Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
GCS :
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
Review of sistem :
a. Sistem kardiopulmonal
Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan
RR, batuk,Takikardi,
b. Sistem pencernaan
Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan
c. Sistem muskoloskletal
Nyeri otot dan tulang
2. Analisa data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Flu babi Perubahan suhu
Pasien mengeluh tubuh
badannya panas Inflamasi
DO:
Suhu tubuh pasien: Pengeluaran mediator
> 380 C kimia
Kulit pasien teraba
hangat Peningkatan suhu
tampak kemerahan
Hipertermia
Pasien tampak
meringis
BP: > 110/70 Nyeri akut
120/80mmHg
HR: > 100 x/menit
RR: > 20 X/menit
4 DS: Flu babi Intake nutrisi
Pasien mengeluh inadequat
mual Replikasi RNA pada
Pasien mangatakan tubuh hospes
merasa asam di mulut
DO Masuk ke saluran cerna
Pasien tampak
tidak nafsu makan. Peningkatan produksi
Pasien hanya HCl
mampu menghabiskan
porsi makanannya Mual
Nausea
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa berdasarkan prioritas:
1. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien
mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >380 C, kulit pasien teraba hangat dan kulit
pasien tampak kemerahan.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai dengan pasien
mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas tambahan, RR > 20
X/menit dan pasien tampak gelisah.
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan agen cedera fisik (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan pada
skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak meringis,
BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
4. Intake nutrisi inadequat berhubungan dengan iritasi lambung (peningkatan produksi HCl)
ditandai dengan pasien mengeluh mual, pasien mangatakan merasa asam di mulut, pasien
tampak tidak nafsu makan dan pasien hanya mampu menghabiskan porsi makanannya.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan dalam metabolisme ditandai dengan
klien melaporkan mudah lelah, kekurangan energi, ketidakmampuan mempertahankan
rutinitas biasa, kelemahan otot.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan
klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan pasien
mengeluh sesak napas, RR >20 X/menit, pasien tampak menggunakan otot bantu
pernapasan.
8. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pasien mengeluh lemas, kulit pasien
terlihat pucat, CRT > 2 detik.
4. INTERVENSI
1. Dx. Kep : Hipertermi berhubungan dengan penyakit (flu babi) ditandai dengan pasien
mengeluh badannya panas, suhu tubuh pasien >38 0 C, kulit pasien teraba hangat dan
kulit pasien tampak kemerahan.
2. Dx. Kep : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan eksudat ditandai
dengan pasien mengeluh batuk, pasien mengeluh pilek, terdengar suara napas
tambahan, RR > 20 X/menit dan pasien tampak gelisah.
3. Dx. Kep : Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada sendinya, pasien mengatakan nyeri dirasakan
pada skala > 5 (0 10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, pasien tampak
meringis, BP: > 110/70 120/80mmHg, HR: > 100 x/menit dan RR: > 20 X/menit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan nyeri pasien
terkontrol dengan kriteria hasil:
Nyeri pasien berkurang
TTV dalam batas normal (BP: 110/70 120/80 mmHg, HR 60
100 X/menit, RR 16 20 X/menit)
Pasien tidak tampak meringis.
INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji lokasi dan skala nyeri Untuk menentukan rencana yang tepat
2 Monitoring TTV Untuk mengetahui perkembangan kondisi
pasien.
3 Ajarkan teknik manajemen nyeri Untuk mengurangi nyeri dan mengalihkan
non-farmakologis seperti relaksasi, perhatian pasien terhadap nyeri.
guide imagery dll.
4 Monitoring perubahan Perubahan dapat mengindikasikan
karakteristik nyeri komplikasi.
5 Kolaborasi pemberian anlgesik Membantu mengurangi nyeri
sesuai indikasi
4. Dx Kep : Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (akibat peningkatan produksi
HCL) ditandai dengan klien melaporkan rasa mual, klien mengatakan nafsu makan
klien menurun, klien hanya mampu menghabiskan porsi makannya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien nausea
klien teratasi dengan kriteria hasil :
6. Dx. Kep : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai
dengan Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien mengungkapkan tidak
mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan tindakan pencegahan
penyakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan klien dapat
mengetahui mengenai proses penyakit dengan kriteria hasil:
Klien familiar dengan proses penyakit.
Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab.
Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko.
Klien dapat mendiskripsikan komplikasi.
Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Mengobservasi kesiapan klien untuk 1. Agar mengetahui keadaan klien dalam
mendengar informasi (mental, pemberian informasi.
kemampuan untuk melihat, mendengar,
kesiapan emosional, bahasa dan budaya). 2. Untuk mengetahui pengetahuan klien
2. Menentukan tingkat pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
sebelumnya mengenai penyakit. 3. Klien mengetahui mengenai proses
3. Menjelaskan proses penyakit (pengertian,
penyakit (pengertian, penyebab, faktor
penyebab, faktor resiko, komplikasi dan
resiko, komplikasi dan pencegahan).
pencegahan). 4. Dengan gaya hidup yang baik dapat
4. Mendiskusikan tentang perubahan gaya mengontrol proses penyakit dan
hidup yang bisa untuk mencegah mencegah komplikasi.
komplikasi atau mengontrol proses
5. Dapat meminimalkan efek samping yang
penyakit.
terjadi.
5. Anjurkan pada pasien untuk mencegah
6. Dengan mendiskusikan hal tersebut
atau meminimalkan efek samping.
dapat membuat terapi medikasi menjadi
6. Diskusikan mengenai pilihan terapi atau
teratur.
peralatan
7. Untuk mengevaluasi pemahaman klien
7. Menanyakan kembali pada klien tentang penyakitnya setelah diberikan
mengenai informasi penyakit yang telah informasi oleh perawat.
diinformasikan untuk menilai
pemahaman klien tentang penjelasan
yang diberikan.
-=
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia.
Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi, di akses 14 juli 2011
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HI, di akses 14 juli 2011
http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm