FOME Dyspepsia
FOME Dyspepsia
E
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN DISPEPSIA
Disusun Oleh:
Rangga Patria Lazuardi
H2A011036
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
1
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Sdr. E
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN DISPEPSIA
3
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe, ikan/
daging). Pasien gemar mengkonsumsi makanan pedas dan berminyak. Kesan gizi
cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,8C
2. Status Gizi
BB = 53 kg
TB = 165 cm
IMT = 19,46 kg/m2 (normoweight)
3. Mata : dalam batas normal
4. Leher : dalam batas normal
5. Jantung : dalam batas normal
6. Pulmo : dalam batas normal
7. Abdomen : dalam batas normal
8. Ekstremitas : dalam batas normal
9. Status neurologis : dalam batas normal
D. RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dirasakan sudah 3
hari. Nyeri dirasakan semakin lama semakin memberat dan dirasakan terus menerus
hingga mengganggu aktivitas. Pasien belum pernah berobat ke dokter dan belum pernah
mengkonsumsi obat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/90 mmHg, kesan gizi cukup.
E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Sdr. E usia 20 tahun nuclear family, dispepsia, keluarga cukup harmonis dan anggota
masyarakat biasa.
2. Diagnosis Biologis
Dispepsia
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat
sekitar berjalan baik.
F. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Mengurangi konsumsi makanan pedas dan berminyak
Konsumsi air putih yang cukup (minimal 2 liter/hari)
Berolahraga dengan teratur
Istirahat cukup
4
2. Medikamentosa
Ranitidin 2x1 tablet perhari sebelum makan
Metoclopramide 2x1 tablet perhari sebelum makan
Paracetamol 3x1 tablet perhari (jika demam)
G. FOLLOW UP
Tanggal 8 November 2017
o Subyektif : keluhan nyeri ulu hati berkurang, tidak mual, tidak demam
o Obyektif : keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 120/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
o Assesment : Dispepsia
o Planning : Terapi medikamentosa dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa
mengurangi makanan pedas dan berminyak, konsumsi air putih cukup, istirahat
cukup.
FLOW SHEET
Nama : Sdr. E (20 tahun)
Diagnosis : Dispepsia
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
8/11/17 Tensi : 120/80 Nyeri ulu hati Medikamentosa : - Nyeri ulu hati
- Ranitidin 2 dd 1 ac
mmHg berkurang, berkurang
Nadi :86x/menit - Metoclopramide 2 dd 1 ac
mual (-), - Mual
RR : 20x/menit - Paracetamol 3 dd 1 prn demam
Suhu : 36,5C demam (-) Non medikamentosa : berkurang
- Kurangi konsumsi makanan pedas, - Bebas demam
- Nafsu makan
asam, dan berminyak
- Konsumsi air putih cukup (minimal 2 meningkat
liter/hari)
- Istirahat cukup
- Olahraga teratur
- Edukasi pada penderita dan keluarga
mengenai dispepsia, pencegahan, dan
komplikasi
5
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Sdr. E 20 tahun), ayah (Tn. S 49 tahun), ibu (Ny. A 42
tahun) dan kakaknya (Sdr. E 25 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja sebagai buruh pabrik swasta dengan penghasilan Rp 2.250.000,00
perbulan dan pengeluaran Rp 2.000.000,00 perbulan. Kebutuhan dapat terpenuhi
dengan cukup baik.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan
cara dimusyawarahkan bersama-sama.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Sdr. E
Kode APGAR Sdr.E Tn.S Ny.A Sdr.E
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2 1
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 2 1 1
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2 2 1
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 1 1 2 1
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 2 2 2 1
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 9 9 9 5
Rata-rata APGAR score keluarga Sdr. E = 9 + 9 + 9+ 5 / 4 = 8
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Sdr. E = baik
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Sdr. E
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
6
Economic Penghasilan keluarga cukup -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : Keluarga Sdr. E tidak memiliki fungsi patologis.
4. GENOGRAM
: laki-laki : pasien
Keterangan :
Tn. S Ny.
A : Hubungan baik
Sdr. E Sdr.interaksi
Diagram 2. Pola E keluarga Sdr. E
Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita cukup baik, penderita bersekolah sampai lulus SMA,
ayahnya berpendidikan D III dan ibunya tamatan SMA, sedangkan kakaknya tamatan
SMK. Keluarga menyadari arti penting kesehatan tetapi memiliki pengetahuan yang
kurang tentang dispepsia, pencegahan, pengobatan, dan komplikasinya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif
karena pola hidup dan pola makan penderita yang kurang baik.
7
c. Tindakan
Penderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktik atau puskesmas.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Sdr. E sudah cukup memadai. Keadaan di
dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber
air terjaga kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan dan ventilasi cukup. Kondisi
rumah juga rapi dan di halaman terdapat beberapa pot tanaman hias.
b. Keturunan
Tidak ada faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga
yang sakit langsung berobat ke puskesmas atau dokter yang praktik di sekitar tempat
tinggal penderita.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Sdr. E tinggal di sebuah rumah berukuran 10x9 m2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup luas, satu
kamar tidur, ruang keluarga dan ruang makan yang tergabung dan dilengkapi TV, dapur,
dan satu kamar mandi dan satu WC dalam satu ruangan. Dinding rumah terbuat dari batu
bata yang sudah dicat. Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat
dari genteng dan ditutupi langit-langit. Rumah penderita juga dilengkapi dua pintu keluar,
yaitu pintu depan dan pintu samping. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Satu kamar
memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup. Secara
keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan
kompor minyak tanah. Sumber air berasal dari sumur dengan pompa sendiri.
DAPUR KAMAR
TIDUR
U
RUANG
TAMU
RUANG
MAKAN/
RUANG 8
KELUARGA
KAMAR
MANDI
Gambar 1. Denah rumah Sdr. E
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di pinggir jalan dengan halaman yang sempit dan berpagar.
Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias. Di belakang rumah berdekatan
dengan rumah tetangga. Di sebelah kanan rumah terdapat halaman untuk menjemur
pakaian, dan di sebelah kiri rumah terdapat beberapa pot tanaman hias. Di depan rumah
terdapat selokan dengan aliran yang lancar.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit dispepsia pada anggota keluarga
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : cukup
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Dispepsia
2. Masalah Nonmedis
a. Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu konsumsi makanan pedas dan berminyak,
kurang konsumsi air putih, dan tidak berolahraga teratur.
b. Kurangnya pengetahuan penderita dan keluarganya tentang dispepsia, pencegahan,
pengobatan, dan komplikasinya.
c. Kurangnya kesadaran penderita untuk kontrol kesehatan secara rutin.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma
IxTxR
1. Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu 5 5 5 3 5 3 5 28.125 (I)
9
konsumsi makanan pedas dan berminyak,
kurang konsumsi air putih, dan tidak
berolahraga teratur.
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
Dispepsia merupakan sindrom yang mencakup satu atau lebih gejala-gejala berikut
perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa terbakar pada ulu hati. Gejalanya
dapat berasal dari psikologis atau akibat intoleransi terhadap makanan tertentu. Dispepsia
10
juga dapat merupakan gejala dari gangguan organik pada saluran pencernaan dan juga dapat
disebabkan oleh gangguan di sekitar saluran pencernaan. Dispepsia sering disalahartikan
sebagai penyakit gastritis (maag), padahal tidak semua dispepsia merupakan penyakit maag.1,2
Faktor risiko terjadinya dispepsia antara lain konsumsi kafein berlebihan, minum
minuman beralkohol, merokok, intoleransi jenis makanan tertentu seperti pedas, asam, asin,
dan berminyak, konsumsi obat-obatan steroid, serta domisili daerah dengan prevalensi H.
pylori yang tinggi. Disamping itu, beberapa faktor gaya hidup dan psikologis juga diduga
sebagai faktor risiko dari dispepsia.2
Dispepsia dapat menimbulkan komplikasi khususnya pada sistem gastrointestinal. Pada
penderita dispepsia seperti pada Sdr. E, maka harus dilakukan modifikasi gaya hidup menuju
pola hidup sehat dan melakukan kontrol kesehatan secara rutin meskipun tidak ada keluhan
agar dapat diberikan edukasi mengenai dispepsia mulai dari pencegahan hingga pengobatan
serta cara modifikasi gaya hidup seperti mengubah pola makan dengan mengurangi makanan
pedas berminyak, konsumsi air putih yang cukup, serta latihan fisik yang teratur dan
konsisten.
A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Dispepsia
2. Diagnosis Psikologis
11
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan
rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita
menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu memenuhi kebutuhan
dirinya dan keluarganya dengan baik.
B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai dispepsia yang diderita Sdr. E mulai dari
pengertian, pencegahan, pengobatan, dan komplikasinya.
2. Preventif
Kurangi konsumsi makanan pedas, asam, dan berminyak
Konsumsi air putih cukup (minimal 2 liter/hari)
Olahraga teratur dan konsisten
Istirahat cukup
3. Kuratif
Ranitidin 2x1 tablet perhari sebelum makan
Metoclopramide 2x1 tablet perhari sebelum makan
Paracetamol 3x1 tablet perhari (jika demam)
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
Halaman depan Ruang tamu
14
Dapur Kamar mandi
15