Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAMPAK KELENGKAPAN ALAT

PERLINDUNGAN DIRI PADA PERTAMBANGAN


EMAS TANPA IZIN (PETI) DI DESA JENDI
KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
ARTIKEL ILMIAH

Disusun Oleh:
IKHWAN PRASAJA
DBD 114 075

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
TAHUN 2016

0
ANALISIS DAMPAK KELENGKAPAN ALAT
PERLINDUNGAN DIRI PADA PERTAMBANGAN
EMAS TANPA IZIN (PETI) DI DESA JENDI
KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN
WONOGIRI

IKHWAN PRASAJA

DBD 114 075

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UIVERSITAS PALANGKARAYA

ABSTRAK

Penyakit dan kecelakan akibat kerja dapat terjadi sebagai dampak akibat
manusia dan lingkungannya. Sebanyak 66, 67% pekerja di desa Jendi Kecamatan
Selogiri Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 mengalami keracunan merkuri
karena banyaknya pekerja yang tidak menggunakan Alat Perlindungan diri (APD)
dan kerancunan merkuri ini dapat terjadi pada kurun waktu tertentu, tergantung
pada masa kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak dari tidak
menggunakannya alat perlindungan diri pada pekerja pertambangan emas tanpa
izin di desa Jendi kecamatan Selogiri kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini
adalah study literatur, pada litetaur diambil dari mempelajaru tentang dinamika
korelasi dan asosiasi antara variabel independen berupa kadar merkuri/hari, lma
kontak denga merkuri/ minggu, masa kerja dan penggunaan APD, sedangkan
variabel dependen yaitu pada keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di
desa Jendi an variabel penggangu yaitu umur, jenis kelamin, status nutrisi,
imunitas, kontaminasi merkuri dalam makanan atau minuman. Populasi sampel
145 orang. Hasil yang diperoleh 27 pekerja tidak menggunakan APD dan 40 orang
pekerja telah mengalami keracunan emas dengan rata-rata jumlah merkuri yang
digunakan dalam campulan 87 gram. Terdapat korelasi paa variabel dependen,
tidak a pengaruh kerancunan merkuri pada hubungan masa kerja

1
dengan nilai p = 0 sedangkan pada jam kerja dapat di lihat nilai p=0,047 dan ada
hubungan yang signifikasn antara jumlah hari kerja dalam seminggu sebesar p=
0,027. Disarankan adanya sosialisasi terhadap pentingnya alat perlindunag diri
(APD) saat bekerja di pertambangan dan meningkatkan APD pada pertambangan.

Kata Kunci : Alat Pelindung Diri pada PETI, Dampak APD dan Pekerja PETI

PENDAHULUAN 1.451 orang meninggal, 5.326 orang


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan cacat,dan 58.697 orang sembuh tanpa cacat
suatu perangkat yang digunakan oleh (Wibowo,2010).
pekerja demi melindungi dirinya dari Sebesar 80-85% kecelakaan kerja
potensi bahaya serta kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian manusia. Selain
kemungkinan dapat terjadi di tempat kerja. kelalaian saat bekerja faktor manusia yang
Penggunaan APD oleh pekerja saat bekerja lain yaitu perilaku penggunaan Alat
merupakan suatu upaya untuk menghindari Pelindung Diri (APD). Tenaga kerja sebagai
paparan risiko bahaya di tempat kerja. sumber daya manusia mempunyai peran
Walaupun upaya ini berada pada tingkat yang penting dalam rangka
pencegahan terakhir, namun penerapan alat mengembangkan dan memajukan suatu
pelindung diri ini sangat dianjurkan industri. Oleh sebab itu pekerja harus diberi
(Tarwaka,2008). perlindungan melalui usaha-usaha
Berdasarkan data Depnakertran tahun peningkatan dan pencegahan. Sehingga
2006, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi semua industri, baik formal maupun
di Indonesia sebanyak 95.624 kasus informal diharapkan dapat menerapkan K3
kecelakaan kerja yang terdiri dari cacat di lingkungan kerjanya.
fungsi sebanyak 4.973 kasus, cacat sebagian Pertambangan merupakan suatu badan
sebanyak 2.918 kasus, cacat total sebanyak usaha yang bergerak dibidang pemanfaatan
122 kasus, jumlah kematian sebanyak 1.784 atau penggalian comoditas sumberdaya alam
kasus dan yang mengalami sembuh guna untuk memenuhi kebutuhan manusia
sebanyak 85.827 kasus. Kemudian pada pada umumnya, adapun kegiatan
tahun 2007 terdapat 65.474 kasus pertambangan tersebut dimulai dari,
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. prospeksi awal, eksploarasi, study
Hal itu mengakibatkan jatuhnya korban kelayakan, penambangan, pengangkutan,

2
pemasaran dan reklamasi berdasarkan izin dengan menganalisi factor-faktor yang
usaha pertambangan (IUP). Pertambangan kemungkinan dapat mempengaruhi alat
emas tanpa izin (PETI) pada umumnya pelindung diri oleh para pekerja berdasarkan
penambangannya dilakukan dengan cara teori prilaku Lawrenc Green (1980) yaitu
tradisional tanpa teknik perencanaan yang factor predisposisi ( Pengetahuan, Persepsi,
baik dan menggunakan peralatan seadanya Motivasi, Sikap dan lain-lain) Faktor
dengan membuat terowongan dan sumur Enabling ( Fasilitas pendukung ) dan factor
bawah tanahyang mengikuti arah urat Reniforcing (Kebijakan Pengawasan
kwarsa yang diperkirakan memiliki kadar Peraturan dan lain-lain).
emas tinggi. Kebanyakan pekerja pada BAHAN DAN METODE
pertambangan tanpa izin yaitu tidak Penelitian ini dilakukan dengan
dilengkapi dengan alat perlindungan diri, menggunakan metode study literature
seperti masker, sarung tangan, safety boot dengan mempelajari artikel dan jurnal.
dan lain-lain, selain itu pada pertambangan Artikel dan jurnal yang diambil mempelajari
tanpa izin khususnya pada emas limbah tentang dinamika korelasi dan asosiasi
penambangan dari proses amal gamasi yang antara variabel independen
banyak mengandung merkuri (Hg) itu (pengetahuan, persepsi, motivasi,
langsung dibuang ke sungai tanpa peroses ketersediaan APD, kenyamanan APD, dan
terlebih dahulu. lingkungan sosial) dengan variabel
Pada pekerja yang tidak dilengkapi dependen (penggunaan Alat pelindung diri)
dengan alat perlindungan diri beresiko fatal pada saat yang bersamaan (point time
dapat menyebabkan kecacatan fisik secara approach). Data yang didapat dari study
permanen sampai menyebabkan kematian literature digunakan sebagai acuan untuk
ketika terjadinya suatu kecelakaan kerja dan membuat kueisioner penelitian.
dapat menggangu kesehatan dalam jangka Variabel dalam penelitian ini, adalah :
waktu yang cukup panjang. Limbah 1. Variabel bebas (independent) adalah
pertambangan emas tanpa izin yang dibuang variabel yang mempengaruhi variabel
ke lingkungan tanpa di proses terlebih terikat, meliputi : kadar merkuri/hari,
dahulu akan menyebabkan pencemaran bagi lama kontak dengan merkuri/hari,
lingkungan dan membahayan pekerja dan pemakaian merkuri/minggu, masa kerja,
lingkungan sekitar karena terkomtaminasi dan penggunaan jenis APD.
oleh bakteri. 2. Variabel terikat (dependent) adalah
Penelitain ini dilakukan karena kurang variabel yang dipengaruhi oleh variabel
sadarnya kesehatan dan keselamatan kerja bebas, yaitu keracunan merkuri pada
(K3) pada pertambangan emas tanpa izin pekerja tambang emas tradisional di Desa

3
Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten d =Degree of precision = 0,1.
Wonogiri. z =Confidence coefficient 95 %
3. Variabel Pengganggu (Confounding) ( z=1,96 ).
dalam penelitian ini adalah umur, jenis Sehingga :
kelamin, status nutrisi, imunitas, (3,48) (36,25)
(1,96)2. 0,5.0,5.145 =
=

1,44 + 0,96

kontaminasi merkuri dalam


139,2
= 2,4

= 58

makanan/minuman.
Pemilihan subyek sampel dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah dari
dengan teknik sistematik, sampel ditentukan
200 pekerja penambang emas tradisional di
dengan mengambil nomor urut dari
Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
populasi, misalnya N/n (145/60) = 2,4
Wonogiri diseleksi menurut jenis kelamin laki-laki,
(dibulatkan 2), sebagai sampel nomor
Indeks Masa Tubuh (IMT) dan kesediaan menjadi
responden sehingga di dapatkan sebanyak 145 orang pertama didapat nomor urutn11, sehingga
yang terpilih menjadi populasi sampel. Sampel sampel nomor berikutnya adalah nomor 13
penelitian ini adalah pekerja pada bagian (kelipatan 2) demikian seterusnya sampai
pencampuran merkuri untuk proses amalgamasi dan didapat sebanyak 60 sampel.9
bagian penggarangan, besar sampel penelitian (n)
ditentukan berdasar kan rumus : HASIL DAN PEMBAHASAN

2
Hasil Analisis Univariat
( ). . .
Dari Tabel 1. Dapat kita ketahui bahwa
1
2

sebagian besar responden berpendidikan


=
2

2
. ( 1) + ( ). .

1
2
terakhir SD yaitu 23 orang (38,3 %), dan

Keterangan : memiliki status sebagaipengolah yaitu 47

P =Proporsi perkiraan pekerja dengan orang (78,3 %) Responden yang dipilih


menjadi sampel.
keracunan merkuri = 50%
1. Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik
q =Proporsi perkiraan pekerja tanpa
Penambang Emas Tradisional di Desa
merkuri dalam darah 1 - p = 1
Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
0,5 = 0,5.
Wonogiri 2009
Z1-/2 = Nilai Z pada kurva normal untuk
= 0,05= 1,96.
N =Besarnya populasi target ( N =
165 orang). 4
n =Besarnya sampel.
Variabel f % pada penelitian ini mempunyai nilai
Tingkat Pendidikan : minimum 0,08 tahun (1 bulan) dan
Tidak Sekolah 2 3,30
Tidak Tamat Sekolah 10 16,70 maksimum 29 tahun dengan rata - rata masa
Lulus SD 23 38,30 kerja 9,39 tahun dan jam kerja yang
Lulus SLTP 18 30,00 bervariasi antara 1 - 18 jam dengan rata -
Lulus SLTA 7 11,70 rata 7,28 jam. Jumlah hari kerja dalam 1
Status Pekerjaan : minggu berkisar antara 1 7 hari dengan
Penambang 13 100,0
rata - rata sebanyak 5,65 hari dan jumlah Hg
Pengolah 47 0,00
campuran yang digunakan rata - rata sebesar
Jenis Kelamin :
Laki-laki 60 100,0 87 gram per hari. Sedangkan untuk kadar
Perempuan 0 0,00 merkuri dalam darah pada pekerja tambang
emas maksimum sebesar 265,05 g/l dengan
2. Deskripsi Massa Kerja Lama Kontak
rata-rata kandungan kadar merkuri 57,63
Jumlah Merkuri dan Keracunan Merkuri
g/l.
Pada Penambang dan Pengolah Emas
Bila dilihat dari status pekerjaan
Tradisional di Desa Jendi Kecamatan
menunjukkan bahwa penambang memiliki
Selogiri Kabupaten Wonogiri 2009
Variabel M Ma Ra S rata-rata kadar merkuri dalam darahnya
Masa Kerja (Thn) 0,08 29,00 9,39 6,29 sebesar 87,01 g/l sedangkan untuk
Jam Kerja 1,00 18,00 7,28 2,37
Hari Kerja 1,00 7,00 5,65 1,46 pengolah memiliki rata-rata kadar merkuri
Jumlah Hg (gram) 0,00 500,00 87,00 100,2
dalam darahnya sebesar 49,51 g/l, hal ini
Keracunan Hg 0,00 265,05 57,63 72,65
dimungkinkan karena sebagian besar
Keterangan : penambang juga melakukan pengolahan di

