Anda di halaman 1dari 6

1

PENGELOLAAN PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA Ny. S DENGAN


PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD AMBARAWA

Dian Purnama Sari, Eko Mardiyaningsih, Muhamad Mustain


Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran

dianpurnama@yahoo.com

ABSTRAK
Penurunan curah jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu
memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan darah yang
digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan penulisan ini untuk
melaporkan pengelolaan penurunan curah jantung pada pasien dengan penyakit
jantung koroner di RSUD Ambarawa.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa
perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan penurunan curah jantung.
Pengelolaan penurunan curah jantung dilakukan selama 2 hari pada Ny. S. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang.
Hasil pengelolaan didapatkan sesak pada pasien berkurang, pasien tampak
lebih tenang, RR pasien 26x/menit,pasien lemas dan hanya berbaring di tempat
tidur.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar meningkatkan upaya dalam
pengelolaan pasien dengan penurunan curah jantung untuk mencegah terjadinya
kondisi pasien yang semakin memburuk.

Kata kunci: penurunan curah jantung.


Kepustakaan: 21 (2000 2013)

PENDAHULUAN Menurut American Heart


Association, pada tahun 2004 hampir
Penyakit jantung merupakan seribu kematian di Amerika
penyebab kematian nomor satu di berkaitan dengan kardiovaskuler,
dunia. Penyakit ini bukan hanya sebanyak 35% dari semua kematian
menjadi masalah di negara maju, di Amerika Serikat di tahun tersebut.
tetapi juga negara berkembang Penting bagi tenaga kesehatan dan
termasuk Indonesia. Berdasarkan orang awam untuk mempelajari
riset yang dilakukan sebuah lembaga konsep penyakit kardiovaskuler,
kesehatan di Indonesia, ternyata tindakan pencegahan dan menjaga
penyakit jantung juga merupakan kesehatan jantung (Corwin, 2009).
pembunuh nomor satu di Indonesia Jantung merupakan sebuah
saat ini (Hendiyani, n.d). organ dalam tubuh manusia yang
termasuk dalam sistem sirkulasi.

1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


2

Jantung bertindak sebagai pompa jantung iskemik dan lainnya pada


sentral yang memompa darah untuk golongan umur 15-24 tahun adalah
menghantarkan bahan-bahan 18,3 per 100.000 penduduk angka ini
metabolisme yang di perlukan meningkat dengan tajam pada
seluruh tubuh dan mengangkut sisa- golongan umur 45-54 tahun, yakni
sisa metabolisme untuk dikelurakan 174,6 per 100.000 penduduk dan
dari tubuh (Wijaya & Putri, 2013). 461,9 per 100.000 penduduk pada
Aktifitas kontraksi jantung umur 55 tahun ke atas. Sedangkan
untuk memompa darah ke seluruh kematian kardiovaskuler dengan
tubuh selalu didahului oleh aktivitas sebab utama penyakit jantung
listrik. Aktivitas listrik ini dimulai iskemik dan lainnya adalah 17,5 per
pada nodus sinoatiral (nodus SA) 100.000 penduduk dan kematian
yang terletak pada celah antara vena yang berkaitan dengan penyakit
cava superior dan atrium kanan. tersebut adalah 27,4 per 100.000
Nodus SA mengawali gelombang penduduk. SKRT 1992
depolarisasi secara spontan sehingga mengukuhkan bahwa penyakit
menyebabkan timbulnya potensial kardiovaskuler merupakan penyakit
aksi yang di sebarkan melalui sel-sel yang masih menduduki prosentase
otot atrium, nodus antrioventrikuler tertinggi yang menyebabkan
(nodus AV), berkas His, serabut kematian. Hal ini berhubungan
purkinje dan akirnya ke seluruh otot dengan kurangnya pengetahuan
ventrikel. Potensial aksi ini masyarakat Indonesia tentang faktor
dicetuskan oleh nodus-nodus penyebab dan pencetus timbulnya
pacemaker yang terdapat di jantung penyakit vaskuler (Ruhyanudin,
dan di pengaruhi oleh beberapa jenis 2007).
elektolit seperti K+ dan CA++. Dari bagian rekam medik
Ganguan terhadap kadar elektrolit dilaporkan bahwa jumlah kasus PJK
tersebut didalam tubuh dapat yang dirawat inap di Rumah Sakit
mengganggu mekanisme aliran Umum Daerah Ambarawa pada
listirk jantung (Balai Informasi tahun 2013 didapatkan 343 kasus
Teknologi LIPI, 2009). yang didominasi oleh perempuan
Di perkirakan 17 juta orang yaitu sebanyak 185 kasus dan laki-
meninggal setiap tahun akibat laki sebanyak 158 kasus. Angka
penyakit kardiovaskuler. Satu kematian yang diakibatkan oleh
kematian terjadi akibat penyakit penyakit jantung koroner pada tahun
kardiovaskuler setiap 2 detik, satu 2013 yaitu 51 jiwa.
orang meninggal setiap lima detik Pada umumnya penderita
akibat serangan jantung. Dari 17,5 penyakit jantung koroner ini
juta kematian akibat penyakit mengalami penurunan curah jantung
kardiovaskuler yang terjadi pada yang mengakibatkan gangguan
tahun 2005, sekitar 7,6 juta di fungsi pada beberapa sistem tubuh.
antaranya terjadi karena penyakit Penurunan curah jantung adalah
jantung koroner/ischemic heart keadaan dimana jumlah darah yang
disease (Pujiastuti, 2011). dipompakan oleh jantung menurun
Survey Kesehatan Rumah dan mengakibatkan gangguan fungsi
Tangga (SKRT, 1986) yang jantung (Carpenito, 2007). Beberapa
dilakukan di 7 provinsi dengan dampak dari terjadinya penurunan
menghasilkan prevelensi penyakit curah jantung yakni terganggunya

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


3

sistem pernafasan (dyspnea, karena dampak dari terjadinya


ortopnea), oliguria, sianosis, penurunan curah jantung yaitu
kegelisahan, nyeri dada atau angina, penurunan aliran darah ginjal dan
perubahan pada hasil EKG dan penurunan kecepatan filtrasi
masih banyak yang lainnya glomerolus, yang akan menimbulkan
(Carpenito 2007; NANDA, 2012). retensi sodium dan cairan dan juga
Data tersebut dapat dijadikan dapat menyebabkan gagal ginjal dan
dasar bagi penulis untuk mendalami menyebabkan oksigenasi yang tidak
sejauh mungkin pemberian asuhan adekuat ke miokardium yang
keperawatan khusunya pengelolaan menyebabkan iskemik pada miokard
pada penurunan curah jantung yang dan hal ini dapat berdampak buruk
terjadi pada pasien dengan peyakit bagi pasien dan juga menyebabkan
jantung koroner dan bagaimana cara perubahan perfusi jaringan. Selain itu
memberi penanganan yang tepat akibat menurunnya curah jantung
mengenai penyakit jantung iskemik yaitu gangguan pada pola nafas yang
atau yang lebih dikenal dengan bisa berdampak buruk bagi penderita
penyakit jantung koroner yang (Muttaqin, 2009). Dalam
dikatakan orang sebagai penyakit pembahasan ini penulis melakukan
yang mematikan dan memerlukan perbaikan diagnosa penurunan curah
perawatan yang intensif baik di jantung menjadi resiko penurunan
rumah sakit maupun di rumah. curah jantung karena dilihat dari data
yang didapatkan pada tekanan darah
METODE PENGELOLAAN dan nadi pasien masih dalam batas
Metode yang digunakan normal yaitu TD=110/70 mmHg dan
adalah memberikan pengelolaan nadi 68 x/menit namun teraba lemah,
berupa perawatan pasien dalam dan ini tidak sesuai dengan batasan
memenuhi kebutuhan penurunan karakteristik di atas. Diagnosa
curah jantung. Pengelolaan keperawatan resiko penurunan curah
penurunan curah jantung dilakukan jantung ini didukung dengan data
selama 2 hari pada Ny. S. Teknik pasien mengatakan bahwa pasien
pengumpulan data dilakukan dengan merasa sesak, pasien mengeluh
menggunakan teknik wawancara, lemas dan mudah lelah saat
pemeriksaan fisik, observasi, dan beraktivitas ringan, pengeluaran
pemeriksaan penunjang. urin=250cc/hari, hasil EKG=OMI,
N=68x/menit namun teraba lemah,
HASIL PENGELOLAAN TD=110/70 mmHg, pasien tampak
Hasil pengelolaan didapatkan lemah dan pucat, CRT < 2 detik,
sesak pada pasien berkurang, pasien tidak terdapat oedem. Data lain yaitu
tampak lebih tenang, RR pasien berupa hasil laboratorium
26x/menit,pasien lemas dan hanya triglycerid=145 mg/dL. Penulis
berbaring di tempat tidur. belum maksimal dalam melakukan
pengkajian karena penulis tidak
PEMBAHASAN DAN memantau balance cairan pada
KESIMPULAN pasien.
Penulis menjadikan masalah 1. Hasil pengkajian yang didapat
penurunan curah jantung penulis adalah pasien mengatakan
berhubungan dengan turunnya sesak dan mengeluh lemas serta
kontraksi jantung sebagai prioritas mudah lelah saat braktivitas.

