a. Populasi
Kelompok atau group terhadap siapa peneliti akan
melakukan generalisasi hasil penelitiannya
b. Sampel
c. Target population
Populasi aktual dimana peneliti sesungguhnya ingin men-
generalisasi hasil penelitiannya
d. Accessible population
Populasi dimana seorang peneliti dapat (able) men-
generalisasi hasil penelitiannya
b. Accessible population-nya
Seluruh siswa SMU kelas I di kabupaten Buleleng
c. Sample-nya
Sebagian siswa SMU kelas I di kabupaten Buleleng (jumlah
sampelnya lihat tabel Krecjie atau gunakan rumus statistik)
d. Teknik sampling-nya
Multistage random sampling
b. Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu
untuk diukur karakteristiknya dan dianggap mewakili
populasi
Ilustrasi:
Seorang peneliti ingin mengkaji minat lulusan SLTA di
Kab. Buleleng untuk menjadi guru. Dalam hal ini, maka:
TEKNIK SAMPLING:
1. PROBABILITY SAMPLING
A. Simple Random Sampling
B. Systematic Random Sampling
C. Stratified Sampling
D. Cluster Sampling
E. Multistage Sampling
2. NON-PROBABILITY SAMPLING
A. Convinience (Aksidental) Sampling
B. Purposive Sampling
C. Quota Sampling
D. Snowball Sampling
5. PROBABILITY SAMPLING
Probability Sampling: adalah metode sampling yang
menggunakan teori probabilitas yang dicirikan dengan
adanya proses pemilihan sampel secara acak atau random
(random artinya semua anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel)
Keunggulan:
1. Faktor subjektivitas dalam pemilihan sampel dapat
dihindarkan
2. Menggunakan teori-teori probabilitas, sehingga bias
dalam pendugaan parameter dapat diketahui
3. Penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi
lebih valid karena didasarkan atas teori-teori statistika.
Kelemahan:
Memerlukan kerangka sampling (sampling frame) yang
kadangkala tidak mudah memperolehnya sehingga perlu biaya
tambahan.
Notasi-notasi yang digunakan:
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
NCn = jumlah kombinasi n sampel dari N populasi
F = n/N = fraksi penarikan sampel
5.1 Simple Random Sampling:
Merupakan metode pengambilan sampel yang
memungkinkan
peluang terambilnya suatu unit sampel adalah sama besar.
Angka
No Nomor Sampel
Random
Absensi (Ci) Terpilih
Tinggi
(A) Inilah 6 orang
(sampel) yang
terpilih dari 60
orang
Mhs.(Populasi)
Badan
(Cm)
1 10 10 =10- Agung 165
0(60)
2 84 24 =84- Sri 156
1(60)
3 01 1 =1-0(60) Budi 170
4 55 55 =55- Susi 162
0(60)
5 96 36 =96- Artha 174
1(60)
6 27 27 =27- Yoga 169
0(60)
Contoh :
Misalkan ada populasi mahasiswa yang terdiri atas 60 orang (N = 60). Akan diambil sampel sebanyak
10 orang (n = 10) secara sistematis. Untuk itu, maka :
N = 60 Diinginkan : n = 10 k = 60/10 = 6
No.Absensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 .. 60
Tinggi(Cm) 165 152 155 176 160 180 176 173 154 163 168 159 172 181 179 .. 166
Jadi n = 5
Ilustrasi:
Pengelola kafetaria di kampus IKIP Negeri Singaraja ingin
meneliti pendapat mahasiswa tentang variasi menu yang
disediakan di kafetaria. Untuk keperluan itu, pengelola kafetaria
memberikan angket kepada mahasiswa pengunjung kafetaria
selama tiga hari (Senin, Rabu, Jumat pada minggu II bulan
Januari).
2. Purposive Sampling:
Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel dimana pengambilan anggota sampelnya dilakukan secara
khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Dalam hal ini peneliti
menggunakan personal judgment untuk memilih sampel. Peneliti
berasumsi bahwa mereka dapat menggunakan pengetahuannya
tentang populasi tersebut untuk mengambil keputusan apakah
sampel tertentu akan representatif atau tidak. Dengan teknik ini
(purposive sampling), sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam
penetapan kriteria, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat
berperan.
Purposive sampling cocok digunakan pada tahap awal suatu studi
eksploratif. Dalam kasus ini, sampel yang diambil dari anggota
populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti
berdasarkan pertimbangan dan intuisinya. Jika subjektivitas dan
intuisi peneliti benar, maka sampel yang dipilih akan dapat
mencerminkan karakteristik populasi.
Ilustrasi:
1. Seorang calon Magister ingin meneliti tentang perasaan
orang-orang usia lanjut yang berumur 65 tahun atau lebih
berkaitan dengan ulang tahun emas mereka. Peneliti
tersebut lalu minta pertimbangan kepada seorang profesor
yang ahli (expert) dalam bidang usia lanjut. Profesor tersebut
memberi pertimbangan (judgment) bahwa asosiasi orang-
orang usia lanjut cukup representatif sebagai suatu cross
section. Peneliti tersebut kemudian memutuskan untuk
menginterviu sampel sebanyak 25 orang yang merupakan
anggota asosiasi, untuk memperoleh pandangan mereka.
2. ?
3. Quota Sampling
Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dimana anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah
tertentu berdasarkan ciri tertentu.
Quota sampling biasanya digunakan dalam pengambilan sampel
dari populasi yang berkaitan dengan demografi seperti lokasi
geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dsb. Quota
sampling dapat dikatakan sebagai purposive sampling dua tahap.
Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti menetapkan
katagori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti seperti
jenis kelamin, usia, jenis pendidikan, suku, dsb. yang terdefinisikan
dengan baik sebagai landasan dari keputusan pemilihan sampel.
Tahap kedua adalah penentuan bagaimana cara sampel akan
diambil, yang bergatung pada situasi, kondisi, serta kemampuan
peneliti.
Ilustrasi:
Seorang peneliti ingin meneliti kebiasaan membaca koran
masyarakat di kota Singaraja, yang jumlah penduduknya
diperkirakan 250.000 orang. Quota samplingnya ditetapkan ata