Anda di halaman 1dari 9

1

STUDI PENURUNAN TANAH DI ATAS TANAH LUNAK (STUDI KASUS JALAN NASIONAL TIKKE

BARAS, SULAWESI BARAT)

Iskandar Maricar1 , Ardy Arsyad1 , Muhammad Risal2

ABSTRAK : Studi ini bertujuan untuk mengetahui besar penurunan / settlement dan lama waktu konsolidasi yang terjadi
pada tanah di bawah badan jalan nasional Tikke Baras , Sulawesi Barat akibat beban lalu lintas dan menentukan jenis
perkuatan tanah yang paling efektif dalam mereduksi penurunan yang terjadi. Proses tersebut diawali dengan uii lapangan
berupa uji Bor Inti dan SPT, uji laboratorium, serta korelasi parameter tanah dari berbagai literatur yang dipakai secara
umum. Penurunan tanah tersebut akan direduksi dengan menggunakan berbagai metode perbaikan tanah yang telah
banyak dikenal dalam bidang teknik sipil. Studi ini menerapkan lima jenis metode perbaikan tanah berupa perkuatan
dengan geotekstil, cerucuk kayu, minipile, preloading, dan kombinasi preloading dengan PVD. Analisi penurunan tanah
dilakukan dengan cara pemodelan dan simulasi berbasis metode elemen hingga dengan bantuan software geoteknik
PLAXIS V.8.2, serta penentuan efektifitas terhadap metode perkuatan didasarkan atas perbandingan nilai deformasi antar
kelima jenis perkuatan. Hasil uji Bor inti dan SPT memberikan kondisi stratigrafi tanah di bawah jalan Tikke Baras
berupa clayey sand setebal 8,4 m, peat setebal 1 m, silty sand loose setebal 6 m, dan silty sand medium setebal 7 m.
Keberadaan lapisan gambut / peat yang merupakan salah satu jenis tanah lunak yang dapat menyebabkan penurunan yang
besar dan mempengaruhi kestabilan tanah,perlu mendapat penanganan sebelum proses konstruksi perkerasan jalan.
Pemodelan dengan menggunakan PLAXIS dengan lima jenis perkuatan yaitu geotekstil, cerucuk, minipile, preloading,
dan kombinasi preloading dengan PVD. Berdasarkan studi yang dilakukan, penurunan yang besar dan periode konsolidasi
yang panjang akan terjadi bila jalan tidak diperkuat sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur perkerasan
jalan, sedangkan jika menggunakan perkuatan maka jenis perkuatan preloading dan kombinasi preloading dan PVD
paling efektif untuk mereduksi penurunan dan waktu konsolidasi tersebut.

Kata Kunci : Settlement, Konsolidasi, Geotekstil, Cerucuk, Minipile, Preloading, PVD, PLAXIS.

PENDAHULUAN dengan vegetasi perkebunan kelapa sawit menjadi


Perkembangan jalan sudah dimulai bersamaan indikasi keberadaan lapisan tanah lunak di bawah badan
dengan perkembangan umat manusia yang selalu jalan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji core drilling dan
berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan dan SPT di lapangan dan diperoleh data bahwa pada
berkomunikasi dengan sesama. Dengan kata lain bahwa kedalaman 9 meter terdapat lapisan tipis tanah gambut
kemajuan umat manusia sudah berkaitan erat dengan yang dapat menimbulkan settlement yang cukup besar
kemajuan perkembangan jalan. Jalan raya sebagai aspek pada badan jalan.
yang berkaitan dengan transportasi merupakan hal yang Kondisi deformasi pada badan jalan Jalan Nasional
sangat penting dari banyak kegiatan. Tikke Baras perlu mendapat perhatian dan
Perencanaan jalan tidak hanya meliputi aspek penanganan berupa perbaikan tanah guna mengurangi
perencanaan geometrik dan perkerasan jalan akan tetapi penurunan yang terjadi pada badan jalan mengingat
yang tidak kalah pentingnya adalah analisis fungsi jalan yang sangat vital dalam menunjang
penurunan/settlement yang terjadi pada badan jalan perekonomian masyarakat di Sulawesi Selatan dan
akibat pembebanan lalu lintas dan konsolidasi tanah di Sulawesi Barat. Berbagai metode dalam perbaikan tanah
bawah perkerasan. Hal ini akan sangat memerlukan telah dikembangkan dewasa ini, antara lain meliputi
perhatian terutama apabila perkerasan jalan terletak di perkuatan dengan cerucuk kayu dan minipile yang
atas lapisan tanah lunak yang memiliki sifat ditanam sampai kedalaman tertentu, metode
kompresibilitas tinggi. penimbunan lebih / preloading agar proses konsolidasi
Jalan Nasional Tikke - Baras merupakan jalan dapat berlangsung dengan cepat ,dan metode dengan
trans Sulawesi yang menghubungkan Provinsi Sulawesi menggunakan bahan sinstetis dalam bidang geoteknik
Selatan dengan Provinsi Sulawesi Barat. Tata guna seperti geotekstil, geogrid, geonet, PVD dan lain-lain.
lahan di sekitar jalan adalah perkebunan kelapa sawit
dan tidak terdapat permukiman. Wilayah disekitar jalan TINJAUAN PUSTAKA
Nasional Tikke Baras yang berupa dataran rendah Tanah lunak merupakan tanah yang banyak
memberikan masalah bagi struktur yang berada di

