Anda di halaman 1dari 2

1.

Sifat-sifat Perpindahan Panas Unggun Terfluidisasi


Unggun yang terfluidisasi oleh gelembung-gelembung tercampur dengan sangat baik
karena pertikel-partikel unggun tersirkulasi oleh gelembung udara yang naik. Akibatnya, suhu
unggun sangat seragam walaupun terdapat reaksi yang sangat eksoterm. Jika luas permukaan
tranfer panas antara gas dan unggun cukup tinggi, gas dan pertikel cepat mencapai suhu yang
sama. Laju transfer panas yang tinggi dapat diperoleh antara permukaan panas yang tercelup di
dalam unggun dengan unggunnya itu sendiri. Tiga mekanisme yang menyumbangkan transfer
panas antara unggun terfluidisasi dan permukaan adalah (Grbavcic. Dkk, 2004):
1. Untuk partikel unggun dengan diameter < 500 dan densitas < 4000 kg/m3 (kecuali
paertikel halus yang sangat kohesif), mekanisme utama adalah adanya sirkulasi antara
bulk unggun dan partikel yang berdekatan denghan permukaan panas (Particle
Convective Mechanism).Partikel mampu mentransfer banyak panas karena mempunyai
kapasitas panas pada saat awal partikel berdekatan dengan permukaan panas, terdapat
gradien suhu lokal yang besar yaitu adanya perbedaan suhu yang besar antara bulk
unggun dengan permukaan sehingga laju perpindahan panas sangat besar. Akan tetapi,
semakin lama suhu unggun semakin mendekati suhu permukaan. Jadi untuk selang
waktu tertentu laju transfer panas semakin tinggi jika pertikel bersinggungan dengan
permuikaan panas dalam recident time yang singkat yang dapat diperoleh dengan
mengatur kondisi operasi. Tetapi harus diingat bahwa recident time yang ekstrim kecil
untuk memeroleh koefisien perpindahan panas yang paling tinggi dibatasi oleh
konduktivitas panas gas dan jarak jalur transfer panas terpendek di mana panas mengalir
secara konduksi antara partikel unggun dan permukaan panas.
2. Untuk unggun dalam ukuran atau densitas yang lebih besar, kecepatan interstisial adalah
turbulen yang berarti bahwa transfer panas konveksi melalui gas menjadi penting. Jika
transfer panas mode ini menjadi dominan maka transfer panas akan naik dengan
naiknya diameter partikel (karena makin besar partikel maka makin besar turbulensi
kecepatan interstisial).
3. Untuk suhu yang lebih tinggi akan terdapat perbedaan suhu yang sangat besar antara
unggun dan permukaan panas sehingga transfer panas secara radiasi menjadi penting.
2. Pembakaran Batu Bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Secara umum, Sistem pembakaran batubara terbagi 2 yakni sistem unggun terfluidakan
(fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate system).

Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat di atasnya mempunyai sifat seperti fluida (dapat
mengalir). Teknik fluidisasi dalam pembakaran batubara adalah teknik yang paling
efisien dalam menghasilkan energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium
pemanas dipanaskan terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak
bakar. Setelah temperatur pasir mencapai temperature bakar batubara (300 oC) maka
diumpankanlah batubara. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap).

Fixed bed system atau Grate system adalah teknik pembakaran dimana batubara berada
di atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem ini kurang efisien karena batubara
yang terbakar kurang sempurna atau dengan perkataan lain masih ada karbon yang
tersisa.

Anda mungkin juga menyukai