Anda di halaman 1dari 12

Istighfar

Dari sekian banyak amalan yang dapat mendekatkan diri kita kepada
Allah Swt dan mempercepat pertolongan Allah turun salah satunya
adalah Istighfar
Kanjeng Rasul bersabda:

(


.)
Barangsiapa selalu beristighfar,pasti Allah akan menjadikan kalapangan
setiap kesedihannya dan jalan keluar setiap kesempitannya,dan akan
diberi-Nya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. (HR. Abu Daud)
Suatu hari Rasulullah SAW tengah berkumpul bersama sejumlah
sahabatnya di masjid.
Kemudian masuklah 4 orang pria.
Setiap dari mereka datang membawa masalah yang ingin disampaikan
kepada Rasulullah Saw ,
Orang pertama mengeluh karena di daerahnya sudah lama tidak turun
hujan. Baginda Nabi menasehatinya,"Beristighfarlah".
Orang kedua mengeluh karena sudah lama menikah tapi belum
dikaruniai keturunan.Kanjeng Rasul bersabda,"Beristighfarlah".
Orang ketiga mengeluhkan kesulitan ekonominya.
Nabi SAW bersabda,"Beristighfarlah".
Orang keempat mengeluhkan tanah pertaniannya yang sudah tidak
subur lagi.
Nabi SAW bersabda,"Beristighfarlah".
Abu Hurairah dengan penuh terheran-heran bertanya:"Ya Rasulullah,
mengapa masalah yang berbeda-beda tetapi penawarnya hanya satu?"
Nabi SAW kemudian membaca surat Nuh:10-12.




.
.

Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.dan memperbanyak harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.(Surah Nuh:10-
12)
Seseorang semakin istiqomah beristighfar,sambil berusaha untuk tidak
mengulangi perbuatan dosa,
maka semakin di ampuni dosa-dosanya,
semakin di ampuni dosa-dosanya semakin dekat kepada Allah
SWT,semakin dekat kepada Allah SWT semakin sedikit hijab yang
menghalangi dirinya dari Allah SWT,sehingga doa-doanya menjadi
mustajab,hajat-hajatnya menjadi terkabul bahkan tanpa harus di minta.
Karena diantara penyebab banyaknya masalah dan persolan yang
menimpa manusia,ketidak tenangan batin,gelisah,galau,sumpek,stress
disebabkan oleh banyaknya dosa,sehingga semakin terhijab dari Allah
SWT,semakin tertutup dari kasih sayang Allah dan semakin gelap gulita
dari cahaya Iman.(abi habib ali).

-----------------------------------------------------------------------------------------
Fadhilah Membaca Shalawat

RAHMAT UNTUK SELURUH ALAM



Kami tidak mengutus engkau (Muhammad),melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam
(QS Al-Anbiya :107)

Dalam keterangan hadis-hadis yang zhahir, banyak sekali disebutkan tentang


keutamaan membaca shalawat kepada Nabi, diantaranya:[1]




Artinya:Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku, maka Allah akan
memberikan kepadanya 10 shalawat.[2]
Dari sekian banyak hadis yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat
kepada Nabi, Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul Wahid al-Susiy al-Nazhifiy
mengumpulkan perasan-perasan keutamaan tersebut dalam Nazham
berbahar Thawil, sebagai berikut:
*


Keutamaan membaca Shalawat kepada Nabi, yang paling besar
keutamaannya adalah mendapat shalawat (doa) dari Tuhan Yang menjaga
makhluk.

*
Melepaskan segala kesusahan dunia akhirat, meluluskan semua hajat,
memudahkan datangnya rizki dan penyebab turunnya kasih sayang Allah.
*
Menetapkan tumit (agar tidak tergelincir) pada hari Qiyamat, mendapat
banyak bidadari dan istana di surga.
*
Memberatkan timbangan kebaikan, sebelum meninggal diberikan
kesempatan melihat surga, membebaskan dari api neraka dan menjadi
penyebab berjumpa dengan Nabi Muhammad baik disaat tidur ataupun
bertemu langsung (sadar).


*

Menjadikan cahaya di kubur, di shirath (titian) dan di mahsyar,
mendatangkan pertolongan dari musuh sekalipun tanpa memiliki pembela
yang kuat.
*


Menyebabkan seseorang dapat menyebrangi titian dengan cepat secepat
mata memandang, menjadikan semerbak wewangian disatu tempat dan
mengijabah segala doa kebaikan.

*
Menjadikan hati bersinar, mendapat keselamatan dari kehancuran petaka
dunia akhirat, meraih syafaat dan dihapuskan dosa-dosa.
*


Menghidupkan jiwa, mendapat petunjuk ke jalan yang lurus, menerima
kebahagiaan dan dicintai oleh Nabi (makhluk yang paling mulia).
*


Dengan membaca shalawat mencukupi seseorang untuk mencari guru yang
mendidik dengan cita-cita yang luhur, cobalah olehmu, maka ilmu hakikat
akan engkau dapatkan dengan uji coba.[3]
Sayyid Ali Ibn Abdullah Ibn Ali Ibn Hasan al-Haddad mengatakan:
.







.

Artinya: Di dalam kitab dan sunnah keduanya penuh menyebutkan
keutamaan shalawat dan salam kepada Rasulllah. Argumentasinya lebih
popular untuk disebutkan, cukup bagi engkau untuk mengetahui kebesaran
keutamaannya bahwa ibadah shalat, khutbah jumat dan seumpamanya tidak
sah tanpa dibacakan shalawat.[4]
Imam Muhammad Ibn Ahmad al-Ramliy pernah ditanya:







) (



.
Artinya:Lebih afdhal mana antara menyibukan diri membaca istighfar dengan
membaca shalawat kepada Nabi? Atau jawabannya dikondisikan bagi orang
yang banyak perbuatan taatnya, maka menyibukan membaca shalawat lebih
utama dan orang yang banyak perbuatan mashiatnya, maka menyibukan diri
membaca istighfar lebih utama? Kemudian Imam al-Ramliy menjawab bahwa
menyibukan diri dengan membaca shalawat kepada Nabi lebih utama dari
pada menyibukan diri membaca istighfar secara mutlak.[5]
Sayyidina Abu Bakar berkata:

.

.





.
Artinya:Membaca shalawat kepada Nabi paling dahsyat untuk memusnahkan
dosa-dosa, lebih hebat dari pada air dingin memadamkan api. Membaca
salam kepada Nabi lebih utama dari pada membebaskan budak. Cinta
kepada Nabi lebih utama dari melakukan jihad dengan pedang di jalan
Allah.[6]
Imam Ahmad Ibn Muhammad al-Qusthullaniy mengatakan:

,
.

Artinya:Apabila dirimu sulit mencapai cita-cita, maka lazimkanlah olehmu
dengan memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad yakni
manusia yang selalu dinaungi oleh awan.[7]
Imam Abdullah Ibn Ahmad Basaudan mengutip perkataan Imam Ahmad Ibn
Muhammad Athaillah al-Sakandariy dalam kitab beliau Tajul Arus al-Hawiy Li
Tahdzib al-Nufus:


.







.
Artinya:Seandainya engkau melakukan segala perbutan taat sepanjang
umurmu, kemudian Allah memberikan satu shalawat, maka satu shalawat
tersebut akan mengungguli setiap bentuk perbuatan taat yang engkau
lakukan sepanjang umurmu. Sesungguhnya engkau melakukan ketaatan
sesuai dengan kemampuanmu, sedangkan Allah memberikan shalawat
kepadamu sesuai dengan kedudukannya sebagai Tuhan. Hal ini merupakan
keutamaan satu shalawat yang Allah berikan, maka bagaimana apabila Allah
memberikan balasan dengan 10 shalawat bagi setiap shalawatmu.
Sebagaimana datang keterangannya dalam hadis shahih. Alangkah indahnya
kehidupan, apabila engkau menjadi orang yang taat kepada Allah dengan
selalu berdzikir dan bershalawat kepada Nabi Muhammad.[8]
Imam al-Dailamiy dalam Musnad al-Firdaus meriwayatkan dari Sayyidina
Anas Ibn Malik, Imam al-Baihaqiy meriwayatkan dalam kitab Syuab al-Iman
dari Sayyidina Ali:





Artinya: Setiap Doa itu akan terhalang untuk diijabah sehingga dibacakan
shalawat kepada Nabi Muhammad.[9]
Syaikh Muhammad Nawawi Ibn Umar al-Bantaniy menyebutkan sebuah
riwayat:






.
Artinya: Seandainya seorang hamba datang pada hari qiyamat membawa
segala kebaikan yang dilakukan penghuni dunia, tetapi tidak terdapat catatan
shalawat atas Nabi dalam amalan yang banyak itu, maka ditolak dan tidak
diterima.[10]
Bayangkan betapa besar harga sebuah kalimat shalawat. Apalagi jika dibaca
pada waktu-waktu dan tempat-tempat yang memiliki keistimewaan. Sekali
membaca shalawat serta salam atas Rasullullah, maka akan diberikan
pengampunan dosa. Sekarang timbul pertanyaan di hati kita, Apakah seorang
muslim cukup hanya membaca shalawat saja? Tanpa beribadah shalat?
Tidak, selain bershalawat, tentunya kita harus melakukan syariat dan ibadah
yang sifatnya wajib. Shalawat akan diterima oleh Allah, jika yang
membacanya itu adalah orang mukmin. Malaikat akan mencatat amalan
shalawat. Yang kelak amalan itu akan mendatangkan manfaat besar kepada
seseorang di dunia dan akhirat.
Dikhabarkan bahwa ada orang shalih telah melihat dalam impian tidurnya
akan temannya yang telah meninggal dunia sedang memakai topi orang
Majusi (penyembah api), maka orang shalih itu bertanya kepadanya: Sesuatu
apa yang menyebabkan engkau memakai topi orang majusi? Kemudian sang
teman menjawab: Lantaran aku tidak pernah membaca shalawat kepada
Nabi Muhammad, saat nama beliau disebutkan di sisiku.[11]
Tersiar pula cerita di zaman Imam Fudhail Ibn Iyadh, bahwa salah satu murid
kesayangan beliau yang juga merupakan seorang ulama terkenal sedang
dalam kondisi sakaratul maut, kemudian beliau menjenguknya dan duduk
sejajar dengan kepala sang murid. Ketika beliau membaca surat Yasin, sang
murid berkata: Tolong anda hentikan Imam Fudhail pun berhenti. Kemudian
beliau mentalqinkan sang murid dengan kalimat La ilaha illallah, sang murid
berkata: Aku tidak akan menyebutnya, lantaran aku telah berlepas diri dari
kalimat itu Setelah mengucapkan kalimat murtad tersebut, sang murid wafat.
Sejak peristiwa tragis itu Imam Fudhail Ibn Iyadh tidak pernah keluar rumah
selama 40 hari dan beliau selalu menangis. Beberapa hari kemudian beliau
bermimpi bertemu dengan sang murid yang selama ini beliau tangisi, beliau
melihat sang murid sedang ditarik oleh para malaikat ke neraka Jahannam.
Beliau bertanya kepada sang murid: Perbuatan apa yang engkau lakukan
sehingga Allah mencabut iman dalam dirimu, sedangkan engkau merupakan
salah satu murid yang paling alim dan aku sangat banggakan? Kemudian
sang murid menjawab: Allah telah mencabut iman dalam diriku karena 3 hal:
Pertama, Aku sering mengadu domba dan memfitnah saudara-saudaraku dan
teman-temanku. Kedua, aku selalu hasud kepada orang yang memiliki
kelebihan. Ketiga, aku pernah datang berobat kepada seorang Tabib. Tabib
itu berkata jika engkau ingin sembuh dari penyakit ini, maka engkau harus
meminum arak setahun sekali. Jika tidak, maka penyakit engkau tidak akan
sembuh, kemudian secara diam-diam aku selalu minum arak.
Shalawat atas Nabi Muhammad dapat membebaskan seseorang dari azab.
Tampaknya pernyatan itu terlalu berlebihan, namun demikianlah adanya
bahwa Allah Maha Pengampun, Allah Maha Bijaksana terhadap hamba-
hamba-Nya.
Diceritakan bahwa Imam Hasan al-Bashri adalah salah seorang ulama tabiin
terkemuka di kota Bashrah, Irak. Beliau dikenal sebagai ulama yang berjiwa
besar dan mengamalkan apa yang beliau ajarkan. Beliau dicintai oleh banyak
orang. Pada zamannya banyak orang orang alim berguru kepada beliau .
Suatu saat ada seorang wanita datang kepada beliau, dalam keadaan sedih
wanita itu mengadu kepada sang imam: Ya imam saya punya anak
perempuan tapi sudah meninggal dan saya ingin bertemu dan mengetahui
keadaannya dalam mimpi.
Lalu Imam Hasan al-Bashri memberikan amalan kepada wanita tersebut agar
ia bisa mengetahui keadaan anaknya di alam barzakh. Imam Hasan al-Bashri
memerintahkan untuk melakukan shalat pada malam hari sebanyak 4 rakaat,
pada tiap satu rakaat membaca al-Fatihah dan surat al-Takatsur sekali dan
perbanyaklah shalawat kepada Nabi sebelum tidur. Setelah diamalkan, ibu
itupun bisa melihat keadaan putrinya di alam kubur dalam keadaan yang
sangat yang memprihatinkan dan tersiksa, kedua tangan dan kakinya
terbelenggu dengan rantai dari api dan mengenakan pakaian dari ter. Tiba-
tiba ibunya terbangun dari tidurnya.
Besok pagi ia datang kembali ke imam Hasan al-Bashri dan mengadukan
bagaimana keadaan putrinya, lalu imam Hasan al-Bashri mengatakan:
perbanyaklah olehmu shadaqah, semoga Allah memaafkannya. Pada malam
harinya Imam Hasan al-Bashri bermimpi seakan-akan beliau berada di kebun-
kebun surga, beliau melihat ranjang-ranjang yang indah, dan ada seorang
wanita yang sangat cantik berada di atas ranjang di kepalanya menggunakan
mahkota dari cahaya. Wanita itu memanggil Imam Hasan al-Bashri; Wahai
Imam, apakah engkau mengenaliku? Imam Hasan menjawab Tidak wanita
itu berkata: Saya adalah putri seorang ibu yang datang kepadamu yang kau
perintahkan untuk bershalawat kepada Nabi. Imam Hasan berkata: Kemarin
ibumu bercerita kepadaku tentang keadaanmu yang sangat tragis dan
menyedihkan, lalu imam Hasan al-Bashri berkata kepada anak itu: Dengan
sebab apa engkau bisa dapatkan kedudukan ini? Lalu putri tersebut
bercerita; ada 70.000 jiwa terbelenggu mendapat siksa sebagaimana
diceritakan oleh ibuku, kemudian lewat orang shaleh yang membacakan
shalawat, ia hadiahkan shalawat itu kepada ahli kubur, dengan barakahnya
shalawat dan barakahnya orang shaleh menjadikan penduduk kubur
dibebaskan dari adzab.[12]
Di zaman Bani Israil hiduplah seorang pemuda bejad yang banyak melakukan
maksiat, ia memiliki semboyan hidup tiada hari tanpa maksiat. Ketika ia
meninggal dunia, penduduk kampung membuang mayatnya ke tempat
sampah. Sehingga Allah mewahyukan kepada Nabi Musa: Wahai Musa
uruslah mayatnya, mandikan dan shalatkan, karena Aku telah mengampuni
segala dosanya Nabi Musa bertanya: Ya Tuhanku dengan sebab apa ia
mendapat ampunan-Mu? Allah menjawab: Pada suatu hari ia pernah
membuka kitab Taurat, di dalamnya ia menemukan nama Muhammad,
kemudian ia membaca shalawat kepada Muhammad, lantaran ia membaca
shalawat kepada Muhammad, maka Aku memberikan ampunan
kepadanya.[13]
Diriwayatkan ada orang shalih bernama Muhammad Ibn Said Ibn Mutharrif
yang selalu memiliki kebiasaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
sebelum tidurnya. Pada suatu hari, sebelum tidur beliau membaca shalawat
yang banyak, sehingga kedua mata beliau dikalahkan oleh rasa ngantuk.
Dalam tidur, beliau bertemu dengan Nabi Muhammad masuk ke kamar beliau,
sehingga seluruh ruangan kamar dipenuhi dengan cahaya. Nabi Muhammad
memanggil beliau seraya berkata; Wahai pemilik mulut yang senantiasa
bershalawat kepadaku kemarilah, aku ingin mencium engkau. Kemudian
beliau merasa malu kalau mulut beliau dicium oleh Nabi Muhammad, seakan-
akan diri beliau tidak pantas menerimanya, sehingga beliau menoleh dan
akhirnya Nabi Muhammad sempat mencium bagian pipi beliau. Ketika itu
secara tiba-tiba, beliau terbangun dari tidurnya dan membangunkan istri
beliau, maka keadaan ruangan kamar beliau semerbak dengan harum
wewangian dan wewangian tersebut tidak hilang dari pipi beliau selama 8 hari
yang setiap harinya istri beliau sangat suka menciuminya.[14]
Dihikayatkan bahwasanya ulama besar Imam Sufyan Tsauri sedang thawaf
mengelilingi kabah dan beliau melihat seseorang yang setiap kali
melangkahkan kakinya senantiasa ia membaca shalawat atas Nabi. Sufyan
bertanya: Sesungguhnya engkau telah telah tinggalkan bacaan tasbih dan
tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah
sebabnya? Orang itu menjawab: Siapakah engkau? Semoga Allah
mengampunimu. Sufyan menjawab: Saya adalah sufyan Tsauri. Orang itu
berkata: seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini
niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan
rahasiaku ini. Kemudian orang itu berkata kepada Sufyan: sewaktu saya
berpergian untuk mengerjakan ibadah haji bersama ayahku, ayahku
mengalami sakit keras dan aku berusaha untuk mengobatinya. Ketika suatu
malam, aku berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan mukanya
tampak sangat hitam, lalu saya mengucapkan innalillah wa inna ilahi rajiun
dan saya menutup mukanya dengan kain. Kemudian saya tertidur dan
bermimpi, dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan tidak pernah
aku melihat orang setampan itu, sangat bersih dan sangat wangi, ia
mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung berubah menjadi
putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya
sambil bertanya: wahai hamba Allah siapakah engkau? Allah telah
menjadikan muka ayahku itu berubah menjadi putih di tempat yang istimewa
ini?. Orang itu menjawab: apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah
Muhammad bin Abdullah yang telah Allah berikan kitab yang paling mulia
yaitu al-Quran. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui
batas (banyak dosanya) akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku.
Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan
kepadaku, maka akupun memberikan pertolongan kepadanya, karena aku
suka memberikan pertolongan kepada orang yang banyak membaca
shalawat atasku. Setelah itu saya terbangun dari tidur, dan saya lihat muka
ayahku berubah menjadi putih.[15]
Diceritakan pula bahwa ketika syaikh Syibliy datang ke rumah syaikh Abu
Bakar Ibn Mujahid salah seorang ulama besar di masanya, beliau mendekati
syaikh Syibliy dan memeluknya serta mencium keningnya. Banyak orang
bertanya-tanya. Seseorang berkata: Wahai Syaikh, kenapa kau istimewakan
Syibliy? Sedangkan semua orang negeri ini mengetahui siapa Syibliy, dia
adalah orang kelas recehan bahkan orang kampungnya sudah kaga
umpamain dia. Syaikh Abu Bakar Ibn Mujahid menjawab: Aku mencium
kening syaikh syibliy dan memberikannya keistimewaan lantaran aku melihat
dalam mimpi tidurku bahwa Rasulullah melakukan hal demikian kepadanya.
Akupun bertanya kepada Rasulullah, dengan sebab apa beliau mencium dan
mengistimewakan syibliy. Kemudian Rasulullah menjawab: Syibliy lazim
membaca:

(surat al-Taubah ayat: 129) dan menambahkan dengan pembacaan shalawat
kepadaku.[16]
Diceritakan ada seorang saudagar kaya di kota Balakh yang memiliki 2 orang
putra. Ketika saudagar kaya itu meninggal, maka hartanya diwariskan oleh 2
putranya. Diantara peninggalan harta tersebut terdapat 3 helai rambut
Rasulullah, sehingga masing-masing kakak beradik itu mengambil satu
bagian dan tersisa 1 helai rambut. Sang kakak berkata: Wahai adikku,
bagaimana kalau kita belah dua saja rambut yang tersisa ini? Si adik
menjawab; tidak, rambut Rasulullah sangat mulia dan lebih berharga dari
harta peninggalan ayah. Sang kakak berkata: Bagaimana kalau engkau
ambil rambut yang tersisa ini untukmu, dan bagian hartamu aku ambil
semuanya? Si adik berkata: lakukanlah olehmu. Kemudian sang kakakpun
mengambil seluruh harta peninggalan ayahnya dan si adik mengambil rambut
Rasulullah dan memasukkannya ke dalam kantungnya. Tiada hari melainkan
si adik tersebut selalu melihat rambut Rasulullah dan setiap kali melihatnya, ia
membaca shalawat kepada Rasulullah. Beberapa tahun kemudian harta sang
kakak menjadi bures dan kehidupan si adik makin berkah. Singkat cerita
ketika si adik meninggal dunia, banyak orang shalih bermimpi ketemu
Rasulullah dan Rasulullah berpesan: Siapa saja yang memiliki hajat yang
ingin dikabulkan oleh Allah, maka hendaklah ia menziarahi kuburan si adik
fulan. Pada akhirnya di zaman tersebut banyak orang dan bahkan ulama
besar berduyun-duyun menziarahi kuburan si fulan. Para ulama berkata: Ini
semua berkah dari shalawat yang ia baca. Syaikh Abu Hafsh Umar Ibn
Husain al-Samarqandiy menyebutkan bahwa si fulan tersebut bernama Abu
al-Saib seorang yang berasal dari kota Syiraz.[17]
Dikisahkan oleh Syaikh Rasyiduddin al-Atthar bahwa di kota Mesir ada
seorang yang shalih bernama Abu Said al-Khayyath, dalam hidupnya ia
jarang sekali bergaul dengan masyarakat dan tidak pernah hadir majelis ilmu.
Tiba-tiba belakangan ini, beliau selalu mengunjungi majelis ilmu Syaikh Ibn
Rusyaiq, maka hal tersebut membuat masyarakat terheran-heran dan
bertanya-tanya. Kemudian beliau menjawab: Pada satu malam aku bermimpi
bertemu dengan Rasulullah dan beliau berkata kepadaku: Hadirilah majelis
ilmu Syaikh Ibn Rusyaiq, lantaran ia seorang ulama yang memiliki amalan
sangat banyak membaca shalawat kepadaku. Setelah Syaikh Ibn Rusyaiq
meninggal, banyak orang yang memimpikan beliau dalam keadaan yang
menggembirakan. Orang-orang yang bertemu beliau dalam mimpi
menanyakan; Dengan sebab apa engkau mendapat kemulian seperti ini?
Beliau menjawab: Dengan sebab memperbanyak shalawat kepada Nabi
Muhammad.[18]
Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi, sehingga bagi siapapun
yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan Nabi
Muhammad langsung membalasnya, bukan hanya tertolaknya mushibah
dunia, dijauhkan dari azab kubur, balasan dengan tumpukan pahala,
keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad
dan dapat menambahkan ketaqwaan seseorang kepada Allah sehingga ia
selalu diberikan jalan keluar dari segala urusan . Syaikh Muhammad
Abdurrahman Syamilah al-Ahdal menyebutkan sebuah Nazham berbahar
Rajaz:
*

*

Artinya:Siapa saja yang bertaqwa kepada Allah, maka dirinya akan dikelilingi
jalan keluar. Perkara yang dihadapinya menjadi mudah sehingga ia tidak takut
ditimpa kesempitan hidup. Rizki datang kepadanya secara tidak disangka-
sangka dan hilanglah segala kesusahan.[19]
Tulisan ini merupakan penggalan dari sebuah karya berupa buku dengan
judul:





Pembuka Segala Rahasia Penghempas Lara Dan kesulitan
Dalam Menguak Keutamaan 11 Shalawat Para Auliya
kepada Nabi Muhammad
(H. Rizki Zulqornain Asmat)

[1] Lebih dari 40 sahabat yang meriwayatkan hadis tentang keutamaan


shalawat kepada Nabi Muhammad. Lihat: Habib Ahmad Ibn Zain al-
Habsyiy, Syarh al-Ainiyyah Nazham Qashidah al-Habib Abdullah Ibn
Alawiy al-Haddad h. 371.
[2] Imam Muslim dalam Shahihnya hadis no: 577.
[3] Syaikh Muhammad Fathan Ibn Abdul wahid al-Susiy al-Nazhifiy, al-Durrah
al-Kharidah Syarh al-Yaqutah al-Faridah vol. 4 h. 183.
[4] Sayid Ali Ibn Abdullah al-Haddad, Sullam al-Maratib Li Ala al-Maratib
Syarh al-Ratib h. 7.
[5] Imam Muhammad al-Ramliy, Fatawa al-Ramliy Bi Hamisy al-Fatawa al-
Kubra vol. 4 h. 418.
[6] Imam Abdullah Ibn Ahmad Basaudan, Dzakhirah al-Maad Syarh Ratib
al-Haddad vol. 2 h. 19.
[7] Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Saadah al-Darain Fi al-Shalah Ala
Sayyid al-Kaunain (Beirut: Dar al-Fikr 2004) h. 509.
[8] Imam Abdullah Ibn Ahmad Basaudan, Dzakhirah al-Maad Syarh Ratib
al-Haddad vol. 2 h. 17.
[9] Imam Jalaluddin al-Suyuthiy, al-Jami al-Shaghir Min al-Ahadits al-
Basyir al-Nadzir Bi Syarh Faidh al-Qadir vol. 4 h. 24.
[10] Syaikh Muhammad Nawawi Ibn Umar al-Bantaniy, Qami al-Thughyan
Syarh Syuab al-Iman h. 28.
[11] Syaikh Abu Bilal Muhammad Ilyas al-Atthar al-Qadiriy, Asbab Suil
Khatimah h. 3.
[12] Sayyid Muhammad al-Tijaniy, al-Fauz Wa al-Najah h. 238; Syaikh Yusuf
Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat h. 55.
[13] Syaikh Hasan Hilmiy Afandiy Ibn Muhammad al-Qahiy al-
Daghistaniy, Tanbih al-Salikin Fi Ghurur al-Mutasyaikhin. h. 576.
[14] Imam Muhammad Ibn Yaqub al-Fairuz al-Abadiy, al-Shilat Wa al-Bisyar
Fi Shalat Ala Khair al-Basyar h. 125.
[15] Syaikh Suaib al-Huraifisy, al-Raudh al-Faiq Fi al-Mawaizh Wa al-
Raqaiq (Beirut: Dar al-Fikr) h. 249; Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-
Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat h. 56.
[16] Habib Alawiy Ibn Ahmad Ibn Hasan Ibn Abdullah Ibn Alawiy al-
Haddad, Syarh Ratib al-Haddad h. 195.
[17] Imam Muhammad Ibn Yaqub al-Fairuz al-Abadiy, al-Shilat Wa al-Bisyar
Fi Shalat Ala Khair al-Basya h. 129.
[18] Imam Muhammad Ibn Yaqub al-Fairuz al-Abadiy, al-Shilat Wa al-Bisyar
Fi Shalat Ala Khair al-Basyar h. 127.
[19] Syaikh Muhammad Abdurrahman Syamilah al-Ahdal, Syarh Manzumah
Bugyah al-Hudzzaq Li Marifah Mafatih al-Arzaq h. 82.

Anda mungkin juga menyukai