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245


2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245
2

atasnya baik gedung maupun konstruksi perkerasan geoteknik. Program ini menerapakan metode antarmuka
jalan. Tanah lunak ini dibagi dalam dua tipe yaitu pasir grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat
lepas ,lempung lunak, dan gambut. Tanah lunak dengan cepat membuat model geometri dan jaring
memiliki sifat berupa daya dukung relatif rendah, nilai elemen berdasarkan penampang melintang dari kondisi
kuat geser undrained rendah, permeabilitas rendah, sifat yang ingin dianalisis.
kembang susut yang besar, dan pemampatan relatif
besar yang berlangsung relatif lama. Sehingga apabila Metode Perbaikan Tanah
keberadaan tanah lunak ini tidak dikenali dan diselidiki Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan
secara berhati-hati dapat menyebabkan masalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang meningkatkan kualitas karakteristik tanah, utamanya
dapat merusak struktur bangunan yang berada di parameter kuat geser tanah yang akan mendukung
atasnya. sebuah struktur sehingga mampu menahan beban
struktur yang akan dibangun dengan deformasi yang
Analisis Penurunan Tanah ( Settlement ) dizinkan. Secara garis besar perbaikan dan perkuatan
Penurunan (settlement) struktur yang terletak tanah dimaksudkan untuk :
pada tanah berbutir halus yang jenuh dapat dibagi 1. Menaikkan daya dukung & kuat geser
menjadi 3 komponen, yaitu: penurunan - segera 2. Menaikkan modulus
(immediate settlement), penurunan konsolidasi primer, 3. Mengurangi kompressibilitas
dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan total 4. Mengontrol stabilitas volume (shringking &
adalah jumlah dari ketiga komponen penurunan swelling)
tersebut, atau bila dinyatakan dalam persamaan, 5. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi
6. Memperbaiki kualitas material untuk bahan
S = S i + S c + Ss (1) konstruksi
7. Memperkecil pengaruh lingkungan
dengan,
S = penurunan total Perbaikan Tanah Dengan Geotekstil
Si = penurunan segera Geosintetik adalah suatu produk buatan pabrik
Sc = penurunan konsolidasi primer dari bahan polymer yang digunakan dalam sistem atau
Ss = penurunan konsolidasi sekunder. struktur yang berhubungan dengan tanah, batuan, atau
bahan rekayasa geoteknik lainnya. Salah satu bahan
Analisis dan Pemodelan Penurunan Tanah dengan geosintetik yang banyak digunakan adalah geotekstil.
Metode Elemen Hingga (FEM) PLAXIS Geotekstil merupakan material lolos air atau material
Analisis penurunan tanah dapat dilakukan dengan tekstil bikinan pabrik yang dibuat dari bahan-bahan
Metode Elemen Hingga (FEM). Metode elemen hingga sintesis, seperti: polypropilene, polyester, polyethylene,
yang digunakan pada analisis dengan FEM adalah cara nylon, polyvinyl chloride dan campuran dari bahan-
pendekatan solusi analisis struktur secara numerik bahan tersebut.Seluruh material ini adalah
dimana truktur kontinum dengan derajat kebebasan tak thermoplastic.
hingga disederhanakan ke dalam elemen-elemen kecil Geotekstil untuk struktur perkerasan jalan telah
diskrit yang memiliki geometri yang lebih sederhana banyak digunakan untuk perkuatan tanah-dasar pada
dengan derajakebebasan berhingga. Elemen-elemen struktur perkerasan jalan. Kecuali itu, juga telah
diferensial ini memiliki asumsi fungsi perpindahan yang digunakan untuk stabilisasi timbunan badan jalan yang
dikontrol pada tiap nodal. Pada nodal tersebut diletakkan pada tanah fondasi lunak. Pengaruh penting
diberlakukan syarat keseimbangan dan kompatibilitas. yang menguntungkan dari macam-macam pemakaian
Pada titik lain, diasumsikan perpindahan dipengaruhi geotekstil untuk perkuatan timbunan adalah kecuali
oleh nilai nodal. Perpindahan diperoleh dengan berfungsi utama sebagai pemisah, geotekstil juga
menerapkan prinsip energi yang disusun dari matriks befungsi sebagai tulangan atau perkuatan yang
kekakuan untuk tiap elemen dan kemudian diturunkan menaikkan kapasitas dukung tanah-dasar oleh kekuatan
persamaan keseimbangannya untuk setiap nodal dari komposit tanah- geotekstil. Gambar 1 menunjukkan
elemen diskrit sesuai dengan kontribusi elemennya. aplikasi geosintetik pada perkerasan jalan.
PLAXIS adalah program komputer berdasarkan
metode elemen hingga dua dimensi yang digunakan
secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan
stabilitas untuk berbagai aplikasi dalama bidang
3

