BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi keberlangsungan suatu rumah sakit. Kualitas pelayanan yang baik akan
di masa yang akan datang, pasien akan menggunakan pelayanan rumah sakit
globalisasi yang sedang kita jalani telah membawa perubahan yang sangat
pesat, yang dulunya berfokus pada pemberi pelayanan telah beralih menjadi
2
berfokus pada pasien, di mana rumah sakit wajib menjaga keselamatan pasien
pasien. Unit tersebut adalah unit admisi. Unit admisi ini merupakan salah satu
kesehatan di rumah sakit. Karena unit admisi dianggap unit yang paling
terhadap pembentukan pola hubungan rumah sakit dengan calon pasien dan
dokter dan staf rumah sakit dalam memasukan pasien tersebut, sehingga
komunikasi yang baik dan manajemen admisi pasien yang efektif menjadi
keharusan bagi suatu rumah sakit. Kesalahan dan kemacetan atau kekurang
Sesuai Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di bab I yaitu Akses
Sakit dijelaskan bahwa pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar
mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya rumah sakit
3
yang ada. Uraian di atas mempunyai maksud dan tujuan yaitu menyesuaikan
kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit tergantung pada
ditransportasi emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat
dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit yang
Umum Daerah (PPK BLUD ) sejak tahun 2012 berdasarkan Peraturan Bupati
Nomor 545 tahun 2011. Jenis pelayanan rawat jalan 19 poliklinik, dengan 19
jenis pelayanan rawat inap dan 19 instalasi dan penunjang. Alur pasien di
RSUD dr. Harjono S Ponorogo melalui dua jalur yaitu instalasi rawat jalan
Ponorogo tahun 2012 adalah sebesar 78,47%, tahun 2013 sebesar 71,09% dan
4
pada tahun 2014 adalah sebesar 78,60% dari target nilai standar pelayanan
adalah 90%. Hasil survei tahun 2014 di 15 unit pelayanan dengan variabel
dengan variabel sikap petugas dan kejelasan informasi dengan nilai di bawah
80. Demikian juga dengan banyaknya aduan masyarakat pada tahun 2014
baiknya sikap petugas dan kurang jelasnya informasi yang didapatkan dalam
kinerja baik sistem maupun sumber daya manusia terus menerus dilakukan.
yang lebih baik salah satunya dengan SMART Service Admission yaitu
kegawatdaruratan, (T) terpadu antara bidang teknis, medis dan non teknis
pasien dan keluarga sesuai standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
proses admisi.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana admisi pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUD dr. Harjono
S Ponorogo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUD dr. Harjono S Ponorogo.
6
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
dunia masyarakat.
baik lagi .
pada umumnya.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Faktor penentu atau determinan
dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Secara lebih
sikap dan sebagainya. Namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes)
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan
10
empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) daripada
dalam hal ini pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
b. Memahami (comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c. Aplikasi (application)
11
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
e. Evaluasi (evaluation)
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
dengan segala risiko merupakan sikap yang memiliki tingkatan paling tinggi.
perencanaan kebutuhan dari unit kerja yang disebut dengan Rencana Unit
pengadaan kebutuhan baik yang untuk peralatan medis, alat tulis kantor, dan
sarana- sarana pendukung yang lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal
ini sudah didukung dengan status RSUD Dr. Harjono S Ponorogo sebagai
Layanan Umum Daerah. Selain faktor yang tersebut di atas, faktor yang lain
SMART Service Admission, PPGD, BCLS, ACLS dan pelatihan lain yang
mendukung.
atau memperkuat terjadinya perilaku. Hal ini yang berkaitan dengan sikap dan
salah saatunya adalah merit sistem yang dituangkan dalam remunerasi jasa
2. Admisi
Health Strategy Implementation Project tahun 2003, tata cara dan pengaturan
pelayanan kesehatan yang berbasis pasien ini menuntut rumah sakit untuk
dirawat. Saat ini, keputusan perawatan pasien itu bukan diatur oleh pemerintah
dan perusahaan asuransi, tetapi oleh pasien dan dokter mereka sendiri. Tujuan
strategis utama admisi yang efektif dan koheren pasien darurat dan pasien
elektif adalah:
klinis.
kualitas pelayanan .
monitoring.
a. Penyediaan layanan yang berpusat pada pasien, yang dapat diakses untuk
klinis.
15
c. Praktek klinis dan perawatan harus didasarkan pada bukti yang terbaru.
d. Adanya kerjasama dan jaringan klinis antar rumah sakit dan antar
dan audit).
paralel saling bergantung menjaga satu sama lain. Hal ini melibatkan
sebuah divisi dari pelayanan rumah sakit akut menjadi darurat, elektif.
Pasien harus turut serta dalam pengambilan keputusan dalam masa perawatan.
sistem yang baik mulai dari direktur, staf, tim audit dan tim medis. Pelayanan
rumah sakit dibagi menjadi tiga bagian yang independen. Rawat jalan, gawat
Proses admisi di rumah sakit itu bisa bersifat elektif dan gawat darurat
tergantung dari kasus yang ditemukan oleh dokter. Admisi yang bersifat
elektif biasanya pada pasien yang tidak mengalami sakit yang mendadak dan
tidak mengancam nyawa, sedangkan admisi yang bersifat gawat darurat itu
dan penyakit yang mengancam nyawa pasien. Dokter adalah orang yang
menentukan apakah pasien perlu dirawat atau tidak. Proses admisi ini sangat
penting karena ditakutkan akan terjadi tumpang tindih dan perebutan jenis
pelayanan tertentu antara pasien yang berasal dari unit elektif (rawat jalan) dan
membuat suatu unit atau departemen sendiri yang disebut departemen admisi
ruang bangsal dan menentukan posisi pasien dalam daftar tunggu (waiting list)
membentuk satu unit atau departemen sendiri maka rumah sakit bisa
menunjuk satu orang yang bertugas mengawasi proses admisi ini (Admission
pasien.
Harus diketahui bersama bahwa proses admisi bukan hanya proses saat
pasien tersebut telah tiba di rumah sakit, namun sebelum pasien tersebut
datang ke rumah sakit yang biasanya bersifat elektif. Garis besar penting
17
terlebih dahulu apakah pasien itu akan masuk melalui pintu rawat jalan
keputusan dari dokter keluarga/ dokter pelayanan primer. Pasien yang baru
dilakukan oleh dokter keluarga/ dokter layanan primer yang masih belum
Inti dari pelayanan admisi elektif ini adalah perencanaan. Setiap pasien
yang masuk secara elektif (rawat jalan) harus sudah melalui proses pre-
pengobatan pasien. Selain itu pada admisi yang bersifat elektif ini harus
Bahkan pada proses admisi ini harus sudah bisa merencanakan waktu
pasien pulang (discharge) pasien sejak dari hari pertama pasien itu datang
ke rumah sakit. Pasien yang bisa melakukan admisi elektif adalah yang
di poliklinik.
tidak bisa ditangani sebagai pasien rawat jalan. Prinsip pelayanan melalui
Versi 2012 Edisi 1, Tahun 2012 Standar APK.1 Komisi Akreditasi Rumah
Sakit dijelaskan bahwa pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar
mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya rumah sakit
yang ada. Tujuan standar ini adalah menyesuaikan kebutuhan pasien dengan
misi dan sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yang didapat
tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada kontak pertama.
rujukan, pada saat pasien ditransportasi emergensi atau apabila pasien tiba di
rumah sakit. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untuk mengobati,
mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi.
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Apabila rumah sakit
Proses admisi pasien rawat inap ke rumah sakit untuk pelayanan dan
rawat inap, admisi langsung dari pelayanan gawat darurat ke unit rawat inap,
harus mengatur bagaimana mengelola pasien bila fasilitas rawat inap terbatas
atau sama sekali tidak ada tempat tidur yang tersedia untuk merawat pasien di
unit yang tepat. Pasien dengan dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau
segera emergensi, diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti. Bila telah
dapat termasuk kriteria berbasis fisiologik, bila mungkin dan tepat. Rumah
sakit melatih staf untuk menentukan pasien yang membutuhkan asuhan segera
Hospitals edisi 5 tahun 2014, standar ACC 1 tentang Skrining Admisi Rumah
Sakit dijelaskan bahwa pasien yang dapat dirawat di rumah sakit atau yang
kebutuhan perawatan kesehatan mereka sesuai misi dan sumber daya rumah
sakit. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
dan kondisi melalui skrining, biasanya pada titik kontak pertama. Skrining
pada sumber rujukan, selama transportasi darurat, atau ketika pasien tiba di
dapat dinilai oleh dokter atau individu yang memenuhi syarat lain sebelum
perawatan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketika rumah sakit tidak dapat
transfer ke tingkat yang lebih tinggi dari perawatan , rumah sakit mentransfer
21
Care) 2 disebutkan bahwa proses admisi pasien rawat inap ke rumah sakit
untuk perawatan dan rawat jalan, layanan ini dilakukan standarisasi oleh
pihak Rumah sakiit yang meliputi : pendaftaran layanan rawat jalan atau
masuk untuk layanan rawat inap, masuk langsung dari layanan darurat ke unit
rawat inap, dan proses untuk observasi keadaan pasien. Selama proses
admisi, pasien dan keluarga menerima informasi yang cukup untuk membuat
keluarga untuk perawatan bila tidak dibayar oleh asuransi kesehatan. Ketika
ada kendala keuangan terkait dengan biaya perawatan, rumah sakit mencari
cara untuk mengatasi kendala tersebut . Informasi tersebut bisa dalam bentuk
tertulis atau disediakan secara lisan, mencatat seperti dalam catatan pasien.
daya mahal, rumah sakit dapat membatasi masuk ke hanya pasien dengan
gunakan prioritas dan diagnostik dan / atau tujuan parameter, termasuk kriteria
berbasis fisiologis. Individu dari unit darurat, unit intensif, atau layanan
unit dari dalam rumah sakit atau dari luar rumah sakit ( seperti ketika seorang
3. Kualitas pelayanan
cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan dari awal dan setiap saat, melakukan
segala sesuatu secara benar semenjak awal, dan sesuatu yang bisa
service quality didasarkan pada skala multi item yang dirancang untuk
tersebut. Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan
tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran
pelanggan dari berbagai industri jasa. Ada dua aspek dari dimensi ini,
waktu sama dengan uang yang harus digunakan secara bijak. Itulah
pelayanan yang lebih mahal untuk setiap waktu yang dapat dihemat.
tersebut. Ada empat aspek dari dimensi ini, yakni: keramahan, kompetensi,
pelayanan yang paling mudah diukur. Salah satu bentuk konkretnya adalah
terhadap suatu produk atau jasa yang diberikan sehingga tidak terlihat
dalam hal ini adalah pelanggan harus mempunyai rasa aman dalam
Rumah sakit menghormati hak pasien dan dalam beberapa situasi hak
pihak lain, dalam situasi tertentu. Misalnya, pasien mungkin tidak mau
dasar dari semua kontak di rumah sakit, stafnya, serta pasien dan keluarganya.
menjamin bahwa semua staf mengetahui dan memberi respon terhadap isu hak
sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi
lebih aman mulai dari pasien memasuki rumah sakit sampai pasien keluar
Umum Daerah (PPK BLUD ) sejak tahun 2012 berdasarkan Peraturan Bupati
Nomor 545 tahun 2011. Jenis pelayanan rawat jalan 19 poliklinik, dengan 19
jenis pelayanan rawat inap dan 19 instalasi dan penunjang, dengan jumlah
SDM sebanyak 634 orang dengan perbandingan 443 orang tenaga jenis medis
dan non medis 191 orang. Dengan status tersebut mengandung konsekuensi
tercapainya Visi Rumah sakit yang menjadi pilihan utama adalah tingginya
informasi yang benar dan lengkap, mendapat perlakuan petugas yang baik,
harus dijalankan dalam melakukan perubahan ke arah kinerja yang lebih baik.
tahap kegiatan yang cukup rinci yang harus terlaksana dalam jangka waktu
bahkan jangka waktu panjang. Sesuai dengan kegiatan Proyek Perubahan yang
ditargetkan pada bab II maka hasil capaian Proyek perubahan dengan judul
publik selain itu juga sesuai acuan yang diambil dari Instrumen Akreditasi RS
edisi 1 tahun 2012 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit, dalam hal ini
terutama Standar APK 1 dan juga BAB 2 Hak Pasien dan keluarga standar
bagaimana cara pemberian pelayanan kepada pasien. Sebab itu pimpinan harus
mengetahui dan mengerti hak pasien dan keluarganya, serta tanggung jawab
antara bidang teknis, medis dan non teknis medis, untuk kemudian
manfaat proyek perubahan ini untuk tujuan jangka pendek adalah terwujudnya
yang akan dilakukan asuhan secara terpadu mulai pasien dan keluarga
Admission di RSUD dr. Harjono S Ponorogo. Selain itu juga didukung dengan
Perubahan yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit yang melibatkan semua
bidang dan unit yang terkait dengan proses admisi di rumah Sakit yaitu :
Wadir Medik dan semua Kepala Bidang, beserta Kepala Seksinya sebagai
Pembina sumber daya tenaga dan Sistem SMART Service Admission, Kepala
Bagian Program, Kasubbag Rekam Medis dan Infokes, Koordinator Dan Staf
Tempat Pendaftaran Pasien, seluruh staf satpam dan staf instalasi IGD,
pasien dan keluarga sesuai standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
e. Analisa Hasil Uji coba dan tindak lanjut Smart Service Admission
Dalam proyek perubahan ini ada beberapa stake holder yang terlibat antara
lain :
g. Tim Akreditasi RS
j. Satpam
l. Pejabat Pengadaan
a. Bupati
b. Ka DPPKAD
d. Komisi D DPRD
j. Komite Keperawatan
Leader berupaya mengefektif effisienkan sumber daya tenaga yang sudah ada.
SMART Service Admission adalah pengelolaan pasien yang akan rawat inap,
sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu pasien dan keluarga
32
dan pengobatan yang akan diberikan, dengan berbagai target yang diharapkan,
maka sumber daya tenaga yang dibutuhkan adalah yang dapat berkomunikasi
dan mengerti tentang pelayanan rumah sakit. Dari inventarisasi sumber daya
didapat tenaga :
kuning dan pita risiko jatuh bila di prioritaskan, saat pasien berkunjung ke
yang terekam pada Format General Consent. Selain itu juga formulir dan alat
33
skrining yang berisi identitas pasien, keadaan umum, tingkat risiko dan
tindakan atau tindak lanjut untuk prioritas antrian (formulir alasan informasi
yang diberikan pada pasien dan keluarga, divisualisasi dalam formulir general
consent). Formulir lain yang diperlukan dalam hal ini adalah formulir Triase
baik rawat jalan, rawat inap intensif. Leaflet-leaflet yang berisi jenis pelayanan
sangat diperlukan. Sistem informasi Rumah sakit yang saat ini dijalankan
gedung Instalasi Gawat Darurat atau ke Poli Rawat Jalan. Di jajaran Poliklinik
keadaan umum dan risiko jatuh, untuk kemudian ditindaklanjuti oleh petugas
ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mahalul Azam pada tahun 2007 dengan
adalah rancangan sistem informasi admisi pasien rawat inap (SIA) meliputi
membangun sistem sehingga dihasilkan SIA berbasis AEP. Hasil uji coba
dari aspek akseptabilitas (RRT 2,20 dan 3,18), aksesibilitas (RRT 2,25 dan
3,16) dan ketepatan waktu (RRT 2,13 dan 3,13) dengan perbedaan yang
bermakna (p : 0,0001).
35
dan Putri Asmita Wigati pada tahun 2014 dengan judul Analisis Alur
nomor antrian. Peletakan alur pelayanan yang kurang strategis dan tidak
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wildan Pahlevi pada tahun 2009 dengan
judul Analisis Pelayanan Pasien Rawat Inap Di Unit Admisi RSUD Budhi
belum optimal yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait,
rawat inap yang terkait dengan berbagai faktor diantaranya yaitu SDM,
SOP, cara pembayaran pasien, tahap pra admisi, dan tahap admisi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Mahalul Azam dan Arulita Ika Fibriana
pada tahun 2011 dengan judul Sistem informasi admisi pasien membantu
one group pretest-posttest design yaitu uji coba sistem informasi admisi
admisi pasien rawat inap yang berjalan masih ditemui kendala, antara lain
kegiatan dilakukan secara periodik karena data dan informasi belum dapat
informasi admisi pasien rawat inap yang baru lebih baik dari sistem yang
dalam hal masukan data. Hasil penelitian dengan analisis perbedaan rata-
rata tingkat persetujuan secara deskriptif dan analisis dengan uji Sign
antara tingkat persetujuan responden pada sistem lama dan sistem baru (p <
rumah sakit boleh dikatakan merupakan pintu gerbang rumah sakit dan juga
belum ada susunan uraian tugas (Job Description), belum ada reward untuk
petugas admisi, dan adanya perbedaan honor untuk petugas yang dinas di
dengan teori yang ada. Penerapan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan
C. Kerangka berpikir
pembuatan kerangka konsep, peneliti telah menyederhanakan teori yang ada dan
menyesuaikan dengan tujuan dari penelitian dan lokasi penelitian. Dalam hal ini
atau petugas lain yang terkait yang merupakan kelompok referensi dari
BLUD RSUD
Dr. Harjono S
Ponorogo
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hidup seseorang dengan cara menguraikan arti dan makna hidup serta
kecil subyek melalui ikatan yang ekstensif dan cukup lama untuk
dalam situasi penelitian yang alami sehingga tidak ada batasan dalam
sosial yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian dan berupaya
menarik realitas itu sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran
Smart Service Admission. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Maret
April 2016.
C. Informan Penelitian
Bidang Pelayanan Keperawatan, Kepala Instalasi Rawat Jalan, Kepala Sub Bagian
Humas Dan Publikasi, Ketua Pokja APK, Ketua Pokja MKI, Ketua Pokja SKP,
Ketua Pokja HPK, Kepala Instalasi Rawat Jalan, Kepala Instansi Gawat Darurat,
Satpam, Koordinator TPP dan staf admisi. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu seleksi partisipan, situasi atau unit
waktu yang berorientasi pada tujuan penelitian atau berdasarkan criteria criterion
1. Satpam
Admission
2012.
remunerasi.
2. Tenaga admisi
Admission
2012.
43
remunerasi.
c. Memahami SPO tentang admisi dan skinning awal dan triase pasien gawat
darurat.
Admission
2012.
remunerasi.
4. Kepala Instalasi
2012.
remunerasi.
2012.
remunerasi.
yang dilakukan dengan menemukan informan terutama satpam dan tenaga admisi
penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data
agar mendapatkan data yang valid dan tujuan utama dari penelitian adalah untuk
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Metode pengumpulan data, baik
lainnya, muncul dari tujuan dan pertanyaan penelitian. Strategi pengumpulan data
tentang bagaimana dan kapan pertanyaan atau fokus observasi akan dimodifikasi.
Selain itu beban partisipan untuk diobservasi dan diwawancarai. Dalam Sulaeman,
1. Observasi partisipan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
perekaman ketika ada informasi yang muncul, aspek aspek yang tidak biasa
atau aneh yang bisa dideteksi selama observasi. Observasi kualitatif ini
dilakukan oleh sumber data yang diamati Teknik pengumpulan data dengan
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
suatu teknik yang dilakukan dalam kegiatan mengumpulkan data dengan cara
c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam
wawancara.
komprehensif.
2. Wawancara mendalam
perspektif makna yang diwawancarai. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar
perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri.
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
percakapan antara si penanya dan si penjawab dalam bertukar informasi dan ide
tentang sesuatu hal untuk tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam
pertanyaan yang sesuai dengan data dan informasi yang ingin diperoleh.
3. Kajian Dokumentasi
tulisan yang lain. Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia
kejadian yang sudah lampau, yang menjadi catatan segala hal ihwal yang
mengumpulkan data kuantitatif, akan tetapi bila tersedia, maka sebaiknya data
itu dimanfaatkan dengan memahami maknanya serta latar belakang orang yang
Indrawati,FL, (2015).
1. Kredibititas
2. Dependability (Reliabilitas)
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan Dalam
Menurut Marshall dan Rossman (dalam Sulaeman ES, 2015) analisis data
1. Mengorganisasikan Data
Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar
luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman
penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali
antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini
tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
yang ada.
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari
yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang
menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan
Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan
saran.
53
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal
dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah
dimulai dari data-data yang diperoleh dari subyek, dibaca berulang kali