Pola bakteri aerob dan kepekaan antibiotik pada otitis media supuratif
kronik
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher
RST dr.Soedjono Tingkat II Magelang
Disusun oleh :
Puput Praharani Dewi
30101206705
Pembimbing :
Kolonel CKM dr. Bambang Suryadi, Sp.THT-KL
Pola bakteri aerob dan kepekaan antibiotik pada otitis media supuratif
kronik
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Departemen THT - KL
Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang
Disusun Oleh:
30101206705
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) adalah peradangan kronis telinga tengah yang
ditandai dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih
dari dua bulan baik secara terus menerus maupun hilang timbul. Otitis media akut merupakan
awal dari penyakit OMSK, yang terjadi sebagai akibat invasi organisme virulen yang
Secara klinis OMSK dapat dibagi atas tipe Tubotimpanal dan tipe Atikoantral. Tipe
Tubotimpanal disebut juga dengan otitis media supuratif kronik tipe aman (OMSKTA)
karena jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Proses infeksi hanya terbatas pada
mukosa auris media. Bagian auris media yang terinfeksi adalah mesotimpanum,
hipotimpanum dan tuba auditoria. Perforasi tipe ini biasanya letak sentral pada pars tensa.
10,11,12
Otitis media supuratif kronik tipe aman dibagi menjadi tipe aktif, tipe laten, dan tipe
inaktif. Tipe aktif ditandai dengan adanya otthore aktif. Pada OMSKTA yang laten pada saat
sebelumnya ada riwayat otore berulang. Pada OMSKTA inaktif bila didapatkan riwayat otore
dimasa lalu pada saat pemeriksaan kavum timpani kering tanpa kemungkinan kekambuhan
Tipe Atikoanteral disebut juga otitis media kronik media tipe bahaya karena dapat
menimbulkan komplikasi yang serius dan mengancam jiwa penderita. Biasanya dapat juga
terjadi proses erosi tulang atau kolsteatoma, granulasi atau Osteitis. Perforasi letaknya
Faktor predisposisi terjadinya kronisitas otitis media ini adalah: 1) disfungsi kronik tuba
auditoria yang disebabkan oleh fokal infeksi seperti sinusitis kronik, adenoiditis kronik dan
tonsilitis kronik yang menyebabkan infeksi kronik atau berulang pada saliran nafas atas,
hipertrofi adenoid, dan celah palatum; 2) Perforasi membran timpani permanen menyebabkan
mukosa auris media terpapar dengan udara luar sehingga bakteri yang berasal dari luar
termasuk dari kanalis auditorius externus dapat masuk ke dalam auris media dan
menyebabkan infeksi kronis pada mukosa auris media; 3) Bakteri yang resisten terhadap
antibiotika; 4) faktor konstitusi seperti alergi dan penurunan daya tahan tubuh.13, 14
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat
infeksi saluran napas bagian atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal
awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang
virulen, terutama berasal dari nasofaring terbesar pada masa kanak-kanak, atau karena
rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin
nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membran timpani
setelah penyakit akut sembuh, membran timpani tetap berlubang atau sembuh dengan
B. DIAGNOSIS
Dari anamnesis pasien biasa datang dengan keluhan telinga mengeluarkan cairan berupa
discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , penurunan pendengaran dan keluhan ini
sudah terjadi sejak lama lebih dari 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik ketika pertama kali
ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan
antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid dan
setelah satu atau dua kali pengobatan lokal bau busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak
terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membran mukosa yang berbentuk
garis pada rongga timpani merupakan diagnosis khas pada omsk tipe aman. 10, 11, 15,16,17
sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa pada bagian tepinya. Proses
peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga membran mukosa menjadi
berbentuk garis. Ukuran dan warna tergantung derajat infeksi membran mukosa, dapat tipis
dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tetapi mukoperiosteum yang tebal
dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membran timpani dan telinga tengah
didapati tulikonduktif. Beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara ditelinga tengah. Gangguan
pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung
beratnya kerusakan tulang-tulang pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada
Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang berat, dan
ketulian total, tergantung dari hasil pemeriksaan ( audiometri atau test berbisik). Derajat
frekuensi percakapan terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969.
Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969. 2, 14
Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran adalah normal : -10 dB sampai 26 dB, tuli
ringan : 27 dB sampai 40 dB, tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB, tuli sedang berat : 56 dB
sampai 70 dB, tuli berat : 71 dB sampai 90 dB, tuli total : lebih dari 90 dB.14
Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi kohlea.
Dengan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan tulang serta penilaian
tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat diperkirakan, dan bisa ditentukan
Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :1. Perforasi biasa
umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB; 2. Kerusakan rangkaian
menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB; 4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak
Pada anamnesis pasien datang dengan keluahan keluarnya sekret beraroma khas, Sekret
yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-
keping kecil, berwarna putih mengkilat. Gangguan pendengaran pasti sudah terjadi, vertigo
perifer. Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan otoskop ditemukan perforasi membran
timpani marginal atau pada atik. Sedangkan pada proses yang sudah lanjut sering ditemukan
fistel retroaurikular, polip, atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari
Gangguan pendengaran yang didapatkan pada OMSK tipe bahaya adalah tipe konduktif
timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar
udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran
karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis
Rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran
sklerotik, lebih kecil dengan peneumatisasi lebih sedikit dibanding mastoid yang satunya.
Erosi tulang pada daerah attic (kehilangan skutum) memberi kesan kolestoma. Radiografi
daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai diagnostiknya terbatas dibandingkan
dengan manfaat otoskopi dan audiometri. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan
adalah : 10,11,15,16
1. Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral
dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan
tegmen. Pada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran radiografi ini sangat membantu ahli
2. Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak
gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan
3. Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih
C. PENATALAKSANAAN
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek
telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat
bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan
tipe aman yang dengan pengombatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini
dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya adalah supaya
infeksi tetap tenang. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.11
Operasi Miringoplasti merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe 1. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.
Tujuan adalah untuk mencegah berulangnya infeksi Timpanoplasti dikerjakan pada OMSK
tipe aman dengan kerusakan lebih berat dan tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuannya adalah menyembuhkan penyakit dan memperbaiki fungsi
pendengaran.10,11
Prinsip pengobatan OMSK adalah membersihkan liang telinga dan kavum timpani dan
telinga dan kavum timpani (toilet telinga) bertujuan membuat lingkungan yang tidak sesuai
untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi
1. Toilet telinga secara kering ( dry mopping): Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril,
setelah dibersihkan dapat di beri antibiotik berbentuk serbuk. Cara ini sebaiknya
dilakukan diklinik atau dapat juga dilakukan oleh anggota keluarga. Pembersihan liang
2. Toilet telinga secara basah ( syringing): Telinga disemprot dengan cairan untuk
membuang debris dan nanah, kemudian dengan kapas lidi steril dan diberi serbuk
antibiotik. Meskipun cara ini sangat efektif untuk membersihkan telinga tengah, tetapi
serbuk antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi sensitifitas pada kulit.
Dalam hal ini dapat diganti dengan serbuk antiseptik, misalnya asam boric dengan
Iodine. 10,11
3. Toilet telinga dengan pengisapan ( suction toilet): Pembersihan dengan suction pada
nanah, dengan bantuan mikroskopis operasi adalah metode yang paling populer saat ini.
sumber infeksi dapat dihilangkan. Akibatnya terjadi drainase yang baik dan resorbsi
mukosa. Pada orang dewasa yang koperatif cara ini dilakukan tanpa anastesi tetapi pada
Pengobatan yang tepat untuk OMSK tipe bahaya adalah operasi. Pengobatan konservatif
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK
dengan mastoiditis kronis tipe bahaya, antara lain: 1.Mastoidektomi radikal: operasi ini
dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteotoma yang sudah meluas. Pada
operasi ini rongga mastoid dengan cavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik.
Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tenganh dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi
ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan fungsi pendengaran tidaak
diperbaiki; 2. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi: operasi ini dilakukan pada OMSK
dengan kolesteotoma di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga
mastoid dibersihkan dan dinding poterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini ialah
untuk membuang semua jaringan patologik dan rongga mastoid dan mempertahankan
tympanoplasty). Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti pada OMSK dengan
dilakukaan melalui liang telingan dan ruang mastoid tanpa meruntuhkan seluruh dinding
OTOREA KRONIS
OTOSKOPI
MT Utuh MT Perforasi
Lihat
Lihat
ALGORITMA 2
ALGORITMA 1
ALGORITMA
OMSK BENIGNA1
OMSK MALIGNA
KOLESTEATOM (-)
KOLESTEATOM(+)
OMSK OMSK
TENANG AKTIF
Pilihan:
Stimulasi Cuci telinga, antibiotik sistemik Atikotomi anterior,
epitelisasi tepi timpanoplasti Dinding
Lini 1: amoksisilin/ sesuai kuman
perforasi Utuh, Timpanoplasti
penyebab tipikal
Dinding Runtuh,
Stikoantroplasti,
Timpaniplasti Buka
Tutup
Perforasi Otorea menetap
Perforasi
menetap
Menutup >1 minggu
Tuli
Konduktif? Antibiotik berdasarkan
x-ray pemb.mikroorganisme
mastoid
TIDAK
> 1 bulan
Tuli
konduktif (+)
Ideal :
Mastoidectomi +
Ideal: timpanoplasti
Timpaniplasti tanpa/dengan
mastoidectomi
ALGORITMA 2
OMSK + KOMPLIKASI
ABSES OTAK
MENINGITIS OTIKUS
ANTIBIOTIK DOSIS TINGGI, RAWAT INAP, PERIKSA SEKRET
MASTOIDECTOMI, TELINGA, ANTIBIOTIK I.V DOSI
DEKOMPRESI N.VII, TINGGI 7-15 HARI, KONSUL
PETROSEKTOMI SPESIALIS SARAF/ANAK,
D.
MASTOIDECTOMI, OPERASI
BEDAH SARAF
E.
F.
Otitis media supuratif kronik tipe aman tidak menyerang tulang sehingga jarang
menimbulkan komplikasi, tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring
dapat menjadi otitis media supuratif kronik eksaserbsi akut dan menimbulkan komplikasi
dapat mengering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeksi dari
nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan
Erosi Kanalis tulang; 3. Erosi tegmen timpani dan abses ekstradural; 4. Erosi pada permukaan
lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal; 5. Erosi pada sinus sigmoid. 11,19
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abses
otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK tipe
maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti. 10,11
V. Hasil Penelitian
Terdapat 36 penderita OMSK yang dirawat di bagian THT RS Dr. Saiful Anwar
Malang, mulai 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2007 dan semuanya dilakukan
operasi mastoidektomi. Dari 36 penderita tersebut terdapat 13 status yang tidak
diikutkan pada penelitian (hasil kultur dan tes sensitivitas tidak ada), sehingga
didapatkan 23 sampel (11 laki-laki dan 12 perempuan). Dari 23 sampel, 18 (78%)
dilakukan mastoidektomi radikal, 4% dilakukan mastoidektomi radikal dengan
rekonstruksi dan sisanya dilakukan timpano mastoidektomi. Umur penderita berkisar
antara 755 tahun. Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang paling banyak
didapatkan (30,43%), diikuti oleh Proteus mirabilis (13,04%), Staphylococcus aureus,
Staphylococcus coagulase negative, dan A. baumannii masing-masing 8,70%,
Klebsiella oxytoca %) dan Streptococcus sp masing-masing (4,35%) (Diagram 1).
VII. Kesimpulan
Pengobatan OMSK sebaiknya untuk tiap kasus dipilih antibiotik berdasarkan
biakan dan uji kepekaan bakteri karena sebagian besar bakteri sensitif terhadap
beberapa antibiotik, tetapi memiliki resistensi yang lebih kuat dan lebih luas.
VIII. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola bakteri anaerob penyebab
OMSK.