Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK SAMPLING

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Apa yang dimaksud dengan:

a. Populasi
Kelompok atau group terhadap siapa peneliti akan
melakukan generalisasi hasil penelitiannya

b. Sampel

Sebuah kelompok atau group dimana informasi


diperoleh

c. Target population
Populasi aktual dimana peneliti sesungguhnya ingin men-
generalisasi hasil penelitiannya

d. Accessible population
Populasi dimana seorang peneliti dapat (able) men-
generalisasi hasil penelitiannya

2. Kemukakan sebuah contoh research problem:

Pengaruh pengajaran berbatuan komputer (computer assisted


instruction)
terhadap penguasaan konsep-konsep Fisika siswa SMU kelas I di propinsi
Bali
a. Target population-nya
Seluruh siswa SMU kelas I di propinsi Bali

b. Accessible population-nya
Seluruh siswa SMU kelas I di kabupaten Buleleng
c. Sample-nya
Sebagian siswa SMU kelas I di kabupaten Buleleng (jumlah
sampelnya lihat tabel Krecjie atau gunakan rumus statistik)
d. Teknik sampling-nya
Multistage random sampling

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL (SAMPLING)

1. Prinsip Teknik Sampling:


Menduga karakteristik populasi berdasarkan sampel yang
diambil dari popualsi tersebut.

Who do you want to The Theoretical


generalize to? Population

What population can you The Study


get access to? Population
How can you get The Sampling
access to them? Frame

2. Mengapa diperlukan sampling?


a. Karena sensus tidak mungkin dilakukan
- Populasi terlalu besar
- Populasi tak terbatas
- Cara sensus dapat merusak populasi
b. Menghemat sumber daya: biaya, waktu, tenaga
c. Kecepatan memperoleh informasi
d. Ruang lingkup (cakupan) populasi lebih luas
Untuk alokasi sumber daya yang sama, cara sampling
lebih memungkinkan menjangkau populasi yang lebih luas
dibandingkan cara sensus
e. Informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam
3. Pengertian Dasar
a. Populasi:
Keseluruhan unit atau individu yang ada dalam ruang lingkup
yang sedang diteliti yang akan diduga karakteristiknya

Banyaknya anggota populasi disebut ukuran populasi (N)

Suatu nilai yang menjelaskan karakteristik populasi


disebut parameter, misal: rerata () , simpangan baku ()

Populasi dapat dibedakan menjadi:


a) Populasi terbatas (finite population), yaitu
populasi yang jumlah anggotanya dapat diketahui
secara pasti, misal: jumlah pendudukpropinsi Bali (=
.. ribu jiwa)
b) Populasi tak terbatas (infinite population), yaitu
populasi yang jumlah anggotanya sulit (tidak)
diketahui secara pasti, misal: populasi ikan di
samudra Indonesia

Dari aspek generalisasi, dapat dibedakan menjadi:


a. Target population
b. Accessible population.

b. Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu
untuk diukur karakteristiknya dan dianggap mewakili
populasi

Banyaknya anggota sampel disebut ukuran sampel (n)

Suatu nilai yang menjelaskan karakteristik sampel disebut:


Statistik, misal rerata (X), simpangan baku (s).

c. Kerangka penarikan sampel (sampling frame)


Suatu daftar yang memuat keseluruhan unit sampel dalam
populasi yang dari sinilah sampel diambil.

Ilustrasi:
Seorang peneliti ingin mengkaji minat lulusan SLTA di
Kab. Buleleng untuk menjadi guru. Dalam hal ini, maka:

Populasinya : Seluruh lulusan SLTA yang ada di kab.


Buleleng
Ukuran Populasi: Banyaknya lulusan SLTA di kab. Buleleng.
Misal: 4500 orang.
Sampling frame : Daftar seluruh lulusan SLTA di kab.
Buleleng, berupa daftar: nama, alamat,
jenis kelamin, asal sekolah, pekerjaan
orang tua, dsb.
Sampel : Sejumlah lulusan SLTA di kab. Buleleng
Ukuran sampel : Banyaknya lulusan SLTA yang diambil
dari populasi. Misal: 500 orang
3. Klasifikasi Metode Sampling

Metode sampling dapat dibedakan menjadi: 1)


metode yang menggunakan teori probabilitas
(probability sampling), dan 2) metode yang tidak
menggunakan teori probabilitas (non-probability
sampling).
Klasifikasinya dapat digambarkan sebagai berikut:

TEKNIK SAMPLING:

1. PROBABILITY SAMPLING
A. Simple Random Sampling
B. Systematic Random Sampling
C. Stratified Sampling
D. Cluster Sampling
E. Multistage Sampling

2. NON-PROBABILITY SAMPLING
A. Convinience (Aksidental) Sampling
B. Purposive Sampling
C. Quota Sampling
D. Snowball Sampling
5. PROBABILITY SAMPLING
Probability Sampling: adalah metode sampling yang
menggunakan teori probabilitas yang dicirikan dengan
adanya proses pemilihan sampel secara acak atau random
(random artinya semua anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel)

Keunggulan:
1. Faktor subjektivitas dalam pemilihan sampel dapat
dihindarkan
2. Menggunakan teori-teori probabilitas, sehingga bias
dalam pendugaan parameter dapat diketahui
3. Penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi
lebih valid karena didasarkan atas teori-teori statistika.
Kelemahan:
Memerlukan kerangka sampling (sampling frame) yang
kadangkala tidak mudah memperolehnya sehingga perlu biaya
tambahan.
Notasi-notasi yang digunakan:
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
NCn = jumlah kombinasi n sampel dari N populasi
F = n/N = fraksi penarikan sampel
5.1 Simple Random Sampling:
Merupakan metode pengambilan sampel yang
memungkinkan
peluang terambilnya suatu unit sampel adalah sama besar.

Cara pemilihan sampel:


1. Undian
2. Kalkulator, tekan tombol: Ran #, untuk mengeluarkan
angka acak
3. Komputer, misal melalui Excel: fungsi = Rand ( )
4. Tabel angka random, tersedia pada buku-buku teks
Contoh:
Ingin diketahui rata-rata tinggi badan mahasiswa di suatu kelas
yang beranggotakan 60 orang. Sampel yang digunakan hanya 6
orang saja.
Maka tahapan pemilihan sampelnya adalah:
1. Tetapkan kerangka sampling, misalnya daftar absensi Mhs.
2. Pilih 6 dari 60 orang Mhs. sebagai sampel, misalnya dengan
menggunakan penggalan dari tabel angka random berikut:
10840155962732618.., dst.
3. Sekatlah angka random tersebut dengan jumlah sekatan
sebanyak digit ukuran populasinya. Dalam hal ini sekat tiap 2
angka karena N = 60 (dua digit).
4. Ambil nomor sampel (ci) sesuai angka random yang terpilih:
ci = A k (N); dimana A = sekatan angka random, k = 0, 1, 2,...
5. Buat daftar hasil pemilihan sampel sebagai berikut:

Angka
No Nomor Sampel
Random
Absensi (Ci) Terpilih
Tinggi
(A) Inilah 6 orang
(sampel) yang
terpilih dari 60
orang
Mhs.(Populasi)

Badan
(Cm)
1 10 10 =10- Agung 165
0(60)
2 84 24 =84- Sri 156
1(60)
3 01 1 =1-0(60) Budi 170
4 55 55 =55- Susi 162
0(60)
5 96 36 =96- Artha 174
1(60)
6 27 27 =27- Yoga 169
0(60)

Keuntungan Simple Random Sampling:


* Cara pengambilan sampelnya mudah
* Pendugaan parameter populasinya mudah dilakukan dan
sederhana
Kelemahannya:
* Hanya cocok untuk populasi yang relatif homogen
* Memerlukan sampling frame
* Kurang efisien, untuk populasi yang tersebar secara geografis
5.2. Systematic Random Sampling (Acak Sistematis)
= metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang
terpilih.

- Tahapan pemilihan sampel :


- Cari sampling frame, beri nomor unit sampel dari 1 sampai N
- Tentukan ukuran sampel (n) yang diinginkan
- Tentukan interval (k) : k = N/n
- Pilih secara acak (gunakan cara undian, kalkulator atau tabel angka acak) bilangan
bulat antara 1 sampai k sebagai sampel pertama.
- Ambil sampel berikutnya dengan interval k tersebut.

Contoh :
Misalkan ada populasi mahasiswa yang terdiri atas 60 orang (N = 60). Akan diambil sampel sebanyak
10 orang (n = 10) secara sistematis. Untuk itu, maka :

N = 60 Diinginkan : n = 10 k = 60/10 = 6

Ambil secara acak sampel 1 60, misal : No. 2

Mulai dari No. 2 ambillah setiap 6 unit sebanyak 10 sampel

No.Absensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 .. 60
Tinggi(Cm) 165 152 155 176 160 180 176 173 154 163 168 159 172 181 179 .. 166

Jadi, sampel terpilih adalah No. Absensi : 2, 8, 14, 20, 26,


32, 38, 44, 50, 56

Keuntungan Systematic Random Sampling :


Cepat, mudah, dan relatif murah dalam
pelaksanaannya
Tidak memerlukan kerangka penarikan contoh
(sampling frame). Misal : apabila jarak antar plot di lapangan
tiap 200 m untuk plot berikutnya.
Cocok untuk lokasi yang tersebar
Keterwakilan cukup tinggi karena dapat mencakup
seluruh bagian areal.

Kerugian Systematic Random Sampling :


Apabila urutan unit sampel tidak sepenuhnya acak,
maka variasi populasi tidak dapat diduga secara tepat.
Jika populasi memiliki pengulangan karakteristik
yang relatif tetap (apalagi kebetulan sama dengan interval
yang digunakan), maka sampel akan menjadi seragam
sehingga kurang dapat menjelaskan variasi keragaman
dalam populasinya.

5.3. Stratified Random Sampling (Acak Terstratifikasi)


= metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.
- Digunakan apabila kondisi populasi tidak homogen
tetapi masih dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-
kelompok yang relatif homogen.
- Tahapan pengambilan
contoh : Ilustrasi :

- Bagilah populasi ke dalam kelompok-


kelompok yang
homogen Jati Mahoni
- Antar kelompok (stratum) tidak N1= 50
ha N2 = 75 ha

boleh tumpang tindih (overlap).


- Tentukan N, n, Nh (ukuran stratum Pinus
ke-h), nh (ukuran sampel pada N3 =
125 ha
sratum ke-h).
N = N1 + N2 +
N 3 = 250
- Ambillah sampel pada setiap stratum
secara acak (boleh juga acak sistematis)
- Jumlah contoh tiap stratum (nh) boleh
sama atau tidak tergantung beberapa
sampel yang akan dialokasikan ke tiap stratum
dari total sampel (n) yang diambil
Keuntungan Stratified Random Sampling :
Secara teoritis hasil pendugaan parameter
populasi lebih baik/teliti dibanding simple random sampling,
terutama untuk populasi yang kurang homogen.
Sampel yang terambil mampu merepresentasikan
variasi dalam populasi, karena perbedaan kelompok
diperhatikan.
Dalam pelaksanaannya relatif mudah dibanding
acak sederhana.

Kelemahan Stratified Random Sampling :


Kadangkala sulit (tidak) diperoleh informasi awal
sebagai dasar pengelompokkan (stratifikasi).
Harus dibuat kerangka sampel yang terpisah dan
berbeda untuk setiap stratum (kelompok).

5.4. Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Bloking)


= metode pengambilan sampel yang digunakan untuk memilih sampel yang berupa
kluster/kelompok/gerombol dari beberapa kelompok dalam populasi dimana setiap kelompok terdiri atas
beberapa unit (elemen) yang lebih kecil.
- Jumlah elemen tiap kelompok/kluster bisa sama
atau tidak.
- Pengambilan sampel kelompok dapat dilakukan
secara acak atau sistematis.
- Pada tiap kelompok, anggotanya lebih bersifat
heterogen dan antar kelompok kondisinya relatif
homogen. (Inilah perbedaan mendasar dengan stratified
sampling).

- Tahapan pengambilan sampel :


- Bagilah populasi ke dalam kelompok-kelompok (kluster), biasanya menurut
batas geografis wilayah/ areal.
- Pilih secara acak atau sistematis beberapa kelompok sebagai sampel.
- Ukur semua unit (elemen) dalam tiap sampel kelompok.

