Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

TERPADU DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 1 TANGKOLO KECAMATAN
SUBANG KABUPATEN KUNINGAN

PTK

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas KKG BERMUTU


pada Gugus Tangkolo UPTD Pendidikan Kecamatan Subang
Kabupaten Kuningan

Oleh :
TATANG HERMANA, S.Pd.
NIP. 19721204 199903 1 007

KELOMPOK KERJA GURU GUGUS TANGKOLO


UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN SUBANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KUNINGAN
TAHUN 2011

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim.
Alhamdulillah, dengan pertolongan dan rahmat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan PTK berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 1 TANGKOLO KECAMATAN
SUBANG KABUPATEN KUNINGAN. (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri I Tangkolo
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan). PTK ini disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas KKG
BERMUTU pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga UPTD Pendidikan Kecamatan Subang
Kabupaten Kuningan
Hambatan dan kesulitan yang ditemui penulis, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Penulis menyadari bahwa PTK ini masih jauh dari sempurna, segala saran dan kritik guna
perbaikan selanjutnya, sangat diharapkan.
Dalam penyusunan PTK ini, penulis banyak menerima bimbingan, dorongan, saran dan motivasi
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Sudarmo, S.Pd., M.Si., selaku Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Subang, yang dengan penuh
untuk meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis, sehingga PTK ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Waryo, S.Pd., MM., selaku pembimbing I.
3. Bapak Karjo, S.Pd., selaku pembimbing II.
4. Kedua orang tua, istri dan anak tercinta, serta seluruh keluarga penulis, yang telah memberikan
dorongan moril dan materil yang tak terhingga serta doa yang tulus.
5. Kepala sekolah dan rekan-rekan guru di SDN 1 Tangkolo, serta siswa-siswi kelas V
tahun ajaran 2011/2012, yang sangat membantu proses penelitian.
6. Pihak-pihak lain yang telah begitu banyak memberikan bantuan tanpa dapat penulis sebutkan satu-
persatu, sehingga penulisan ini selesai dan berjalan dengan lancar.
Akhir kata penulis panjatkan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas
segala kebaikan-kebaikannya, senantiasa memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua dan
semoga PTK ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu, terutama ilmu pendidikan. Amiin.

Tangkolo, Desember 2011

Penulis

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa PTK yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa dengan
Pendekatan Pembelajaran Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 1
Tangkolo Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar
Negeri 1 Tangkolo Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak
ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tangkolo, Desember 2011


Yang membuat pernyataan

TATANG HERMANA, S.Pd.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa tulis bagi seseorang mutlak diperlukan.
Namun, dalam kenyataan pembelajaran menulis di sekolah kurang begitu mendapatkan perhatian yang
memadai. Akibatnya, keterampilan menulis siswa kurang memadai.
Ada beberapa penyebab kekurangberhasilan pembelajaran menulis di sekolah dasar. Salah satu
penyebabnya ialah penyampaian materi yang masih menggunakan pendekatan tidak terpadu. Keempat
keterampilan berbahasa (keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara) ini berdiri sendiri-
sendiri, bahkan dianggap sebagai ilmu tersendiri.
Realisasi pembelajaran menulis secara terpadu terikat dua hal, yaitu (1) keseluruhan proses
pembelajaran berorientasi pada kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi pada pembelajar.
Pembelajaran dijadikan fokus utama sebagai pelaku pembelajaran.
Pemikiran mengenai peningkatan kemampuan menulis siswa dengan pendekatan pembelajaran
terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilakukan penelitian. Dengan demikian, peneliti
akan mencoba untuk menerapkan pendekatan pembelajaran terpadu untuk pembelajaran menulis dalam
bidang bahasa Indonesia pada siswa kelas V sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan
dalam tulisan ini adalah
1. Apakah penggunaan (penerapan) pendekatan pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan
menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V sekolah dasar?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V sekolah dasar dapat berjalan efektif
sehingga kemampuan menulisnya meningkat?
3. Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis siswa setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam
pembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan
penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran
bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu.
2. Tujuan Khusus:
Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk:

1. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui


penerapan pendekatan pembelajaran terpadu pada siswa kelas V sekolah dasar.
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif melalui penerapan
pendekatan pembelajaran terpadu dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V
sekolah dasar.
3. Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis siswa kelas V sekolah
dasar setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis:
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada.
Misalnya teori tentang pendekatan terpadu dalam pembelajaran menulis.

