Anda di halaman 1dari 4

GENERASI MUDA, GOLDEN GENERATION BERWAWASAN

KEBANGSAAN
Wasino
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Corresponding Author: wasino@mail.unnes. ac.id
Generasi Pemuda, Kaum Muda, atau Pemuda
Generasi muda sering diasosiakan dengan masa yang penuh dengan keberanian.
Umur mereka yang menuju tahap kematangan membuat mereka sering berperilaku
hantam krama, berbuat dulu pikir kemudian. Hal-hal demikian yang sering
menyebabkan generasi tua sering was-was terhadap mereka dan berusaha melakukan
pembinaa,
Bonus Demografi
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus tersebut pada tahun 2020 sampai
dengan 2030-an. (sumber:) Perkiraan BKKBN, jumlah penduduk dalam 10 tahun ke
depan usia produktif di Indonesia akan mencapai 180 juta orang. Sementara itu
usia tidak produktif 60 juta jiwa tidak produktif. Ini artinya setiap 10 orang usia
produktif menanggung 3-4 orang usia tidak produktif.
(http://www.antaranews.com/print/145637/bkkbn-indonesia- mendapat-bonus-
demografi-pada-2020 diunduh 8 Oktober 2017).
Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme didefinisikan oleh Hans Kohn (1971:1) sebagai suatu faham yang
berpendapat bahwa kesetiaan individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan
(nation state). Kesetiaan demikian didasarkan pada factor objektif tertentu yang
membuat mereka berbeda dengan bangsa lain. Selain itu unsur terpenting bagi
munculnya nasionalisme adalah kemauan bersama dan realitas kehidupan yang
mereka hadapi bersama.
Pendidikan Historis Reflektif Berwawasan Kebangsaan
Generasi baru Pasca reformasi memerlukan penafsiran ulang terhadap
nasionalisme. Hal ini sangat penting terutama dalam menghadapi zaman emas,
tahun 2020-2030. Pendidikan Sejarah reflektif menjadi penting untuk mengangkat
nasionalisme demi kepentingan masa kini dan masa depan untuk menghadapi
masyarakat millennial.
Pembelajaran sejarah reflektif berkaitan dengan pemanfaatan peristiwa sejarah
untuk memecahkan persoalan masa kini melalui pendidikan. Peristiwa masa lalu dapat
diambil pada peristiwa tertentu yang relevan hal-hal yang aktual.(Kochhar,2008:430-
450) Salah satu aspek yang relevan hingga masa kini adalah semangat nasionalisme.
DESAIN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL BERWAWASAN KEBANGSAAN
Oleh Warsono
Pendidik harus merubah pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu) para peserta
didik tentang kehidupan berbangsa dan bernegara. Materi tentang sejarah perjuangan
bangsa dan NKRI diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kelahiran
bangsa dan NKRI membutuhkan perjuangan panjang dan pengorbanan dari para
pahlawan bangsa. Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah,
melainkan merupakan hasil perjuangan para pahlawan bangsa yang rela
mengorbankan harta dan jiwa hanya demi kepentingan anak cucu. Para pahlwan juga
telah menanggalkan kepentingan pribadi dan kelompok untuk kepentingan bersama
(bangsa dan negara). Dengan demikian, pelajaran sejarah perjuangan bangsa juga
diharapkan mampu mengikis sikap egoisme, dan membangun kesadaran tentang
pentingnya kebersamaan dan kerjasama dalam mewujudkan tujuan bersama.
Pentingnya sejarah perjuangan bangsa untuk membangun wawasan
kebangsaan ini juga dilakukan oleh Amerika Serikat. Di Amerika Serikat pelajaran
sejarah amerika menjadi pelajaran wajib untuk membangun nasionalisme.Pentingnya
mempelajari sejarah bagi bangsa juga ditegaskan oleh Presiden Pertama RI (Ir.
Soekarno) yang menyatakan bahwa jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, karena
dengan mempelajari sejarah ini kita bisa memahami bagaimana proses kemerdekaan
dan terbentuknya bangsa dan NKRI.
Meskipun demikian, materi sejarah juga harus didasarkan kepada fakta,
bukannya fiksi. Fakta fakta itulah yang disampaikan kepada para peserta didik, bukan
tafsir atas fakta, karena tafsir bisa berbeda satu dengan lainnya. Peserta
didik diajak memahahi dan mendiskusikan fakta-fakta tersebut dari berbagai sudut
pandang, sehingga pemahaman mereka
menjadi lebih komprehensi.
Peserta didik dilatih untuk berpikir ilmiah (scientific) menggunakan pendekatan
problem solving, bagaimana mewujudkan kesejahateraan masyarakat dan keadilan
sosial. Dengan demikian, peserta didik, bukan hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga
memiliki kemampuan berpikir ilmiah, dan memiliki kecerdasan dalam hidup berbangsa
dan bernegara.
KONSEPTUALISASI DAN AKTUALISASI WAWASAN KEBANGSAAN DI
ERA GLOBAL
Mayor Jendral TNI Cucu Somantri
Pangdam I/ Bukit Barisan
Bangsa Indonesia yang lahir dari keanekaragaman suku, agama, budaya, bahasa,
dan daerah asal yang tersebar luas dalam ribuan pulau perlu menyepakati suatu cara
hidup bersama dalam kebhinekaan sebagai warga negara suatu bangsa. Salah satu
cara hidup bersama itu ialah cara pandang tentang diri dan lingkungan dalam
mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan nasional. Cara pandang yang dimaksud bagi
bangsa Indonesia ialah Wawasan yang mengacu pada kondisi dan konstelasi geografi,
sosial budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan lingkungan. Dengan
demikian, konsepsi yang terkandung di dalamnya merupakan simpulan dari
pengalaman masa lalu dan lingkungannya yang relevan saat ini serta valid di masa
datang, sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan interaksi antar
komponen bangsa dan bahkan dunia dalam hidup bersama dan berdampingan
yang damai dan saling bermanfaat.
Bahwa di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi sangat begitu pesat, hal ini
tentunya membawa banyak pengaruh bagi kehidupan masyarakat terutama para
generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa. Namun disisi lain, teknologi
juga sangat diperlukan. Oleh karena itu perlunya keseimbangan dalam mencerdaskan
dan memajukan moral serta cara pikir generasi muda untuk memahami bangsanya
serta mencintai tanah airnya. Agar terhindar dari pengaruh teknologi dan pemikiran
yang negatif, diperlukan adanya penanaman nilai-nilai agama dan kegiatan-kegiatan
yang positif, seperti wawasan kebangsaan dengan berpegang teguh kepada empat pilar
kebangsaan yakni Pancasila, UUD
45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Sehingga kedepan para generasi muda
dapat meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme yang akan melanjutkan tongkat
estafet perjuangan para pahlawan dalam menjaga dan memajukan bangsa serta
mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan dipedomani Pancasila Semangat Kebangsaan menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa atas dasar Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan.
Dengan itu dijaga agar perbedaan antara berbagai etnik, umat agama dan golongan,
hubungan antara Pusat dan Daerah, semuanya berjalan dengan harmonis, saling
menghargai dan kesadaran bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat serta
terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju, adil dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai