Anda di halaman 1dari 76

MODUL CLINICAL SKILLS LAB

BLOK GROWTH AND DEVELOPMENT SYSTEM

PENYUSUN :

Adril Arsyad Hakim


Emir Taris Pasaribu
Ronald Sitohang
Hasanul Arifin
M. Fidel Ganis S
Cut Aria Arina
Yoan Carolina
Hidayat S
Maya Savira
Rina Yunita
Sri Sofyani
Emil Azlin
Lambok Siahaan

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
MODUL KETERAMPILAN KLINIK BLOK GROWTH DEVELOPMENT SYSTEM

I. Pendahuluan

Setelah mahasiswa memahami tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan


yang normal, mengenal pola pertumbuhan normal yang melalui suatu miles stone tertentu,
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tersebut, selanjutnya mahasiswa dapat mengenali penyimpangan yang terjadi sesegera
mungkin dan dapat menanganinya, serta dapat menangani kedaruratan dalam pertumbuhan
dan perkembangan serta penatalaksanaan farmakoterapi dan upaya promotif, preventif,
rehabilitasi pada penyimpangan tumbuh kembang sejak masa perinatal hingga remaja.
Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK USU, kegiatan
Clinical Sklills Lab dilaksanakan pada semester 3 pada blok Growth and Development.
Setelah menjalani kegiatan clinical skills lab sistem reproduksi, selanjutnya mahasiswa
akan menjalani kegiatan skills lab blok Growth and Development.
Pada blok Growth and Development ini, keterampilan klinik yang akan diajarkan
pada mahasiswa adalah keterampilan untuk melakukan :
1. Hystory taking penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
2. Penilaian Skor Ballard dan Kurva Lubchenco pada Neonatus
3. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang
4. Membuat Sediaan Tinja secara langsung
5. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional dan Perilaku anak
6. Pengukuran Antropometri
7. Pemberian Imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B/ DPT dan Campak

II. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok Growth and Development ini,
mahasiswa dapat terampil membuat sediaan tinja secara langsung untuk kepentingan
diagnostik laboratorium, terampil melakukan anamnesis, pengukuran antropometri, deteksi
dini gangguan tumbuh kembang dan penyimpangan mental emosional & prilaku anak, dan
terampil melakukan prosedur imunisasi.

III. Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis khususnya hal tumbuh kembang sesuai
dengan masalah
2. Mahasiswa mampu melakukan penilaian skor ballard dan meletakkan hasilnya pada
kurva lubhchenco pada neonates
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan perkembangan anak, khususnya
melakukan pemeriksaan tapis perkembangan anak dengan memakai KPSP
(Kuisioner Pra-Skrining Perkembangan), deteksi dini penyimpangan mental
emosional dengan menggunakan KMME (Kuisioner Masalah Mental Emosional),
mampu melakukan deteksi dini autisme dengan menggunakan daftar tilik deteksi
dini autis (Chicklist for Autisn in Todler/CHAT) dan mampu melakukan deteksi dini
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas dengan menggunakan formulir
deteksi dini GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas) serta bisa
menentukan tindak lanjut (melakukan prosedur rujukan)
4. Mahasiswa mampu membuat sediaan tinja secara langsung
5. Mahasiswa mampu menggambarkan hasil pengukuran berdasarkan umur dan jenis
kelamin pada kurve pertumbuhan anak CDC NCHS 2000 dan WHO serta
menafsirkan hasil pengukuran antropometri.
6. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pertumbuhan yaitu pengukuran
antropometri berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dengan teknik yang benar
pada bayi dan anak
7. Mahasiswa mampu melakukan prosedur imunisasi, dalam hal ini imunisasi BCG,
DPT, Campak/Hepatitis dan polio
SL.III. GDS.1
KETERAMPILAN KLINIK
HISTORY TAKING PENYAKIT PEDIATRIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Sri Sofyani

I. PENDAHULUAN

Keterampilan dalam berkomunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.


Demikian pula dalam hubungan pasien-dokter, keberhasilan tatalaksana suatu gangguan
atau masalah kesehatan sangat tergantung dari adanya komunikasi yang baik antara dokter-
pasien.
Komunikasi antara pasien anak dengan dokternya mempunyai keunikan tersendiri.
Selain karena pada sebagian masalah yang dikeluhkan atau dirasakan anak tidak dapat
langsung dikomunikasikan si anak secara langsung kepada dokternya (mungkin karena
anak belum bisa berbicara,atau belum bisa menginterpretasikan apa yang dirasakan dengan
baik dan jelas), pasien anak sering kali merasa takut jika berjumpa dengan orang yang
belum dikenalnya, takut diperiksa dokter dan merasa tidak nyaman di lingkungan yang
baru. Oleh karena itu tekhnik untuk berkomunikasi dalam menelaah gangguan pada anak
memerlukan ketrampilan tersendiri dan mahasiswa fakultas kedokteran haruslah
mempelajari dan berlatih untuk melakukannya.
Pada minggu ini mahasiswa dilatih untuk melakukan ketrampilan komunikasi
dokter-pasien untuk penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang.
Latihan berkomunikasi ini dilakukan dengan orangtua pasien (jadi merupakan allo
anamnese) dan pertanyaan yang ditanyakan adalah dalam rangka mengisi rekam medis
tumbuh kembang seperti yang terlampir
II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan


(menit)
20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 45 mahasiswa) Nara sumber
-Penjelasan tentang history taking keluhan utama, keluhan
tambahan pada kelainan tumbuh kembang
-Pemutaran film tentang history taking penyakit pediatrik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang (10 menit)
-Tanya jawab singkat hal yang belum jelas

10 menit Demonstrasi oleh narasumber. Narasumber


Narasumber memperlihatkan tata cara komunikasi dokter-
pasien pada penyakit pediatrik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang

Tahap I : Observasi
Ketika balita/anak masuk ruang periksa perhatikan cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh,
pandangan mata, komunikasi, cara bicara, interaksi dengan
lingkungan, perilaku, dan lain-lain.
Tahap II : Menanyakan keluhan utama

Tahap III : Menanyakan riwayat kelahiran/kehamilan,


riwayat sosio ekonomi, riwayat nutrisi, imunisasi, riwayat
perkembangan

20-30 menit Setelah mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil (1 Instruktur,


kelompok terdiri dari 9 mahasiswa). Tiap kelompok kecil Mahasiswa
memiliki 1 instruktur.

Coaching : Mahasiswa melakukan simulasi (2-3 orang)


secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur.
Kepada mahasiswa diberikan 5 kasus simulasi. Pasien
simulasi akan diperankan oleh sesama mahasiswa

90 menit Self Practice : Mahasiswa melakukan history taking Instruktur,


sendiri secara bergantian dengan fokus pada kelainan Mahasiswa
tumbuh kembang sesuai dengan formulir anamnesis.
Sehingga total waktu yang dibutuhkan 90 menit
(tergantung jumlah mahasiswa)

III. TUJUAN KEGIATAN

III.1.TUJUAN UMUM
Setelah selesai latihan ini mahasiswa mampu meningkatkan keterampilan history
taking dengan menggunakan teknik komunikasi yang benar pada pasien.
III.2.TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Meningkatkan keterampilan history taking pada anak
2. Menemukan keluhan utama dan keluhan tambahan
3. Menguraikan penyakit secara kronologis dan deskriptif
4. Mendapatkan riwayat penyakit yang berhubungan dgn penyakit dalam keluarga.
5. Mengetahui riwayat kehamilan, kelahiran, makanan, imunisasi, perkembangan dan
riwayat keluarga berperan dalam tumbuh kembang anak.
6. Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berperilaku yang sesuai dengan sosio-
budaya pasien dalam hubungan dokter-pasien.

IV. RUJUKAN
1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S. Diagnosisi Fisis Pada Anak, Edisi ke
2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003
2. Narendra M.B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku Ajar Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta, Sagung Seto ; 2002.

V. SARANA YANG DIPERLUKAN :


1. Pensil/pulpen
2. Formulir komunikasi dokter-pasien

VI. SKENARIO KASUS SIMULASI

1. Kasus berat badan tidak naik


Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke Puskesmas dengan keluhan
berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi ditimbang tiap bulan
di posyandu. Berat badan bayi 8 kg.

Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking


dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan berat badan tidak naik

2. Kasus anak belum bisa berdiri


Bayi B, perempuan, umur 12 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas dengan keluhan
belum bisa berdiri. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis. Lima menit
kemudian bayi baru menangis. Berat lahir 2,6 kg.

Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking


dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak belum bisa berdiri.

3. Kasus anak belum bisa bicara


Anak C, laki-laki, umur 24 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas karena belum bisa
bicara. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis. Lima menit kemudian
bayi baru menangis. Berat lahir 2,7 kg.

Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking


dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak belum bisa bicara.

4. Kasus anak dengan kelebIhan berat badan


Anak D, laki-laki, umur 10 tahun dengan keluhan kegemukan, dan tidak mau makan
karena merasa kegemukan. Berat saat ini 55 kg, tinggi 140 cm

Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking


dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak kelebihan berat
badan.
5. Kasus perawakan pendek
Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak lebih pendek
dibandingkan dengan teman-temannya di sekolah. Berat badan 30 kg, tinggi badan
130 cm.

Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking


dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak perawakan pendek.

VII.TEKNIK PELAKSANAAN

I. PERKENALAN

1. Sapa ibu dan anak, beri salam dan persilahkan duduk diiringi dengan komunikasi
non verbal seperti kontak mata, anggukan kepala dan mimik.
2. Kondisikan suasana nyaman sehingga pasien tidak segan dan takut bercerita.
3. Lakukan observasi ketika balita dibawa masuk ke ruangan periksa dalam hal cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh, pandangan mata, cara
berbicara, cara berinteraksi dengan lingkungan, perilaku dll.
4. Perkenalkan diri dan tanyakan identitas pasien

II. MENANYAKAN KELUHAN


1. Tanyakan keluhan utama pasien, berikan penghargaan dan waktu yang cukup
2. Refleksikan balik keluhan ibu dengan menunjukan empati.
3. Gali perjalanan penyakit dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
4. Gali hal-hal /riwayat penyakit terdahulu yang ada hubungannya dengan keluhan
utama, antara lain (faktor-faktor risiko) :
- Riwayat pemberian makanan (ASI/MP ASI, makanan keluarga)
- Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat perkembangan
- Keadaan sosial ekonomi dan budaya keluarga

III. DOKUMENTASI :
1. Catat data-data yang ditemukan.
2. Catat kesimpulan dan jelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3. Catat dan jelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan berikutnya antara lain:
menimbang Berat Badan (BB), mengukur Tinggi Badan (TB) dan Lingkar
Kepala.
VIII. LEMBAR PENGAMATAN HISTORY TAKING PENYAKIT PEDIATRIK
YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS Ya Tidak
I. PERKENALAN

1. Menyapa ibu dan anak, memberi salam dan mempersilahkan duduk


diiringi dengan komunikasi non verbal seperti kontak mata, anggukan
kepala dan mimik.
2. Mengkondisikan suasana nyaman sehingga pasien tidak segan dan
takut bercerita.
3. Melakukan observasi ketika balita dibawa masuk ke ruangan periksa
dalam hal cara berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi
tubuh, pandangan mata, cara berbicara, cara berinteraksi dengan
lingkungan, perilaku dll.
4. Memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien
II. MENANYAKAN KELUHAN
1. Menanyakan keluhan utama pasien, berikan penghargaan dan waktu
yang cukup
2. Merefleksikan balik keluhan ibu dengan menunjukan empati.
3. Menggali perjalanan penyakit dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti.
4. Menggali hal-hal /riwayat penyakit terdahulu yang ada hubungannya
dengan keluhan utama, antara lain (faktor-faktor risiko) :
- Riwayat pemberian makanan (ASI/MP ASI, makanan keluarga)
- Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat perkembangan
- Keadaan sosial ekonomi dan budaya keluarga
III. DOKUMENTASI
1. Mencatat data-data yang ditemukan.
2. Mencatat kesimpulan dan menjelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3.Mencatat dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
berikutnya antara lain: menimbang Berat Badan (BB), mengukur
Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala.

Note : Ya = Mahasiswa melakukan


Tidak = Mahasiswa tidak melakukan
Catatan:

Adolescence Growth and Development

Begin at 11 years (girl) or 12 years (boy)


Ending at 18 years (girl) or 21 years (boy)
Mostly complete puberty at 16 18 years

Boys : pubic hair (Tanner Stage)

13.44 ( + 1.04) yrs : scanty, long (Tanner 2)


13.9 (+ 1.04) yrs : darker, start to curly, small amount
(Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : coarse, curly, adult type (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : spread to medial thighs (Tanner 5)

Boys : penis (Tanner stages)

13.44 ( + 1.04) yrs : slight enlargement (Tanner 2)


13.9 (+ 1.04) yrs : longer (Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : larger glands and breadth (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : adult size (Tanner 5)
Boys : testes (Tanner stages)

13.44 ( + 1.04) yrs : larger (Tanner 2)


13.9 (+ 1.04) yrs : enlarged scrotum, texture altered
(Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : larger, scrotum darker (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : adult size (Tanner 5)

Boys : other signs

Spermarche : 13.9 (+ 1.04) yrs


Voice change : 14.36 (+ 1.08) yrs
Acne : 13.9 (+ 1.04) yrs
Axillary's perspiration : 13.9 (+ 1.04) yrs
Axillary's hair : 14.36 (+ 1.08) yrs
Facial hair : 14.36 (+ 1.08) yrs

Girls : pubic hair (Tanner stages)

11.7 (+ 1.2) yrs : straight, medial labia (Tanner 2)


12.4 (+ 1.1) yrs : start to curl, increased amount, darker (Tanner
3)
12.9 (+ 1.05) yrs : coarse, curly, less than adult (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) yrs : adult triangle, medial of thighs (Tanner 5)
Girls : breasts (Tanner stages)

11.7 (+ 1.2) yrs : Breast and papilla elevated, areola wider


(Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) yrs: Breast and areola enlarged, no separation (Tanner
3)
12.9 (+ 1.05) yrs : Areola and papilla form secondary mound (Tanner
4)
14.4 (+ 1.1) yrs : Nipple, areola part of breast (Tanner 5)

Girls : other signs

Menarche :

11.7 (+ 1.2) yrs : 10 %


12.4 (+ 1.1) yrs : 30 %
12.9 (+ 1.05) yrs : 90 %
14.4 (+ 1.1) yrs : 100 %
Acne : 12.4 (+ 1.1) yrs
Axillary's perspiration : 12.4 (+ 1.1) yrs
Axillary's hair : 12.9 (+ 1.05) yrs : 90 %
Lampiran 1

FORMULIR HISTORY TAKING PENYAKIT PEDIATRIK YANG


BERHUBUNGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Nama Mahasiswa : ................................................
Grup : ................................................
Tanggal anamnesis : ................................................
Instruktur : ................................................
Paraf :.......................

IDENTITAS PASIEN

Nama pasien :.................................... Kelamin :..................


Tempat dan tanggal lahir :.................................... Pendidikan :..................
Umur :.....................................

