199 973 1 PB
199 973 1 PB
ABSTRAK
Pembangunan dermaga ini mempunyai struktur atas berupa beton bertulang, dan bagian
bawah pondasi tiang pancang pipa baja. Kekokohan dan kestabilan sebuah struktur tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan struktur atas (upper structure) dan menahan gaya-gaya yang bekerja.
Selain kemampuan struktur atas, kekuatan struktur bawah (sub structure) juga harus
diperhitungkan agar mampu mendukung seluruh beban yang ada baik karena gaya luar maupun
karena berat struktur itu sendiri.
Sebuah konstruksi akan mengalami kehancuran atau kegagalan apabila beban yang ada
tidak mampu diterima oleh struktur penahannnya, dalam hal ini sangat diperlukan perhitungan
pondasi yang benar dan pemilihan pondasi yang tepat untuk menahan konstruksi tersebut.
Pondasi adalah komponen struktur yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan
meneruskan beban bangunan atas (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya
dukungnya. Pada kondisi tertentu pondasi tidak hanya menerima gaya vertikal dan gaya
horizontal, tetapi juga gaya tarik. Dalam hal ini pondasi merupakan suatu bangunan yang
memegang peranan penting. Tanpa pondasi yang kuat akan membahayakan bangunan di atasnya,
karena akan mengalami keruntuhan atau bahaya-bahaya yang lainnya, sehingga pondasi perlu
direncanakan dengan teliti, dengan pemilihan jenis pondasi yang tepat.
PENDAHULUAN
147
Seiring lajunya perkembangan jaman sekarang yang modern, pertumbuhan penduduk
yang meningkat sehingga pemerintah banyak melakukan pembangunan yang merata.
Transportasi merupakan sarana dan prasarana yang sangat berperan penting dikehidupan
sekarang, baik transportasi darat, sungai, udara dan laut. Oleh karena itu pula pemerintah sering
melakukan perbaikan-perbaikan berbagai infrastruktur yang sudah lama dan rusak yang bisa
membahayakan dan selain itu juga bisa memberi kenyamanan kepada masyarakat.
Kota Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur mempunyai peranan penting
dalam pembangunan wilayah, terutama sekali untuk pengembangan Provinsi Kalimantan Timur
itu sendiri. Dalam hal ini pemerintah kota Samarinda khususnya Dinas Perhubungan melakukan
Pembangunan Dermaga Sungai yang berada di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat
merupakan salah satu pembangunan sarana transportasi angkutan sungai yang bertujuan sebagai
tempat pangkalan angkutan barang dan penumpang di daerah tersebut sehingga bisa berperan
penting untuk pelayanan masyarakat.
Pembangunan dermaga ini mempunyai struktur atas berupa beton bertulang, dan bagian
bawah pondasi tiang pancang pipa baja. Kekokohan dan kestabilan sebuah struktur tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan struktur atas (upper structure) dan menahan gaya-gaya yang bekerja.
Selain kemampuan struktur atas, kekuatan struktur bawah (sub structure) juga harus
diperhitungkan agar mampu mendukung seluruh beban yang ada baik karena gaya luar maupun
karena berat struktur itu sendiri.
Sehingga dalam penulisan tugas ini penulis berupaya dapat melakukan perancangan
pondasi tiang pancang pipa baja dengan baik pada Pembangunan Dermaga di Kecamatan Melak,
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
TINJAUN PUSTAKA
Jenis tiang pancang baja yang digunakan dapat berupa pipa baja dengan ujung terbuka
atau tertutup, pipa baja terisi beton, profil H, profil WF, profil I. Pada umumnya penggunaan
tiang baja dengan ujung terbuka, akan menghasilkan perpindahan yang besar pada tanah sekitar
tiang yang diakibatkan oleh desakkan tiang pada waktu pemancangan (small displacement pile)
148
dibandingkan dengan penggunaan tiang beton yang menghasilkan perpindahan yang kecil pada
tanah sekitar tiang yang diakibatkan oleh desakkan tiang pada waktu pemancangan (large
displacement pile). Sistem sambungan yang digunakan dalam proses penyambungan dapat
berupa sambungan las, paku keling dan sambungan baut, hanya saja dalam proses pemancangan
pada kondisi tanah dengan lapisan bantuan memerlukan perkuatan pada ujung tiang. Selain itu,
hal yang sangat penting adalah pencegahan terhadap korosi, dimana baja sangat rentan terhadap
korosi sehingga sangat perlu diperhatikan perlindungan terhadap baja dari serangan korosi
apabila lokasi pemancangan pada tanah asli korosi yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan lokasi pemancangan pada tanah urugan sehingga perlu melapisi tiang dengan cat,
dibungkus beton, dilapisi dengan zat-zat kimia pencegah korosi atau menggunakan baja yang
terbuat dari campuran khusus anti korosi.
Qa = Ap . fs
(2.0)
Dimana :
Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri adalah sangat besar
sehingga dalam transport dan pemancangan tidak menibulkan bahaya patah seperti halnya pada
tiang pancang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat berfaedah
apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.
Kelemahan tiang pancang baja ini adalah terhadap karat (korosi). Tingkat karat pada tiang
pancang baja ini sangat berbeda-beda terhadap texture (susunan butir) dari komposisi tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah (moisture content). Pada
tanah yang mempunyai texture yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena adanya
sirkulasi air dalam tanah tersebut hamper mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara
149
terbuka (atmosphere). Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan seperti karat yang terjadi karena terendam
air.
- Tanah-tanah rawa.
- Tanah-tanah paya dan tanah-tanah yang mengandung alkali.
- Bahan-bahan yang terdapat di dalam tanah yang dapat menyebabkan karat antara lain
ialah :
- Timbunan arang
- Asam
- Bekas-bekas terak, abu api.
- Alkali yang terdapat pada tanah.
- Bahan-bahan buangan dari industri-industri dan tambang-tambang.
Macam-Macam Tiang Pancang Baja
150
2.3.1 Spesifikasi pondasi tiang pancang.
Kedalaman tiang didasarkan atas hasil analisis terhadap data tanah. Berdasarkan hasil
penyelidikan tanah dapat ditentukan pada lapisan mana ujung tiang pancang sebaiknya
diletakkan. Umumnya ujung tiang pancang dimasukkan sedalam 23 kali diameter tiang kedalam
lapisan penahan ujung. Program/software ini mengasumsikan bahwa pada lapisan dimana
ujung tiang pancang diletakkan, lapisan tersebut hanya akan memberikan tahanan ujung
( kontribusi dari gesekan diabaikan)
Secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu Tiang Pancang untuk pondasi tiang yang
tidak membutuhkan pengeboran terlebih dahulu dan Tiang Bor untuk pondasi tiang dimana tanah
dibor terlebih dahulu.
Diameter tiang didasarkan atas rencana diameter pondasi yang akan digunakan. Untuk
kasus tiang dengan bentuk tidak bundar, dapat digunakan luasan ekivalen untuk menentukan
diameter tiang
Luas dasar tiang akan berguna untuka menentukan tahanan ujung dari tiang. Untuk tipe pondasi
tertentu, ujung tiang dibuat lebih besar untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Tabel 5.3
dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan Luas Efektif Tiang
151
Tiang pancang yang tertahan pada ujungnya. Tiang pancang yang dihitung berdasarkan
pada tahanan ujung (end bearing pile) ini dipancang sampai pada lapisan tanah keras, yang
mampu memikul beban yang diterima oleh tiang pancang tersebut.
Lapisan tanah keras ini dapat merupakan lempung keras sampai pada batu-batuan tetap
yang sangat keras.
a. Bila lapisan tanah keras tersbut terdiri dari batuan keras maka penentuan daya dukung
tidak menjadi soal. Dalam hal ini daya dukung tiang akan tergantung pada kekuatan
bahan tiang itu sendiri.
b. Bila lapisan tanah keras tersebut akan terdiri dari lapisan pasir maka daya dukung tiang
tersebut akan sangat tergantung pada sifat-sifat lapisan pasir tersebut terutama mengenai
kepadatan lapisan pasir ini.
- Kemampuan tiang terhadap kekuatan bahan
Atiang x p
Qtiang = --------------- (2.4)
3
Dimana :
3 = faktor keamanan
152
Atiang x q
Qtiang = ---------------
3 (2.5)
Dimana :
3 = faktor keamanan
Bila lapisan tanah keras letaknya sangat dalam sehingga pembuatan dan pemancangan
tiang sampai lapisan tanah keras sangat sukar dilaksanakan, maka dalam hal ini kita pergunakan
tiang pancang yang daya dukungnya berdasarkan pelekatan antara tiang dengan tanah (cleef).
