Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Asuhan Keperawatan


1. PENGKAJIAN
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan
data dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
A. Pengumpulan Data
Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi adalah :
1) Identitas :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.
2) Keluhan utama :
Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit
tenggorokan.
3) Riwayat penyakit sekarang :
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi seperti
demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan.
4) Riwayat penyakit dahulu :
Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.

Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan


a. Aktivitas/istirahat
b. Makanan/Cairan
c. Pola eliminasi
d. Neurosensori
e. Nyeri/Kenyamanan

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
GCS :
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
Review of sistem :
a. Sistem kardiopulmonal
Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan
RR, batuk,Takikardi,
b. Sistem pencernaan
Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan
c. Sistem muskoloskletal
Nyeri otot dan tulang

2. Analisa data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Flu babi Perubahan suhu
Pasien mengeluh tubuh
badannya panas Inflamasi
DO:
Suhu tubuh pasien: Pengeluaran mediator
> 380 C kimia
Kulit pasien teraba
hangat Peningkatan suhu

Kulit pasieng tubuh

tampak kemerahan

Hipertermia

2 DS: Flu babi Bersihan jalan napas


Pasien mengeluh tidak efektif
batuk Inflamasi
Pasien mengeluh Pengeluaran mediator
pilek kimia
DO:
Terdengar suara Eksudat
napas tambahan
RR > 20 X/menit
Bersihan jalan
Pasien tampak napas tidak efektif
gelisah
3 DS: Flu babi Gangguan rasa
Pasien mengeluh nyaman
nyeri pada sendinya. Inflamasi
Pasien mengatakan
nyeri dirasakan pada skala > Pengeluaran mediator
5 (0 10) kimia
Pasien mengatakan
nyerinya hilang timbul. Merangsang reseptor
DO: nyeri

Pasien tampak
meringis
BP: > 110/70 Nyeri akut

120/80mmHg
HR: > 100 x/menit
RR: > 20 X/menit
4 DS: Flu babi Intake nutrisi
Pasien mengeluh inadequat
mual Replikasi RNA pada
Pasien mangatakan tubuh hospes
merasa asam di mulut
DO Masuk ke saluran cerna
Pasien tampak
tidak nafsu makan. Peningkatan produksi
Pasien hanya HCl
mampu menghabiskan
porsi makanannya Mual

Nausea

5 DS: Flu babi Intoleransi aktivitas


Pasien mengeluh
cepat lemas Penurunan
Pasien mangatakan pembentukan energi
cepat mengantuk
DO Pasien mudah lemas
Pasien tampak
lemah.
Pasien tampak Keletihan

lebih banyak tidur


6 DS: Flu babi Kurang pengetahuan
Pasien selalu
bertanya mengenai Pasien bertanya tanya
penyakitnya dan kondisinya. tentang penyakitnya
Pasien mengatakan
takut dengan penyakitnya
DO: - Kurang pengetahuan

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa berdasarkan prioritas:
1. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien
mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba hangat dan kulit
pasien tampak kemerahan.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai dengan pasien
mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas tambahan, RR > 20
X/menit dan pasien tampak gelisah.
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan agen cedera fisik (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan pada
skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak meringis,
BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
4. Intake nutrisi inadequat berhubungan dengan iritasi lambung (peningkatan produksi HCl)
ditandai dengan pasien mengeluh mual, pasien mangatakan merasa asam di mulut, pasien
tampak tidak nafsu makan dan pasien hanya mampu menghabiskan porsi makanannya.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan
klien melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan
rutinitas biasa, kelemahan otot.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan
klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan pasien
mengeluh sesak napas, RR >20 X/menit, pasien tampak menggunakan otot bantu
pernapasan.
8. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pasien mengeluh lemas, kulit pasien
terlihat pucat, CRT > 2 detik.
4. INTERVENSI
1. Dx. Kep : Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien
mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >38 0 C, kulit pasien teraba hangat dan
kulit pasien tampak kemerahan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan


suhu tubuh pasien kembali normal dengan kriteria hasil:
Suhu tubuh pasien normal ( 36,50 C 37,50 C)
Kulit pasien tidak teraba hangat
Kulit pasien tidak tampak kemerahan

No. INTERVENSI RASIONAL


1 Monitor suhu minimal tiap 2 jam. Untuk mengetahui perubahan suhu yang
terjadi.
2 Monitor warna dan suhu kulit Untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda
infeksi

3 Tingkatkan intake cairan dan Dapat membantu mengganti cairan tubuh


nutrisi yang hilang
4 Lakukan kompres hangat pada Dapat membantu mengurangi demam
lipat paha dan aksila
5 Kolaborasi pemberian antipiretik Digunakan untuk mengurangi demam dengan
aksi sentral nya di hypothalamus.

2. Dx. Kep : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai
dengan pasien mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas
tambahan, RR > 20 X/menit dan pasien tampak gelisah.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan diharapkan


diharapkan jalan napas pasien paten dengan kriteria hasil:
RR normal (16 20 X/menit)
Pasien mampu mengeluarkan sekret
Tidak terdengar suara napas tambahan.
INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi dada bagian anterior Untuk mengetahui adanya penurunan atau
tidaknya ventilasi dan bunyi napas tambahan.
2 Anjurkan pasien untuk minum Untuk mengencerkan sputum.
dengan air hangat
3 Ajarkan teknik batuk efektif dan Napas dalam memudahkan ekspansi
napas dalam maksimal paru-paru dan teknik batuk efektif
dapat membantu pengeluaran sputum.
4 Kolaborasi dengan berikan obat Untuk menurunkan spasme bronkus dengan
sesuai indikasi: mukolitik, mobilisasi secret.
ekspektoran dan bronkodilator

3. Dx. Kep : Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan
pada skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak
meringis, BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan nyeri pasien
terkontrol dengan kriteria hasil:
Nyeri pasien berkurang
TTV dalam batas normal (BP: 110/70 120/80 mmHg, HR 60
100 X/menit, RR 16 20 X/menit)
Pasien tidak tampak meringis.

INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji lokasi dan skala nyeri Untuk menentukan rencana yang tepat
2 Monitoring TTV Untuk mengetahui perkembangan kondisi
pasien.
3 Ajarkan teknik manajemen nyeri Untuk mengurangi nyeri dan mengalihkan
non-farmakologis seperti relaksasi, perhatian pasien terhadap nyeri.
guide imagery dll.
4 Monitoring perubahan Perubahan dapat mengindikasikan
karakteristik nyeri komplikasi.
5 Kolaborasi pemberian anlgesik Membantu mengurangi nyeri
sesuai indikasi
4. Dx Kep : Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (akibat peningkatan produksi
HCL) ditandai dengan klien melaporkan rasa mual, klien mengatakan nafsu makan
klien menurun, klien hanya mampu menghabiskan porsi makannya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien nausea
klien teratasi dengan kriteria hasil :

klien melaporkan mual berkurang


klien melaporkan terjadi peningkatan nafsu makan
klien mampu menghabiskan porsi makannya.
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor vital sign 1. Untuk mengetahui status/kondisi
2. Berikan makan sedikit tapi sering klien
2. Mempertahankan nutrisi agar tetap
adekuat
3. Sajikan makanan dalam porsi
3. Makanan hangat dapat mengurangi
hangat
rasa mual dan meningkatkan nafsu
4. Jauhkan dari benda-benda yang
makan
berbau tajam 4. Benda-benda berbau tajam dapat
Kolaborasi menimbulkan rasa mual
Kolaborasi
Pemberian obat anti emetik
Pemberian therapy untuk mengurangi mual

5. Dx Kep: Keletihan berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan


klien melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan
rutinitas biasa, kelemahan otot.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien tidak
mengalami keletihan dengan kriteria hasil :
klien melaporkan tidak mudah lelah,
klien melaporkan klien mampu mempertahankan rutinitas biasa
tidak terjadi kelemahan otot.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri: Mandiri:
1. Jelaskan penyebab keletihan pada 1. Pengetahuan klien mengenai penyebab
klien. keletihan, akan meningkatkan
partisipasi klien dalam pengobatan
2. Atur kegiatan klien yang mudah
2. Kegiatan yang mudah dicapai akan
dicapai.
meningkatkan toleransi klien terhadap
keletihan yang dialaminya.
3. Jelaskan keuntungan fisiologis dan
psikologis olah raga pada klien.
3. Kegiatan fisik akan meningkatkan
semangat klien untuk melawan
keletihannya.

6. Dx. Kep : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai
dengan Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien dapat
mengetahui mengenai proses penyakit dengan kriteria hasil:
Klien familiar dengan proses penyakit.
Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab.
Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko.
Klien dapat mendiskripsikan komplikasi.
Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.

INTERVENSI RASIONAL
1. Mengobservasi kesiapan klien untuk 1. Agar mengetahui keadaan klien dalam
mendengar informasi (mental, pemberian informasi.
kemampuan untuk melihat, mendengar,
kesiapan emosional, bahasa dan budaya). 2. Untuk mengetahui pengetahuan klien
2. Menentukan tingkat pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
sebelumnya mengenai penyakit. 3. Klien mengetahui mengenai proses
3. Menjelaskan proses penyakit (pengertian,
penyakit (pengertian, penyebab, faktor
penyebab, faktor resiko, komplikasi dan
resiko, komplikasi dan pencegahan).
pencegahan). 4. Dengan gaya hidup yang baik dapat
4. Mendiskusikan tentang perubahan gaya mengontrol proses penyakit dan
hidup yang bisa untuk mencegah mencegah komplikasi.
komplikasi atau mengontrol proses
5. Dapat meminimalkan efek samping yang
penyakit.
terjadi.
5. Anjurkan pada pasien untuk mencegah
6. Dengan mendiskusikan hal tersebut
atau meminimalkan efek samping.
dapat membuat terapi medikasi menjadi
6. Diskusikan mengenai pilihan terapi atau
teratur.
peralatan
7. Untuk mengevaluasi pemahaman klien
7. Menanyakan kembali pada klien tentang penyakitnya setelah diberikan
mengenai informasi penyakit yang telah informasi oleh perawat.
diinformasikan untuk menilai
pemahaman klien tentang penjelasan
yang diberikan.
-=

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia.
Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi, di akses 14 juli 2011
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HI, di akses 14 juli 2011
http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm

Anda mungkin juga menyukai