Anda di halaman 1dari 46

FAKTOR DLM PERENCANAAN TEKNIS,

EKONOMIS, LEGAL DAN WAKTU


Perencanaan teknis
Rencana detail dengan mengacu pada rencana induk/studi
kelayakan
Dilengkapi dengan gambar detail,
Spesifikasi teknis,
SOP dan
Dokumen lain yang diperlukan (penjabaran RKL/RPL atau UKL
CONTOH PERSAMPAHAN

Didasarkan pada :

- Kondisi kota;
- Rencana pengembangan kota;
- Kondisi penyelengaraan PSP
- Permasalahan penyelenggaran PSP

PENYUSUNAN
RENCANA INDUK Memperhatikan :
- Kebijakan dan strategi penyelenggaraan PSP
- Norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan oleh pemerintah
- Rencana Tata Ruang Wilayah
- Keterpaduan dengan pengembangan sistem
penyediaan air minum, sistem pembuangan air
limbah dan sistem drainase perkotaan
Rencana Induk
Rencana induk yang dimaksud :
Rencana induk di dalam satu wilayah
administrasi
Rencana induk lintas kabupaten Asperk Teknis
dan/atau kota Operasional

Rencana induk lintas provinsi


Memuat rencana : Aspek Aspek
Pembiayaan Organisasi
Daerah pelayanan
Kebutuhan dan tingkat pelayanan
Penyelenggaraan PSP seperti aspek
teknis, kelembagaan, pengaturan,
pembiayaan dan peran serta Aspek Aspek Peran
Hukum & Serta
masyarakat Peraturan Masyarakat
Rencana Induk
Aspek Teknis meliputi :
Pembatasan timbulan sampah
Pendaurulangan sampah
Pemanfaatan kembali sampah
Pemilahan sampah
Penggumpulan sampah
Pengangkutan sampah
Pengolahan sampah
Pemrosesan akhir sampah
PERENCANAAN TEKNIS DAN MANAJEMEN PERSAMPAHAN
(PTMP)

Memuat :
Rencanan daerah pelayanan
Tingkat pelayanan
Tahapan pelayanan
Rencana penyelenggaran PSP yang memuat : kelayakan teknis,
ekonomi, keuangan, hukum dan kelembagaan

Disusun oleh pemerintah Kabupaten/Kota


PROSES PENYUSUNAAN RENCANA INDUK
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH (SPS)
Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah
TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

TIMBULAN SAMPAH
TIMBULAN SAMPAH

PEMILAHAN DAN
PEMILAHAN DANPENGOLAHAN
PENGOLAHAN
DI SUMBER
DI SUMBER

PENGUMPULAN
PENGUMPULAN

PEMINDAHAN
PEMINDAHAN
FAS. PENGOLAHAN
FAS. PENGOLAHAN3R
3R

PENGANGKUTAN
PENGANGKUTAN

PEMBUANGAN AKHIR
PEMBUANGAN AKHIR
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH
DKI JAKARTA 2012 - 2032
Kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan meliputi perencanaan,
pengurangan dan penanganan sampah.
PENGURANGAN
Pembatasan timbulan sampah
Penggunaan kembali
PERENCANAAN
Daur ulang
Target Pengurangan
sampah
Penyediaan sarana dan
prasarana
Peran serta masyarakat
Kerja sama PENANGANAN
daerah/Kemitraan
Teknologi ramah Regulasi
lingkungan Kelembagaan
Rencana pengembangan Pendanaan
Meningkatkan jangkauan Peran Serta masyarakat
dan kualitas pelayanan Teknis Operasional
Pemilahan / Pewadahan
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengolahan antara
Pengolahan/Pemrosesan
Akhir
Kelembagaan

Lembaga atau instansi pengelola sanitasi merupakan motor


penggerak seluruh kegiatan pengelolaan sanitasi dari sumber
sampai akhir proses.

Kondisi kebersihan suatu kota atau wilayah merupakan output


dari rangkaian pekerjaan manajemen pengelolaan sanitasi
yang keberhasilannya juga ditentukan oleh faktor-faktor lain.