2. Manfaat Praktis:
Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru, dan lembaga
pendidikan yang terkait.
a. Bagi Siswa:
1) Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis.
2) Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif
pat menerapkan kegiatan membaca dengan efektif dan efisien.
pat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
5) Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis.
b. Bagi Guru:
1) Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
2) Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa Indonesia.
3) Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat
meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.
4) Membantu memperlancar proses pelaksanaan pembelajaran menulis dengan pendekatan pembelajaran
terpadu.
5) Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya.
c. Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait:
1) Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
2) Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.
3) Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbaiki proses belajar-mengajar
umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya.
4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif di sekolah dasar.
5) Meningkatnya kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS

eoretis
1. Kemampuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-
lambang grafis itu (HG Tarigan, 1983:21).
Sebagai bentuk penuangan gagasan, jenis-jenis tulisan berdasarkan tujuan yang disampaikan ada
bermacam-macam. Keraf (1995:6-7) membagi jenis tulisan menjadi lima yaitu (1) eksposisi, (2)
argumentasi, (3) persuasi, (4) deskripsi, dan (5) narasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa persuasi
merupakan varian dari argumentasi.
Gorys Keraf (1984: 8-9) mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) mengenal diri
sendiri, (2) lebih memahami orang lain, (3) belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat, dan (4) untuk
mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur.
Dalam proses menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2) bentuk
karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, dan (5) ejaan dan tanda baca (Harris, 1974:68).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses menulis akademik, tahap-tahap
menulis meliputi (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (revisi). Tulisan
yang baik mempunyai ciri-ciri (1) mudah, (2) berterima, (3) ekonomis, (4) tepat, (5) langsung, (6) utuh,
dan (7) gramatikal.

2. Penguasaan Struktur Bahasa dalam Menulis


Aspek penguasaan struktur bahasa (gramatikal) merupakan salah satu dari bekal kemampuan
menulis. Penguasaan terhadap struktur bahasa berarti kemampuan untuk mengetahui struktur bahasa
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Dalam perkembangan sekarang, struktur bahasa bahkan bukan hanya tata bunyi, tata bentuk, tata
kalimat, dan tata makna, melainkan sudah sampai kepada tata wacana.
3. Kaitan Teknik Penulisan dengan Kemampuan Berbahasa dalam Menulis
Teknik penulisan (ilmiah) mempunyai dua aspek, yaitu (1) gaya penulisan (membuat ilmiah) dan (2)
teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan yang digunakan dalam penulisan.
Komunikasi (ilmiah) harus jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat
reproduktif dan impersonal.
Dalam penyusunan paragraf, penguasaan kalimat oleh para pembelajar sangat penting karena
kalimat merupakan pendukung paragraf yang merupakan dasar pokok karangan. Karangan yang baik
terdiri atas susunan kalimat yang baik.
4. Penilaian Tulisan
Dalam menilai suatu tulisan, ada beberapa cara yang digunakan. Madsen (1983:120) membagi
cara penilaian karangan menjadi dua, yaitu (1) cara analitik dan (2) cara holistik. Penilaian secara analitik
dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat aspek-aspek yang ada dalam karangan. Penilaian holistik
dilakukan dengan cara melihat karangan secara menyeluruh dan dalam hal ini yang dipentingkan sifat
komunikasinya.

B. Pendekatan Pembelajaran Terpadu


a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Istilah terpadu oleh Nasution (1978: 10) dikaitkan dengan kurikulum terpadu bahwa pembelajaran
terpadu ialah pembelajaran yang meniadakan batas-batas berbagai mata pelajaran dalam bentuk unit-
unit atau keseluruhan. Kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk pribadi pembelajar yang
terpadu, yaitu manusia yang sesuai dan selaras.
b. Pendekatan Terpadu dalam Pembejaran Bahasa
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran berbahasa mempunyai tujuan
agar siswa tuntas berbahasa. Semua pendekatan yang dikonsepkan oleh para pakar bahasa bertujuan
agar anak didik segera terampil berbahasa dalam penggunaan bahan ajar tertentu (Pateda, 1991: 98).
Istilah pendekatan terpadu dikemukakan oleh Oxford, et al. (1994: 257) bahwa pendekatan terpadu
adalah pengajaran keterampilan berbahasa pada membaca, menulis, menyimak, dan berbicara yang
satu berhubungan dengan yang lain, pada waktu suatu pengajaran berisi aktivitas-aktivitas yang
menghubungkan antara menyimak dan berbicara serta menulis dan membaca dengan penekanan pada
kenyataan dan kebermaknaan komunikasi.
c. Model Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, dan unit tematiknya terdapat beberapa cara
merencanakan pembelajaran terpadu. Forgaty (1991: 15) mengajukan beberapa model pembelajaran
terpadu, antara lain (1) connected, (2) nested, (3) webbed, dan (4) integrated.
Dalam pembelajaran menulis diupayakan pada keterampilan berbahasa yang ditunjukkan untuk
memahami isi, menggabungkan daya pikir, dan menggabungkan keterampilan sosial.
d. Model Pembelajaran Terpadu dalam Keterampilan Berbahasa
Teori keterpaduan bahasa, menurut Pappas et al. (1995: 7) didasari oleh tiga prinsip, yaitu (1)
pembelajar yang aktif dan konstruktif, (2) bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan tujuan kehidupan sosialnya dalam bermacam-macam bahasa, dan (3) pengetahuan
yang diorganisasi dan disusun berdasarkan individu pembelajar melalui intraksi sosial.
Di dalam pembelajaran ini porsi menulis lebih banyak dibandingkan dengan aspek keterampilan
yang lain. Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut.
Menyimak berdiskusi menulis
Berdiskusi menulis - membaca
Menulis melaporkan membaca
Membaca menulis berdiskusi.
C. Kerangka Berpikir
Penerapan pendekatan terpadu dalam meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran
bahasa Indonesia tersebut dapat dilihat pada skema seperti berikut ini.

Gambar 2.1. Alur berpikir kaitan penerapan pendekatan pembelajaran terpadudengan pembelajaran
menulis

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teorietis dan kerangka berpikir yang dikemukakan pada uraian sebelumnya,
hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut.
1. Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V sekolah dasar.
2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif dengan menggunakan pendekatan terpadu
dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
3. Peningkatan kemampuan menulis siswa kelas V sekolah dasar setelah diterapkan pendekatan terpadu
dalam pembelajaran bahasa Indonesia meningkat lebih baik.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di kelas V SD Negeri 1 Tangkolo Kecamatan Subang Kabupaten
Kuningan, lingkungan sekolah ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kuningan dan Ciamis.
Namun dengan demikian, masih berada di lingkungan pedesaan.
2. Kondisi Lokasi
Kelas yang digunakan untuk mengadakan PTK adalah kelas V. Ruang kelas ini menghadap ke
selatan dan depan kelas tersebut terdapat halaman tempat upacara bendera. Ruang kelas ini cukup luas
dengan panjang 8 meter dan lebar 7 meter. Berlantai keramik warna putih. Langit-langit terbuat dari
asbes bercat putih dan dipasangi 1 buah lampu penerang (neon).
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa
kelas V. Dimulai Bulan Juli hingga Nopember 2011 atau selama 5 bulan. Pada bulan-bulan tersebut
peneliti mulai aktif mengadakan penelitian. Secara rinci kegiatan penelitian tindakan kelas ini disusun
jadwal kegiatan seperti berikut ini.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan/penyusunan proposal xx
penelitian
2 Perizinan x
3 Observasi dan survai x
4 Penyusunan instrumen x
5 Pelaksanaan tindakan dengan x x x
siklus I dst.
6 Checking catatan lapangan x
7 Penyusunan laporan x
8 Seminar hasil dan revisi x
9 Penggandaan danpelaporan hasil x
penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar sebanyak 17 orang yang terdiri dari 8
orang siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki. Siswa kebanyakan berasal dari lingkungan sekitar.
Orang tua mereka kebanyakan bercocok tanam atau petani dan hanya sebagian kecil sebagai PNS,
berdagang atau berjualan, dan wiraswasta. Keadaan ini memungkinkan mereka sangat bebas dan cara
belajarnya kurang terkontrol sehingga siswa jarang melakukan kegiatan menulis.
Kelas ini berbeda dengan angkatan/kelas lain, yakni siswanya cukup antusias dalam
pembelajaran. Namun, berdasarkan keterangan dari guru kelas IV sebagian besar memiliki prestasi
cukup dan kemampuan menulisnya tergolong rendah.

C. Prosedur Penelitian
Di dalam sub bab ini akan dipaparkan hal-hal yang menyangkut masalah (1) metode penelitian,
(2) siklus , dan (3) prosedur penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research yang disingkat CAR atau
penelitian tindakan kelas (PTK). Siklus action research dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat digambarkan (divisualisasikan) sebagai berikut.

Planning
Gambar 3.1. Model Siklus Penelitian Tindakan

2. Siklus Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus. Banyaknya siklus yang
digunakan tergantung hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang berdaur ulang dan berkelanjutan dari
siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi kegiatan perrencanaan tindakan (planning),
implementasi tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap siklus dilakukan
dengan memberikan tindakan pelatihan dengan berbagai penguasaan bahasa yang dikaitkan dengan
karangan dan diakhiri dengan praktik menulis atau kegiatan mengarang.
3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mencakup: (1) perencanaan tindakan yang akan digunakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi hasil tindakan yang telah dilakukan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) peristiwa atau kegiatan, yaitu proses
kegiatan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu, (b) pelaku
peristiwa, yaitu informan atau nara sumber dari guru bahasa dan sastra Indonesia, dan (c) dokumen
berupa kurikulum dan perangkat pembelajaran guru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan (1) pengamatan,
(2) wawancara, dan (3) tes.
4. Analisis Data dan Refleksi
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dengan
mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah
ditentukan. Adapun indikator kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai
gramatika dalam penyusunan karangan (pada kondisi awal) dan apabila ada peningkatan jumlah siswa
yang mampu mengorganisasikan isi karangan dengan menggunakan pendekatan terpadu dengan baik
pada akhir siklus.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas perumusan masalah dari bab I akan
disajikan di dalam bab IV ini. Namun, sebelum sajian hasil penelitian akan disampaikan terlebih dahulu
gambaran kondisi awal tentang kemampuan menulis siswa pada setting penelitian tindakan kelas. Oleh
karena itu, pada bab ini akan dikemukakan tentang (1) kondisi awal kemampuan menulis siswa; (2)
pelaksanaan tindakan kelas; (3) hasil penelitian; dan (4) pembahasan hasil penelitian.

A. Kondisi Awal Kemampuan Menulis Siswa


Sebelum tindakan kelas dilaksanakan langkah yang ditempuh peneliti adalah mengetahui kondisi
awal kemampuan menulis siswa. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, bahwa
data kondisi awal siswa didapat dari dokumen yang berupa nilai kemampuan menulis siswa (nilai
ulangan/tugas) di semester II kelas IV.
Hasil uji coba menulis siswa kelas V dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Kemampuan Menulis
Persentase Kemampuan
No. Skala Nilai Jumlah Siswa
Menulis (KM)
1 0 - 50 3 17,6%
2 51 - 60 6 35,3%
3 61 - 70 6 35,3%
4 71 - 80 2 11,8%
5 81 - 100 0 0%
Total 17 100

B. Pelaksanaan Tindakan Kelas


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus yang berdaur ulang dan
berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan
tindakan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting). Setiap siklus dilakukan dengan memberikan tindakan pelatihan dan diakhiri dengan praktik
menulis.

1. Siklus I (Pertama)
a. Rencana Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan pembelajaran atau skenario pembelajaran menulis
dengan pendekatan terpadu. Rencana pembelajaran siklus I itu ditetapkan pendekatan terpadu yang
pertama yaitu dengan memberikan pelatihan persepsi tentang keterpaduan pembelajaran menulis
dengan bidang lain.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama ini dilaksanakan mulai tanggal 26 Juli 2011. Siklus I ini ada empat pertemuan, dari
empat pertemuan tersebut yang digunakan untuk khusus untuk pembelajaran terpadu
dalam keterampilan menulis dua pertemuan (masing-masing pertemuan 70 menit).
Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut.
Menyimak berdiskusi menulis
Berdiskusi menulis - membaca
Menulis melaporkan membaca
Membaca menulis berdiskusi.
c. Observasi (Hasil Tindakan)
Peneliti mencatat pada lembar pengamatan siapa saja yang berhasil dan siapa saja yang belum
berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik. Dikatakan berhasil apabila siswa telah mendapat nilai
minimal 75, kurang dari 75 masih dikategorikan hasilnya belum memadai (belum baik). Berdasarkan hasil
tugas yang dikerjakan siswa tersebut dapat diketahui bahwa setiap tugas yang dikerjakan hasilnya ada
peningkatan yang signifikan dengan kemampuan menulisnya.

Tabel 4.2. Hasil Penguasaan Struktur Bahasa dalam Keterampilan Menulis Siswa
Jumlah Persentasi
No Rentangan Nilai
Siswa (%)
1 0 40 0 0
2 41 59 1 5,9
3 60 69 6 35,3
4 70 80 6 35,3
5 81 - 100 4 23,5
17 100

Pada siklus II ini seperti terlihat di tabel 2 tentang penguasaan struktur bahasa, siswa yang
mendapat (1) nilai 0-40 adalah 0%, (2) nilai 41-50 adalah 5,9%, (3) nilai 51-60 adalah 35,3%, (4) nilai
antara 61-79 adalah 35,3 %, dan (5) 80-100 adalah 23,5%.
d. Refleksi dan Analisis
Melihat hasil yang belum maksimal tersebut maka pada siklus II perlu dilakukan latihan ulang
pelatihan persepsi dan diberi tugas agar berlatih sendiri (tugas terstruktur) di rumah. Hal tersebut akan
menjadikan pembelajar lebih efisien apabila siswa melakukan latihan secara terus-menerus. Selain
mengulang persepsi penguasaan struktur bahasa (pembentukan kata, frase, dan ungkapan baru), siswa
perlu diberi latihan model pelatihan yang lain, yaitu dalam meningkatkan kinerjanya siswa perlu membaca
berbagai sumber belajar lagi yang ada kaitan atau relevansinya dengan tema yang diangkat di dalam
mengembangkan tulisannya tersebut.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yang merekomendasikan bahwa hasil penguasaan
struktur bahasa dalam kemampuan menulis siswa belum memadai, maka pada siklus II ini perlu disusun
rencana tindakan selanjutnya. Pada kegiatan perencanaan ini guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi perkuliahan tentang penusunan kalimat efektif termasuk
instrumen dan lembar observasi yang akan digunakan untuk pertemuan berikutnya. Peneliti menyiapkan
lembar pelatihan persepsi dan lembar observasi.
naan tindakan
1) Pelatihan ulang
Guru menjelaskan agar siswa dapat tujuan pembelajaran tersebut siswa akan mengulang
pelatihan persepsi mengenai penyusunan kalimat efektif di dalam keterampilan menulis mereka
khususnya tentang persyaratan kebenaran struktur (correctness) dan kecocokan konteks (appropriacy)
di dalam hasil tulisannya.
2) Pelatihan pokok atau kosentrasi
Pelatihan pada siklus II berikut ini adalah mengenai pembelajaran terpadu dalam keterampilan
menulis dengan pola Menulis-melaporkan-membaca yang menekankan materi pengembangan
kalimat efektif.
3) Praktik Menulis
Teknik pelaksanaan keterampilan menulis di siklus II ini prinsipnya sama dengan pelaksanaan
praktik keterampilan menulis sebelumnya, hanya saja keterampilan menulis kali ini ditekankan pada
penyusunan kalimat efektif dengan mengikuti persyaratan yang ada.
c. Observasi (Hasil Tindakan)
Langkah berikutnya adalah mengulangi pelatihan dan penjelasan mengenai materi berikutnya,
yaitu penyusunan kalimat efektif, agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis. Pengulangan
pelatihan ini sampai tiga kali pertemuan dan setiap tahap selalu ada tugas menulis yang harus dikerjakan
siswa. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, siswa disuruh melaporkan kepada guru. Kemudian untuk
mengecek hasilnya, siswa disuruh mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Pada pertemuan terakhir, siswa diberi tes keterampilan menulis yang menekankan
pengembangan paragraf termasuk juga diksi dan penguasaan struktur bahasa. Untuk mengetahui hasil
pengembangan paragraf siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.3. Hasil Pengembangan Paragraf dalam Keterampilan Menulis

