sebagai kawasan bersejarah sehingga mampu
menghasirkan makna tempat sebagai sebuah kawaswasan lama peninggalan colonial.
2. Pengertian Pariwisata
a. Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
disebutkan bahwa pariwisata merupakan:
Bahwa keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan
modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan
1945.
Bahwa kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang
dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia;
Bahwa kepariwisataan merupakan integral dari pembangunan nasional
yang dilakukan secara sistematis, terencana terpadu, berkelanjutan dan
bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap
nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan
mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional
b. Menurut Ahli
Menurut Yoeti,2008 pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
maksud bukan berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Lima elemen linkage visual, merupakan elemen yang memiliki ciri khas dan
suasana tertentu yang mampung menghasilkan hubungan secara visual, terdiri dari:
Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa
(bangunan atau pohon).
Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang
membentuk sebuah ruang.
Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen
garus namun sisi bersifat tidak langsung.
Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua
daerah lebih mengutamakan salah satu daerah saja.
Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang
6. Pedestrian
Pedestrian berasal dari kata pedos yang memiliki arti yaitu kaki, sehingga pedestrian
dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki. Sedangkan jalan
merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan dalam tujuan
berjalan. System jaringan pedestrian atau jalur pejalan kaki yang baik akan
mengurangi keterikatan penduduk terhadap penggunaan kendaraan dan mampu
menciptakan kegiatan pendukung perkotaan. Menurut Murtomo dan Aniaty (1991)
fungsi adanya jalur pedestrian adalah :
a. Dapat menumbuhkan aktifitas yang sehat sehingga mengurangi kerawanan
kriminalitas
b. Dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi sehingga akan berkembang
kawasan bisnis yang menarik
c. Adanya jalur pedestrian sangat menguntungkan sebagai ajang kegiatan
promosi, pameran, peiklanan, kampanye
d. Dapat menarik bagi kegiatan sosial, perkembangan jiwa
e. Mampu menghadirkan susana dan lingkungan yang spesifik, unik dan dinamis
di lingkungan pusat kota
f. Dapat menurunkan tingkat pencemaran udara dan suara karena kurangnya
kendaraan bermotor yang melaju.
Sumber:
Kebijakan
Peraturah Daerah Provinsi DKI Jakarta No 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Tahun 2030
Anggraini, Pratiwi Ardi. 2006. Perancangan Jalur Interpretasi Wisata Bersejarah Kawasan
Kota Tua Jakarta. Skripsi, Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian
Bogor.
Amo, Farisa M. 2013. Analisis Kebutuhan Jalur Pedestrian di Kawasan Kota Lama Manado.
Jurnal Ilmiah, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Christian, Petra. 2010. Strategi Penataan Spot-Spot Wisata dan Jalur Pedestrian
Penghubungnya di Kawasan Pusat Kota Manado. Tesis, Program Studi Arsitektur,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Irfandi. 2010. Jalur Pedestrian: Elemen Penting Kawasan Kota Tua Jakarta yang
Terabaikan. Jurnal, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Syiah Kula.
Putra, Arie Setiana. 2013. Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya
di Pusat Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah, Jurusan Agroteknologi, Universitas Udayana.
PEMBAHASAN:
COBA CARI FUNGSI DARI PEDESTRIAN ITU SEBAGAI APA DAN AKAN DISESAIN APA
IDENTIFIKASI PENGELOLAANNYA, COBA LIAT STANDAR SEHARUSNYA PEDESTRIAN ITU
LEBARNYA BERAPA
CARI KONSEP SISTEM PEDESTRIAN DI PROV JAKARTA YANG MAU DIKEMBANGIN ITU
SEPERTI APA