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


4

Pasien dibeikan terapi O2 nasal Evaluasi yang didapatkan


kanul 2 liter/menit dan dari tindakan keperawatan yang
diposisikan fowler, RR pasien telah dilakukan penulis adalah
26x/menit, tidak ditemukan pasien mengatakan sesaknya
adanya sianosis, tekanan darah sudah berkurang, pasien tampak
pasien 110/70 mmHg dan nadi tenang dari sebelumnya, pasien
68x/menit teraba lemah, pasien diberikan terapi O2 nasal kanul
tampak pucat, CRT<2detik, tidak 3liter/menit, pasien tampak lemas
terdapat oedem, pengeluaran urin dan hanya berbaring ditempat
pasien 250 cc/hari, adapun hasil tidur, RR pasien 26x/menit.
EKGnya yaitu OMI dan hasil
laboratorium triglyceride 145 DAFTAR PUSTAKA
mg/dL dan cholesterol 227
mg/dL. Akhmad, Fandy. (2010).
2. Dari hasil pengkajian yang Karakteristik penderita gagal
dilakukan penulis menetapkan jantung pada anak yang dirawat di
diagnosa keperawatan resiko RSUP H. Adam Malik Medan Pada
penurunan curah jantung Tahun 2007-2009.
berhubungan dengan turunnya http://diu.ff.unair.ac.id/files/drugs/F
kontraksi jantung sebagai UROSEMID.pdf (diakses pada
diagnosa prioritas. tanggal 25 April 2014 jam 20.00
3. Intervensi yang direncanakan WIB).
penulis untuk diagnosa
keperawatan resiko penurunan Aldoferly. (2012). Furosemide:
curah jantung berhubungan Sahabat Karib Dokter Untuk Gagal
dengan turunnya kontraksi Jantung.
jantung antara lain mengukur http://www.aldoferly.com/furosemid
TTV dan kaji KU,anjurkan ubah e-sahabat-karib-dokter-untuk-gagal-
posisi tiap 2 jam, berikan terapi jantung. (diakses pada tangal 25
oksigen sesuai indikasi, anjurkan April 2014 jam 20.00 WIB).
untuk menurunkan stress,
anjurkan untuk mengatur aktivitas Carpenito. (2007). Buku Saku
dan istirahat untuk menghindari Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
kelelahan, beri bantuan dalam (Terjemahan Monica Ester). Jakarta:
aktivitas perawatan diri sesuai EGC.
indikasi dan kolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian terapi Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku
obat sesuai indikasi. Saku Patofisologi. Alih Bahasa: Nike
4. Implementasi keperawatan yang Budi Subekti. (Terjemahan Monica
dilakukan penulis antara lain Ester). Jakarta: EGC.
memberikan posisi semi fowler,
memberikan terapi O2 3 Doenges, E. Marylin. (2000).
liter/menit dengan nasal kanul, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi
menganjurkan pasien untuk 3. (Terjemahan Moica Ester dan
mengubah posisi 2 jam sekali dan Yasmin Asih). Jakarta: EGC.
berkolaborasi dalam pemberian
obat ISDN, digoxin, furosemid, Hediyani, Novie. Penyakit Jantung
dan captopril. Koroner. http://www.dokterku-

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


5

online.com/index.php/article/54- Perry, Anne Griffin & Patricia A.


penyakit-jantung-koroner (diakses Potter. (2005). Buku Ajar
pada tanggal 22 April 2-14 jam 19.00 Fundamental Keperawatan: Konsep,
WIB). Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume
1. Jakarta: EGC.
Kasron. (2012). Kelainan dan
Penyakit Jantung Pencegahan Serta _______. (2005). Buku Ajar
Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Fundamental Keperawatan: Konsep,
Medika. Proses dan Praktik. Edisi 3. Volume
2 . Jakarta: EGC.
______. (2012). Buku Ajar
Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Pratama, Angger. (2011). Artikel
Yogyakarta: Nuha Medika. Ilmu Dasar Keperawatan II
Isosorbide Dinitrate. http://angger-
Kurniadi, Helamu. (2013). Stop! pratamafkp12.web.unair.ac.id/artikel
Gejala Penyakit Jantung Koroner. _detail81040Ilmu%20Dasar%20Kep
Yogyakarta: Familia. erawatan%20IIIsosorbide%20Dinitra
te.html (diakses pada tanggal 25
Lupiyatama, Shila. (2012). April 2014 jam 20.15 WIB).
Gambaran Peresepan Digoxin Pada
Pasien Gagal Jantung yang Berobat Price, Sylvia Anderson. (2006).
Jalan DI RSUP DR. Kariadi Patofisologi: Konsep Klinis Proses-
Semarang. Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta:
http://eprints.undip.ac.id/37805/1/Shi EGC.
la_Lupiyatama_G2A008177_lap.KT
I.pdf (diakses pada tanggal 25 April Pujiastuti. (2011). Penyakit Pemicu
2014 jam 20.10 WIB). Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Muwarni, Arita. (2009). Perawatan Ruhyanudin, faqih. (2007). Asuhan


Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Keperawatan Pada Klien dengan
Nuha Medika. Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Malang: Unversitas Muhammadiyah
Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Malang.
Asuhan Keperwatan Klien dengan
Gangguan Kardiovaskuler dan Safitri, Reni & Annisa Andriyani.
Hematologi. Jakarta: Salemba (2011). Keefektifan Pemberian Posisi
Medika. Semi Fowler Terhadap Penurunan
Sesak Nafas Pada Pasien Asma di
NANDA. (2012). Nanda Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
Internasional Diagnosis Dr. Moewardi Surakarta.
Keperawatan: Definisi dan http://www.jurnal.stikes-
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/articl
e/view/29 (diakses pada tanggal 25
_______. (2007). Diagnosa Nanda April 2014 jam 21.00 WIB).
(NIC dan NOC) 2007-2008.
Philadhelpia. Tampubolon & Dameria Gloria
Christina. (2010). Perancangan dan
Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo


6

Dengan Menggunakan Metode Kolesterol.


Backward Chaining Untuk www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan
Menentukan Interaksi Obat (diakses pada tanggal 17 April 2014
Meloksikam Dengan Obat Penyakit jam 15.00 WIB).
Lainnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 Wijaya, Andra Saferi & Yessie
23456789/25708/6/Cover.pdf Mariza Putri. (2013). Keperawatan
(diakses pada tanggal 25 April 2014 Medikal Bedah 1 Keperawatan
jam 22.00 WIB). Dewasa, Yogyakarta: Nuha Medika.

UPT-Balai Informasi Teknologi


LIPI. (2009). Pangan-Kesehatan

Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo

Anda mungkin juga menyukai