Blasting - DBD 115 053 - Dini Hartina Nainggolann
Blasting - DBD 115 053 - Dini Hartina Nainggolann
M.K : PELEDAKAN
Suatu perusahaan memiliki target pembongkaran overdurden sebanyak 3000 BCM + 2 angka nim
terakhir dikali 100 (contoh NIM DBD xxxxx24, maka target pembongkaran OB adalah sebanyak
3000+(24x100) = 5.400 BCM). Tinggi jenjang yang diinginkan adalah 6 m, dengan
menggunakan alat bor drilltech yang memiliki diameter bor 3 inch, pemboran selalu tegak
dengan pola sejajar, peledakan dilakukan berurutan (memakai waktu tunda)
Untuk melakukan peledakan dilakukan pencarian data bahan peledak dan data batuan. Batuan di
lokasi memiliki bobot isi sebesar 1,7 ton/m3 (106,13 lb/cuft) dengan kondisi batuan terekahkan.
Bahan peledak diketahui memiliki bobot isi sebesar 1,3 ton/m 3 (81,16 lb/cu ft) dan memiliki nilai
kecepatan ledakan sebesar 12.100 fps.
Dilakukan dua simulasi rancangan, rancangan pertama menggunakan teori R.L. Ash dan yang
kedua menggunakan teori Konya. Asumsi untuk masing-masing teori adalah sebagai berikut:
Parameter Konya
Tugas anda sebagai seorang engineer blasting adalah menggambarkan geometri peledakan
(minimal 6 lubang) dan kemudian menganalisis perbedaan antara 2 teori yang digunakan! (dapat
dijelaskan melalui perbandingan jumlah lubang, powder factor, atau lainnya yang menurut anda
penting antara 2 teori tersebut)
Diketahui :
Maka :
a. Burden
1 1
Energi potensial bahan peledak yang dipakai 3 BP x [VODBP ] 2 3
AF1 2
Energi potensial bahan peledak standar 1.2 x [12000]
=[ ]1/3
= 1,03
1 1
Bobot Isi batuan standar 3 160 pcf 3
AF2
Bobot Isi batuan yg diledakkan Batuan
=[ ]1/3
= 1,14
Kb = Kb std x AF1 x AF2
= 30 x 1,03 x 1,14
= 35,226
B =
= 8,8 ft
b. Spasi
Ks = S/B
Ks =
=1
Ks = 1 bila lubang bor diledakan secara sequence delay
c. Stemming
Kt = T/B
T = Kt x B
= 0,7 x 8,8
= 6,16
d. Subdrilling
Kj = J/B
J = Kj x B
= 0,2 x 8,8
= 1,76
e. Kedalaman
L =H+J
= 19,68 + 1,76
= 21,44
f. Powder Colomb
Pc = L-T
= 21,44 6,16
= 15,28
Pola yang dipakai =BxS
= 8,8 x 8,8
= 77,44
Volume Setara =BxSxH
= 8,8 x 8,8 x 19,68
= 1524,0192 ft3
=
= 192 lubang
Total jumlah bahan peledak = Berat Handak dalam satu lubang x jumlah lubang ledak
= 0,03 x 192
= 5,76 ton
1/3
= 3,15 x 3 x
= 8,59 ft
B = Kd x Ksg x B
= 1,3 x 0,9 x 8,59
= 10,05
b. Spasi
Ledakan Berurutan maka :
S = 1,4 x B
= 1,4 x 8,59
=12,026
c. Stemming
T = 0,7 x B
= 0,7 x 8,59
= 6,01
d. Subdrilling
J = 0,3 x B
= 0,3 x 8,59
= 2,57
e. Kedalaman
L =H+J
= 19,68 + 2,57
= 22,25
f. Powder Colomb
Pc = L-T
= 22,25 6,01
= 16,24
= 144 lubang
Total jumlah bahan peledak = Berat Handak dalam satu lubang x jumlah lubang ledak
= 0,03 x 144
= 4,32 ton
S = 14,07 f
B=
10,0
5 f
PC = 15, 66 f
L = 22,69 f
H = 19,68 f
J = 3,01 f
FREE FACE
ANALISIS
Menurut saya teori R L Ash dan Konya berbeda, pada teori R L Ash jumlah lubang 192
sedangkan pada Konya julah lubang ledak yaitu 144. Jumlah lubang ledak pada Konya lebih
sedikit sehingga membutuhkan biaya yang sedikit ,namun menurut saya dari segi hasil peledakan
dimana yang mengharapkan semua lubang ledak mampu meledakkan keseluruhan daerah lebih
baik menggunakan teori R L Ash. Mungkin biaya akan lebih besar disbanding Konya namun
kembali lagi ke Hasil Peledakan, seandainya biaya yang di butuhkan pada Konya sedikit namun
daerah yang diledakkan tidak terledak secara keseluruhan pasti akan kembali dilakukan
peledakan dan itu membutuhkan biaya lagi dan proses yang lama lagi. Jadi setiap teori memiliki