Gambar 1. Fungsi perkuatan dapat diberikan oleh


geotekstil dalam aplikasi jalan raya (FHWA, 1998).

Perbaikan Tanah Dengan Tiang Gambar 2. Timbunan yang Didukung oleh


Tiang berfungsi untuk memindahkan beban Tiang (Panduan Geoteknik 4)
timbunan ke lapisan yang lebih keras di bawah lapisan
lunak (tiang tahanan ujung) atau berfungsi untuk Tiang yang akan digunakan dalam studi ini berupa
mendistribusikan beban melalui kedalaman lapisan tiang kayu ( cerucuk ) dan tiang beton mini ( minipile ).
dengan memanfaatkan lekatan antara tanah dan
permukaan tiang (tiang lekat). Tiang akan dapat
mengurangi penurunan dan meningkatkan stabilitas
timbunan.
Tiga pendekatan dasar diterapkan dalam
penggunaan tiang ini:
Memikul Seluruhnya: tiang memikul seluruh
beban timbunan sampai ke lapisan keras, sehingga
mengurangi penurunan menjadi sangat kecil,
Memikul Sebagian: tiang tidak didesain untuk Perbaikan Tanah Dengan Prapembebanan /
memikul seluruh beban dari timbunan, penurunan Preloading
dikurangi tetapi tidak dihilangkan, Menurut Pd T-06-2004-B , prapembebanan adalah
Memikul Setempat: tiang didesain untuk memikul suatu metode konstruksi perbaikan tanah berupa
hanya sebagian dari timbunan, biasanya pada areal penempatan timbunan pada lokasi yang akan
pinggir timbunan dengan maksud untuk distabilisasi dengan berat sekurang kurangnya sama
meningkatkan stabilitasnya . dengan berat struktur di masa yang akan datang (beban
permanen) dan akan dibuang pada saat konsolidasi yang
Contoh dari ketiga pendekatan tersebut,
diinginkan telah tercapai.
ditunjukkan pada Gambar 2.