Kapasitas dan kewenangan instansi pengelola sanitasi menjadi


sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus
dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya
tidak sederhana bahkan cenderung cukup rumit sejalan
dengan makin besarnya kategori kota.
PROSES PENYUSUNAAN RENCANA INDUK
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH (SPS)
Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

Skala
Pelayanan

C
Kota

B
Kawasan

A
Rumah Tangga
(On - Site)

Kelembagaan
Individual Lembaga 1 Lembaga 2 Pengelola
(Informal / formal) (Formal)

Catatan :
A : Kondisi Pelayanan Eksisting
B & C : Kondisi pelayanan yang direncanakan pada rencana induk
Pembiayaan

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar


roda sistem pengelolaan sanitasi di suatu kota dapat bergerak
dengan lancar.
Sistem pengelolaan sanitasi di Indonesia akan menuju pada
'pembiayaan sendiri', termasuk dengan pembentukan
perusahaan daerah. Sektor pembiayaan ini menyangkut
beberapa aspek, seperti :
Proporsi APBN dan anggaran pengelolaan sanitasi, antara
retribusi dan biaya pengelolaan sanitasi (persampahan)
Proporsi komponen biaya tersebut untuk : gaji, transportasi,
pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan serta
administrasi
Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat
Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.
Peraturan

Aspek peraturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara


Indonesia adalah negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan
bertumpu pada hukum yang berlaku.
Manajemen Sanitasi kota di Indonesia membutuhkan kekuatan
dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi,
pemungutan retribusi, ketertiban masyarakat, dan sebagainya.
Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pengelolaan
sanitasi di perkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang :
Ketertiban umum yang terkait dengan pengelolaan sanitasi.
Rencana induk pengelolaan sanitasi ( sampah, Air Limbah dan
Drainase kota).
Bentuk lembaga dan organisasi pengelola.
Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan.
Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi.
Peran Serta Masyarakat

Retribusi merupakan bentuk konkrit partisipasi masyarakat


dalam membiayai program pengelolaan sanitasi. Bentuk
penarikan retribusi dibenarkan bila pelaksananya adalah
badan formal yang diberi kewenangan oleh pemerintah.
Suatu program untuk meningkatkan peran serta masyarakat
secara terpadu, teratur dan secara terus menerus, bekerjasama
dengan organisasi-organisasi yang ada meliputi:
Penerangan tentang pentingnya pelaksanaan kebersihan dan
pengelolaan sanitasi
Peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
pengelolaan sanitasi seperti kelompok PKK, Karang Taruna,
dan lain-lain.
Contoh persampahan

Peran serta masyarakat yang diharapkan dalam usaha


pengelolaan persampahan antara lain :
Turut memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungannya
Turut terlibat aktif dalam program-program kebersihan
Secara informal turut menerangkan arti kebersihan pada
anggota masyarakat lainnya
Membayar retribusi secara aktif
Masyarakat saling mengingatkan bila melihat anggota
masyarakat lain melanggar peraturan yang berlaku
Simpul-simpul masyarakat turut aktif menyebarkan informasi
dan penerangan masalah penanganan kebersihan secara
bersama-sama.
STUDI
KELAYAKAN
STUDI KELAYAKAN
Diperlukan untuk kegiatan penyediaan PS persampahan yang
menggunakan teknologi pengolahan dan pemrosesan akhir
berupa pengolahan biologi, termal, dan teknologi lain dengan
kapasitas lebih dari 100 ton/hari
Disusun berdasarkan :
Rencana induk penyelenggaraan PSP yang telah ditetapkan
Kelayakan teknis, ekonomi dan keuangan
Kajian lingkungan, sosial, hukum dan kelembagaan
Disusun oleh pemerintah sesuai kewenangan dan atau/ swasta
Memuat :
-Rencana teknis operasional
-Kebutuhan lahan
-Kebutuhan air dan energi
-Kebutuhan PS
-Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan
-Masa layanan sistem
KELAYAKAN -Kebutuhan SDM
TEKNIS

Didasarkan atas kajian :


-Timbulan komposisi dan karakteristik sampah
-Teknologi dan sumber daya setempat
-Keterjangkauan pengoperasian dan pemeliharaan
-Kondisi fisik setempat
Diukur berdasarkan :
-Nisbah hasil biaya ekonomi (Economic Benefit Cost
Ratio - EBCR)
-Nilai ekonomi kini bersih (Economic Net Present
Value - ENPV)
-Laju Pengembalian ekonomi internal (Economic
KELAYAKAN Internal Rate for Return - EIRR)
EKONOMI

Memperhitungkan :
-Manfaat yang dapat diukur dengan nilai uang berupa
manfaat langsung dan tidak langsung
-Manfaat yang tidak dapat diukur dengan nilai uang
KELAYAKAN EKONOMI
Manfaat tidka dapat diukur
Manfaat Langsung Manfaat Tidak Langsung
dengan nilai uang :
-Pendapatan material dari -Peningkatan nilai harga tanah -Pengurangan tingkat
yang dapat didaurulang dan bangunan pencemaran
-Pemanfaatan kompos -Pengurangan biaya -Terjaganya kelestarian SDA
sebagai pupuk dan pengolahan air baku air -Penurunan derajat konflik
atau/pengganti tanah minum yang disebabkan oleh
penutup TPA pencemaran persampahan
-Pemanfaatan gas bio sebagai
sumber energi
-Pendapatan dari
pemanfaatan lahan bekas TPA
untuk keperluan ruang
terbuka hijau
KELAYAKAN EKONOMI
Kelayakan ekonomi dengan membandingkan manfaat
yang diterima dengan biaya yang ditimbulkan baik
operasional, pemeliharaan maupun biaya pengembalian
modal

Jika manfaat ekonomi lebih besar dari biaya yang


ditimbulkan, baik berupa OM maupun biaya
pengembalian modal LAYAK EKONOMI
Diukur berdasarkan :
-Periode pengembalian pembayaran (pay back period)
-Nilai keuangan kini bersih (Financial Net Present
Value FNPV)
-Laju Pengembalian ekonomi internal (Economic
Internal Rate for Return - EIRR)

KELAYAKAN Memperhitungkan :
KEUANGAN -Tingkat inflansi
-Jangka waktu proyek
- Biaya Investasi
-Biaya operasi dan pemeliharaan
-Biaya umum dan administrasi
-Biaya penyusutan
-Tarif retribusi
-Pendapatan retribusi
KELAYAKAN KEUANGAN
Dilakukan dengan membandingkan pendapatan dari tarif
atau retribusi dengan biaya yang ditimbulkan, baik
oeprasional maupun pengendalian modal

Jika pendapatan dari tarif atau retribusi lebih besar dari


biaya yang ditimbulkan baik operasional, pemeliharaan
maupun pengembalian modal LAYAK KEUANGAN
Dasar Hukum
UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan Sampah
PP No.16/2005 ttg Pengembangan SPAM
PP No. 23/2005 ttg Pengelolaan Keuangan BLU
PP No. 38/2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan
PP No. 15/2010 ttg Penyelenggaraan Penataan Ruang
PP No. 81/2012 ttg Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
PerPres No. 47/2009 ttg Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara
PerPres No. 24/2010 ttg kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian
Negara
Peraturan Menteri PU No. 08/PRT/M/2010 ttg organisasi dan tat akerja
Kementerian Pekerjaan Umum
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 03/PRT/M/2013
Ttg: Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan
Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pokok2 Dasar kebijakan Pemerintah

UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan Sampah


-Mengedepankan Pengurangan Tanah
-Penutupan Semua TPA Open Damping pada th 2013
-Monitoring Kualitas lingkungan pasca penutupan TPA
sampai dengan 20 th

PP.No.16/2005 ttg Pengembangan SPAM


-Untuk Kota Sedang dan Kecil, TPA harus
menggunakan metode Lahan Urug terkendali
-Untuk Kota Besar dan Metropolitan, TPA
menggunakan metode Lahan Urug Saniter
Pokok2 Dasar kebijakan Pemerintah
PP No. 81/2012 ttg Pengelolaan Sampah Rumah Tangga &
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
-Setiap orang wajib melakukan pengurangan dan
penanganan Sampah
-Pemerintah Kasbupaten/Kota menyediakan fasilitas
pengolahan sampah antara lain berupa TPS3R

PERMEN PU NO: 03/PRT/M/2013


Ttg: Penyelenggaraan Prasarana & Sarana PersampahanDalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
-Ruang Lingkup meliputi: Perencanaan Umum, Penanganan
Sampah, Penyediaan fasilitas pengolahan dan Pemrosesan
Akhir Sampah, dan Penutupan/Rehabilitasi TPA
-Sampah yang dibawa ke TPA tahun 2025 adalah Residu
Diagram Permen PU.3 - 2013

II . Perencanaan Umum
10 Bab Rencana Induk
Studi Kelayakan
80 Pasal Perenc. Teknis &
Manajemen Persampahan
VI. Kompetensi
5 Lampiran
Penanganan Sam- III.Penanganan Sampah
pah & Sertifikasi I.Ketentuan Umum pemilahan
Ruang Lingkup pengumpulan
Sampah Rumah Tangga pengangkutan
VII. Penelitian & Sampah Sejenis Sampah pengolahan
Pengembangan Rumah Tangga pemrosesan akhir sampah

VIII. Peran Masya- V.Penutupan & Rehabi-


rakat & Swasta litasi TPA: IV.Penyediaan fasilitas
TPA penuh & tak pengolahan &
mungkin diperluas; pemrosesan akhir:
IX. Pembinaan & lokasi TPA tak sesuai perencanaan teknik;
Pengawasan RTRW/ RTRK kota/kab Pelaksanaan pembangunan
dioperasikan dgn cara operasian & pemeliharaan;
penimbunan terbuka pemantauan & evaluasi
X. Ketentuan Lain
LAMPIRAN-LAMPIRAN PERMEN PU NO 3 - 2013
PENYELENGGARAAN PRASARANA & SARANA PERSAMPAHAN
DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB.II LAMPIRAN I:
PERENCANAAN UMUM PENYELENGGARAAN PSP
PERENCANAAN UMUM
LAMPIRAN II:
PERSYARATAN TEKNIS PENGUMPULAN SAMPAH DAN
BAB.III PENYEDIAAN TPS DAN ATAU TPS.3R
PENANGANAN SAMPAH

LAMPIRAN III:
BAB.IV LAMPIRAN IV: PERSYARATAN TEKNIS
PENYEDIAAN FASILITAS TATA CARA PENYEDIAAN PENYEDIAAN
PENGOLAHAN & PEMROSESAN FASILITAS PENGOLAHAN & PENGOPERASIAN,
AKHIR SAMPAH PEMROSESAN AKHIR SAMPAH PENUTUPAN ATAU
REHABILITASI TPA

BAB.V
PENUTUPAN ATAU LAMPIRAN V:
REHABILITASI TPA INDEKS RISIKO PENUTUPAN / REHABILITASI TEMPAT
PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
Permen PU no: 3 tahun 2013 tentang:
Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan
Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Bagaimana
Cara Penerapan
Pelaksanaan ???
PROSEDUR TEKNIS
PENYUSUNAN RENCANA
PERLU DIBUAT INDUK
DAN STUDI KELAYAKAN
: SISTEM PENGELOLAAN
SAMPAH
KONSEP PROGRAM PENANGANAN SAMPAH
UU 18/2008 PERUBAHAN IKLIM
PENGURANGAN
PP 81/2012 SAMPAH
Extended Producen Responsibility (EPR)
Teknologi Packaging
UU 32/2009: LH
SKALA RUMAH TANGGA
UU 7/2004: SDA
PP 16/2005:SPAM SKALA KAWASAN TPS 3R
JAKSTRA Pemilahan
Permen PU No. SKALA KOTA TPST, TPA
3/2013
SKALA KAWASAN
PENANGANAN Pengumpulan
SKALA KOTA
SAMPAH
SKALA KAB/KOTA SPA
Pengangkutan SKALA PROV : LINTAS SPA
KAB/KOTA

Pengolahan PEMADATAN SKALA KAWASAN, KOTA SPA

PENGOMPOSAN SKALA RT, KAW, KOTA TPS 3R, TPST, TPA

DAUR ULANG MATERI SKALA KAWASAN, KOTA TPS 3R, TPST, TPA

DAUR ULANG ENERGI SKALA KAWASAN, KOTA TPS 3R, TPST, TPA

METODE LAHAN URUG TERKENDALI


Pemoresan SKALA KAB/KOTA
Akhir METODE LAHAN URUG SANITER
SKALA PROV : LINTAS
METODE RAMAH LINGKUNGAN KAB/KOTA
UU 18/2008 PERUBAHAN IKLIM
PP 81/2012 26 % dgn usaha sendiri
41 % dengan bantuan internasional
Sektor Limbah : 0,048 Gton = 1,63%
PENANGANAN PENGURANGAN 0,078 Gton = 2,69%
SAMPAH SAMPAH
Pencegahan terbentuknya Penanganan emisi GRK
emisi GRK Flare
pemanfaatan energy

Pilot Project Penanganan


Gas:
30 % TPS 3R terbangun 2013 Perencanaan
(406 lokasi) : 0,0733 Teknis
mega ton CO2 eqv 2014 Konstruksi
2015 replikasi

Kegiatan Direktorat PPLP


Sektor Persampahan
Peraturan Bidang Persampahan
(1/2)
UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
PP No. 16/2005 tentang Pengembangan SPAM
PP No. 42/2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Bidang Persampahan
(2/2)
PP No. 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Permen PU No.1/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No. 3/2013 tentang Penyelenggaraan Sarana dan
Prasarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Permen PU No.19/2012 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan
Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
Permen LH No. 13/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah
Kepmen LH No. 11/2006 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi dengan AMDAL dalam Bidang Persampahan
Prasarana/Sarana TPA
Fasilitas Dasar Fasilitas Fasilitas Operasional Fasilitas Penunjang
Perlindungan
Lingkungan

jalan masuk; lapisan kedap air; alat berat; bengkel;


jalan operasional; saluran pengumpul truk pengangkut garasi;
Jalan kerja (ram) lindi; tanah; dan tempat pencucian
listrik atau genset; instalasi Tanah penutup. alat angkut dan alat
drainase; pengolahan lindi; berat;
air bersih; zona penyangga; alat pertolongan
pagar; dan sumur uji atau pertama pada
kantor. pantau; dan kecelakaan;
penanganan gas. jembatan timbang;
laboratorium; dan
tempat parkir.
Sarana dan Prasarana di TPA
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
(APBN) (APBD)
Sel TPA Jalan akses
Jalan operasional Jembatan timbang
Jalan Kerja 9ram) Kantor
Alat berat di TPA Bengkel
Drainase sekeliling sel Pagar
Drainase air hujan Pos jaga
Pengolahan lindi Sabuk Hijau
Instalasi penangkap
gas
Komposting Pemerintah Pusat
Bisa didanai oleh Pemerintah Daerah 35
Pemilahan
Pihak swasta
Readiness Criteria
Usulan Pembangunan TPA
Kota/kabupaten termasuk Kawasan Strategis Nasional (KSN) :
Cluster A dan B
RPIJM/PPSP Buku Putih, SSK, Memorandum Program
Surat permintaan dari Pemerintah Daerah komitmen untuk
membangun TPA, bersedia menerima aset, menyediakan dana OM,
lembaga pengelola
Lahan sesuai dengan RTRW dan sudah bebas
Dilengkapi dengan dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL/UPL)
Master Plan/FS
Detail desain (lengkap dengan RAB, nota desain dan gambar teknis
yang telah dibahas dan disetujui)
MoU yang antara lain berisi kesiapan daerah untuk menerima,
mengoperasikan dan memelihara infrastruktur TPA
PROSEDUR TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA INDUK
& STUDI KELAYAKAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

PROSES Kota Besar dan


PENYUSUNAN Metro :
RENCANA (>100.000 jiwa)
KRITERIA TEKNIS RI-SK
INDUK
Rencana Induk &
OUTLINE Studi Kelayakan
LAPORAN
Kota Sedang
STUDI
dan Kecil :
KELAYAKAN
(100.000 jiwa)
PTMP
TEMPLATE
OUTLINE (Perencanaan
FORMAT Teknis dan
LAPORAN
LAPORAN Manajemen
Persampahan)
Kedudukan RI- SPALT dalam Dokumen
Perencanaan

38
Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana Induk

Kriteria dan Standar Pelayanan


Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat
Harus Terdiri dari :
Unit Pelayanan
Unit Pengumpulan
Unit Pengolahan
Teknologi Pengolahan Lumpur
Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat
Harus Terdiri dari :
Unit Penampung Tinja Setempat
Sarana Pengangkutan Lumpur Tinja (SPLT)
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
39
Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana Induk

Survey Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAL

Survei pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan


Mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek, dan wilayah
pelayanan, badan air penerima, dan jalur transmisi air limbah
Kondisi detail wilayah pelayanan saat ini dan akan datang
Survei Pengkajian Kualitas Air Limbah
- Kualitas badan air penerima sesuai baku mutu dan sesuai golongannya
Survei pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
- Ada data statistik sampai 10 tahun terakhir
- Terdapat pembagian wilayah berdasarkan jumlah penduduk
- Terdapat rumus perhitungan proyeksi penduduk
Apabila data yang diambil tidak tersedia di lapangan (misalkan data
kebutuhan air minum), maka dapat menganalogikannya dengan
menggunakan data dari Kabupaten/Kota lain yang sejenis

40
Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana Induk

Keterpaduan Perencanaan SPAL dengan Sektor Lain


Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan
Air Minum
Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan
Drainase
Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan
Sampah
Kontribusi SPAL dalam Program Perubahan Iklim
Membahas tentang Program Nasional berkaitan dengan peranan
pengelolaan air limbah dalam Perubahan Iklim sesuai peraturan yang
berlaku
Membahas hubungan antara SPAL dengan mitigasi GRK
Data pendukung yang berkaitan dengan model perhitungan
pengurangan emisi GRK berdasarkan IPCC
41
PERIODE PERENCANAAN
Rencana induk SPAL harus direncanakan untuk periode perencanaan
20 tahun, dihitung dengan mempertimbangkan penetapan oleh kepala
daerah sesuai dengan kewenangannya.
Periode perencanaan dalam penyusunan rencana induk dibagi menjadi
3 tahap pembangunan sesuai urutan prioritas, yaitu:
Perencanaan Jangka Pendek (Tahap Mendesak)
Perencanaan pembangunan jangka pendek atau tahap mendesak
dilaksanakan dalam satu sampai dua tahun anggaran, dengan
memprioritaskan pada hal yang mendesak.
Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan pembangunan jangka menengah mencakup tahapan
pembangunan 5 tahun setelah dilaksanakan program jangka pendek.
Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan pembangunan jangka panjang merupakan rangkaian
dari keseluruhan pembangunan di sektor air limbah untuk 20 tahun
yang akan datang.
Penetapan Arah Pengembangan (1)

Tahapan dalam penetapan arah pengembangan terdiri dari :


Analisis SWOT Arah Pengembangan SPAL
Analisis SWOT (Sthrenghts, Weakness, Opportunities, Threats)
merupakan alat bantu perencanaan strategis yang dapat
membantu perencanaan penetapan arah pengembangan
sarana dan prasarana air limbah dimasa mendatang.
Keampuhan analisis SWOT ini terletak pada kemampuan para
penentu strategi pengembangan SPAL dalam memaksimal
peranan faktor internal yaitu kekuatan (S) dan meminimalkan
kelemahan (W), serta memanfaatkan faktor eksternal yaitu
peluang (O) dan mampu menekan dampak tantangan (T) yang
harus dihadapi.
Penetapan Arah Pengembangan (2)

Analisis SWOT untuk peningkatan dan pengembangan sarana


dan prasarana air limbah pada zona prioritas di permukiman
terbangun, dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Kondisi sistem pengelolaan air limbah;
Kondisi tingkat pencemaran air tanah;
Kondisi tingkat pencemaran badan air penerima;
Kondisi sosial ekonomi masyarakat;
Kondisi kesehatan masyarakat;
Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to pay);
Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan,
drainase, dan sebagainya); dan
Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APBD.
Siklus Proyek Infrastruktur
Tahap Komseptual Proyek : pemerintah membuat rancangan konseptual untuk proyek
INFRASTRUKTUR dengan mengacu kepada kebutuhan yang mendesak Pihak swasta dapat juga
mengajukan proposal kepada pemerintah dengan pertimbangan-pertimbangan teknis serta
financial yang cukup memadai.

Tahap promosi : Tahap promosi terdiri atas design pendahuluan, evaluasi studi kelayakan dan
penyerahan konsesi oleh pemerintah kepada pihak swasta yang di beri wewenang
menyelenggarakan proyek,dengan pertimbangan kesepakatan kedua belah pihak sudah
memenunuhi ketentuan yang berlaku.

Tahap Detail Design dan Pengadaan : Tahap ini adalah design terperinci, terdiri atas kegiatan
pendalaman aspek persoalan, seperti : design engineering, pembuatan jadwal induk atau
anggaran, penyiapan perangkat dan peserta proyek untuk program lelang pelaksana
konstruksi.

Tahap Konstruksi : Pelaksanaan konstruksi membutuhkan biaya sangat besar, pembiayaannya


dapa diperoleh dari pasar modal atau pinjaman sindikasi bank atau dapat juga dengan
penyertaan modal oleh stake-holder lainnya.

Tahap Operasi dan Pemeliharaan : pihak swasta dapat bekerja sama dengan operator yang
telah berpengalaman dalam hal pengoperasian infrastruktur sebagai bagian dari konsorsium
proyek.

Pihak operator melakukan kegiatan pemungutan biaya kepada masyarakat, pemeliharaan


terhadap fasilitas proyek yang semuanya diawasi secara penuh oleh pihak konsorsium dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran proyek dengan kinerja biaya, waktu, mutu dan
keselamatan kerja yang paling maksimal.
ALUR PELAKSANAAN PENYUSUNAN DED PERSAMPAHAN

Anda mungkin juga menyukai