Orang tua/wali
Nama :...........................................
Alamat :...........................................
Pekerjaan :...........................................
Penghasilan :...........................................
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/ angkat/ tiri/ asuh

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama :

Riwayat perjalanan penyakit :

Riwayat sebelumnya yang ada hubungan dengan penyakit sekarang :

Riwayat penyakit dalam keluarga/lingkungan sekitarnya yang ada hubungan dengan


penyakit sekarang :
RIWAYAT KEHAMILAN/ KELAHIRAN

KEHAMILAN Morbiditas kehamilan


Perawatan antenatal Di setiap minggu/bulan
KELAHIRAN Tempat kelahiran RS/RB/rumah/lain-lain......................
Penolong persalinan Dokter/bidan/dukun/lain-
lain.......................
Cara persalinan Spontan/tindakan.........
Penyulit, kelainan..........
Masa gestasi Lebih bulan/cukup bulan/ kurang bulan
Keadaan bayi Berat lahir : ..............g
Panjang :.................cm
Lingkar kepala :........cm
Langsung menangis/tidak
pucat biru kuning
kejang
Nilai Apgar :
Kelainan bawaan :

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Tengkurap :.......................bulan Berjalan
:.......................bulan
Duduk :.......................bulan Bicara :...................bulan
Berdiri :.......................bulan Membaca & menulis :........bulan
Perkembangan Pubertas :
Status pubertas sekarang (sesuai dengan klasifikasi Tanner)................

Gangguan Perkembangan Mental/emosi :................................................

RIWAYAT MAKANAN (tuliskan jenis makanan yang diberikan serta frekwensi dan
jumlahnya setiap hari)

Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim


0 2 bulan
2 4 bulan
4 6 bulan
6 8 bulan
8 10 bulan
10 12 bulan

Umur di atas 1 tahun


Jenis Makanan Frekuensi/ jumlahnya & keterangan lain
Nasi/ pengganti nasi
Daging/ ikan/ telur
Tahu/ tempe
Sayur/ buah
Susu

Kesulitan makan : ...........................................................................


RIWAYAT KELUARGA

No Tgl lahir/umur L/P Hidup Lahir mati abortus meninggal keterangan


1
2
3
4
5

Anggota keluarga lain serumah : ...................................................

Rumah :
Milik sendiri Menyewa Menumpang
Keadaan rumah
: ............................................................................................

Lingkungan
:..............................................................................................

Ayah/ wali Ibu/ wali


Perkawinan ke
Umur menikah
Pendidikan terakhir
Agama
Suku
Kesehatan
SL.III. GDS. 2
KETERAMPILAN KLINIK
PENILAIAN SKOR BALLARD DAN KURVA LUBCHENCO
PADA NEONATUS
Emil Azlin

I. PENDAHULUAN

Masa gestasi didefinisikan sebagai waktu antara Hari Pertama Haid


Terakhir (HPHT) dengan hari pertama lahirnya bayi. Definisi ini dipakai
karena yang bisa diketahui dengan pasti bagi seorang ibu yang akan hamil
adalah waktu dari HPHT tersebut. Walaupun secara realita, awal kehidupan
janin di dalam kandungan adalah sejak terjadinya konsepsi yang tidak
diketahui secara pasti kapan terjadinya.
Selain penentuan masa gestasi berdasarkan HPHT diatas, ada beberapa
cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan masa gestasi bayi baru lahir
seperti :
1. Waktu terdeteksinya gerakan janin yang pertama ( 16 18 minggu )
2. Waktu terdengarnya suara jantung pertama kali ( 10 12 minggu )
3. Pemeriksaan dengan Ultra Sonography (USG) yang mempunyai akurasi
baik bila dilakukan pada < 20 minggu kehamilan.
Semua cara penentuan masa gestasi tersebut adalah berdasarkan
pemeriksaan antenatal dan ingatan si ibu mengenai HPHT-nya. Kenyataannya,
datadata tersebut tidak bisa didapatkan pada saat bayi baru lahir. Padahal
masa gestasi bayi baru lahir sangat penting untuk menentukan diagnosa dan
gambaran pertumbuhan janin di dalam kandungan. Semua bayi yang masuk ke
Unit Pelayanan Neonatus harus mempunyai penilaian masa gestasi yang
lengkap. Jika mungkin, hal ini harus dilakukan satu jam setelah kelahiran dan
tidak lebih dari 12 jam setelah kelahiran.
New Ballard Score merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh
Dr. Jeanne L. Ballard untuk menentukan masa gestasi setelah bayi lahir.
Metode ini merupakan penyederhanaan skor Dubowitz yang menggunakan
penilaian maturitas neuromuskular dan maturitas fisik untuk menentukan masa
gestasi bayi baru lahir. Secara umum akurasi dari metode ini baik pada bayi
sehat dan sakit adalah 2 minggu. Secara khusus, pada neonatus dengan
masa gestasi 32 37 minggu bisa terjadi overestimasi 2 4 hari.
Waktu terbaik untuk menentukan masa gestasi neonatus dengan
menggunakan metode New Ballard Score adalah pada usia neonatus < 12 jam
terutama pada neonatus dengan masa gestasi < 26 minggu. Sedangkan untuk
neonatus dengan masa gestasi > 26 minggu masih akurat sampai usia 96 jam.
Penilaian masa gestasi tidak boleh dilakukan terburu-buru tapi harus
sistematis dan dilakukan saat bayi stabil dan dalam keadaan tenang dan biasa.
Maturitas fisis paling akurat dilakukan segera setelah lahir. Jika bayi
mengalami proses yang sulit selama persalinan dan kelahiran atau terkena efek
obat persalinan, maturitas neurologisnya mungkin tidak bisa dinilai secara
akurat pada waktu ini dan dengan demikian harus diulang setelah 24 jam. Jika
penilaian neurologis tidak dilakukan, perkiraan masa gestasi berdasarkan skor
ganda penilaian fisis.
Melakukan Penilaian Masa Gestasi
Perkiraan masa gestasi menurut skor maturitas
1. Mencatat identitas bayi :
Nama
Nomor Rekam Medis
Usia saat diperiksa dalam jam
Waktu pemeriksaan
Jenis kelamin
Berat lahir dalam gram
Panjang badan dalam sentimeter
Lingkar kepala dalam sentimeter
Usia kehamilan menurut tanggal dan USG dalam minggu

2. Menilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan X pada kotak


dalam formulir yang paling menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan
kedua dilakukan, tuliskan 0 pada kotak yang benar.
Postur paling baik jika dinilai saat bayi terlentang dan tenang. Amati
fleksi tangan dan kaki, bandingkan dengan angka yang ada pada lembar
kerja dan tuliskan X pada angka yang paling sesuai.
Square window dilakukan dengan melakukan fleksi pergelangan tangan
bayi dan amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah. Lakukan
fleksi sebanyak mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu jari
dengan angka yang ada pada lembar kerja dan pilih angka yang paling
sesuai.
Arm recoil dievaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi
dan lakukan fleksi lengan bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik,
lanjutkan dengan merentangkan kedua lengan lalu lepaskan. Amati
reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Bayi yang tangannya tetap terentang
atau gerakannya acak mendapatkan skor 0; fleksi parsial 140-180 derajat
mendapatkan skor 1; fleksi 110-140 derajat mendapatkan skor 2; fleksi
90-100 derajat mendapatkan skor 3; dan kembali ke fleksi penuh dengan
cepat mendapatkan skor 4.
Untuk menentukan sudut popliteal, letakkan bayi terlentang, kepala,
punggung dan panggulnya menempel pada permukaan. Pegang paha
bayi pada posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri anda. Telunjuk
dan ibu jari tangan kanan memegang telapak kaki dan luruskan kaki
dengan lembut. Bandingkan sudut di belakang lutut atau sudut popliteal,
dengan angka pada lembar kerja.
Untuk mengevaluasi scarf sign letakkan bayi terlentang. Pegang tangan
bayi dan tempelkan lengannya melewati leher ke bahu yang berlawanan
sejauh mungkin. Untuk melakukan manuver ini, siku mungkin perlu
diangkat melewati badan, tapi kedua bahu tetap harus menempel di
permukaan meja periksa dan kepala harus tetap lurus. Amati posisi sikut
pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu
catat skor manuver ini.
Heel-to-ear-maneuver (maneuver tumit telinga) juga dilakukan pada
posisi terlentang. Pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik
sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa dan pertahankan
panggul pada permukaan meja periksa. Amati jarak antara kaki dan
kepala serta tingkat ekstensi lutut lalu bandingkan dengan angka pada
lembar kerja.

3. Menilai maturitas fisis bayi dan beri tanda X pada kotak dalam
formulir yang paling menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua
dilakukan, tuliskan 0 pada kotak yang benar.
Kulit diperhatikan dengan baik dan tentukan derajatnya pada
formulir. Bayi yang sangat prematur memiliki kulit yang lengket
dan transparan sehingga skornya adalah -1
Lanugo adalah rambut halus pada punggung bayi dan pada skapula
atau diantara skapula
Permukaan plantar dinilai dengan mengukur telapak kaki dari
ujung ibu jari sampai tumit bagian belakang kemudian dinilai rajah
telapak kaki
Payudara dinilai dengan melakukan palpasi pada jaringan payudara
Kelopak mata yang longgar dinilai pada kelopak mata yang tertutup
tetapi masih dapat dibuka dengan lembut sedangkan yang rapat bila
tidak dapat dibuka. Telinga dinilai rekoilnya dan disesuaikan
dengan formulir.
Genitalia dinilai dan disesuaikan dengan formulir.

4. Setelah menyelesaikan penilaian fisis dan neuromuskular, jumlahkan


nilai yang didapat pada setiap kotak yang diberi tanda dan tuliskan
totalnya pada lembar kerja. Jika pemeriksaan hanya terdiri dari
penilaian fisis, kalikan angka total dengan 2.
5. Menggunakan Grafik Penilaian Maturitas, bandingkan nilai total yang
didapatkan dari penilaian pada kolom Skor dengan perkiraan usia
kehamilan pada Kolom minggu.
6. Gunakan informasi ini untuk mendokumentasi perkiraan yang tepat
untuk bayi sesuai klasifikasi berikut:
Kurang Bulan : < 37 minggu
Cukup Bulan : 37-42 minggu
Lebih Bulan : > 42 minggu

Klasifikasi neonatus berdasarkan maturitas dan pertumbuhan intrauterin


Membandingkan usia kehamilan dengan berat badan, panjang badan, dan
lingkar kepala pada Kurva Lubchenco, sehingga diperoleh kesimpulan
apakah bayi:
- BMK (Besar masa kehamilan): di atas 90 persentil
- SMK (Sesuai masa kehamilan): 10 90 persentil
- KMK (Kecil masa kehamilan) : di bawah 10 persentil
II. TUJUAN

II. 1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini diharapkan mahasiswa terampil dan mampu
melakukan setiap langkah penilaian.

II. 2. TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa diharapkan mampu :
Penilaian maturitas neuromuskular dan maturitas fisis berdasarkan
formulir New Ballard Score
Membuat klasifikasi neonatus berdasarkan perkiraan usia kehamilan
dengan skor Ballard
Membandingkan usia kehamilan dengan berat badan, panjang
badan, dan lingkar kepala pada kurva Lubchenco
Membuat kesimpulan berdasarkan kurva

III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas belajar mengajar Keterangan


(menit)
20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri Nara sumber
dari 45 mahasiswa)
10 menit Nara sumber memperlihatkan cara Nara sumber
melakukan penilaian usia kehamilan
menurut skor maturitas fisik dan
neuromuskular, serta
mempergunakan kurva Lubchencho.
30 menit Mahasiswa dibagi menjadi 5 Instruktur dan
kelompok kecil (1 kelompok terdiri mahasiswa
dari 9 mahasiswa). Tiap kelompok
kecil memiliki 1 instruktur dan
tindakan dilakukan berdasarkan
kasus yang diberikan
Coaching : mahasiswa melakukan
tindakan sesuai kasus dengan
dibimbing oleh instruktur
Self practice : mahasiswa melakukan
sendiri tindakan sesuai kasus secara
bergantian, sehingga total waktu
yang dibutuhkan 90 menit
(tergantung jumlah mahasiswa)
IV. RUJUKAN

Penilaian Usia kehamilan. Protokol Asuhan Neonatal: DEPKES, JNPK-


KR ; 2008
Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. Assessment of
gestational age. Dalam: Gomella TL, editor. Neonatology management,
procedure, on-call problems, diseases, and drugs. McGraw-Hill
Companies: United States; 2004.

V. SARANA DAN ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Meja 1 buah + alat tulis
2. Bagan Perkiraan Usia Kehamilan Menurut Skor Maturitas (Ballard)
3. Bagan Klasifikasi Neonatus berdasarkan maturitas dan pertumbuhan
intrauterin
4. Boneka bayi

VI. TEKNIK PELAKSANAAN


I. PENILAIAN SCORE BALLARD
1. Catat identitas pasien
2. Persiapan dokter : bayi tidur telentang, pemeriksa berada di posisi kanan
bayi.
3. Nilai maturitas fisis bayi dan beri tanda X pada kotak dalam formulir
yang paling menjelaskan tentang bayi.
3.1. Postur: Pada posisi bayi telentang, amati fleksi tangan dan
kaki,bandingkan dengan angka yang ada pada lembar kerja dan
tuliskan X pada angka yang paling sesuai
3.2 Square window: Melakukan fleksi pergelangan tangan bayi dan
amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah. Lakukan fleksi
sebanyak mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu jari
dengan angka yang ada pada lembar kerja dan pilih angka yang
paling sesuai.
3.3.Arm recoil: Pegang kedua tangan bayi dan lakukan fleksi lengan
bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik, lanjutkan dengan
merentangkan kedua lengan lalu lepaskan. Amati reaksi bayi saat
lengan dilepaskan.
3.4 Sudut popliteal: Pegang paha bayi pada posisi fleksi dengan ibu jari
dan telunjuk kiri anda. Telunjuk dan ibu jari tangan kanan
memegang telapak kaki dan luruskan kaki dengan lembut.
Bandingkan sudut di belakang lutut atau sudut popliteal, dengan
angka pada lembar kerja.
3.5 Scarf sign: Pegang tangan bayi dan tempelkan lengannya melewati
leher ke bahu yang berlawanan sejauh mungkin. Untuk melakukan
manuver ini, siku mungkin perlu diangkat melewati badan, tapi kedua
bahu tetap harus menempel di permukaan meja periksa dan kepala
harus tetap lurus. Amati posisi sikut pada dada bayi dan bandingkan
dengan angka pada lembar kerja, lalu catat skor manuver ini.
3.6 Heel-to-ear-maneuver: Pegang kaki bayi dengan ibu jari dan
telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa dan
pertahankan panggul pada permukaan meja periksa. Amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut lalu bandingkan
dengan angka pada lembar kerja
4. Nilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan X pada kotak dalam
formulir yang paling menjelaskan tentang bayi
4.1 Kulit diperhatikan dengan baik dan tentukan derajatnya pada
formulir.
4.2 Lanugo adalah rambut halus pada punggung bayi dan pada skapula
atau diantara skapula
4.3 Permukaan plantar dinilai dengan mengukur telapak kaki dari ujung
ibu jari sampai tumit bagian belakang kemudian dinilai rajah telapak
kaki
4.4 Payudara dinilai dengan melakukan palpasi pada jaringan payudara
4.5 Nilai kelopak mata dan rekoil telinga
4.6 Nilai genitalia
5. Jumlahkan nilai yang didapat pada setiap kotak yang diberi tanda dan
tuliskan totalnya pada lembar kerja
6. Bandingkan nilai total yang didapatkan dari penilaian pada kolom SKOR
dengan perkiraan masa gestasi pada kolom MINGGU
7. Buat klasifikasi bayi berdasarkan perkiraan masa gestasi

II. KURVA LUBCHENCO


1. Dokumentasikan masa gestasi dengan berat badan pada kurva
2. Dokumentasikan masa gestasi dengan panjang badan pada kurva
3. Dokumentasikan masa gestasi dengan lingkar kepala pada kurva
4. Klasifikasikan bayi terhadap masa gestasi

VII. LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SCORE BALLARD DAN


LUBCHENCO PADA NEONATUS
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
YA TIDAK
1. Mencatat identitas bayi
2. Persiapan dokter : bayi tidur terlentang, pemeriksa berada di posisi
kanan bayi.
3. Menilai maturitas fisis bayi dan beri tanda X pada kotak dalam formulir yang paling
menjelaskan tentang bayi
3.1 Postur : Pada posisi bayi telentang, amati fleksi tangan dan
kaki,bandingkan dengan angka yang ada pada lembar kerja dan
tuliskan X pada angka yang paling sesuai
a. Square window: Melakukan fleksi pergelangan tangan bayi dan
amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah. Lakukan
fleksi sebanyak mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu
jari dengan angka yang ada pada lembar kerja dan pilih angka
yang paling sesuai.
b. Arm recoil: Pegang kedua tangan bayi dan lakukan fleksi lengan
bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik, lanjutkan dengan
merentangkan kedua lengan lalu lepaskan. Amati reaksi bayi saat
lengan dilepaskan.
c. Sudut popliteal: Pegang paha bayi pada posisi fleksi dengan ibu
jari dan telunjuk kiri anda. Telunjuk dan ibu jari tangan kanan
memegang telapak kaki dan luruskan kaki dengan lembut.
Bandingkan sudut di belakang lutut atau sudut popliteal, dengan
angka pada lembar kerja.
3.5. Carf sign: Pegang tangan bayi dan tempelkan lengannya
melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh mungkin. Untuk
melakukan manuver ini, siku mungkin perlu diangkat melewati
badan, tapi kedua bahu tetap harus menempel di permukaan meja
periksa dan kepala harus tetap lurus. Amati posisi sikut pada dada
bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu catat
skor manuver ini.
3.6. Heel-to-ear-maneuver: Pegang kaki bayi dengan ibu jari dan
telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa
dan pertahankan panggul pada permukaan meja periksa. Amati
jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut lalu
bandingkan dengan angka pada lembar kerja
4. Menilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan X pada kotak dalam formulir yang
paling menjelaskan tentang bayi.
o Kulit diperhatikan dengan baik dan tentukan derajatnya pada
formulir.
o Lanugo adalah rambut halus pada punggung bayi dan pada skapula
atau diantara skapula
o Permukaan plantar dinilai dengan mengukur telapak kaki dari
ujung ibu jari sampai tumit bagian belakang kemudian dinilai rajah
telapak kaki
o Payudara dinilai dengan melakukan palpasi pada jaringan payudara
o Menilai kelopak mata dan rekoil telinga
o Menilai genitalia
Menjumlahkan nilai yang didapat pada setiap kotak yang diberi tanda
dan tuliskan totalnya pada lembar kerja
Membandingkan nilai total yang didapatkan dari penilaian pada
kolom SKOR dengan perkiraan usia kehamilan pada kolom
MINGGU
Membuat klasifikasi bayi berdasarkan perkiraan masa gestasi
KURVA LUBCHENCO
1. Mendokumentasikan masa gestasi dengan berat badan pada kurva
2. Mendokumentasikan masa gestasi dengan panjang badan pada kurva
3. Mendokumentasikan masa gestasi dengan lingkar kepala pada kurva
4. Membuat klasifikasi bayi terhadap masa gestasi
5. Menjelaskan anjuran selanjutnya
Nama_________________ Tgl/Jam pemeriksaan_________ Berat lahir________

No RM________________ Jenis kelamin_______________ Panjang badan_____

Tgl/jam lahir____________ Usia kehamilan____________ Lingkar kepala_____


Klasifikasi Neonatus Berdasarkan Maturitas dan Pertumbuhan Intrauterin
(Sumber: Battaglia FC, Lubchenco LO: J Pediatr 1967;71:159)
SL.III. GDS. 3
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
Sri Sofyani

I. PENDAHULUAN

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10


persen dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa,
kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang yang seharusnya dikerjakan sedini mungkin
dengan menggunakan perangkat instrumen yang tepat dan baik. Kuesioner
Pra-Skrining Perkembangan adalah salah satu perangkat instrumen yang
dikembangkan oleh para ahli lintas sektor terkait yaitu dari Ikatan Dokter
Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan yang dapat dipakai dalam
melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang pada anak berusia 0-6
tahun. Perangkat ini sangat mudah penggunaannya dan merupakan suatu alat
skrening yang efektif dalam menjaring gangguan tumbuh kembang dalam
popolasi besar. Diharapkan pada tahun 2010 ini 90 persen balita dan anak
prasekolah terjangkau oleh kegiatan ini.

I.1. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua
tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan


Keluarga & -orang tua Buku KIA
masyarakat -kader kesehatan,BKB,TPA
-Petugas pusat PADU - KPSP
terlatih - TDL
-Guru TK terlatih - TDD
Puskesmas -Dokter - KPSP
-Bidan - TDL
-Perawat - TDD

I.2. Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan


Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Alat/instrumen yang digunakan adalah :
- Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan
tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran
KPSP anak umur 0-72 bulan.
- Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis/
kacang tanah / potongan biskuit kecil berukuran 0,5 -1 cm.

I.3. CARA MENGGUNAKAN KPSP :


a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun
anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila
umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai umur anak.
d. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
- Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh :
Dapakah bayi makan kue sendiri ?
- Perintah melalui ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
dilaksanakan oleh anak seperti yang tertukis pada formulir KPSP.
Contoh : Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.
e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi hasil KPSP :


- Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau
pernah atau sering atau kadang-kadang melakukan.
Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum
pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak
tahu.
- Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (tulis S).
- Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
(tulis M).
- Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
(tulis P).
- Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian ).
Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
- Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan
- baik
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan
- anak
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,
- sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki pra sekolah (36-
72bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat Pendidikan Anak
Dini Usia (PADU)/ Kelompok bermain dan taman kanak-kanak
- Lakukan pemeriksaan /skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan.

Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :


- Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi.
- Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
- Jika hasil KPSP ulang, jawaban Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan.

Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan


berikut Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai melakukan latihan ini mahasiswa mampu meningkatkan
keterampilan dalam memeriksa perkembangan anak dengan cara yang
benar.

II.2. TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan perkembangan anak, khususnya melakukan
pemeriksaan tapis perkembangan dengan Kuesioner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP).
2. Mengetahui Milestones perkembangan anak.
III. RUJUKAN
1. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar Departemen
Kesehatan RI tahun ; 2006

IV. PERALATAN DAN BAHAN


1. Formulir KPSP umur 6 bulan
2. Boneka
3. Benang wool merah
4. Pensil
5. Kismis/potongan kue
6. Kerincingan

V. TEKNIK PELAKSANAAN
Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir KPSP
1. Posisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka sebagai
bayi), kemudian letakkan wool merah 20 cm di atas mata bayi.
Gerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke sisi yang lain (kanan) 1x
gerakan. Amati gerakan kepala bayi.
(Ternyata kepala bayi bergerak mengikuti arah wool)
2. Dudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada dada
pemeriksa, sambil kedua tangan bayi dipegang oleh pemeriksa. Amati
posisi kepala bayi.
(Kepala bayi tegak dan stabil)
3. Sentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi. Amati
apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut selama beberapa detik.
(Bayi tidak bereaksi untuk menggenggam pensil)
4. Posisikan bayi dalam posisi telungkup. Amati apakah bayi dapat
mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan sudut antara leher
dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
(Bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya, sudut leher
dan alas mencapai 90 derajat)
5. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan suara
gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
(Pernah)
6. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik paling
sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau sebaliknya.
(Pernah)
7. Tanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika
melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
(Pernah)
8. Letakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Amati apakah mata
bayi terarah pada benda tersebut.
(Mata bayi tidak mengarah pada benda)
9. Letakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam
jangkauan tangan bayi. Amati apakah bayi berusaha meraih kerincingan
tersebut.
(Tidak berusaha menggapai kerincingan)
10.Posisikan bayi kembali telentang. Pegang kedua tangannya lalu tarik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Amati apakah bayi dapat
mempertahankan lehernya secara kaku.
(Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku)

Hasil Pemeriksaan : Ya = 7 ; Tidak = 3


Kesimpulan : Perkembangan MERAGUKAN (M)
Aspek yang mengalami keterlambatan : Gerak halus
11. Jelaskan tindak lanjut yang harus dilakukan.

VI.LEMBAR PENGAMATAN PEMERIKSAAN KPSP UNTUK


KELOMPOK UMUR 6 BULAN

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Memosisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka
sebagai bayi), kemudian meletakkan wool merah 20 cm di atas
mata bayi. Menggerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke sisi
yang lain (kanan) 1x gerakan. Mengamati gerakan kepala bayi.
2. Mendudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada
dada pemeriksa, sambil memegang kedua tangan bayi. Mengamati
posisi kepala bayi.
3. Menyentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi.
Mengamati bayi apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut
selama beberapa detik.
4. Memosisikan bayi dalam posisi telungkup. Mengamati apakah bayi
dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan sudut
antara leher dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
5. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan
suara gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
6. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik
paling sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau sebaliknya.
7. Menanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika
melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
8. Meletakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Mengamati apakah
mata bayi terarah pada benda tersebut.
9. Meletakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam
jangkauan tangan bayi. Mengamati apakah bayi berusaha meraih
kerincingan tersebut.
10. Memosisikan bayi kembali telentang. Memegang kedua tangannya
lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Mengamati apakah bayi
dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
11. Dokumentasi
Menyatakan jumlah jawaban ya dan rinci jenis keterlambatan.
1. Menyimpulkan perkembangan bayi
2. Menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan

Note : Ya = mahasiswa melakukan


Tidak = mahasiswa tidak melakukan
LAMPIRAN LEMBARAN KPSP MENURUT UMUR

KPSP UNTUK BAYI UMUR 3 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang.apakah masing-masing lengan dan tungkai


bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK salah satu atau kedua tungkai Gerak kasar Ya Tidak
atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.
2. Pada bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda? Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan sura-suara lain (ngoceh) disamping Bicara & bahasa Ya Tidak
menangis?
4. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?
Gerak halus Ya Tidak

5. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia dapat mengikuti gerakan anda


dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hamper sampai pada
sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia Sosialisasi & Ya Tidak
tersenyum kembali kepada anda. kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkup
di atas yang datar, apakah ia Gerak kasar Ya Tidak
dapat mengangkat kepalanya
seperti pada gambar ini?
8. Pada waktu bayi telungkup di atas yang
datar, apakah ia dapat mengangkat Gerak kasar Ya Tidak
kepalanya sehingga membentuk sudut
450 seperti pada gambar?
9. Pada waktu bayi telungkup diatas
Yang datar, Apakah ia dapat menggangkat kepalanya dengan tegak
seperti pada gambar? Gerak kasar Ya Tidak

10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau di raba- Bicara & bahasa Ya Tidak
raba?

KPSP UNTUK BAYI UMUR 6 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakan kepalanya dengan sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
Gerak halus Ya Tidak

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil?
Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya. Gerak kasar Ya Tidak
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi (jangan meletakkan
di atas tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama
beberapa detik? Gerak halus Ya Tidak

4. Ketika bayi telungkup di alas datar,


apakah ia dapat mengangkat dada
dengan kedua lengannya sebagai Gerak kasar Ya Tidak
penyanggah seperti pada gambar?
5. Pernakah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi Bicara &
bukan menangis? bahasa Ya Tidak
6. Pernakah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya? Gerak kasar Ya Tidak
7. Pernakah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu,
gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis
atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya. Gerak halus Ya Tidak
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang di letakkan agak jauh namun masih berada
dalam jangkauan tangannya? Gerak halus Ya Tidak
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu trik perlahan-lahan
ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti
gambar di sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh seperti gambar Gerak kasar Ya Tidak
sebelah kanan.

KPSP UNTUK BAYI UMUR 9 BULAN


1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan
ke posisi duduk. Dapatkah bayi mmpertahankan lehernya secara kaku seperti
gambar di sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti
gambar sebelah kanan. Gerak kasar Ya Tidak

2. Pernakah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu
tangan ke tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau Gerak halus Ya Tidak
kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau
serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Gerak halus Ya Tidak
Misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan
masing-masing tangan memegang benda pada saat yang sama? Jawab Gerak halus Ya Tidak
TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi dengan ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia
menyanggah sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia Gerak kasar Ya Tidak
mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpuh pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda
kecil seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biscuit, dengan Gerak halus Ya Tidak
gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?

7. Tanpa disanggah oleh bantal, kursi atau dinding,


dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik? Gerak kasar Ya Tidak

Ya Tidak
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi &
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di
belakangnya , apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar Bicara & Ya Tidak
kedatangan anda? bahasa
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya
terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah
ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian

KPSP UNTUK ANAK UMUR 12 BULAN


1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian dan muncul dan Sosialisasi &
menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda kemandirian Ya Tidak
atau mengharapkan anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan
perlahan-lahan. Sulitkah nada mendapatkan pensil itu kembali? Gerak halus Ya Tidak
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada
kursih/meja? Gerak kasar Ya Tidak
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: ma-ma, Bicara &
da-da atau pa-pa. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara tadi. bahasa Ya Tidak
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan Gerak kasar Ya Tidak
anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia Sosialisasi &
akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan kemandirian Ya Tidak
bertemu orang yang belum dikenalnya?
7. Apakah anak dapat menggambil benda kecil
seperti kacang atau kismis, dengan meremas Gerak halus Ya Tidak
di antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?
8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa batuan? Gerak kasar Ya Tidak
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Bicara & Ya Tidak
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi? bahasa
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut di nilai. Gerak halus Ya Tidak

KPSP UNTUK ANAK UMUR 15 BULAN


1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia Gerak halus Ya Tidak
pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut di nilai.

2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan? Gerak kasar Ya Tidak
3. Tanpa bantuan, dapatkah anak bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab Sosialisasi Ya Tidak
TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. &
kemandirian
4. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya,
atau mengatakan mama jika melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan Bicara & Ya Tidak
salah satu diantaranya. bahasa
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik? Gerak kasar Ya Tidak
6. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih? Gerak kasar Ya Tidak
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk
untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali? Gerak kasar Ya Tidak
8. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau Sosialisasi
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang & Ya Tidak
menyenangkan. kemandirian
9. Apakah anak dapat berjalan sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung- Gerak kasar Ya Tidak
huyung?
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biscuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar Gerak halus Ya Tidak

KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN


1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Sosialisasi & Ya Tidak
Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. kemandirian
2. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya,
atau mengatakan mama jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak Bicara & Ya Tidak
mengatakan salah satu diantaranya. bahasa
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik? Gerak kasar Ya Tidak
4. Apakah anak dapat tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih? Gerak kasar Ya Tidak
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk Gerak kasar Ya Tidak
untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau Sosialisasi & Ya Tidak
merengek ? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara kemandirian
yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung- Gerak kasar Ya Tidak
huyung?
8. Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari danjari telunjuk seperti pada Gerak halus Ya Tidak
gambar?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus,


menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat Sosialisasi &
tersebut tanpa tumpah? kemandirian Ya Tidak
KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN
1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk Gerak kasar Ya Tidak
untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangi Sosialisasi & Ya Tidak
atau merengek? Jawab YA bila ia menunjukkan, menarik atau mengeluarkan kemandirian
suara yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau Gerak kasar Ya Tidak
terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda seperti kacang, kismis, atau potongan Gerak halus Ya Tidak
biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus Ya Tidak


menggelindingkan/melempar kembali bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat Sosialisasi & Ya Tidak
tersebut tanpa tumpah? kemandirian
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru Sosialisasi & Ya Tidak
apa yang anda lakukan? kemandirian
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain tanpa Gerak halus Ya Tidak
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5.0 cm.
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempuinyai arti Bicara & Ya Tidak
selain papa dan mama? bahasa
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan Gerak kasar Ya Tidak
keseimbangan? (anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainanya).

KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN


1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak Sosialisasi & Ya Tidak
meniru apa yang anda lakukan ? kemandirian
2. Apakah anda dapat meletakkan 1 buah kubus diatas kubus yang lain Gerak halus Ya Tidak
tanpa menjatuhkan kubus itu ? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai Bicara & Ya Tidak
arti selain Papa dan Mama bahasa
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan? Gerak kasar Ya Tidak
(Apakah mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)
5. Daptkah anak melepas pakaiannya sperti: baju, rok, atau celananya? (topi Gerak halus,
dan kaos kaki tidak ikut dinilai) Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
6. Dapatkah anak berjalam naik tangga sendiri ? Jawab YA jika ia naik
tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan Gerak kasar Ya Tidak
tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda
tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk
dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, Bicara & Ya Tidak
mulut, atau bagian yang lain) ? bahasa
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu Bicara & Ya Tidak
mengangkat piring jika diminta ? bahasa
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tennis) ke depan
tanpa berpegangan pada apapun ? Mendorong tidak ikut dinilai.
Gerak kasar Ya Tidak
KPSP ANAK UMUR 30 BULAN
1. Dapatkah anak melepas pakainnya seperti: baju, rok, atau celananya? Sosialisasi & Ya Tidak
(topi dan kaos kaki tidak ikut di nilai). kemandirian
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik
tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegang Gerak kasar Ya Tidak
tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anak
harus berpegangan pada seseorang.
3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak
menunjukkan dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, Bicara & Ya Tidak
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)? bahasa
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
5. Dapatkah anak dapat membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara & Ya Tidak
membantu mengangkat piring jika diminta? bahasa
6. Dapatkah anak menendang bola kecil(sebesar bola tennis) ke depan tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan pada apa pun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil,apakah anak mencoret-coret kertas tanpa Gerak halus Ya Tidak
bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang Gerak halus Ya Tidak
lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5
cm.
9. Dapatkah anak munggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta Bicara & Ya Tidak
minum, mau tidur? bahasa
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa
bantuan?
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)
Bicara & Ya Tidak
bahasa

(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)

KPSP ANAK UMUR 36 BULAN


1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? Gerak halus Ya Tidak
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas kubus yang lain
tanpa menjatuhkan kubus itu? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta
minum, mau tidur? Bicara & Ya Tidak
Terima kasih: dan Dadag tidak ikut dinilai. bahasa
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar gambar ini tanpa bantuan ?
Bicara & Ya Tidak
bahasa
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)
5. Dapatkah anak melempar bola lurus kea rah perut atau dada anda dari jarak Gerak kasar Ya Tidak
1,5 meter ?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
atau mata pada saat memberi kan perintah berikut ini : Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini dilantai bahasa
Letakkan kertas ini di kursi
Berikan kertas ini kepada ibu.
7. Buat garis lurus ke bawah spanjang sekurang-kurangnya 2.5 cm. suruh anak
menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini ;
Gerak halus Ya Tidak

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti ini ;

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tidak
melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari ?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri ? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian

10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter? Gerak kasar Ya Tidak
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN
1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak

2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?


Gerak kasar Ya Tidak

3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik Sosialisasi &
sehingga anda tidak perlu mengulanginya? kemandirian Ya Tidak

4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya
dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Gerak kasar Ya Tidak
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat
melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara Gerak kasar Ya Tidak
bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di atas kertas kosong yang tersedia. Dapatkah
anak menggambar lingkaran?
Gerak halus Ya Tidak

Jawab : TIDAK
7. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permain lain dimana ia Sosialisasi &
ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? kemandirian Ya Tidak

9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa Sosialisasi &
dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) kemandirian Ya Tidak

KPSP PADA ANAK UMUR 48 BULAN


1. Dapatkah anak mengayuh speda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter
Gerak kasar Ya Tidak

2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik Sosialisasi &
sehingga anda tidak perlu mengulanginya ? kemandirian Ya Tidak

3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perl tunjukkan caranya
dan beri anak anda kesempatan melakukan 3 kali. Gerak kasar Ya Tidak
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih.
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah anak dapat
melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara Gerak kasar Ya Tidak
bersamaan tanpa didahului lari ?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Apakah anak Gerak halus Ya Tidak
dapat menggambar lingkaran ?

Jawab : TIDAK

w
6. Dapatkah Anak meletakan 8 buah kubus atau persatu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainnan lain Sosialisasi &
dimana ia dapat ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? kemandirian Ya Tidak
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa Sosialisasi &
dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang). kemandirian Ya Tidak

9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibBantu? Jawab TIDAK Bicara &
jika ia dapat menyebut sebagian namanya atau ucapanya sulit di mengerti. bahasa Ya Tidak

KPSP PADA ANAK UMUR 54 BULAN

1. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus atau satu persatu di atas yang lain tanpa Gerak halus Ya Tidak
menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana Sosilisasi & Ya Tidak
ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? kemandiria
n
3. Dapat anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa Sosilisasi & Ya Tidak
dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) kemandiria
n
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK Bicara & Ya Tidak
jika menyebut sebagian namanya atau ucapanya sulit di mengerti. bahasa
5. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak.jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
Apakah kamu lakukan jika kamu kedinginan?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lapar?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lelah? Bicara & Ya Tidak
Jawab YA bila anak menjawab 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan bahasa
gerakan atau isayarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah menggigil, pakai mantel atau
masuk kedalam rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah makan
Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur,berbaring/ tidur
tiduran, istirahat atau diam sejenak
6. Apakah anak dapat menggancingkan bajunya bajunya atau boneka? Sossilisasi Ya Tidak
&kemandiri
an
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukan caranya dan
beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan Gerak kasar Ya Tidak
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata lebih panjang.
Perlihatkan gambar penggaris ini pada anak.
Tanyakan: Mana garis yang lebih panjang? Gerak halus Ya Tidak
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali Gerak halus Ya Tidak
kesempatan.Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau
mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
Letakkan kertas ini diatas lantai. Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini dibawah kursi. bahasa
Letakkan kertas ini diatas di depan kamu
Letakkan keertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di atas,di bawah,di depandandi
belakang.
KPSP PADA ANAK UMUR 60 BULAN
1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?.
Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?... Bicara & Ya Tidak
Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?......................... bahasa
Jawab YA jika anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan
dengan menggunakan isyarat.
Jika kedingingan,jawaban yang benar adalah menggigil,pakai mantel
atau masuk kedalam rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalahmakan
Jika lelah,jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur,berbaring/tidur-
tiduran,istirahat atau diam sejenak.
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakain boneka? Sosialisasi
kemandirian Ya Tidak
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukan caranya
dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia Gerak kasar Ya Tidak
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
4. jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata lebih panjang.
Perhatikan gambar kedua garis pada anak. Tanyatakan :mana garis
yang lebih panjang? Gerak halus Ya Tidak
Minta anak menunjukan garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjukan garis yang lebih panjang sebayak 3 kali
dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.Berikan Gerak halus Ya Tidak
3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar dengan contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini di atas lantai bahasa
Letakkan kertas ini di bawah kursi
Letakkan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di bawah , di depan dan di
belakang.
7. Apakah anak beriaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi
menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? kemandirian Ya Tidak