Hal ini sering terjadi bila kita memancangkan tiang dalam lapisan lempung, maka
perlawanan pada ujung tiang akan jauh kecil daripada perlawanan akibat pelekatan antara tiang
dan tanah (cleef), karena itu untuk menghitung daya dukung tiang yang kita pancangkan dalam
lempung kita harus dapat menentukan besarnya gaya pelekatan antara tiang dengan tanah.
O xLxc
Qtiang = ---------------
(2.6)
5
Dimana :
5 = angka keamanan
153
2.8.3 End Bearing pile And Friction Pile
Jika kita dapat memancang tiang sampai ke tanah keras melalui lapisan tanah lempung,
maka untuk menghitung daya dukung tiang disini kita perhitungkan baik berdasarkan pada
tahanan ujung (end bearing) maupun tahanan pelekatan kulit tiang dengan tanah ( friction pile).
Atiang x p O xLxc
Qtiang = --------------- + ---------------
3 5 (2.7)
Dimana :
5 = angka keamanan
3 = angka keamanan
Berdasarkan pada perhitungan. Daya dukung tanah oleh Dirjen Bina Marga Departemen
P.U.T.L disyaratkan :
S 2,5 D
S 3D
Dimana :
154
S = jarak masing-masing tiang dalam kelompok.
D = diameter tiang
Biasanya disini disyaratkan pula jarak antara 2 tiang dalam kelompok tiang (Ir. Sardjono
HS) :
- Minimum 0,6 m
- Maksimum 2 m
Daya dukung kelompok tiang (pile group)
Dalam menentukan daya dukung kelompok tiang tidak cukup hanya dengan meninjau
daya dukung satu tiang yang berdiri sendiri (single pile) dikalikan dengan banyaknya tiang
dalam kelompok tiang tersebut, sebab daya dukung kelompok tiang ( pile group) belum tentu
sama daya dukung satu tiang ( single pile) dikalikan dengan jumlah tiang.
Dalam hal seperti ini maka, kemampuan tiang dalam kelompok tiang adalah sama dengan
kemampuan tiang yang berdiri sendiri dikalikan dengan banyaknya tiang.
Qpg = n x Qs
(2.8)
Dimana ;
155
Tiang-tiang pancang dalam kelompok ini tidak dipancang sampai mencapai tanah keras
oleh karena lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam sehingga pemancangan tiang sampai
lapisan tanah keras tersebut tidak mungkin atau sangat sukar pelaksanaannya. Daya dukung
kelompok tiang dapat dihitung berdasarkan beban yang diizinkan di atas satu tiang :
Qpg = n x Qa
(2.9)
Dimana :
Disini disyaratkan :
1,57 x d x m x n
S < ---------------------
(M + n) - 2 (3.0)
Dimana :
m = banyaknya baris
( n 1) m +( m 1 ) n
Eff . = ----- -----------------------------
90 m.n 156
(3.1)
Dimana :
m = jumlah baris
PEMBAHASAN
Diketahui :
Beban Total P :
P = 189636 kg
qc = 166,87 kg/cm2
d = 45 cm
L = 21 m
Diketahui :
= x 3.14 x (45) 2
= 1589,525 cm2
157
Tegangan ijin baja () = 240 Mpa
Qb = bahan x A
= 240 x 1589,625
= 374310 kg
Qu
A = Luas penampang
qc = Nilai konus
3 = Angka keamanan
Qu
= 88240, 24 kg
Nilai friction di dapat pada tabel data sondir sampai pada kedalaman 21 m.
1. 0 - 5 m
= 0,120
2. 5 - 10 m
158
= 0,559
3. 10 - 15 m
= 0,609
4. 15 - 20 m
= 0,805
Jumlah cleef (c) = 2,135 kg/cm2
Qf
o = keliling tiang
5 = Angka keamanan
Qf
= 1267,037 kg
Jadi,
Qu = Qt + Qf
= 88.240, 24 kg + 1267,037 kg
= 89507,277 kg
P dengan diameter 45 cm =
= 2,118 4
Di coba dengan menggunakan 4 Tiang
Dicoba dengan menggunakan pile cap ukuran :
159
B = 2700 mm 2,7 m
L = 2700 mm 2,7 m
H = 1200 mm 1,2 m
2.70
2.70
= 8,748 m3
Beban pile cap = 8,748 x 2,4 t/m
= 20,995 Ton
Kembali dicoba dengan beban P setelah ditambah dengan berat pile cap :
Beban total P :
P = 210631 kg
P dengan diameter 45 cm =
= 2,335 4
Dicoba dengan mengguanakan 4 Tiang
160
S > 2,5 D D > (2,5 x 45) = 112,5 diambil 120 cm
S < 2 m S < 200 cm Ok
2.70
1.20
2.70 1.20
0.75
E=1
Dimana ;
m = jumlah baris
n = jumlah tiang dalam baris
d = diameter tiang
s = jarak antar tiang (as-as)
= arc tan d/s
= 45/200
= 0,4 arc tan 0,4 = 21,8
E = 1 21,8
E = 1 (21,8 x 0,0111)
E = 0,758
Jadi,
Qtotal = E x Jumlah Tiang x Qu
= 0,758 x 4 x 89507,277
= 271386,064 kg
Kontrol
Qtotal > Ptotal
271386,064 kg > 210631 kg Aman
4.1.5 Perhitungan Penulangan Isian Tiang
Diketahui ;
fc = 22,5
161
fy = 400
A = 1589,625 158962,5 mm
Pu = Qu = 89507,277
h = 300 cm 3000 mm
Nilai reduksi = 0,65 (untuk menerima beban aksial), transpormasi tiang menjadi
persegi delapan ekivalen sehingga h menjadi 0,8 x 3000 = 2400 mm.
b =
b =
= 662,344 mm
d = 0,5 (h + (2d)/3)
= 0,5 (2400 + (2x3000)/3)
= 0,5 x 4400
= 2200 mm
Tulangan tiang direncankan simetris saling berhadapan sehingga :
Ast = 0,01 x b x d
Ast = 0,01 x 662,344 x 2200
= 14571,563 mm
Pn = 0,85 x fc x (A-Ast) + (fy x Ast)
= 0,85 x 22,5 x (158962,5-14571,563) + (400 x 14571,563)
= 2761476,67 + 5828625,2
= 8590101,87
Pn = 859010,187 N
Kontrol :
x Pn > Pu
0,65 x 859010,187 > 89507,277
558365,6216 kg > 89507,277 kg Ok
Dicoba dengan memasang masing-masing 8 D 19 berhadapan pada dua sisi, sehingga
untuk masing-masing luas penampang batang adalah :
8 D 19 = 0,25 x 3,14 x d2 x jumlah batang
= 0,25 x 3,14 x (190 mm)2 x 8
= 226708 mm > 14571,563 mm Ok
162
Gambar 4.3 Penulangan Isian Tiang (Spiral)
1.20
0.50
Gaya vertikal yang didukung oleh tiang miring, dengan kemiringan terhadap garis
horizontal pile cap (ctg = m) adalah :
Ctg 95 = 0,978
Qn = Qv x
Qn = 210631 x
Qn = 210631 x 1,4144
163
Gaya horizontal (transversal) yang bekerja pada tiang dengan kemiringan m, adalah :
Qh = Qn x
Qh = 297916,4864 x
Qh = 297916,4864 x 1,4144
PENUTUP
Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan bahwa perancangan tiang dapat disimpulkan
sebagai berikut :
164
5. Jarak antar tiang dalam kelompok dipakai 120 cm
6. Efisiensi tiang atau kelompok Tiang = 271386,064 kg
7. Tulangan isian tiang atau spiral digunakan besi diameter 19 dengan jumlah 8 bh (8 D
19) dalam satu tiang.
8. Tiang miring
- Gaya vertikal sebesar = 297916,4864 kg
- Gaya horizontal sebesar = 421373,0784 kg
Saran
1. Dari hasil perhitungan di atas sebaiknya diperlukan data tanah yang memadai agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
1. Hary Christady Hardiyatmo, Mekanika Tanah 2. Penerbit GAdjah Mada University Press,
Yogyakarta,2007.
2. Hary Christady Hardiyatmo, Teknik Fondasi I. Beta Offset, Yogyakarta, 2006.
3. Ir.Sardjono HS, Pondasi Tiang Pancang. Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya, 1996.
4. Josephe E. Bowles, Foundation Analysis and Design. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.
165