PENDAHULUAN
atau dijodohkan oleh orang tuanya. Persoalan mendasar dari seorang anak
perempuan yaitu ketika dia memasuki usia dewasa, banyak orang tua
menginginkan anaknya untuk tidak menjadi perawan tua. Menjadi perawan tua
pada diri perempuan. Untuk itu, dalam bayangan ketakutan yang tidak
beralasan banyak orang tua yang menikahkan anaknya pada usia muda.
Pernikahan dini dilakukan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya
1974 menetapkan bahwa perkawinan diizinkan bila pria berusia 19 tahun dan
(PUP) untuk meningkatkan rata-rata usia kawin pertama (UKP) wanita secara
ideal, perempuan usia 20 tahun dan laki-laki usia 25 tahun, Jika terjadi
penyimpangan terhadap pasal 7 ayat (1) ini, dapat meminta dispensasi kepada
pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria
maupun pihak wanita (pasal 7 ayat 2). Banyaknya angka perkawinan usia muda
dini yang hasilnya yaitu pada perempuan usia 10-54 tahun terdapat 2,6 persen
menikah pada usia kurang dari 15 tahun kemudian 23,9 persen menikah pada
Probolinggo tergolong tinggi. Dari total 4.017 pernikahan yang tercatat hingga
akhir Mei 2016 lalu, 1.811 pernikahan di antaranya (45,08%) masuk kategori
pernikahan dini. (Herman, BPPKB, 2016). Dari studi pendahuluan pada tanggal
Probolinggo dengan teknik wawancara sekitar kurang dari 10% dari jumlah
penduduk pernah menikah dini, hasil wawancara dari anggota Karang Taruna
Fortuna yang aktif di Desa Wringinanom pada 10 Responden didapatkan 8
orang tua dan disekolah hanya mendapatkan informasi sebatas tentang biologi
dan agama, dan 2 responden mengatakan bahwa sudah dapat informasi tentang
anak dalam menentukan jalan hidupnya. Mereka dipaksa oleh orang tua karena
orang tua ingin segera terbebas dari beban ekonomi, khawatir anaknya tidak
dapat jodoh, segera ingin mendapat cucu dan lain sebagainya. Sementara orang
tua cenderung tidak memaksakan hal ini kepada anak laki-lakinya. Rendahnya
dipelajaran seperti Biologi dan Agama. Masa remaja juga merupakan masa
yang rentan resiko kehamilan karena pernikahan dini (usia muda). Di antaranya
Akibat dari perkawinan usia muda tersebut membawa resiko tinggi bagi
perempuan yang melahirkan seperti resiko kematian ibu dan bayinya. Faktor
adanya konseling perlu diberikan kepada para orang tua mengenai dampak dari
media booklet. Hal tersebut yang dapat mendorong penulis untuk melakukan
dini, apakah mereka tahu dan mengerti dampak dari perkawinan usia muda
dini ?
2.3 Tujuan Penelitian
TINJAUAN TEORI
2. Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok
Kelompok ini dibuat saling berhadapan, ketua kelompok
menempatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok punya
kebebasan untuk mengutarakan pendapat,biasanya pemimpin
mengarahkan agar tidak ada dominasi antar kelompok.
b) Curah pendapat (Brin storming)
Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap
kelompokmemberikan pendapatnya, pendapat tersebut di tulis di papan
tulis, saat memberikan pendapat tidak ada yang boleh mengomentari
pendapat siapapun sebelum semuanya mengemukakan pendapatnya,
kemudian tiap anggota berkomentar lalu terjadi diskusi.
c) Bola salju (Snow balling)
Setiap orang di bagi menjadi berpasangan, setiap pasang ada 2
orang. Kemudian diberikan satu pertanyaan, beri waktu kurang lebih 5
menit kemudian setiap 2 pasang bergabung menjadi satu dan
mendiskuskan pertanyaan tersebut, kemudian 2 pasang yang
beranggotakan 4 orang tadi bergabung lagi dengan kelompok yang
lain, demikian seterusnya sampai membentuk kelompok satu kelas dan
timbulah diskusi.