Perbaikan Tanah Dengan Prevabricated Vertical


Drain (PVD)
Kecepatan konsolidasi tanah-tanah berbutir halus
yang mudah mampat dapat dipercepat dengan drainase
vertikal / vertical drain. Drainase vertikal ini
memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke arah
4

horisontal. Jarak drainase arah horisontal yang lebih DATA METODOLOGI PENELITIAN
pendek menambah kecepatan proses konsolidasi
beberapa kali lebih cepat. Disamping itu permeabilitas Lokasi Penelitian
tanah ke arah horisontal yang beberapa kali lebih besar, Secara geografis Nasional Tikke Barras terletak
juga mempercepat laju proses konsolidasi. Proses di poros Tikke-Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
konsolidasi yang dipercepat ini mempercpat pula Provinsi Sulawesi Barat berjarak 641,5 Km dari
kenaikan kuat geser tanah aslinya. (Hary Christady). Makassar Sulawesi Selatan (Gambar 4).
Drainase vertikal dapat berupa kolom pasir / sand drain
atau drainase vertikal pracetak / PVD. Gambar 5. Peta Kabupaten Mamuju Utara
Drainase vertikal pracetak (Prefabricated Vertical
Drained)berbentuk pita dengan tampang empat persegi
panjang dengan lebar sekitar 100 mm dan tebal 4 mm
dan dibuat dari geosintetis yang menyelubungi inti
plastik. Selubung luar umumnya dibuat dari geotekstil
nir-anyam (non-woven) yang terbuat dari polyester atau
polypropylene. Inti plastik berfungsi sebagai penahan
selubung filter, dan untuk memberikan aliran
longitudinal di sepanjang PVD.

Pengumpulan data
Data perencanaan meliputi data hasil pengukuran
CPT ,N-SPT dan data penyelidikan sifat fisis dan teknis
tanah di laboratorium dari konsultan geoteknik yang
telah ditunjuk. Selain itu terdapat pula data perencanaan
geometrik penampang melintang jalan yang diperoleh
dari konsultan perencana.
(a)
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah menggunakan
program berbasis Metode Elemen Hingga Plaxis V.8.2
yaitu :
1. Menggambar model geometris penampang jalan dan
lapisan tanah (sesuai elevasi) di bawahnya beserta
gambar pembebanan kendaraan yang bekerja pada
permukaan jalan baik tanpa perkuatan maupun
dengan perkuatan beserta variasinya. Kemudian
dilanjutkan dengan menerapkan kondisi batas
deformasi tanah.
Jenis Variasi yang diberikan pada masing masing
perkuatan adalah :
a. Geotekstil : kuat tarik 8000 kN.
(b) b. Cerucuk : jarak 0,1m , 0,2m , 0,3m, 0,4m,
0,5m, 0,6m, 0,7m, 0,8m, 0,9m, dan 1,0 m.
Gambar 3. (a) Drainase Vertikal dengan Prefabricated c. Minipile : kedalaman 6 meter dan 12 meter
masing masing jarak 0,3m, 0,4m, 0,5m, 0,6m,
Vertical Drained (b).Material PVD (Geosistem,2013)
0,7m, 0,8m, 0,9m, 1,0 m, 1,5m, dan 2,0 m.
5

d. Preloading: Tinggi timbunan 3,10 meter ,4,10


meter, dan 5,10 meter.
e. Kombinasi Preloading dan PVD: Tinggi
timbunan 3,10 meter ,4,10 meter, dan 5,10
meter.

2. Memasukkan nilai parameter-parameter tanah dan


besar pembebanan yang bekerja.
3. Membuat elemen Mesh (Finite Element Model)
dengan tingkat kekasararan mesh yang diinginkan.
4. Menentukan kondisi awal yang berupa elevasi
muka air tanah / Phreatic Level dan tekanan efektif
awal / initial effective stress.
5. Melakukan kalkulasi penurunan tanah sesuai dengan
tahapan konstruksi di lapangan untuk berbagai jenis
perkuatan.
6. Membuat rekapitulasi hasil penurunan dari nilai
Output Plaxis berupa tabel maupun kurva penurunan
tanah untuk berbagai jenis perkuatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Input Plaxis


Berdasarkan data yang diperoleh baik dari pengujian
laboratorium maupun korelasi parameter tanah dan

Parameter Symbol Geogrid Cerucuk Minipile PVD Unit


Material Model Model Geogrids Anchors Anchors Drain -
EA EA 8000 78600 1219251 - kN/m2
diameter dia - 10 20x20 - cm
Fmax.tens - 149,34 149,34 1 - kN/m3
Fmax,comp - - 196,50 1 - m/d
Length l - 4 6,10,12 12 m/d
Spacing - - 10,20,30,40, 30,40, 100 dan cm
50,60,70,80 50,60,70,80 200
90,100 90, dan 100
parameter perkuatan tanah, diperoleh data input plaxis
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 1 dan tabel 2
sebagai berikut:

Tabel.1 Parameter input material perkuatan tanah


6

Tabel.2 Parameter input material tanah

PROPERTIES Symbol Embankment Clayey Sand Clayey Sand Peat Silty Sand Loose Silty Sand Silty Sand UNIT
with Lime Medium Dense
stone
Depth - 0 0,6 0,6 - 3 3-9 9 - 10 10 - 16 16 - 23 23 - 30 m
Thickness - 0,6 2,4 6 1 6 7 7 m
N-SPT - 10 8 2 3 20 >50 -
Material Model Model Mohr- Mohr- Mohr- Soft Soil Mohr-Coulomb Mohr- Mohr- -
Coulomb Coulomb Coulomb Drained Coulomb Coulomb -
Type of Material Type Drained Undrained Undrained Undrained Drained Drained
Behaviour

Dry weight unsat 18,1 18,9 18 14,9 19,1 19,1 19,1 kN/m3
Saturated weight sat 21,625 22,452 21,538 15,891 22,444 22,444 22,444 kN/m3
Permeability x-dir Kx 1 0,0001 0,0001 0,002 1 1 1 m/d
Permeability y-dir Ky 1 0,0001 0,0001 0,001 1 1 1 m/d
Youngs modulus Eref 10000 8000 7360 350 4500 9000 16250 kN/m2
Poissons ratio 0,3 0,2 0,2 0,35 0,2 0,25 0,3 -
Compression Index * 1,05662
Swelling index * 0,52831
Cohesion Undrined Cu 10
Cohesion C 2 50 45 2 0 0 0 kN/m3
Friction angle 35 20 21 16 34 34 34
Dilatancy angle 5 0 0 0 4 4 4
7

Perencanaan penampang jalan dan perkuatanya


Rencana penampang melintang jalan dengan atau
tanpa perkuatan yang akan dibuat dalam program plaxis
ditunjukkan pada gambar 6 sampai 11 sebagai berikut:

Gambar 6. Cross Section Rencana Jalan Nasional Gambar 9. Cross Section Jalan Nasional Tikke Baras,
Tikke Baras tanpa perkuatan Sulawesi Barat dengan Perkuatan minipile 20x20.

Gambar 7. Cross Section Rencana Jalan Nasional Gambar 10. Cross Section Jalan Nasional Tikke
Tikke Baras dengan Perkuatan Geotekstil 8000 kN Baras, Sulawesi Barat dengan preloading

Gambar 8. Cross Section Jalan Nasional Tikke Baras, Gambar 11. Cross Section Jalan Nasional Tikke
Sulawesi Barat dengan Perkuatan Cerucuk Kayu Baras, Sulawesi Barat dengan Kombinasi Preloading +
PVD
8

Simulasi penurunan dalam PLAXIS


Setelah proses penggambaran geometri penampang
jalan dan input parameter material tanah serta
perkuatannya telah dilakukan dalam Plaxis, barulah
tahap kalkulasi dilakukan. Proses simulasi dilakukan
untuk masing-masing perkuatan dengan berbagai
variasinya untuk memperoleh jenis perkuatan yang
efektif. Hasil simulasi penurunan pada Plaxis
ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 16. Simulasi dengan preoading

Gambar 12. Simulasi tanpa perkuatan Gambar 17. Simulasi dengan PVD

Simulasi penurunan tanah tanpa perkuatan


menunjukkan penurunan yang besar sebesar 25,1 cm
sehingga melebihi penurunan yang diijinkan pada tanah
di bawah konstruksi yakni 6,5 cm sampai 10 cm
(Skempton and Mac Donald 19,55) sehingga sangat
perlu untuk dilakukan metode perbaikan tanah.
Gambar 13. Simulasi dengan perkuatan geogrid
8000kN/m2 Berdasarkan hasil simulasi penurunan dalam
program Plaxis V.8.2 di atas, berikut ditampilkan
rekapitulasi hasil simulasi penurunan yang paling efektif
tiap jenis perkuatan sebagai berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Simulasi Penurunan


Pada Plaxis

Penurunan Waktu Konsolidasi


Total
Model
Penurunan
Seketika Konsolidasi Setelah Konstruksi
Gambar 14. Simulasi dengan perkuatan cerucuk Tanpa
8,62 16,48 3,62 tahun 25,10 cm
Perkuatan
Geotekstil 8,62 16,48 16,08 tahun 25,10 cm

Cerucuk 7,13 16,75 0,77 tahun 23,89 cm

Minipile 4,82 1,47 1,19 tahun 6,29 cm


Cerucuk +
9,56 21,39 0,77 tahun 30,95 cm
Plat
Minipile +
6,28 1,37 1,81 tahun 7,65 cm
Plat
Preloading 0,003 tahun 0,12 cm
Preloading +
0,003 tahun 0,12 cm
PVD

Gambar 15. Simulasi dengan perkuatan minipile


9

0 Kurva5 Settlement10Vs Time Tiap


15 Jenis Pekuatan
20
0.000 DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. (1995), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
-0.050
Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 1, Gadjah
-0.100
TANPA Mada University Press, Jakarta.
SETTLEMENT (M)

PERKUATA
-0.150 N Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 2, Gadjah
CERUCUK Mada University Press, Jakarta.
-0.200 Terzaghi, K dan R.B. Peck. (1987), Mekanika Tanah
CERUCUK + dalam Praktek Rekayasa I, Alih bahasa Bagus,
-0.250 PLAT
W., dan K. Benny. Erlangga, Jakarta.
-0.300
Wesley, L. D. (1977), Mekanika Tanah, Badan Penerbit
Percetakan Umum, Jakarta.
-0.350 Saodang,H.(2004), Konstruksi Jalan Raya,Penerbit
TIME (YEAR)
Nova, Bandung.
Geosistem, Geosynthetics For Soil Improvements, PT.
Teknindo Geosistem Unggul, Surabaya.
Gambar 18. Kurva Penurunan Vs Waktu Hardiyatmo, C. H. (2008), Geosintetik untuk Rekayasa
Berbagai Jenis Model Perkuatan Jalan Raya, Gadjah Mada University Press,
Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan
KESIMPULAN DAN SARAN dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan
Geosintetik, Dirjen Bina Marga, Direktorat Bina
Kesimpulan Teknik.
1. Berdasarkan hasil simulasi penurunan tanah dengan
Cornell University.(1990), Manual of Testing Soil
menggunakan Plaxis V 8.2 diperoleh penurunan
Properties For Foundation Design, Cornell
total badan jalan pada Jalan Nasional Tikke Baras
University, Ithaca,New York.
sebesar 25,1 cm yang terdiri dari penurunan segera
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Pelaksanaan
(immediate settlement) sebesar 8,6 cm dan
Pondasi Cerucuk Kayu Di atas Tanah Lembek
penurunan konsolidasi sebesar 16,5 cm dengan
dan Tanah Gambut, PT. Mediatama Saptakarya.
waktu konsolidasi sebesar 3,62 tahun. Penurunan
tersebut melebihi batas penurunan maksimum yang
diizinikan ( penurunan izin maksimum 6,5 cm 10
cm Skempton and Mac Donald 19,55) sehingga
sangat perlu untuk dilakukan metode perbaikan
tanah.
2. Berdasarkan hasil simulasi penurunan tanah dengan
menggunakan Plaxis V 8.2 diperoleh penurunan
total badan jalan pada Jalan Nasional Tikke Baras
dengan berbagai jenis perkuatan, jenis perkuatan
yang direkomendasikan oleh peneliti adalah
perkuatan dengan preloading 3,10 meter karena
penggunaan dengan preloading lebih murah
dibandingkan perkuatan preloading + PVD yang
membutuhkan jumlah PVD yang sangat banyak atau
minipile yang harus menggunakan minipile yang
panjang dan banyak.
Saran
Hendaknya dalam setiap pembangunan jalan di
Indonesia selalu memperhatikan penurunan yang terjadi
akibat beban selama masa layan agar biaya untuk
perawatan jalan yang rusak akibat penurunan dapat
diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai