Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN INDUSTRI

DAMPAK TEKNOLOGI 3D PRINTING PADA INDUSTRI


ARSITEKTUR

RUSLI NURDIN

1506674886

DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2017
Kini teknologi 3D printing menjadi topik yang banyak dibicarakan. Spesifikasi 3D
printing yang mampu mencetak objek tiga dimensi secara presisi bahkan hingga keukuran
millimeter, bisa dipastikan bahwa teknologi ini akan merevolusi beberapa industri. Potensi
teknologi ini mampu menghasilkan produk yang customized, sehingga dapat memangkas
biaya dan waktu produksi.Penggunaannya di negara-negara maju dunia, mulai dari industri
medis, arsitektur, fashion, hingga membuat prototype di industri otomotif dan manufaktur
menjadi solusi yang inovatif.

3D Printing atau dikenal juga sebagai Additive Layer Manufacturing adalah proses
membuat objek padat 3 dimensi atau bentuk apapun dari model digital. Cara kerjanya hampir
sama dengan printer laser dengan tehnik membuat objek dari sejumlah layer/ lapisan yang
masing-masing dicetak di atas setiap lapisan lainnya.Teknologi printing ini sendiri
sebenarnya sudah berkembang sejak sekitar 1980an namun belum begitu dikenal hingga
tahun 2010an ketika mesin cetak 3D ini dikenalkan secara komersial. Dalam
sejarahnya Printer 3D pertama yang bekerja dengan baik dibuat oleh Chuck Hull dari 3D
Systems Corp pada tahun 1984. Sejak saat itu teknologi 3D printing semakin berkembang
dan digunakan dalam prototyping (model) maupun industri secara luas seperti dalam
arsitektur, otomotif, militer, industri medis, fashion, sistem informasi geografis sampai
biotech (penggantian jaringan tubuh manusia).

Jenis-jenis printer 3D

1. Direct And Binder Printer 3D


Printer 3D jenis direct memiliki mekanisme kerja menggunakan teknologi inkjet.
Teknologi ini sudah ada sejak 1960 ketika digunakan pada printer 2D. Meskipun
teknologi inkjet digunakan ke dalam printer 3D cara kerjanya pun hampir mirip ketika
digunakan ke dalam printer 2D. Dimana inkjet bergerak maju mundur sambil
mengeluarkan cairan. Dan yang membedakan adalah printer 2D inkjet hanya bergerak
maju mundur atau horizontal, sedangkan printer 3Dinkjet juga bisa bergerak vertikal
ataupun diagonal sambil mengeluarkan cairan tetapi bukan tinta seperti printer
2D melainkan lilin dan polimer plastik.
Printer 3D jenis direct

Sedangkan printer 3D jenis binder dalam proses kerjanya sama menggunakan nozel inkjet
untuk menuangkan cairan untuk membentuk setiap lapisan. Tetapi memiliki perbedaan
dengan jenis direct, dimana jenis binder untuk melakukan pencetakan menggunakan dua
bahan yang terpisah yang berupa bubuk kering dan lem cair. Dengan mekanisme kerja,
pertama bubuk kering dilakukan penuangan kemudian diberikan lem cair agar terjadi
pengikatan. Begitu seterusnya hingga seluruh proses selesai.

Printer 3D jenis binder


2. Photopolymerization Dan Sintering
Photopolymerization jika diamati dari penamaannya berasal dari kata Photo yang berati
cahaya dan polymer yang memiliki arti senyawa kimia plastik. Jadi dapat dikatakan
sebagai jenis printer 3D yang memiliki cara kerja dengan meneteskan cairan plastik
kemudian diberikan penyinaran laser berupa ultraviolet. Dan selama proses
penyinaran ini sanggup merubah cairan menjadi bentuk padat.

Printer 3D jenis photopolymerization

Sedangkan Printer 3D jenis sintering dalam proses kerjanya melibatkan partikel


padat diberikan proses penyinaran. Dan proses semacam ini biasa disebut dengan Selective
laser sintering (SLS) yakni proses printer 3D yang bekerja menggunakan laser untuk
mencairkan bubuk plastik yang kemudian mencair dan membeku kembali membentuk lapisan
dicetak. Jenis sintering sangat kompatibel untuk mencetak benda yang berasal dari logam.
Karena proses manufaktur pada logam sering membutuhkan mekanisme dari bentuk padat
kemudian cair lalu padat lagi. Dan keuntungan yang dihasilkan dari proses sintering
adalah tingkat presisi yang tinggi.
Printer 3D Bisa Cetak Rumah dalam Waktu 24 Jam
Teknologi mesin cetak tiga dimensi (printer 3D) terus dikembangkan dan diperluas
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari manusia. Mulai dari mencetak senjata, kendaraan,
dan sekarang juga marak inovasi printer 3D untuk pembangunan rumah tempat berteduh
manusia dari panas dan dingin.

Perusahaan pengembang printer 3D Apis Cor baru-baru ini pamer teknologi mereka,
yang berhasil membuat mesin untuk membangun struktur dasar dari rumah berukuran 38
meter persegi.Purwarupa mesin printer 3D mereka dikembangkan sejak Desember tahun
2016. Tim ditantang untuk menjawab tantang untuk membangun rumah dari semen yang
cepat beku dan tahan terhadap cuaca yang sangat dingin di Rusia, negara asal perusahaan
Apis Cor.Mereka memilih untuk membuat rumah dalam bentuk melingkar, dapat dihuni oleh
satu atau dua orang, interior sederhana, dan semua itu telah dirancang lewat peranti lunak
desain 3D. Uji coba mencetak rumah pun dimulai. Menurut klaim Apis Cor, mereka mampu
membangun rumah dalam waktu 24 jam. Mesin mereka bekerja dengan cara berputar untuk
mengeluarkan lapisan demi lapisan semen, guna membuat struktur bangunan. Ya, sebatas
pada struktur bangunan saja.
Untuk pembangunan unit jendela, pintu, pengecetan, tetap dikerjakan oleh tenaga
manusia.Tebak, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah dengan teknologi
mesin cetak 3D Apis Cor? Jawabannya, 10.134 dolar AS tidak termasuk furnitur dan
peralatan rumah tangga. Teknologi yang ditawarkan Apis Cor ini patut diapresiasi karena ia
hanya membuatuhkan satu mesin printer 3D yang terbilang tidak terlalu besar, tetapi lumayan
besar. Apis Cor mengatakan mesin mereka bisa diangkut ke mana-mana menggunakan truk,
dengan ketinggian 3,1 meter, panjang 5 meter, bobot 1,814 kilogram.

Apis Cor menawarkan printer 3D ini bakal dijual atau disewakan, tetapi mereka
belum mau mengungkap harga.Membangun rumah memanfaatkan teknologi 3D sebenarnya
telah dilakukan oleh beberapa perusahaan, termasuk yang berasal dari China yang berhasil
mencetak 10 rumah dalam sehari. Namun, mesin printer yang dibutuhkan untuk proyek ini
berukuran sangat besar. Lalu beberapa unit alat harus dikerjakan lebih dulu, atau dicetak di
pabrik, dan dipotong-potong oleh manusia, dan terakhir dibawa ke lokasi pembangunan.

Dengan demikian,menurut saya,Teknologi 3D Printing ini akan sanagat berpengaruh


pada industri Arsitektur pada masa yang akan datang.Dimana bangunan dimasa yang akan
datang semua akan dibuat menggunakan teknologi ini.Dengan harga yang lebih murah dan
waktu yang dibutuhkan sangat singkat,makan teknologi ini akan menjadi teknologi yang
snagat berkembang pesat dimasa yang akan datang.Selain itu biaya yang lebih rendah dan
efisiensi waktu,teknologi ini juga menawarkan tingkat presisi yang tinggi.
Walaupun begitu, ternyata teknologi 3D Printing tidak serta merta diterima oleh
masyarakat. Kenyataannya ia masih memiliki beberapa kekurangan.3D Printing tidak praktis
dalam beberapa hal,salah satunya adalah material pembentuk. Seperti halnya printer 2D yang
materialnya hanya berupa tinta, printer 3D juga memiliki keterbatasan yakni bias
menyediakan satu jenis material saja untuk satu mesinnya.Adapun material yang hingga saat
ini sudah ada adalah plastik, metal, dan keramik. Untuk material campuran (untuk membuat
lintasan jalan raya misalnya) juga ada sebenarnya, namun masih dalam tahap pengembangan.
Keterbatasan ini berlaku juga untuk pewarnaan produk. Apapun warna yang ada di
gambar,produk yang tercetak nantinya hanya akan memiliki satu warna sesuai dengan
material yang ada di dalam printernya. Sebab itu, ketika ingin mengaplikasikanwarna yang
beragam untuk satu produk, perlu dilakukan pengecatan secara manual menggunakan pilox
atau pewarna lainnya.

Dampak lain yang bisa disebabkan oleh berkembang pesatnya 3D Printing adalah
matinya copyright. Hal ini karena orang bisa dengan sesuka hatinya mencetak barang-barang
yang mereka inginkan dengan hanya bermodalkan rancangan atau gambar dalam bentuk soft
file-nya saja. Pembajakan produk ternama tentu bukan lagi menjadi hal yang susah. Bahkan,
brand-brand terkenal juga bisa dimiliki tanpa harus mahal - mahal membeli di outlet aslinya.
Selanjutnya, mengingat orang bisa mencetak apapun dengan berbekal rancangan soft-nya,
bukan merupakan hal yang tidak mungkin jika angka kriminalitas akan meningkat. Sebab,
dengan kondisi saat ini yang masih langka 3D Printing saja sudah banyak orang yang
mengantongi senjata api dari hasil membeli di pasar gelap. Tentu kepemilikan senjata
berbahaya secara bebas pun akan semakin tinggi bila 3D Printing sudah merambat ke seluruh
penduduk.Kesimpulannya, teknologi 3D Printing akan membawa dunia menuju abad post-
industrialisasi di mana produk akan didapatkan dengan lebih murah dan lebih cepat
memproduksinya dalam jumlah banyak. Namun, mengingat efek yang ditimbulkan 3D
Printing juga cukup membahayakan, maka perlu dikembangkan satu solusi yang tepat agar
bisa menyeimbangi keberadaan 3D Printing di tengah kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat dunia
Referensi :

http://www.partner3d.com/mengenal-teknologi-printer-3d-mesin-printing-canggih-
serbaguna/
https://kumparan.com/jofie-yordan/printer-3d-bisa-cetak-rumah-dalam-waktu-24-jam
https://www.academia.edu/6201301/3D_Printing_Membawa_Perubahan_Besar_bagi_
Dunia_
http://www.engineering.com/3DPrinting/3DPrintingArticles/ArticleID/13689/6-
Industries-Changed-Forever-by-3D-Printing.aspx

Anda mungkin juga menyukai