Anda di halaman 1dari 3

2.3.

2 Peranan Energi dalam Penerimaan Negara

Penerimaan negara dari pengelolaan energi primer di sisi eksplorasi dan produksi (hulu-
upstream) dilakukan lewat pembagian keuntungan dengan produsen energi dan penjualan
produk enegri sekunder kepada konsumen akhir (hilir downstream).Cadangan energi yang
sudah ditemukan dan diproduksi menghasilkan rente ekonomi yang diterima negara dan
produsen energi. Besarnya rente ekonomi yang diserahkan kepada negara biasanya di
tuangkan dalam perjanjian kerja dengan produsen energi. Penyerahan rente ekonomi
perusahaan negara yang diberi tugas mengelola sumber daya energi diatur secara tersendiri.
Pemberian sebagian rente ekonomi dimaksudkan agar produsen energi dapat memperoleh
kembali modalnya dan mampu melanjutkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan
baru serta mendapatkan keuntungan yang wajar.

Gambar (2.27a) dan Gambar (2.27b) adalah perbandingan sistem penerimaan negara
dari pengusahaan minyak bumi di Indonesia dan Amerika. Indonesia bersama dengan negara-
negara lain anggota ASEAN seperti Malaysia, Myanmar, dan Vietnam menggunakan formula
standar Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract, PSC) dengan mengambil rente
ekonomi dalam pengelolaan minyak dan gas bumi yang sebagian besar dilakukan oleh
produsen multi-nasional.

Penerimaan indonesia dari minyak dan gas bumi terhadap penerimaan total sejak awal
PELITA I terus meningkat. Peningkatan itu mencapai sekitar 60 persen pada awal tahun
1980-an. Hal demikian terutama disebabkan oleh harga minyak yang tinggi dan negara
mendapatkan windfall profit. Harga minyak sejak tahun itu mulai merosot mengakibatkan
penerimaan negara dari minyak dan gas bumi juga mengalami penurunan. Sektor migas saat
ini masih menjadi tumpuan penerimaan negara, walaupun sudah tampak diversifikasi
ekonomi untuk tidak lagi tergantung pada migas. Namun yang pasti penerimaan dari migas
memungkinkan Indonesia membiayai pembangunan ekonominya.

Hal yang agaknya perlu mendapat perhatian adalah produksi migas Indonesia ternyata
tidak dapat terus dipertahankan pada tingkat tertentu. Secara alamiah produksi akan
mengalami penurunan kecuali bila ada penemuan baru. Ini berarti pendapatan negara dari
migas juga akan menurun. Harga minyak bumi dikhawatirkan bergerak pada tingkat marjinal
karena perkiraan kelebihan persediaan untuk jangka waktu cukup panjang. Tidak tertutup
kemungkinan fluktuasi akibat perkembangan di luar fundamental ekonomi dan kenaikan
pangsa OPEC untuk jangka panjang. Pada saat itu Indonesia diperkirakan menjadi pengimpor
bersih karena konsumsi yang terus meningkat.

Cadangan gas bumi Indonesiamemang terus bertambah, tetapi negara-negara lain pun
turut meningkatkan cadangan mereka
Gambar (2.27a)

PRODUKSI KOTOR

BIAYA PRODUKSI

PENDAPATAN OPERASI BERSIH


BAGIAN PEMERINTAH

BAGIAN PSC
PAJAK
BAGIAN BERSIH PSC

Gambar (2.27b)

PRODUKSI
KOTOR

ROYALT
I
BIAYA OPERASI

PAJAK

PENDAPATAN
OPERASI BERSIH

BAGIAN BERSIH
PRODUSEN

Sehingga persaingan pasar gas bumi internasional semakin ketat. Pengelolaan yang baik
terhadap cadangan gas bumi memungkinkan Indonesia memanfaatkan sumber daya energi ini
secara maksimal.

Gambar (2.28) memperlihatkan hubungan penerimaan migas dangan tabungan


pemerintah. Penerimaan negara di sisi hilir merupakan hasil dari pengenaan pajak atas
pemanfaatan energi, terutama energi sekunder seperti BBM, gas dan listrik. Pajak atas
pemanfaatan energi dikenakan kepada konsumen akhir. Penerapannya memang berbeda dari
satu negara dengan negara lainnya.

Gambar (2.28)

Penerimaan dalam Pengeluaran Tabungan


negeri A rutin pemerintah
a
a
Penerimaan non- a
migas - Penjualan
- BBM
- Subsidi
- BBM
Penerimaan migas -
Biaya BBM

Pendapatan
kotor

dikurangi

Biaya

Pendapatan Pengeluaran
bersih rutin lainnya

Bagian Bagian
Split
indonesia pemerintah

Bagian Bagian
kontaktor pertamina

Anda mungkin juga menyukai