Persentasi
No. Rentangan Nilai Jumlah siswa
(%)
1 0 40 0 0
2 41 59 1 5,9
3 60 69 5 29,4
4 70 80 8 47,1
5 81 100 3 17,6
17 100

Pada kegiatan pelaporan hasil, kelas memang tampak ramai tetapi dalam suasana yang
menyenangkan. Suasana kelas menggambarkan kemauan keras siswa. Mereka kelihatan berusaha
untuk memperbaikinya. Hal itu terindikasi dari hasil pelataihan berikutnya yang semakin baik.
Situasi kelas juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Pada kegiatan ini kelas berubah menjadi
gaduh karena para siswa sibuk mengoreksi karangan masing-masing. Namun kelas sangat hidup dengan
keaktifan siswa. Di samping itu, siswa tampak senang dengan kegiatannya masing-masing.
d. Refleksi dan Analisis
Hasil tindakan dan analisis ini dilaksanakan terhadap praktik kemampuan menulis siswa dengan
pendekatan terpadu dengan pola Menulis melaporkan membaca.

3. Siklus III
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, yang merekondasikan bahwa hasil penguasaan struktur
bahasa dalam kaitannya dengan kemampuan menulis siswa belum memadai, maka pada siklus III ini
perlu disusun rencana tindakan selanjutnya.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pelatihan ulang
Siklus ketiga ini, pertama-tama guru membuka pelajaran dengan memberitahukan kepada siswa
tentang penelitian di kelas V tersebut yaitu akan mengamati kegiatan pembelajaran menulis. Adapun pola
pembelajaran terpadu yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis ini adalah
pola membaca-diskusi-menulis.
2) Pelatihan pokok atau kosentrasi
Setelah guru melakukan apersepsi secukupnya kemudian guru memberi tahu kepada siswa
tentang tujuan pembelajaran keterampilan menulis pada hari itu. Guru menyebutkan model pelatihan
yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan bahwa untuk memperoleh kemampuan menulis yang tinggi
dan penguasaan perangkat penulisan yang baik seseorang harus berkonsentrasi.
3) Praktik Menulis
Teknik pelaksanaan keterampilan menulis di siklus III ini prinsipnya sama dengan pelaksanaan
praktik keterampilan menulis sebelumnya, hanya saja keterampilan menulis kali ini ditekankan pada
penguasaan teknik penulisan. Pelaksanaan pembelajaran menulis ini dipadukan dengan hasil diskusi
tentang bagaimana penerapan teknik penulisan (gaya penulisan dan bahasa yang digunakan dalam
penulisan) di dalam keterampilan menulisnya. Alokasi waktu yang diperlukan untuk tes keterampilan
menulis ini disediakan waktu selama 70 menit.
c. Observasi (Hasil Tindakan)
Langkah berikutnya adalah mengulangi pelatihan dan penjelasan mengenai materi berikutnya,
yaitu teknik penulisan, agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis. Pengulangan pelatihan ini
sampai tiga kali pertemuan dan setiap tahap selalu ada tugas menulis yang harus dikerjakan siswa.
Setelah selesai mengerjakan tugasnya, siswa disuruh melaporkan kepada guru. Kemudian untuk
mengecek hasilnya, siswa disuruh mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Untuk mengetahui perkembangan penguasaan struktur bahasa (gramatika) siswa dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil Penguasaan Teknik Penulisan dalam Keterampilan Menulis

Persentasi
No. Rentangan Nilai Jumlah siswa
(%)
1 0 40 0 0
2 41 59 0 0
3 60 69 4 23,5
4 70 80 7 41,2
5 81 100 6 35,3
17 100

Situasi kelas juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Kelas yang biasanya tenang, pasif, berubah
menjadi kelas yang aktif-dinamis.
d. Refleksi dan Analisis
Pelatihan dalam siklus III ini ternyata siswa belum semua secara maksimal dapat meningkatkan
kemampuan menulisnya, tetapi sudah lebih baik dan meningkat dari hasil sebelumnya. Hal ini tampak
pada perolehan hasil menulisnya kaitannya dengan teknik penulisan dan penguasaan struktur bahasa
sudah baik (13 orang dari 17 siswa atau sekitar 76,5%).
Melihat hasil yang maksimal tersebut maka pada siklus III berarti indikator atau tujuan
pembelajaran tersebut sudah tercapai.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Kemampuan menulis merupakan sebuah kompetensi dasar dalam Kurikulum kelasV sekolah
dasar dan sebuah tuntutan zaman. Oleh karena itu, kemampuan menulis perlu diajarkan sebaik mungkin.
Di dalam pendekatan terpadu untuk kemampuan menulis, peneliti menggabungkan beberapa
model pembelajaran keterampilan berbahasa ini. Dalam pembelajaran yang dilakukan ditekankan materi
pembelajaran menulis dengan pengembangan topik dan pemberian tugas-tugas pada setiap materi
tertentu.
Realisasi pembelajaran kemampuan menulis secara terpadu terikat dua hal, yaitu (1)
keseluruhan proses pembelajaran berorientasi pada kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi
kepada pembelajar. Di dalam pembelajaran ini porsi menulis lebih banyak dibandingkan dengan aspek
keterampilan yang lain. Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi.
Realisasi pembelajaran kemampuan menulis secara terpadu terikat dua hal, yaitu (1)
keseluruhan proses pembelajaran berorientasi pada kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi
kepada pembelajar.
Siklus I menerapkan pola pembelajaran dengan Diskusi-menulis-membaca. Hasil tes menulis
dengan menekankan penguasaan struktur bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis tersebut
dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai antara 0-40 tidak ada seorang pun, sedangkan yang
mendapat nilai antara 41-59 ada 1 orang, nilai antara 60-69 ada 3 orang, nilai antara 70-80 ada 9 orang,
dan nilai antara 81-100 sebanyak 4 orang siswa. Nilai rata-rata siswa sebesar 65. Hasil yang dicapai
siswa tersebut belum memenuhi tujuan yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian
bimbingan belajar dalam pengembangan menulis dan bimbingan dari guru perlu diberikan agar siswa
memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimiliki terhadap hasil menulisnya juga ikut
membatu keberhasilan tulisannya.
Pembelajaran berikutnya guru harus mampu mengaktifkan siswa agar kelas dapat lebih maju dan
guru harus membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis. Pelatihan dalam siklus I ini
ternyata siswa belum secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan menulisnya. Hal ini tampak
pada perolehan hasil menulisnya kaitannya dengan penguasaan struktur bahasa belum memadai atau
masih sedang (9 orang atau 53,0%). Dengan demikian, dalam meningkatkan kemampuan menulis pada
siklus selanjutnya, penguasaan struktur bahasa masih perlu ditekankan atau diperhatikan lagi,
khususnya pada bagian pembentukan kata, frasa, dan ungkapan baru yang masih minim.
Guru menyampaikan indikator (tujuan pembelajaran). Indikator pembelajaran yang diharapkan
adalah para siswa mampu melaksanakan pelatihan dengan baik tentang bagaimana penyusunan kalimat
efektif dalam karangan/menulis hingga dapat mencapai target kemampuan menulis (KM) sebesar 75%.
Adapun pola pembelajaran terpadu yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis ini adalah
pola menulis-melaporkan membaca.
Akhir siklus II, siswa diberi tes keterampilan menulis. Dari hasil tes keterampilan menulis yang
menekankan persyaratan kalimat efektif yang meliputi kebenaran struktur (correctness) dan kecocokan
konteks (appropiacy) oleh siswa tersebut nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50 dan nilai tertinggi
80, sedangkan nilai rata-rata tes 65. Hal ini tampak pada perolehan hasil menulisnya kaitannya dengan
penyusunan kalimat efektif sudah baik (11 orang dari 17 siswa telah mencapai nilai tersebut 70 atau nilai
rata-rata 65%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil tes keterampilan menulis
siswa tersebut sudah lebih baik dari hasil tes sebelumnya. Dengan perkataan lain bahwa kemampuan
menulis dengan menekankan penguasaan struktur bahasa siswa setelah diadakan pelatihan ulang
hasilnya meningkat lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Pada siklus III, Pada pertemuan terakhir, siswa diberi tes keterampilan menulis yang
menekankan teknik penulisan termasuk juga penguasaan struktur bahasa. Hal ini untuk memperoleh
masukan apakah setelah diadakan pelatihan selama tiga pertemuan siswa sudah menguasai teknik
penulisan dan gramatika atau struktur bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulisnya
tersebut. Melihat hasil yang maksimal tersebut maka pada siklus III berarti indikator atau tujuan
pembelajaran tersebut sudah tercapai, berarti sudah tidak perlu lagi dilakukan latihan ulang pelatihan
persepsi dalam pembelajaran keterampilan menulis dengan pendekatan terpadu untuk penelitian ini. Hal
tersebut akan menjadikan pembelajar lebih efisien apabila siswa melakukan latihan secara terus-
menerus.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan (penerapan) pendekatan pembelajaran terpadu di dalam pembelajaran kemampuan menulis
dalam pembelajaran bahasa Indonesia ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini
terindikasi dari adanya peningkatan perolehan kemampuan menulis (KM) yang rendah meningkat ke KM
yang lebih tinggi.
2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berjalan efektif dalam menerapkan pendekatan terpadu
dapat mensinergikan antara kemampuan fisik dan kemampuan psikis sehingga kemampuan menulisnya
meningkat.
3. Peningkatan kemampuan menulis siswa KELAS V sekolah dasar setelah diterapkan pendekatan terpadu
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pada kondisi awal perolehan nilai KM adalah 11,8%. Pada
siklus I perolehan KM tertinggi adalah 59%. Pada siklus II perolehan nilai tertinggi 65%, sedangkan
perolehan nilai tertinggi pada siklus III adalah 76,5%.

B. Implikasi Penelitian
Pendekatan terpadu yang diterapkan pada orientasi pembelajaran pada siswa tidak sekadar
memberikan fakta atau konsep sebanyak-banyaknya, tetapi lebih berfokus pada proses sampai siswa
menemukan konsepnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini memungkinkan siswa menyelidiki
sendiri berbagai hal yang selanjutnya berguna bagiperkembangan intelektual dan mental mereka.
Penekanan dalam proses menulis dalah apa-apa yang dipikirkan dan dikerjakan pembelajar
pada waktu mereka menulis. Ini berbeda dengan menulis yang dilakukan berdasarkan pembelajaran dari
guru, yang disebut menulis kreatif. Pembelajaran yang berorientasi dari guru tersebut yang dipentingkan
dalah hasil akhir tulisan siswa.
Peningkatan keterampilan menulis siswa yang lain adalah menyusun dan mengembangkan
paragraf atau karangan. Kegiatan yang diperlkan meliputi (1) menjelaskan pemaparan paragraf yang
baik, (2) menjelaskan metode pengembangan paragraf, dan (3) berlatih mengembangkan paragraf
berdasarkan gagasan pokok tertentu dengan penalaran induktif, deduktif, ataupun gabungan keduanya.
Di samping itu, juga meninkatkan kemampuan dalam menganalisis dan membetulkan daya nalar yang
terdapat dalam karangan. Untuk itu siswa perlu diperkenalkan jenis-jenis daya nalar dan melatih
menganalisis kesalahan nalar dalam karangan.
Pembelajaran keterampilan menulis merupakan bagian dari mata pelajaranketerampilan
berbahasa Indonesia yang wajib diikuti siswa dan bertujuan agar siswa dapat menulis atau membuat
karangan dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa yang baik dalah bahasa yang
penggunaannya sesuai dengan situasi berbahasa, sedangkan bahasa yang benar hdala bahasa yang
penggunaannya mengikuti kadah-kaidah atau aturan-aturan yang telah dibakukan serta sesuai dengan
gagasan yang disampaikan.
Agar pembelajaran keterampilan menulis dapat berhasil dengan baik, diperlukan pendekatan
pembelajaran yang dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas siswa. Penyajian materi yang
dapat merangsang siswa untuk menulis secara kreatif dan bernalar dengan baik merupakan tujuan pokok
pembelajaran menulis di sekolah dasar.
Pemberian latihan yang banyak dalam aplikasi pengembangan topik dapat memancing daya
creativitas siswa untuk mengekspresikan ilmunya sehingga mereka akhirnya mampu mengembangkan
apa yang mereka peroles pada waktu belajar ke dalam kancah keilmuan di lapangan. Latihan yang terus-
menerus yang didasari atas topik-topik yang bervariasi dapat mempersiapkan mereka untuk dapat
mengatasi masalah yang dapat dikomunikasikan lewat tulisan.
Upaya-upaya yang lain dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis dengan cara
menugasi siswa mencari berbagai wacana yang tersebar dalam berbagai media massa. Dari situ siswa
diminta untuk memberikan komentar, di samping tingkat keutuhan karangan dan aspek-aspek
kebahasaan lain yang digunakan. Tugas ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam rangka
meningkatkan keterampilan menulis, karena dengan semakin banyak mereka membaca maka semakin
banyak pula pandangan-pandanan yang dapat memperkaya pemahamannya atas keutuhan sebuah
tulisan.
Dengan upaya-upaya ini, maka di samping akan terjadi peningkatan terhadap kemampuan
penalaran siswa dan penguasan kebahasaan mahaiswa, juga secara langsung dapat meningkatkan
keterampilan menulisnya. Oleh karena itu, seseorang guru harus menyadari penuh terhadap tanggung
jawab ini. Perlu diketahui bahwa kemampuan menulis siswa yang sangat penting tersebut dapat
ditingkatkan melalui penguasaan kebahsaan yang dipelajari dan kemampuan penalarannya. Dengan
upaya tersebut diharapkan dapat menghapuskan anggapan tentang rendahnya keterampilan menulis
siswa.
Untuk dapat menyusun paragraf dengan bai, siswa harus memahami pemarkah paragraf yang
baik, yaitu keutuhan, perpautan, dan keterkembangan. Keutuhan berkaitan dengan tema paragraf.
Kalimat-kalimat dalam paragraf harus bersama-sama digerakkan untuk menopang tema atau gagasan
pokok paragraf. Perpautan paragraf diwujudkan melalui hubungan timbal balik antarkalimat yang
membentuk paragraf itu. Untuk itu, penulis harus memperhatikan masalah kebahasaandan rincian serta
urutan isi paragraf. Keterkembangan paragraf mengacu pada kecukupan rincian guna menopang
gagasan pokok paragraf.
Apabila keterampilan menulis akan dimanfaatkan dalam pembelajaran aspek penalaran dalam
berbahasa di kelas V SD Negeri 1 Tangkolo Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan, aspek strategi,
metode, pendekatan, dan penyampaianya pun harus disesuaikan dengan tujuan dan
materi pelajaran. Selain itu, perlu diarahkan pada kemampuan penalaran ada pengenalan serta
memperkaya berpikir secara logis dan analitis dalam berbahasa melalui aspek keterampilan berbahasa
yang lain. Di samping itu, juga menerapkan pola-pola penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran
induktif melalui aspek keterampilan berbahasa Indonesia.
C. Saran
Berdaarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan tersebut dapat diajukan saran-saran
sebagai berikut.
Pertama, siswa disarankan agar terus-menerus berlatih menulis agar dapat meningkatkan
keterampilan menulisnya. Semakin banyak berlatih menulis, siswa akan semakin lancar dan mudah di
dalam mengungkapkan atau menyampaikan buah pikiran, perasaan, pengalaman, dan pendapatnya
dalam bentuk bahasa tulis kepada orang lain.
Kedua, di dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa, para guru hendaknya menunda
terlebi dahulu tugas mengarang secara bebas untuk itu program menyusun karangan terarah perlu
diberikan kepada siswa. Salah satu wujud komposisi terarah adalah pemberian latihan menganalisis
aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Aspek-aspek karangan yang menjadi fokus bagi kegiatan
menyusun karangan terarah itu dapat bersifat tunggal (misalnya, ejaan atau tanda baca atau
pengorganisasian paragraf), tetapi dapat mencakup beberapa aspek karangan sekaligus. Hasil dari
pemberian program latihan itu adalah makin meningkatnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan
gagasan.
Ketiga, bagi pengajar ketrampilan berbahasa Indonesia di program kelas V sekolah
dasar hendaklah mengajarkan materi keterampilan berbahasa (ketrampilan berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis) diberikan dalam satu kesatuan (terpadu) karena pada keempat keterampilan
tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Keempat, pengajar keterampilan berbahasa Indonesia di dalam membelajarkan keterampilan menulis
lebih banyak menekankan pada aspek-aspek kebahasaan, mengingat selama ini sebagian pengajar lebih
menekankan kepada faktor keindahanhan kebenaran bentuk tulisan dalam mengoreksi karangan siswa.
Penilaian yang lebih menitikberatkan pada bentuk penulisan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
menulis yang hendak dicapai, yaitu agar siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa tulis.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Ian. 1986. Learning Throught and Integrated Curriculum, Approach and Guidelines. Victoria: Ministry of
Education.

