KASUS

STIMULASI SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENGLIHATAN

Di suatu bangsal Rumah Sakit Jiwa Lawang terdapat 5 klien dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi penglihatan diantaranya
Klien 1 bernama Tn. P umur 24 tahun. Klien mengatakan melihat bayangan putih-
putih seperti setan yang berwujud perempuan dan mengajak klien untuk ikut dengannya.
Ketika klien melamun, bayangan itu akan muncul. Klien mengatakan bayangan itu muncul
selama 2 hingga 5 menit. Klien tidak merasa takut jika bayangan itu muncul tetapi Klien
terganggu dengan bayangan tersebut.
Klien 2 bernama Tn. W umur 28 tahun. Klien mengatakan melihat neneknya yang
sudah meninggal dan nenek itu menyuruh dia untuk berlari 10 km. Klien merasa bingung dan
takut. Jika tidak dilakukan nenek itu akan membunuhnya. Bayangan itu akan muncul ketika
klien tidak ada yang mengajak berkomunikasi.
Klien 3, Tn Y umur 21 tahun. Klien mengatakan setiap hari kekasihnya menghampiri
dia dengan membawakan makanan kesukaannya. Klien merasa bahwa kekasihnya sangat
mencintai dirinya. Ketika kekasihnya pulang klien ingin mengantarkan pulang tetapi
terhalang oleh pintu di kamarnya.
Klien 4, Tn A umur 25 tahun. Klien mengeluhkan setiap menjelang tidur tangan dia
dipegang erat oleh seorang wanita berambut panjang. Klien tidak boleh melihat wajah wanita
itu. Pengalaman masa lalu klien pernah ditinggal oleh kekasihnya karena kecelakaan,
sebelum ditinggal kekasihnya memegang erat tangan klien.
Klien 5, Tn B umur 30 tahun. Klien mengatakan melihat bapak polisi yang menyuruh
dia untuk mengkonsumsi narkoba jenis Pil. Klien merasa takut, cemas dan bicara sendiri.
Bapak polisi itu muncul ketika klien menyendiri di kamar. Sebelum masuk RS ini, klien
pernah diajak oleh temannya untuk konsumsi pil narkoba dan ketahuan oleh polisi.
Tindakan keperawatan jiwa yang akan dilakukan oleh psikiatri yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulus sensori persepsi halusinasi penglihatan dengan tujuan untuk membantu
penyembuhan klien dan dapat mengontrol halusinasi.