Ilustrasi untuk Cluster Sampling


Misalkan suat penelitian ingin mengetahui rata-rata pendapatan masyarakat dari setiap desa di suatu
kabupaten. Di kabupaten tersebut terdapat 100 desa, tetapi hanya ingin diambil 50 desa saja. Secara
administratif, seluruh desa dapat dikelompokkan ke dalam 15 kecamatan yang berbeda (dianggap
sebagai kelompok/kluster/blok) dengan jumlah desa tiap kecamatan mungkin berbeda pula.

Maka dalam Cluster Sampling :


Peneliti cukup mengambil dari 15

Kecamatan (N=15) tersebut hanya 5

Kecamatan saja (sebagai kluster sampel)

Jadi n = 5

Pada kelima kluster sampel tersebut,


Dilakukan pengukuran dari seluruh desa
Sehingga diperoleh total 50 desa sampel.
Jika digunakan Simple Random Sampling :
Peneliti tersebut harus memilih secara acak 50 desa (n=50) dari total 100 desa (N=100)
di kabupaten tersebut. Oleh karena itu, harus ada data lengkap dari 100 desa tersebut.
Kurang efisien dalam hal biaya pengumpulan data.

Keuntungan Cluster Sampling :


Tidak perlu dibuat kerangka sampling dari seluruh populasi yang diteliti.
Biaya akan lebih murah karena sampel yang terambil pada akhirnya secara fisik akan
terletak berdekatan.
Cocok diterapkan apabila biaya pengukuran semakin meningkat seiring dengan
semakin tersebarnya elemen dalam populasi.

Kelemahan Cluster Sampling :


Terdapat kecenderungan adanya kesamaan kondisi diantara dua sampel yang
berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan semakin besarnya kesalahan sampling (Sampling error).

5.5 Multi-Stage Sampling (Pengambilan Sampel Bertahap)


= Metode pengambilan sampel yang proses pengambilan sampelnya dilakukan dalam dua
tahap (two-stage sampling) atau lebih.
- Pada tiap tahap, sampelnya dapat diambil dengan menggunakan metode yang sama atau
berbeda, bahkan dimungkinkan pula kombinasi antara metode probability sampling dengan
non-probability sampling.
- Tahapan pemilihan sampel (contoh untuk 2 tahap) :
1. Bagilah populasi ke dalam kelompok-kelompok sebagai unit kerangka samplenya
2. Ambil dari kerangka sampel tersebut beberapa kelompok sebagai sampel; inilah pengambilan
sampel tahap pertama.
3. Pada tiap sampel kelompok tersebut diambil lagi beberapa/sejumlah sampel (boleh sama atau
berbeda ukurannya); inilah pengambilan sampel tahap kedua. (Catatan : hal ini yang membedakan
dengan Cluster Sampling, dimana seluruh elemen diukur semuanya)
4. Ukurlah anggota sampel dari pengambilan tahap kedua tersebut.
Problem:
Ingin diketahui rata-rata tinggi badan mahasiswa Jurusan Fisika
semester II dan IV yang jumlahnya 60 orang. Sampel yang
digunakan hanya 12 orang. Bagaimana cara pengambilan teknik
sampelnya?

NON PROBABILITY SAMPLING


Non probability sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampelyang tidak menggunakan teori-teori probabilitas,
dimana tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih sebagai anggota sampel, dan bahkan dalam
suatu kasus tertentu, suatu anggota populasi tidak memiliki
peluang untuk terpilih sebagai anggota sampel.

1. Convinience Sampling (Aksidental Sampling):


Convinience sampling adalah pengambilan sampel yang
didasarkan atas ketersediaan elemen dan kemudahan untuk
mendapatkannya. Artinya, sampel diambil karena sampel itu ada
pada tempat dan waktu yang telah ditentukan.
Penarikan sampel seperti ini kurang dapat diandalkan, tetapi
biayanya lebih murah dan cepat dilakukan karena peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui.
Convinience sampling biasanya digunakan dalam:
1. Tahapan eksplorasi suatu penelitian
2. Pengujian awal suatu instrumen penelitian, seperti
angket, pedoman observasi, dll.

Ilustrasi:
Pengelola kafetaria di kampus IKIP Negeri Singaraja ingin
meneliti pendapat mahasiswa tentang variasi menu yang
disediakan di kafetaria. Untuk keperluan itu, pengelola kafetaria
memberikan angket kepada mahasiswa pengunjung kafetaria
selama tiga hari (Senin, Rabu, Jumat pada minggu II bulan
Januari).

Suatu SMU X ingin meneliti tentang rencana karir siswanya. Untuk


itu, guru BP SMU X melakukan interviu kepada semua siswa yang
datang kepadanya dan memberikan konseling tentang rencana
karir mereka.

2. Purposive Sampling:
Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel dimana pengambilan anggota sampelnya dilakukan secara
khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Dalam hal ini peneliti
menggunakan personal judgment untuk memilih sampel. Peneliti
berasumsi bahwa mereka dapat menggunakan pengetahuannya
tentang populasi tersebut untuk mengambil keputusan apakah
sampel tertentu akan representatif atau tidak. Dengan teknik ini
(purposive sampling), sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam
penetapan kriteria, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat
berperan.
Purposive sampling cocok digunakan pada tahap awal suatu studi
eksploratif. Dalam kasus ini, sampel yang diambil dari anggota
populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti
berdasarkan pertimbangan dan intuisinya. Jika subjektivitas dan
intuisi peneliti benar, maka sampel yang dipilih akan dapat
mencerminkan karakteristik populasi.

Ilustrasi:
1. Seorang calon Magister ingin meneliti tentang perasaan
orang-orang usia lanjut yang berumur 65 tahun atau lebih
berkaitan dengan ulang tahun emas mereka. Peneliti
tersebut lalu minta pertimbangan kepada seorang profesor
yang ahli (expert) dalam bidang usia lanjut. Profesor tersebut
memberi pertimbangan (judgment) bahwa asosiasi orang-
orang usia lanjut cukup representatif sebagai suatu cross
section. Peneliti tersebut kemudian memutuskan untuk
menginterviu sampel sebanyak 25 orang yang merupakan
anggota asosiasi, untuk memperoleh pandangan mereka.
2. ?
3. Quota Sampling
Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dimana anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah
tertentu berdasarkan ciri tertentu.
Quota sampling biasanya digunakan dalam pengambilan sampel
dari populasi yang berkaitan dengan demografi seperti lokasi
geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dsb. Quota
sampling dapat dikatakan sebagai purposive sampling dua tahap.
Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti menetapkan
katagori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti seperti
jenis kelamin, usia, jenis pendidikan, suku, dsb. yang terdefinisikan
dengan baik sebagai landasan dari keputusan pemilihan sampel.
Tahap kedua adalah penentuan bagaimana cara sampel akan
diambil, yang bergatung pada situasi, kondisi, serta kemampuan
peneliti.

Ilustrasi:
Seorang peneliti ingin meneliti kebiasaan membaca koran
masyarakat di kota Singaraja, yang jumlah penduduknya
diperkirakan 250.000 orang. Quota samplingnya ditetapkan ata

Anda mungkin juga menyukai

  • Tabel 3
    Tabel 3
    Dokumen2 halaman
    Tabel 3
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tabel 1
    Tabel 1
    Dokumen1 halaman
    Tabel 1
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Les
    Les
    Dokumen42 halaman
    Les
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Soal Florist Bab 1-3
    Soal Florist Bab 1-3
    Dokumen2 halaman
    Soal Florist Bab 1-3
    Yuni Wulandari
    67% (3)
  • Reumatoid Artritis
    Reumatoid Artritis
    Dokumen20 halaman
    Reumatoid Artritis
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Reumatoid Artritis
    Reumatoid Artritis
    Dokumen20 halaman
    Reumatoid Artritis
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Reumatoid Artritis
    Reumatoid Artritis
    Dokumen20 halaman
    Reumatoid Artritis
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Statistik
    Statistik
    Dokumen18 halaman
    Statistik
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    Yuni Wulandari
    Belum ada peringkat