Brown, H. Douglas. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliffs: New yersey:
Prentice-Hall Regents.

__________. 1984. Teaching by Principles, an interactive approach to Language Pedagogy. Englewood Cliffs:
New yersey: Prentice-Hall Regents.

Cooper, Charles R. dan Odell Lee. 1977. Holistic Evaluation of Writing Evaluating Writing: Describing,
Measuring, and Judging.

Forgaty, Robin. 1991. How to Integrate Curricula. Illinois: IKI/Skylight Publishing Inc.

Gilliam dan Dixon, Hazel. 1991. Integrating Learning Planned Curriculum Units. Auastralia: Bookshelt Publishing
Australia.

Gorys Keraf. 1984. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

__________.1994. Komposisi. Flores-Ende: Nusa Indah.

Harris, P. 1974. Testing English as a Second Language. New York: Tata McGraw-Hill.

Heaton, J.B. 1983. Writing English Language Texts. Singapore: Longman Gr.

Hughes, Athur. 1990. Testing for Language Teachers. New York: Cambridge University Press.

Imam Syafie. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Madson, Harold S. 1983. Techniques in Testing. New York: Oxford University Press.

Mansoer Pateda. 1991. Linguistik Terapan. Ende-Flores: Nusa Indah.

McCrimmon, James. 1976. Writing with a Purpose. Boston: Houghton Mifflin Company.
Mulyanto Sumardi (ed). 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Morgan, Clifford T. 1986. Introduction Psychology. New York: McGraw-Hill Book Copany.

Oxford, Robecca L. 1996. Integrating The Language. Great Britain: Pergamom.

Ramlan. 1983. Penyusunan Tata Bahasa Struktural Bahasa Indonesia. Pedoman Penulisan Tata Bahasa. Ed.
Yus Rusyana dan Samsuri. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kedbuadayaan.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Savignon, Sandra J. 1983. Communicative Competence: Theory and Classroom Practise. New York: Addison
Wesley Publishing Company Inc.

Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca, Teknik membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai