Ikhwan Praharja
Ikhwan Praharja
Disusun Oleh:
IKHWAN PRASAJA
DBD 114 075
0
ANALISIS DAMPAK KELENGKAPAN ALAT
PERLINDUNGAN DIRI PADA PERTAMBANGAN
EMAS TANPA IZIN (PETI) DI DESA JENDI
KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN
WONOGIRI
IKHWAN PRASAJA
FAKULTAS TEKNIK
UIVERSITAS PALANGKARAYA
ABSTRAK
Penyakit dan kecelakan akibat kerja dapat terjadi sebagai dampak akibat
manusia dan lingkungannya. Sebanyak 66, 67% pekerja di desa Jendi Kecamatan
Selogiri Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 mengalami keracunan merkuri
karena banyaknya pekerja yang tidak menggunakan Alat Perlindungan diri (APD)
dan kerancunan merkuri ini dapat terjadi pada kurun waktu tertentu, tergantung
pada masa kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak dari tidak
menggunakannya alat perlindungan diri pada pekerja pertambangan emas tanpa
izin di desa Jendi kecamatan Selogiri kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini
adalah study literatur, pada litetaur diambil dari mempelajaru tentang dinamika
korelasi dan asosiasi antara variabel independen berupa kadar merkuri/hari, lma
kontak denga merkuri/ minggu, masa kerja dan penggunaan APD, sedangkan
variabel dependen yaitu pada keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di
desa Jendi an variabel penggangu yaitu umur, jenis kelamin, status nutrisi,
imunitas, kontaminasi merkuri dalam makanan atau minuman. Populasi sampel
145 orang. Hasil yang diperoleh 27 pekerja tidak menggunakan APD dan 40 orang
pekerja telah mengalami keracunan emas dengan rata-rata jumlah merkuri yang
digunakan dalam campulan 87 gram. Terdapat korelasi paa variabel dependen,
tidak a pengaruh kerancunan merkuri pada hubungan masa kerja
1
dengan nilai p = 0 sedangkan pada jam kerja dapat di lihat nilai p=0,047 dan ada
hubungan yang signifikasn antara jumlah hari kerja dalam seminggu sebesar p=
0,027. Disarankan adanya sosialisasi terhadap pentingnya alat perlindunag diri
(APD) saat bekerja di pertambangan dan meningkatkan APD pada pertambangan.
Kata Kunci : Alat Pelindung Diri pada PETI, Dampak APD dan Pekerja PETI
2
pemasaran dan reklamasi berdasarkan izin dengan menganalisi factor-faktor yang
usaha pertambangan (IUP). Pertambangan kemungkinan dapat mempengaruhi alat
emas tanpa izin (PETI) pada umumnya pelindung diri oleh para pekerja berdasarkan
penambangannya dilakukan dengan cara teori prilaku Lawrenc Green (1980) yaitu
tradisional tanpa teknik perencanaan yang factor predisposisi ( Pengetahuan, Persepsi,
baik dan menggunakan peralatan seadanya Motivasi, Sikap dan lain-lain) Faktor
dengan membuat terowongan dan sumur Enabling ( Fasilitas pendukung ) dan factor
bawah tanahyang mengikuti arah urat Reniforcing (Kebijakan Pengawasan
kwarsa yang diperkirakan memiliki kadar Peraturan dan lain-lain).
emas tinggi. Kebanyakan pekerja pada BAHAN DAN METODE
pertambangan tanpa izin yaitu tidak Penelitian ini dilakukan dengan
dilengkapi dengan alat perlindungan diri, menggunakan metode study literature
seperti masker, sarung tangan, safety boot dengan mempelajari artikel dan jurnal.
dan lain-lain, selain itu pada pertambangan Artikel dan jurnal yang diambil mempelajari
tanpa izin khususnya pada emas limbah tentang dinamika korelasi dan asosiasi
penambangan dari proses amal gamasi yang antara variabel independen
banyak mengandung merkuri (Hg) itu (pengetahuan, persepsi, motivasi,
langsung dibuang ke sungai tanpa peroses ketersediaan APD, kenyamanan APD, dan
terlebih dahulu. lingkungan sosial) dengan variabel
Pada pekerja yang tidak dilengkapi dependen (penggunaan Alat pelindung diri)
dengan alat perlindungan diri beresiko fatal pada saat yang bersamaan (point time
dapat menyebabkan kecacatan fisik secara approach). Data yang didapat dari study
permanen sampai menyebabkan kematian literature digunakan sebagai acuan untuk
ketika terjadinya suatu kecelakaan kerja dan membuat kueisioner penelitian.
dapat menggangu kesehatan dalam jangka Variabel dalam penelitian ini, adalah :
waktu yang cukup panjang. Limbah 1. Variabel bebas (independent) adalah
pertambangan emas tanpa izin yang dibuang variabel yang mempengaruhi variabel
ke lingkungan tanpa di proses terlebih terikat, meliputi : kadar merkuri/hari,
dahulu akan menyebabkan pencemaran bagi lama kontak dengan merkuri/hari,
lingkungan dan membahayan pekerja dan pemakaian merkuri/minggu, masa kerja,
lingkungan sekitar karena terkomtaminasi dan penggunaan jenis APD.
oleh bakteri. 2. Variabel terikat (dependent) adalah
Penelitain ini dilakukan karena kurang variabel yang dipengaruhi oleh variabel
sadarnya kesehatan dan keselamatan kerja bebas, yaitu keracunan merkuri pada
(K3) pada pertambangan emas tanpa izin pekerja tambang emas tradisional di Desa
3
Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten d =Degree of precision = 0,1.
Wonogiri. z =Confidence coefficient 95 %
3. Variabel Pengganggu (Confounding) ( z=1,96 ).
dalam penelitian ini adalah umur, jenis Sehingga :
kelamin, status nutrisi, imunitas, (3,48) (36,25)
(1,96)2. 0,5.0,5.145 =
=
1,44 + 0,96
= 58
makanan/minuman.
Pemilihan subyek sampel dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah dari
dengan teknik sistematik, sampel ditentukan
200 pekerja penambang emas tradisional di
dengan mengambil nomor urut dari
Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
populasi, misalnya N/n (145/60) = 2,4
Wonogiri diseleksi menurut jenis kelamin laki-laki,
(dibulatkan 2), sebagai sampel nomor
Indeks Masa Tubuh (IMT) dan kesediaan menjadi
responden sehingga di dapatkan sebanyak 145 orang pertama didapat nomor urutn11, sehingga
yang terpilih menjadi populasi sampel. Sampel sampel nomor berikutnya adalah nomor 13
penelitian ini adalah pekerja pada bagian (kelipatan 2) demikian seterusnya sampai
pencampuran merkuri untuk proses amalgamasi dan didapat sebanyak 60 sampel.9
bagian penggarangan, besar sampel penelitian (n)
ditentukan berdasar kan rumus : HASIL DAN PEMBAHASAN
2
Hasil Analisis Univariat
( ). . .
Dari Tabel 1. Dapat kita ketahui bahwa
1
2
2
. ( 1) + ( ). .
1
2
terakhir SD yaitu 23 orang (38,3 %), dan
5
yang tetap harus diwaspadai dan perlu ada 30) merkuri anorganik akan menguap,
bila penggunaan
upaya penanggulangan yang lebih baik agar
3. Tabel Distribusi Frekuensi
para pekerja tidak berada pada kondisi yang
Penggunaan Alat Pelindunng Diri
lebih buruk.
(APD) Pada Penambangan Emas
Dari Tabel 3. dapat kita ketahui
bahwa Tradisional di Desa Jendi Kecamatan
sebagian besar responden sudah Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun
menggunakan APD yaitu 36 orang (60%) 2009
dalam melakukan pengolahan emas, namun Variabel Tidak Ya Total
demikian dari 5 jenis APD yang f % f % f %
(APD : 24 40,00 36 60,00 60 100,0
disarankan sebagian besar hanya Masker 51 85,00 9 15,00 60 100,0
kacamata 59 98,30 1 1,70 60 100,0
menggunakan sepatu boot, yaitu 21 orang
Sepatu 39 65,00 21 35,00 60 100,0
(35 %) dan tidak ada pekerja yang Sarung 45 75,00 15 25,00 60 100,0
Pakaian 53 88,30 7 11,70 60 100,0
mengguanakan APD secara lengkap.
Lengkap 0 0,00 60 100,0 60 100,0
dengan penggunaan yang secara kontinyu -Sepatu keracunan 0,330 0,566 Tidak
Merkuri
tersebut maka sangat dimungkinkan untuk -Sarung tangan 1,600 0,206 Tidak
6
darah. Lama kerja penambang emas di Desa adekuat. Berdasarkan hasil pengamatan di
Jendi telah melebihi batas ketentuan jam lapangan bahwasanya semua pekerja tidak
kerja normal yang berlaku, yaitu 40 jam per pernah menggunakan APD yang adekuat,
minggu atau 8 jam kerja dalam sehari walaupun menggunakan masker sudah
dengan 5 hari kerja, semakin lama dilakukan oleh sebagian pekerja, akan tetapi
penambang emas bekerja maka semakin jenis masker yang digunakan hanya terbuat
lama durasi mereka untuk terpapar unsur dan dari bahan kaos sehingga tidak adekuat
senyawa merkuri, sehingga memungkinkan untuk dapat menghalau uap merkuri masuk
semakin besar penyerapan merkuri oleh ke dalam tubuh melalui inhalasi. Seharusnya
tubuh baik melalui inhalasi maupun jenis masker yang digunakan
absorbsi dan semakin besar pula akumulasi adalah respirator, hal inilah yang
kandungan keracunan merkuri pekerja menyebabkan uap merkuri berpeluang
tambang emasKeberadaan merkuri dalam masuk ke dalam paru-paru, demikian halnya
darah merupakan indikator sementara bahwa dengan penggunaan sarungtangan yang
senyawa tersebut telah masuk ke dalam kedap air (dari karet) dan penggunaan sepatu
tubuh, merkuri dalam darah memiliki waktu boot yang dapat mencegah terabsorbsinya
paruh 2 hari, setelah itu akan mengalami merkuri ke dalam saluran darah mengingat
biotransformasi yang akan menjadi mereka selalu kontak dengan merkuri setiap
metabolit dan sebagian menuju target organ hari maka dimungkinkan semua ini akan
seperti syaraf, ginjal, dll. dapat masuk ke dalam tubuh. Sarung tangan
yang dipakai sebagian pekerja terbuat dari
Rata-rata jumlah hari kerja para pekerja
kain dengan demikian jika basah maka
sebesar 5,65 hari/minggu, kondisi ini turut
merkuri akan terserap pada sarung tangan
mendukung paparan yang kontinyu dari hari
kain tersebut, hal ini memungkinkan kontak
ke hari walaupun merkuri anorganik berada
antar merkuri dan kulit semakin lama
dalam darah hanya dalam waktu singkat,
selanjutnya berimbas pada kadar merkuri
dengan demikian jika rata-rata kerja mereka
yang masuk ke dalam darah. Merkuri masuk
adalah 9,39 tahun dengan rata-rata kerja per
ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru
minggu adalah 5,65 hari maka akan
dalam bentuk uap atau debu. Sekitar 80 %
berpotensi memberikan dampak yang kronis
uap merkuri yang terinhalasi akan
pada organ target tersebut (ginjal, syaraf dan
diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang
hati).
tertelan dari saluran cerna hanya dalam
Kondisi demikian tidak luput juga dari jumlah kecil yang dapat diabaikan,
perilaku pekerja dalam menggunakan APD, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah
hal ini dkarenakan ketidaktahuan dan diabsorbsi. Beberapa senyawa
ketersediaan APD secara lengkap dan
7
merkuri organik dan anorganik dapat Variable p-value
a. Semua senyawa merkuri adalah racun merkuri dalam membentuk ikatan kuat
bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah dengan gugus yang mengandung
yang cukup belerang, yang terdapat dalam enzim
b. Senyawa merkuri yang berbeda, atau dinding sel.
menunjukkan karakteristik yang berbeda e. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam
pula dalam daya racun, merkuri dalam tubuh umumnya bersifat
5. Tabel Hasil Uji Multivariat Keracunan permanen. Sampai sekarang belum
Merkuri pada Tambang Emas diketahui cara efektif untuk memperbaiki
Tradisional di Desa Jendi Kecamatan kerusakan fungsi - fungsi itu. Efek
Selogiri Kabupaten Wonogiri 2009 merkuri pada kesehatan terutama
berkaitan dengan sistem syaraf, yang
memang sangat sensitif pada
8
semua bentuk merkuri. Manifestasi Hg campuran dan APD sarung tangan karena
klinis awal intoksikasi merkuri memiliki p-value < 0,25.
didapatkan gangguan tidur, perubahan Berdasarkan uji regresi logistik
mood (perasaan) yang dikenal sebagai 2
didapatkan nilai X = 11,540 dan p=0,009
erethism, kesemutan mulai dari daerah
sehingga p-value< 0,05 artinya model
sekitar mulut hingga jari dan tangan,
regresi logistik dapat digunakan untuk
pengurangan pendengaran atau meramalkan pengaruh faktor risiko terhadap
penglihatan dan pengurangan daya keracunan merkuri.
ingat. Pada intoksikasi berat penderita Berdasrkan tabel 5. diketahui bahwa
menunjukkan gejala klinis nilai p>0,05 artinya tidak ada variabel faktor
tremor, gangguan koordinasi, risiko yang dapat digunakan untuk
gangguan keseimbangan, jalan meramalkan besarnya pengaruh factor risiko
sempoyongan (ataxia) yang terhadap keracunan merkuri, walaupun ada
menyebabkan orang takut berjalan. Hal nilai Ratio Prevalence (RP) = 4,779 dan
ini diakibatkan terjadi kerusakan pada 3,099 akan tetapi terdapat nilai 1 pada CI 95
jaringan otak kecil (serebellum). % yakni antara 0,970-23,544 dan 0,547-
Keracunan pada ibu hamil dapat 17,574 artinya tidak cukup bukti untuk
menyebabkan terjadi mental retardasi menyatakan ada pengaruh faktor risiko
pada bayi atau kebodohan, kekakuan terhadap kejadian keracunan merkuri. Hal
(spastik), karena zat metil merkuri yang ini dapat dibuktikan dengan adanya
masuk ke dalam tubuh perempuan hamil hubungan antara variabel risiko itu sendiri
tersebut tidak hanya mencemari organ yaitu antara hari kerja dan jumlah campuran
tubuhnya sendiri, tetapi juga janin yang Hg dengan APD sarung tangan yang bersifat
dikandungnya melalui tali pusat, oleh memperlemah antar variabel tersebut karena
karena itu merkuri sangat rentan besar korelasi = -1,004.
terhadap ibu hamil, ibu menyusui dan KESIMPULAN
mereka yang menderita gangguan
Hasil penelitian Analisis Faktor -
neurologis dan mental organik atau
faktor Yang Berhubungan Dengan
fungsional.
Keracunan merkuri pada Penambang Emas
Hasil Analisis Multivariat
Tradisional Di Desa Jendi Kecamatan
Berdasarkan rekapitulasi hasil dapat
Selogiri Kabupaten Wonogiri dapat
diketahui bahwa ada 4 variabel yang disimpulkan sebagai berikut :
memenuhi syarat untuk dilakukan analisis
1. Karakteristik pekerja tambang emas
multivariat yaitu jam kerja, hari kerja, jumlah
yang menjadi sampel pada penelitian ini
berumur antara 17 - 60 tahun, seluruh
9
pekerja tambang emas memiliki lama 6. tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
kerja antara 7 - 49 jam perminggu, Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
dengan masa kerja yang bervariasi dari dilihat dari nilai p = 0,047.
1 bulan - 29 tahun. Untuk penggunaan 7. Ada hubungan antara jumlah hari
APD keseluruhan diketahui bahwa ada 9 kerja dalam seminggu dengan
pekerja yang hanya menggunakan keracunan merkuri pada pekerja
masker, 1 pekerja menggunakan tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
kacamata, 23 pekerja menggunakan Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
sepatu boot, 16 pekerja menggunakan dilihat dari nilai p =0,027.
sarung tangan dan 9 pekerja 8. Tidak ada hubungan antara jumlah Hg
menggunakan pakaian panjang campuran dengan keracunan merkuri
sedangkan sebanyak 27 pekerja tidak pada pekerja tambang emas di Desa
pernah menggunakan APD selama Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
mereka bekerja sehari - harinya. Wonogiri, dapat dilihat dari nilai p = 0,
2. Sebanyak 40 orang (66,67 %) pekerja 844.
tambang emas di Desa Jendi
Kecamatan Selogiri Kabupaten
Wonogiri Tahun 2009 telah mengalami
keracunan merkuri karena rata - rata
kandungan merkuri di dalam darahnya
53,5 g/l, melebihi NAB yang
diperbolehkan oleh WHO yaitu 5 - 10
g/l.
3. Rata-rata jumlah merkuri yang
digunakan sebagai campuran dalam
pengolahan emas adalah 87 gram.
4. Tidak ada hubungan antara masa kerja
dengan keracunan merkuri pada pekerja
tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
dilihat dari nilai p = 0, 375.
10
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Yovita, Selvy. 2009. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pertambangan
Batubara di PT. Marunda Grahamineral, job site Laung Tuhup
Kalimantan Tengah. Surakarta :Laporan D3 Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Universitas 11 Maret
Junita, Nita Ratna. 2013. Resiko Keracunan Merkuri (Hg) pada Pekerja
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Cisarwa Kecamatan
Nanggung Kabupaten Bogor. Jakarta :Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negri Sarif Hidayatullah
Sumarna, Diah Pithaloka dkk. 2013. Determinan Penggunaan Alat Perlindugan Diri
(APD) pada Karyawan Percetakan di Kota Makassar. Makassar : Jurnal
Universitas Hasanuddin
11