M= Minimal rumah sehingga dimungkinkan paparan

Ma = Maksimal merkuri dapat terjadi baik di lingkungan


kerja maupun lingkungan tempat tinggal dan
Ra = Rata-rata
pada akhirnya ditemukan bahwa kadar
S= Simpangan Baku
merkuri dalam darah penambang lebih
Analisis Faktor-faktor yang
tinggi dibanding dengan pengolahan
Berhubungan
Berdasarkan data di atas
Semuanya berjenis kelamin laki-laki.
menunjukkan bahwa sebagaian besar
Data deskriptip hasil penelitian pada
pekerja sudah keracunan merkuri, akan
pekerja tambang emas di Desa jendi
tetapi para pekerja tambang emas tersebut
Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri
belum mengalami gejala atau gangguan
dapat dilihat pada Tabel 2
kesehatan, namun demikian informasi
Dari tabel deskriptif di atas diketahui
tersebut merupakan satu indikasi
bahwa masa kerja pekerja tambang emas

5
yang tetap harus diwaspadai dan perlu ada 30) merkuri anorganik akan menguap,
bila penggunaan
upaya penanggulangan yang lebih baik agar
3. Tabel Distribusi Frekuensi
para pekerja tidak berada pada kondisi yang
Penggunaan Alat Pelindunng Diri
lebih buruk.
(APD) Pada Penambangan Emas
Dari Tabel 3. dapat kita ketahui
bahwa Tradisional di Desa Jendi Kecamatan
sebagian besar responden sudah Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun
menggunakan APD yaitu 36 orang (60%) 2009
dalam melakukan pengolahan emas, namun Variabel Tidak Ya Total
demikian dari 5 jenis APD yang f % f % f %
(APD : 24 40,00 36 60,00 60 100,0
disarankan sebagian besar hanya Masker 51 85,00 9 15,00 60 100,0
kacamata 59 98,30 1 1,70 60 100,0
menggunakan sepatu boot, yaitu 21 orang
Sepatu 39 65,00 21 35,00 60 100,0
(35 %) dan tidak ada pekerja yang Sarung 45 75,00 15 25,00 60 100,0
Pakaian 53 88,30 7 11,70 60 100,0
mengguanakan APD secara lengkap.
Lengkap 0 0,00 60 100,0 60 100,0

Hasil Analisis Bivariat 4. Hasil Uji Statistik Antara Variabel


Hasil uji statistik menunjukkan Penelitian dengan Keracunan Merkuri
terdapat hubungan yang bermakna antara pada Penambangan Emas Tradisional
jumlah jam kerja per hari dengan di Desa Jedi Kecamatan Selogiri
keracunan merkuri pada pekerja tambang Kabupaten Wonogiri Tahun 2009
emas di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Variabel Penelitian X2 p- ket
value
Kabupaten Wonogiri Tahun 2009, dilihat
-Jam-kerja-keracunan 33,962 0,047 Ada
Merkuri
dari nilai p = 0,047. Hasil penelitian ini
-Hari-kerja-keracunan 5,249 0,021 Ada
menunjukkan bahwa pekerja dengan jam Merkuri
-Masa-kerja-keracunan 0,060 0,806 Tidak
kerja > 8 jam dalam sehari berisiko tinggi
Hg
terjadinya keracunan merkuri karena -Jml Hg keracunan 2,022 0,155 Tidak
Merkuri
merkuri digunakan secara kontinyu mulai
-Kacamata keracunan 0,508 0,476 Tidak
pagi sampai dengan sore (08.00 16.00), Merkuri

dengan penggunaan yang secara kontinyu -Sepatu keracunan 0,330 0,566 Tidak
Merkuri
tersebut maka sangat dimungkinkan untuk -Sarung tangan 1,600 0,206 Tidak

kontak secara terus menerus selama durasi keracunan Merkuri


-Pakaian keracunan 1,294 0,255 Tidak
kerja mengingat merkuri dapat masuk ke Merkuri

dalam tubuh bisa melalui kulit dan saluran


merkuri secara terus menerus maka akan
nafas. Merkuri yang berada pada kulit akan
dimungkinkan uap tersebut dapat masuk ke
masuk melalui pori-pori kulit dan masuk
dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalasi)
ke saluran darah. Pada suhu ambien (26C-
dan pada akhirnya akan masuk ke saluran

6
darah. Lama kerja penambang emas di Desa adekuat. Berdasarkan hasil pengamatan di
Jendi telah melebihi batas ketentuan jam lapangan bahwasanya semua pekerja tidak
kerja normal yang berlaku, yaitu 40 jam per pernah menggunakan APD yang adekuat,
minggu atau 8 jam kerja dalam sehari walaupun menggunakan masker sudah
dengan 5 hari kerja, semakin lama dilakukan oleh sebagian pekerja, akan tetapi
penambang emas bekerja maka semakin jenis masker yang digunakan hanya terbuat
lama durasi mereka untuk terpapar unsur dan dari bahan kaos sehingga tidak adekuat
senyawa merkuri, sehingga memungkinkan untuk dapat menghalau uap merkuri masuk
semakin besar penyerapan merkuri oleh ke dalam tubuh melalui inhalasi. Seharusnya
tubuh baik melalui inhalasi maupun jenis masker yang digunakan
absorbsi dan semakin besar pula akumulasi adalah respirator, hal inilah yang
kandungan keracunan merkuri pekerja menyebabkan uap merkuri berpeluang
tambang emasKeberadaan merkuri dalam masuk ke dalam paru-paru, demikian halnya
darah merupakan indikator sementara bahwa dengan penggunaan sarungtangan yang
senyawa tersebut telah masuk ke dalam kedap air (dari karet) dan penggunaan sepatu
tubuh, merkuri dalam darah memiliki waktu boot yang dapat mencegah terabsorbsinya
paruh 2 hari, setelah itu akan mengalami merkuri ke dalam saluran darah mengingat
biotransformasi yang akan menjadi mereka selalu kontak dengan merkuri setiap
metabolit dan sebagian menuju target organ hari maka dimungkinkan semua ini akan
seperti syaraf, ginjal, dll. dapat masuk ke dalam tubuh. Sarung tangan
yang dipakai sebagian pekerja terbuat dari
Rata-rata jumlah hari kerja para pekerja
kain dengan demikian jika basah maka
sebesar 5,65 hari/minggu, kondisi ini turut
merkuri akan terserap pada sarung tangan
mendukung paparan yang kontinyu dari hari
kain tersebut, hal ini memungkinkan kontak
ke hari walaupun merkuri anorganik berada
antar merkuri dan kulit semakin lama
dalam darah hanya dalam waktu singkat,
selanjutnya berimbas pada kadar merkuri
dengan demikian jika rata-rata kerja mereka
yang masuk ke dalam darah. Merkuri masuk
adalah 9,39 tahun dengan rata-rata kerja per
ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru
minggu adalah 5,65 hari maka akan
dalam bentuk uap atau debu. Sekitar 80 %
berpotensi memberikan dampak yang kronis
uap merkuri yang terinhalasi akan
pada organ target tersebut (ginjal, syaraf dan
diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang
hati).
tertelan dari saluran cerna hanya dalam
Kondisi demikian tidak luput juga dari jumlah kecil yang dapat diabaikan,
perilaku pekerja dalam menggunakan APD, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah
hal ini dkarenakan ketidaktahuan dan diabsorbsi. Beberapa senyawa
ketersediaan APD secara lengkap dan
7
merkuri organik dan anorganik dapat Variable p-value

Jam Kerja 20,257 0,999


diabsorbsi melalui kulit. Berdasarkan teori Hari Kerja 1,564 0,055
Jumlah Hg Campuran 1,131 0,201
tersebut maka penggunaan APD yang
APD Sarung Ttangan -1,004 0,195
adekuat menjadi sangat penting untuk
Konstanta -22,922 0,999
menekan terjadinya keracunan merkuri Variable p-value
Jam Kerja 8 0,000
pekerja. 7.4.10
Hari Kerja 4,779 0,970-23,544
Jumlah Hg Campuran 3,099 0,575-17,574
Walaupun pengunaan jumlah merkuri APD Sarung Ttangan 0,366 0,80-1,672

sebagai campuran tidak memberikan kaitan Konstanta 0,000

yang signifikan terhadap keracunan merkuri penyebaran, akumulasi dan waktu


namun penggunaan merkuri yang sedikitpun retensi yang dimilikinya di dalam tubuh.
(berapapun jumlahnya) jika kontak dengan
c. Biotransformasi tertentu yang terjadi
kulit akan terabsorbsi melalui pori, demikian
dalam suatu tata lingkungan dan atau
juga bila merkuri tersebut menguap maka
dalam tubuh organisme hidup yang telah
akan dapat terinhalasi masuk ke dalam paru-
kemasukan merkuri, disebabkan oleh
paru. Merkuri masuk ke dalam tubuh tidak
perubahan bentuk atas senyawa-senyawa
hanya melalui pori kulit ataupun saluran
merkuri dari satu tipe ke tipe lainnya.
nafas namun dapat juga melalui kontak
cairan, misalnya lewat mata
d. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh
Beberapa hal terpenting yang dapat merkuri dalam tubuh adalah
dijadikan patokan terhadap efek yang menghalangi kerja enzim dan merusak
ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh, selaput dinding (membran) sel. Keadaan
adalah sebagai berikut : itu disebabkan karena kemampuan

a. Semua senyawa merkuri adalah racun merkuri dalam membentuk ikatan kuat
bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah dengan gugus yang mengandung
yang cukup belerang, yang terdapat dalam enzim
b. Senyawa merkuri yang berbeda, atau dinding sel.
menunjukkan karakteristik yang berbeda e. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam
pula dalam daya racun, merkuri dalam tubuh umumnya bersifat
5. Tabel Hasil Uji Multivariat Keracunan permanen. Sampai sekarang belum
Merkuri pada Tambang Emas diketahui cara efektif untuk memperbaiki
Tradisional di Desa Jendi Kecamatan kerusakan fungsi - fungsi itu. Efek
Selogiri Kabupaten Wonogiri 2009 merkuri pada kesehatan terutama
berkaitan dengan sistem syaraf, yang
memang sangat sensitif pada

8
semua bentuk merkuri. Manifestasi Hg campuran dan APD sarung tangan karena
klinis awal intoksikasi merkuri memiliki p-value < 0,25.
didapatkan gangguan tidur, perubahan Berdasarkan uji regresi logistik
mood (perasaan) yang dikenal sebagai 2
didapatkan nilai X = 11,540 dan p=0,009
erethism, kesemutan mulai dari daerah
sehingga p-value< 0,05 artinya model
sekitar mulut hingga jari dan tangan,
regresi logistik dapat digunakan untuk
pengurangan pendengaran atau meramalkan pengaruh faktor risiko terhadap
penglihatan dan pengurangan daya keracunan merkuri.
ingat. Pada intoksikasi berat penderita Berdasrkan tabel 5. diketahui bahwa
menunjukkan gejala klinis nilai p>0,05 artinya tidak ada variabel faktor
tremor, gangguan koordinasi, risiko yang dapat digunakan untuk
gangguan keseimbangan, jalan meramalkan besarnya pengaruh factor risiko
sempoyongan (ataxia) yang terhadap keracunan merkuri, walaupun ada
menyebabkan orang takut berjalan. Hal nilai Ratio Prevalence (RP) = 4,779 dan
ini diakibatkan terjadi kerusakan pada 3,099 akan tetapi terdapat nilai 1 pada CI 95
jaringan otak kecil (serebellum). % yakni antara 0,970-23,544 dan 0,547-
Keracunan pada ibu hamil dapat 17,574 artinya tidak cukup bukti untuk
menyebabkan terjadi mental retardasi menyatakan ada pengaruh faktor risiko
pada bayi atau kebodohan, kekakuan terhadap kejadian keracunan merkuri. Hal
(spastik), karena zat metil merkuri yang ini dapat dibuktikan dengan adanya
masuk ke dalam tubuh perempuan hamil hubungan antara variabel risiko itu sendiri
tersebut tidak hanya mencemari organ yaitu antara hari kerja dan jumlah campuran
tubuhnya sendiri, tetapi juga janin yang Hg dengan APD sarung tangan yang bersifat
dikandungnya melalui tali pusat, oleh memperlemah antar variabel tersebut karena
karena itu merkuri sangat rentan besar korelasi = -1,004.
terhadap ibu hamil, ibu menyusui dan KESIMPULAN
mereka yang menderita gangguan
Hasil penelitian Analisis Faktor -
neurologis dan mental organik atau
faktor Yang Berhubungan Dengan
fungsional.
Keracunan merkuri pada Penambang Emas
Hasil Analisis Multivariat
Tradisional Di Desa Jendi Kecamatan
Berdasarkan rekapitulasi hasil dapat
Selogiri Kabupaten Wonogiri dapat
diketahui bahwa ada 4 variabel yang disimpulkan sebagai berikut :
memenuhi syarat untuk dilakukan analisis
1. Karakteristik pekerja tambang emas
multivariat yaitu jam kerja, hari kerja, jumlah
yang menjadi sampel pada penelitian ini
berumur antara 17 - 60 tahun, seluruh
9
pekerja tambang emas memiliki lama 6. tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
kerja antara 7 - 49 jam perminggu, Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
dengan masa kerja yang bervariasi dari dilihat dari nilai p = 0,047.
1 bulan - 29 tahun. Untuk penggunaan 7. Ada hubungan antara jumlah hari
APD keseluruhan diketahui bahwa ada 9 kerja dalam seminggu dengan
pekerja yang hanya menggunakan keracunan merkuri pada pekerja
masker, 1 pekerja menggunakan tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
kacamata, 23 pekerja menggunakan Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
sepatu boot, 16 pekerja menggunakan dilihat dari nilai p =0,027.
sarung tangan dan 9 pekerja 8. Tidak ada hubungan antara jumlah Hg
menggunakan pakaian panjang campuran dengan keracunan merkuri
sedangkan sebanyak 27 pekerja tidak pada pekerja tambang emas di Desa
pernah menggunakan APD selama Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
mereka bekerja sehari - harinya. Wonogiri, dapat dilihat dari nilai p = 0,
2. Sebanyak 40 orang (66,67 %) pekerja 844.
tambang emas di Desa Jendi
Kecamatan Selogiri Kabupaten
Wonogiri Tahun 2009 telah mengalami
keracunan merkuri karena rata - rata
kandungan merkuri di dalam darahnya
53,5 g/l, melebihi NAB yang
diperbolehkan oleh WHO yaitu 5 - 10
g/l.
3. Rata-rata jumlah merkuri yang
digunakan sebagai campuran dalam
pengolahan emas adalah 87 gram.
4. Tidak ada hubungan antara masa kerja
dengan keracunan merkuri pada pekerja
tambang emas di Desa Jendi Kecamatan
Selogiri Kabupaten Wonogiri, dapat
dilihat dari nilai p = 0, 375.

5. Ada hubungan antara jam kerja dengan


keracunan merkuri pada pekerja

10
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :

Yovita, Selvy. 2009. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pertambangan
Batubara di PT. Marunda Grahamineral, job site Laung Tuhup
Kalimantan Tengah. Surakarta :Laporan D3 Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Universitas 11 Maret

Junita, Nita Ratna. 2013. Resiko Keracunan Merkuri (Hg) pada Pekerja
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Cisarwa Kecamatan
Nanggung Kabupaten Bogor. Jakarta :Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negri Sarif Hidayatullah

Sumarna, Diah Pithaloka dkk. 2013. Determinan Penggunaan Alat Perlindugan Diri
(APD) pada Karyawan Percetakan di Kota Makassar. Makassar : Jurnal
Universitas Hasanuddin

Rianto, Sugeng dkk. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Keracunan Merkuri pada Penambangan Emas Tradisioan di Desa Jendi
Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Jakarta : Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia

Romi, Mochammad. 2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selamat-


safety.blogspot.co.id/02/keracunan-merkuri-pada-masyarakat-di.html. diakses
pada tanggal 10 Oktober 2016 Jam 21.00

11

Anda mungkin juga menyukai