d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok di bagi menjadi kelompok-kelompok kecil kemudian
dilontarkan satu pertanyaan kemudian masing-masing
kelompokmendiskusikan masalah tersebut dan kemudian kesimpulan
dari kelompok tersebut dicari kesimpulannya.
e) Bermain peran (Role play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk untuk memerankan suatu
peranan misalnya menjadi dokter, perawat atau bidan, sedangkan
anggotayang lain sebagai pasien atau masyarakat.
f) Permainan simulasi (Simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan dsajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli, beberapa orang ditunjuk untuk
memainkan peranan dan yang lain sebagai narasumber.
c. Metode Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara tidak
langsung atau menggunakan media massa.
4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi, dan sebagainya.
2.2.5. Dampak perilaku seksual remaja pranikah terhadap kesehatan
reproduksi
1. Hamil yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy)
3. Psikologis
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seoramg
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan diperlukan persiapan fiSik dan mental untuk melaksanakannya (Mansur,
2009: 122).
1.5 Pendidikan
Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik)
guna mencapai perubahan tingkah laku. Pendidikan mempakan salah satu
sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga
kualitas sumber daya manusia tergantung dari kualitas pendidikan.
Pendidikan berhubungan dengan kemampuan baca tulis dan kesempatan
sesorangmenen'ma serta menyerap informasi sebanyak-banyaknya.
Informasi yang diterima akan meningkatkan pengetahuan.
2) Premature
3) Lemah servik
3) Perdarahan
4) Kematian ibu
Kematian ibu saat melahirkan disebakan oleh perdarahan,
infeksi dan melahirkan dengan usia yang terlalu muda.
2. Perubahan psikologi
1. Faktor social-ekonomi
3. Faktor psikologis
4. Faktor biologis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008) pendekatan
kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengertian menggunakan data berupa
angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental
dengan tujuan untuk mengetahui variabel sebab dan variabel akibat, yaitu
pengaruh dari membangun hubungan positif guru terhadap keterampilan sosial
anak TK.
Jenis eksperimen yang digunakan adalah pre eksperimen, penelitian ini
digunakan karena tidak dilakukannya random assignment terhadap subjek
penelitian. Menurut Louis (2010) random assignment merupakan pemilihan secara
acak peserta penelitian yang akan ditempatkan pada kelompok yang berbeda,
seperti kelompok eksperimental dan kelompok kontrol.
Desain eksperimen yang akan digunakan adalah desain penelitian non
equivalent atau disebut juga "one group pre test and post-test design" yaitu sebuah
desain penelitian yang digunakan dengan cara memberikan tes awal dan tes akhir
terhadap sampel penelitian kelompok tunggal. Desain penelitian one group pre test
and post-test dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1. (Arikunto, 2006)Gambar
3.1one group pre test and post-test design
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Nilai Pre-test
O2 : Nilai Post-test
X : Eksperimen
Penelitian eksperimen ini diberikan kepada kelompok tunggal dengan
memberikan tes awal perlakuan dan tes akhir, sehingga penelitiannya
dilakukan dua kali observasi yaitu sebelum dan setelah melakukan
treatment (X).MenurutSudjana (1999) penelitian dengan menggunakan
one group pre test and post-test design dapat dilakukan dengan tiga
langkah, diantaranya adalah:
1. Mengukur variabel terikat yaitu pendidikan reproduksi terhadap pengetahuan
remaja tentang dampak dari pernikahan dini perlakuan dilakukan (pre-test)
2. Memberikan perlakuan /
3. treatment (X) yaitu Perilaku remaja terhadap dampak dari pernikahan dini
tentang pendidikan reproduksinya terhadap sampel penelitian
4. Mengukur kembali periaku ramaja terhadap pendidikan reproduksi tentang
dampak dari pernikahan dini
5. setelah perlakuan dilakukan (post-test)