Anda di halaman 1dari 19

Makalah Biogas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan

permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya

sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan

tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi

terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel

juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama Indonesia.

Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa

Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya

yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan

Peraturan presiden RI No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk

mengembangkan sumber energi alternatif sebagai bahan bakar minyak. kebijakan tersebut

menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar

minyak.

Salah satu sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah

organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfatkan menjadi

energi melalui proses anaerobic digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk
menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar

fosil.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah biogas itu ?

1.2.2 Apakah manfaat dari biogas itu ?

1.2.3 Bagaimana cara pembuatan biogas?

1.2.4 Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan biogas?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian dari biogas.

1.3.2 Mengetahui manfaat dari biogas.

1.3.3 Mengetahui cara pembuatan biogas.

1.3.4 Mengetahui alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan biogas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biogas

Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik
(rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. sistem
biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain
tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system
biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini
memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping

parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah

satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas

adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.

Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme

dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.

Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah

limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri

patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar

akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan

emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam

manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam
pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan

karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke

atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran

bahan bakar fosil.

Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah

cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada

tempat pengolahan limbah.

Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill. Sampah

ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya

menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas ini semakin

berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya

karena dapat menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang merupakan gas

rumah kaca, dan material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat

menyebabkan (photochemical smog).

Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses pembakaran, silikon

yang terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen

bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut. Akibatnya akan terbentuk

deposit (endapan) yang umumnya mengandung silika (SiO2) atau silikat (SixOy) , tetapi deposit

tersebut dapat juga mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc (seng), atau fosfor. Deposit-

deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam

mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.

Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit pada piston dan
kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk
merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan
yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja
ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.

Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun deposit pada tabungnya dapat
mengurangi efisiensi.

2.1.1 Sejarah Biogas

Sejarah penemuan biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar dibenua Eropa. Ilmuwan

Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada tahun 1770, kemudian avogadro

mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan

produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer melakukan penelitian tentang biogas

menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884. Era penelitian Pastoer menjadi landasan untuk

penelitian biogas hingga saat ini.

2.1.2 Komposisi Biogas

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill

memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat

menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.

Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen

(N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.

Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter

minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif

yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan

lain yang berasal dari fosil.

2.1.3 Reaktor Biogas

Beberapa reaktor biogas yang telah dikemangkan diantaranya adalah reaktor jenis kobah tetap

(Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor jenis balon, jenis horisontal, jenis
lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari keenam reaktor tersebut yang sering digunakan adalah

jenis kubah tetap dan jenis drum mengambang (Floating Drum).

2.1.4 Konservasi Biogas

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri.

Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion.

Adapun hal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Merupakan energi tanpa menggunakan maretial yang masih memiliki manfaat seperti biomassa

sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondiksida yang diakibatkan oleh

penggundulan hutan dan perusakan tanah.

2. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan

menurunkan gas rumah kaca diatmosfer dan emisi lainnya.

3. sebagai bahan bakar, maka biogas akan mengurangi gas metana diudara.

4. aplikasi anaerob digestion akan meminimalisir efek buruk darilimbah yang berupa sampah

kotoran hewan dan manusia dan meningkatkan nilai mafaat dari limbah tersebut.

5. material yang diperoleh dari sisa anaerobik digestion yang berupa padat dan cair dapat

digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

2.1.5 Biogas Terhadap Alam

Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama

dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke

jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas

pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung

dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga

harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa
pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan

pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas

alam terbaharui. Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas

alam. Pemanfaatannya seperti distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik, pemanas

ruangan dan pemanas air. Jika dikompresi, ia dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG)

yang digunakan pada kendaraan.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat

1. Kran 1 Inc

2. Pipa G . I . 1 Inc (2.5 cm)

3. Polietilena

4. Kran gas untuk kompor

5. lampu dan manometer air 1.2 cm

6. Pipa plastik / paralon 1.2 cm secukupnya.

7. Pipa gelas 1 cm panjang 75 cm

8. Pipa karet 1cm panjang 20 cm.

(7 dan 8 dapat diganti dengan pipa plastik 1 cm panjang 170 cm.)

9. tali plastik

10. Rafia

11. Bambu

12. Plat aluminium panjang 30 cm

13. Kawat jemuran

14. paralon 20 cm

15. Besi cor


16. Alat-alat lain yang dianggap perlu.

2.2.2 Bahan

Bata Merah

Semen

Kerikil

Kapur

Pasir

Serbuk Kedap Air

2.3 Prosedur Pembuatan

2.3.1 Menentukan Lokasi

Penentuan lokasi pada dasarnya sangat tergantung kehendak keluarga. Walaupun demikian

secara praktis dan ekonomis perlu memperhatikan sumber daya yang tersedia. Sebaiknya unit

dari pembuatan biogas ditempatkan didekat kandang ternak dan w.c keluarga. Hal ini

dimaksudkan agar bahan pembentuk gas. Kotoran tidak memerlukan tenaga untuk mengangkut

ke lubang masukan tangki pencerna.

Disamping itu juga harus dekat dengan alat yang akan memanfaatkan sumber energi dari biogas

seperti lampu atau kompor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak alat penyalurannya.

Kepraktisan didalam menentukan unit biogas diharapkan dapat menghemat tenaga dan biaya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pengamanan sumber biogas dan pemakaian lampu

atau kompor. Letak lokasi tidk boleh menghalangi aktifitas kerja.

2.3.2 Karakteristik Bahan

Batu merah: untuk membuat biogas diperlukan batu merah yang bermutu baik. Batu merah yang

mutunya kurang baik disamping mudah patah, juga mengurangi daya tahan dari tangki pencerna.
Jumlah batu merah yang diperlukan untuk membuat unit biogas tergantung pada besarnya

volume tangki pencerna yang akan dibuat. Namun demikian, tidak semua daerah banyak

memakai batu merah sebagai bahan bangunan. Untuk itu batu merah dapat diganti dengan bahan

lain asalkan bermutu baik.

Semen: untuk membuat unit biogas berukuran 8,9m3 berkisar antara 15 sampai 20 sak. Hal ini

sangat tergantung pada teknik pemasangan batu merah pada pembuatan tangki pencerna. Jika

dapat memakai perbandingan semen : pasir = 1:4. maka habisnya semen hanya 15 sak. Hal ini

tdak dianjurkan karena juga tergantung kualitas (mutu) pasir dan kepandaian tukang batu yang

membuat. Semakin baik bahan, erarti menghemat kebutuhan semen. Untuk itu, pemilihan bahan

bangunan sangat diperlukan.

Kerikil: kerikil hanya digunakan untuk membuat fondasi dan tutup tangki pencerna. Ukuran

kerikil sama seperti pengecoran bangunan lain.

Kapur: kapur yang digunakan usahakan kapur yang bermutu baik. Kapur yang baik jika

dicampur dengan air akan berbentuk lumpur (halus). Sedangkan kapur yang kurang bagus akan

terjadi endapan seperti pasir.

Pasir: pasir yang digunakan untuk membuat biogas digunakan pasir pasang. Pasir tersebut harus

memenuhi syarat untuk campuran beton. Pasir yang baik umumnya berwarna hitam dan kalau

digenggam tidak menggumpal. Jika pasir banyak mengandung lumpur, maka akan menghabiskan

semen. Disamping itu, kekuatannya juga kurang baik.

Serbuk kedap air: serbuk kedap air digunakan untuk melebur bagian dalam tangki pencerna.

Nama perdagangan yang sering dipakai adalah alkasit.

2.3.3 Cara Pembuatannya


Menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya

diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup

lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan

(baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran

hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau kalau mau sedikit

niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan di India.

mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air

menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan

sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak

(berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).

Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri

pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas

akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah

(dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.

Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-

bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur

selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik,

baik bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi

masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai

kemampuan sebagai bahan bakar.

Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus

bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk

sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi


mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana

pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.

Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas

metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak

berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor

mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti

elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang

digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi

keselamatan pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu

berada jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya

besar.

2.4 Manfaat Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik, termasuk

kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik secara

anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik.

Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di antaranya

biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan energi dalam

jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami,

seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Karbon dalam biogas

merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila

dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan
dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari

lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam

bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita

ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global

(global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global

warming.

Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam bahan

bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan setengah liter

minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana,

batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi

kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu,

biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah

dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah

gas alam bisa dihemat.

Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah

hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsure-unsur yang

sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, dan lignin

tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran

untuk membeli pupuk.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi

dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik

(rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam

kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. sistem

biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain

tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system

biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini

memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.

Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis

serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat

global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat

diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu indonesia yang
memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan

bakar nabati.

Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen

(N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.

Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter

minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif

yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan

lain yang berasal dari fosil.

3.2 Saran

Sehubungan dengan terselesainya penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Drs. Agussalim Rasyid selaku dosen mata kuliah bioteknologi yang telah

memberikan tugas ini sehingga penyusun lebih memahami mengenai manfaat biogas.

Makalah Biogas Sebagai Energi Alternatif ini disusun berdasarkan informasi yang telah

beredar di internet. Penyusun menyusun makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kelompok

mata kuliah Bioteknolo gi.

Demikian penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam makalah ini

memiliki kekurangan dalam penyusunan dan penjelasan materi.

Kembang Janggut, Juni 2011

Tim Penyusun
MAKALAH BIOGAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, energi merupakan permasalahan yang sulit dihadapi. Peningkatan permintaan energi
yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan
minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil yang pada akhirnya berujung pada
kenaikan harga bahan bakar, mengharuskan adanya alternatif untuk mendapatkahn sumber
energi, salah satunya dengan biogas.

Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,
kotoran hewan dapat dimanfatkan menjadi energi melalui proses anaerobic digestion. Proses ini
merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi
dampak penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, dengan membuat biogas dapat mengurangi
berbagai sampah organik tumbuhan maupun kotoran hewan sehingga memiliki nilai ekonomis.
Oleh karena itu dilakukan eksperimen pembuatan biogas secara sederhana sebagai bahan
alternatif penghasil energi dan untuk mengurangi limbah sampah organik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah biogas itu?


2. Bagaimana proses pembuatan biogas dari sampah organik (tumbuhan) secara sederhana?
3. Bagaimana syarat keberhasilan pembuatan biogas?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari biogas.


2. Mengetahui proses pembuatan biogas dari sampah tanaman secara sederhana.
3. Mengetahui syarat keberhasilan pembuatan biogas.

1.4 Manfaat

1. Untuk lingkungan, dengan pembuatan biogas, maka sampah organik yang ada akan berkurang.
2. Untuk masyarakat, dengan pembuatan sampah organic dapat meringankan beban karena biogas
merupakan alternatif bahan bakar yang lebih murah. Selain itu dapat dijadikan suatu usaha
dengan menjual biogas yang dibuat.
3. Untuk siswa, dapat digunakan sebagai pembelajaran tentang bagaimana dan apa saja yang
dapat kita lakukan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis seperti
biogas. Sehingga dapat melatih jiwa kewirausahaan.
4. Untuk pemerintah, dengan adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi biogas, maka
dapat mengurangi permasalahan kurangnya bahan bakar minyak atau energy yang ada karena
sudah ada biogas sebagai alternatif penghasil energi.

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian

Biogas adalah gas yang berasal dari makhluk hidup yaitu hewan dan tanaman. Biogas diproduksi
oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi hampa udara (anaerobik proses). Proses ini
berlangsung selama pengolahan atau fermentasi, gas tersebut sebagian besar berupa metan
dengan rumus molekul CH4 dan karbondioksida dengan rumus molekul CO2. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

1.2 Alasan Pemilihan Bahan Dasar

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan biogas dalah sampah organik seperti tanaman
enceng gondok ataupun sisa sayuran lain. Penggunaan sampah sisa sayuran karena mudah
ditemukan. Ini disebabkan karena jumlah sampah organik ini murapakan salah satu sampah
terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat.

1.3 Prosedur Kerja Pembuatan Biogas dengan Alat dan Bahan yang ada di Sekitar

1.3.1 Alat dan Bahan

1. Galon air mineral


2. Pisau untuk melubangi tutup gallon
3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm dengan panjang 10 cm dan 20cm
4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
5. Air
6. Sisa sayuran mentah dari dapur atau enceng gondok

1.3.2 Cara Pembuatan

1. Masukkan eceng gondok atau sisa sayuran sampai 1/2 galon.


2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan sampai ada lubang
sedikit pun).
3. Simpan selama 7 hari.
4. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm (2 buah)
5. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1 meter.
6. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar gas tidak hilang/habis
menguap).
7. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
8. Kemudian sambungkan selang palstik ke pipa logam pada tutup galon tersebut.
9. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa loga 20 cm.
10. Sulutlah dengan korek api.

1.1 Reaksi Kimia dalam Proses Pembuatan Biogas

Secara garis besar reaksi kimia proses dekomposisi anaerob pada proses pembentukan biogas
dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

1. Tahap pelarutan bahan-bahan organik, pada tahap ini bahan padat yang mudah larut atau yang
sukar larut akan berubah menjadi senyawa organik yang larut.
2. Tahap asidifikasi atau pengasaman, merupakan tahap terbentuknya asam-asam organik dan
pertumbuhan atau perkembangan sel bakteri.
3. Tahap metanogenik, merupakan tahap dominasi perkembangan sel mikroorganisme dengan
spesies tertentu yang menghasilkan gas metan.

1.2 Syarat Keberhasilan Pembuatan Biogas

1. Kandungan Unsur Karbon (C ) dan Nitrogen (N)

Perubahan senyawa organik dari sampah/limbah atau kotoran hewan menjadi CH4(gas metan)
dan CO2 (gas karbondioksida) memerlukan persyaratan C/N rasio antara 20 25. Sampah dapur
organik yang tercmpur mempunyai rata-rata kandungan C/N rasio sekitar 15 : 1

1. Kandungan Air

Bahan baku yang paling baik untuk menghasilkan biogas adalah bahan yang mengandung 7- 9 %
bahan kering

1. Udara (Oksigen)
Persyaratan yang penting dalam proses pembuatan biogas adalah tidak diperlukan udara sama
sekali. Jadi pada tabung digester, sama sekali tidak boleh bocor, apabila terjadi kebocoran, maka
gas CH4 tidak akan terbentuk dan gasbio yang diharapkan tidak akan terbentuk.

1. Temperature

Perkembangbiakan bakteri metan sangat dipengaruhi oleh temperature. Pencernaan anaerobik


dapat berlangsung pada kisaran suhu 5 C 55 C, sedangkan temperatur yang optimal untuk
dapat menghasilkan biogas adalah 35 C.

1. Derajat Keasaman

Pada awal pencernaan, pH bahan dalam tanki pencerna atau digester dapat turun hingga 6
bahkan dapat lebih rendah lagi. Hal ini sebagai akibat degradasi bahan organik oleh bakteri
anaerobik. Kemudian pH mulai naik disertai perkembang biakan bakteri pembentuk metan,
kondisi optimal untuk bakteri ini adalah 6,8 8.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari sampah organik maupun kotoran hewan atau
manusia.
2. Biogas bersifat flameable atau mudah terbakar oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar atau pengahasil energy alternatif.

DAFTAR RUJUKAN
http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/

http://energinonfosil.wordpress.com/2011/02/25/bereksperimen-sederhana-membuat-biogas/

http://www.widyatan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=94:pengolahan-
limbah-ternak&catid=55:pengelolaan-limbah&Itemid=125

Anda mungkin juga menyukai