Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH GEOLOGI DINAMIK

SHORE PROFILE & FACTORS AFFECTING SHORE PROFILE

DISUSUN OLEH :

Nama : Andri Rahmat Wijaya


Gyro Muhammad Raihan Mabhesa
Seprianto

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK & GAS BUMI
BALIKPAPAN
2015
Fenomena Rip Current di Pantai Parangtritis

Banyaknya korban yang terseret ke tengah laut di Pantai Selatan Jawa Tengah (sebut saja
misalnya: Pantai Parangtritis), oleh masyarakat umum selalu dikaitkan dengan legenda Nyai
Roro Kidul (Ratu pantai selatan). Namun bagi para ilmuwan ahli teknik pantai (coastal
engineering) dan ahli kelautan (Oceanography), fenomena tersebut dipandang dari sudut
kacamata keilmuan ternyata ada hubungannya dengan yang disebut sebagai arus balik/arus
seret(Rip Current). Jika kita akan berenang di pantai, seharusnya kita mengetahui dimana
arus tersebut berada dan kita harus menghindarinya.

Pada dasarnya tidak ada apapun sihir/takhyul tentang asal muasal arus seret ini, semata-mata
hanyalah sunnatullah. Arus seret adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang
relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk menurut Willar Bascom) yang mendesak keluar kembali
ke tengah laut dari mana mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit.

Tarikan dapat terjadi karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali
ke suatu tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan dengan mudah
mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada penghalang (misalnya:
gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai terkumpul. Ketika air yang terkumpul
harus secepatnya kembali ke tengah laut, maka akan secepatnya menuju dan melimpasi
penghalang dengan beberapa arus yang mempunyai energi lebih besar dibanding yang lain.
Arus dengan pergerakan yang cepat ini menabrak dan memecahkan penghalang. Di sana bisa
membentuk sejumlah pecahan, oleh karena itu di sana bisa pula terbentuk sejumlah arus
seret sepanjang pantai tertentu.

Rip current terjadi pada tempat di mana tinggi gelombang pecah adalah kecil. Rip Current
juga terjadi karena:

1. Adanya ketidakseragaman gelombang pecah,


2. Puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, atau sudut gelombang pecah terhadap
garis pantai < 5o.
3. Bathimetri dasar laut yang tidak beraturan.
4. Tempat tersebut merupakan pertemuan arus sepanjang pantai yang berasal dari
sebelah kiri dan kanan.

Gambar penampang pantai


Sesuai dengan hukum kontinuitas, maka massa air yang menuju ke tempat tersebut
dibelokkan kembali ke arah laut dan membentuk arus. Gelombang yang pecah pada pantai
yang landai menyebabkan massa air yang terbawa ke pantai pun tidak seragam. Air membalik
kembali dari surf zone menuju ke tempat dengan muka air yang rendah (gelombang pecah
kecil) melalui alur yang sempit dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan dan panjang arus
balik tergantung pada tinggi gelombang datang dan perbedaan tinggi gelombang sepanjang
pantai. Jika gelombang datang tinggi, jumlah arus balik sedikit tetapi kecepatannya tinggi dan
sebaliknya. Tempat terjadinya arus balik tidak tetap sepanjang waktu.

Kita mungkin dapat melihat suatu arus balik dari suatu tempat yang lebih tinggi di pantai,
atau dapat juga bertanya dengan penjaga pantai yang bertugas atau dengan penduduk
setempat yang tahu di lokasi mana terdapat rip current. Berdasarkan pengamatan, sifat-sifat
Rip Current dapat diketahui dengan :

1. Melihat adanya perbedaan tinggi gelombang antara kiri-kanan dan antaranya. Tinggi
gelombang pada bagian kiri dan kanan lebih besar dari antaranya.
2. Meletakkan benda yang dapat terapung. Bila benda tersebut terseret menuju off shore
maka pada tempat tersebut terdapat Rip Current.
3. Melihat kekeruhan air yang terjadi, dimana air pada daerah surf zone tercampur
dengan air dari darat. Bila terlihat air yang keruh menuju off shore, maka tempat
tersebut terdapat Rip Current. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dari tempat yang
lebih tinggi (lihat gambar).

Gambar Rip Current (tegak lurus garis pantai & menyudut)

Jika terperangkap dalam arus seret ke tengah laut, jangan mencoba untuk berenang melawan
arus (ke tepi pantai), tenanglah untuk sementara mengikuti arus. Secepat arus seret berada di
luar penghalang, atau kecepatan arus melambat dan kita merasa sedikit bebas dari pergerakan
air yang cepat, berenanglah ke area di sebelah kiri/kanan kita dan baru kemudian berenang
kembali ke arah pantai (atau mengikuti gelombang menuju pantai). Tentu saja kita harus tetap
menjaga untuk tetap berada di luar arus seret tersebut.

Pantai

Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut.
Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Batas ini merupakan zona laut
sampai dengan kedalaman 200 m (garis isobath 200 m). Jadi, sifat-sifatnya sama dengan daratan
yang disebut shelf. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan
daerah teritorial suatu negara.

Garis Pantai

Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut
pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu pengikisan pantai oleh
hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan. Ada beberapa
langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis pantai seperti pemecah
gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai. Untuk mengatasi abrasi/penggerusan garis
pantai dari gelombang/ombak dapat digunakan pemecah gelombang yang berfungsi untuk
memantulkan kembali energi gelombang. Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan
gelombang diantaranya dengan menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton
pada jarak tertentu dari garis pantai.

Jenis-Jenis Pantai

Menurut bentuknya ada empat macam pantai, yaitu pantai landai, pantai curam, pantai bertebing
dan pantai karang.

1. Pantai Landai

Pantai landai, yaitu pantai yang permukaannya relatif datar. Termasuk pantai jenis ini adalah
pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta. dan pantai estuari.

2. Pantai Curam

Pantai curam biasanya bergunung-gunung. Karena peretakan yang memanjang sejajar pantai
dan terkikis ombak yang besar, terjadilah tebing-tebing curam dan laut dalam. Contohnya,
pantai di selatan pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera.
3. Pantai Bertebing (Flaise)

Pantai bertebing (Flaise) adalah pantai yang curam di muka tebing karena adanya
pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di pantai ini sering dijumpai laut yang
dangkal. Terjadinya flaise karena penimbunan hasil perusakan tebing pantai itu sendiri yang
disebabkan oleh abrasi atau erosi marine.

4. Pantai Karang

Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat terumbu karang, misalnya
pantai di pulau sulawesi, maluku, dan nusa tenggara. Pantai seperti ini biasanya dijadikan
objek wisata laut. Misalnya, Taman Bunaken di Manado.

Sumber : https://f4iqun.wordpress.com/2007/04/27/fenomena-rip-current-di-pantai-parangtritis/

http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-pantai-macam-macam-pantai.html#_

http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-pantai-macam-macam-pantai.html#_

Anda mungkin juga menyukai