Bicara & Ya Tidak


bahasa

8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :


Tunjukkan segi empat merah
Tunjukan segi empat kuning
Tunjukan segi empat biru
Tunjukan segi empat hijau
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
(lompat dengan kedua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 Gerak kasar Ya Tidak
kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi
kemandirian Ya Tidak
KPSP PADA ANAK UMUR 66 BULAN

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitau nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Gerak halus Ya Tidak
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

2. Ikuti perintah ini dengan seksama.Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau
mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
Letakkan kertas ini di atas lantai Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini di bawah kursih bahasa
Letakan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di atas, di bawah,di depan dan
di belakang.
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi Ya Tidak
mengelanyut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? kemandirian
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakana pada anak:
Tunjukkan segi empat merah Bicara & Ya Tidak
Tunjukkan segi empat kuning bahasa
Tunjukkan segi empat biru
Tunjukkan segi empat hijau

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?


5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut di nilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 Gerak kasar Ya Tidak
kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakain sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakana
padanya: Buatlah gambar orang. Jangan memberi perintah lebih dari itu.
Jangan bertanya/mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Gerak halus Ya Tidak
Dalam memberi nilai, hitunglah beberapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk
bagian tubuh yang berpasangan sepereti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap
pasangan dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian
tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar Gerak halus Ya Tidak
sedikitnya 6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini,
jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:
Jika kuda besar maka tikus. Bicara & Ya Tidak
Jika api panas maka es bahasa
Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang..
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang
pria)?.
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil ssebesar bola tennis/bola kasti hanya Gerak kasar Ya Tidak
denganmenggunakan kedua tanganya?
(Bola besar tidak ikut dinilai).

KPSP PADA ANAK UMUR 72 BULAN

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak:


Tunjukkan segi empat merah Bicara & Ya Tidak
Tunjukkan segi empat kuning bahasa
Tunjukkan segi empat biru
Tunjukkan segi empat hijau

Dapatkah anak menunjukan keempat warna itu dengan benar?


2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa Gerak Ya Tidak
berpegangan (Lompat dengan dua kaki tidak ikut dinilai).Apakah ia kasar
dapat 2-3 kali dengan satu kaki
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi Ya Tidak
kemndirian
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan
padanya:
Buatlah gambar orang. Gerak Ya Tidak
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/mengingatkan halus
anak bila ada bagian yang belum tergambar.Dalam memberi nilai,
hitunglah beberapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh
yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
nilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian
tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pada no 4, dapatkah anak menggambar Gerak Ya Tidak
sedikitnya 6 bagian tubuh? halus
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum
selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:
Jika kuda besar maka tikus. Sosialisasi Ya Tidak
Jika panas maka es. kemandiria
Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang... n
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah
seorang pria) ?.
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tennis/bola kasti Gerak Ya Tidak
hanya dengan menggunakan kedua tangannya? kasar
(Bola besar tidak ikut dinilai)
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. JIka perlu tunjukan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah Gerak Ya Tidak
ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih? kasar
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitau nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Gerak Ya Tidak
Berikan 3 kali kesempatan. halus
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Janganmembantu


kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
Sendok di buat dari apa?. Bicara & Ya Tidak
Sepatu dibuat dari apa?.. bahasa
Pintu dibuat dari apa?
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar?
Sendok dibuat dari besi, baja, plastic, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastic, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
SL.III. GDS. 4
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL DAN
PERILAKU ANAK
Sri Sofyani

I. PENDAHULUAN

Pada minggu ini mahasiswa diajarkan untuk melakukan pemeriksaan


untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme, dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi.
Ada beberapa jenis alat yang diajarkan untuk mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36
bulan sampai 72 bulan.
2. Daftar tilik autisme anak prasekolah (Checklist for Autisme in
Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
3. Kuesioner deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak umur 36 bulan ke atas.

Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah


Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah.
Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental
emosional anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Cara melakukannya :
1. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orangtua/pengasuh
anak.
2. Catat jawaban Ya, kemudian hitung jumlah jawaban Ya

Interpretasi:
Bila ada jawaban Ya, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional
Intervensi :
Bila jawaban Ya hanya 1 :
- Lakukan konseling kepada orangtua menggunakan Buku Pedoman Pola
Asuh Yang Mendukung Perkembangan Anak
- Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke
rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang
anak.
Bila jawaban Ya ditemukan 2 atau lebih :
- Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak.
- Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental
emosional yang ditemukan.
Deteksi Dini Autisme Pada Anak Pra Sekolah

Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autisme pada anak
umur 18 bulan sampai 36 bulan. Deteksi dini autisme pada anak prasekolah
dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/atau ada keluhan dari
ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB,
petugas PADU, pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa
salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
o Keterlambatan berbicara
o Gangguan komunikasi
o Perilaku yang berulang-ulang
Alat yang digunakan adalah Daftar Tilik Autisme Anak Prasekolah
(Checklist for Autisme in Toddlers /CHAT).

CHAT terdiri dari 2 bagian, yaitu:


Sembilan pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara bururutan, satu persatu. Jelaskan kepada
orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
Lima perintah untuk anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang
tertulis pada CHAT.

Cara menggunakan CHAT


o Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh
anak.
o Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada
CHAT
o Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi :
o Risiko tinggi menderita autisme: bila jawaban Tidak pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4.
o Risiko rendah menderita autisme: bila jawaban Tidak pada
pertanyaan A7 dan B4
o Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban Tidak
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9;B1; B5.
o Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam katagori 1, 2 dan
3.
Intervensi:
Bila anak berisiko menderita autisme atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.

Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas


(GPPH) Pada Anak Prasekolah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan
ke atas.
Deteksi dini GPPH dilakukan jika ada indikasi atau bila ada keluhan dari
orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan
tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
o Anak tidak bisa duduk tenang
o Anak begerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
o Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas /GPPH yang merupakan terjemahan dari
Abbreviated Corners Rating Scale. Formulir terdiri dari 10 pertanyaan
yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan
yang perlu pengamatan pemeriksa.

Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:


- Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan
pada orang tua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
- Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan kemampuan
anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH.
- Keadaan yang ditanyakan/diamati pada anak dimanapun anak
berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko dll); setiap saat
dan ketika anak dengan siapa saja.
- Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut
ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH.

Intervensi:
- Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk
konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut.
- Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan
pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan pada
orang-orang terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru,
dsb).

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1 TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini mahasiswa diharapkan mampu melakukan
deteksi dini penyimpangan mental emosional dan perilaku anak

II.2 TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa mampu melakukan :
1. Deteksi dini masalah mental emosional pada anak prasekolah
2. Deteksi dini autisme pada anak pra sekolah
3. Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada anak prasekolah.

III. RUJUKAN
Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Kesehatan Dasar

IV. SARANA YANG DIPERLUKAN


1. Daftar tilik KMME, CHAT, formulir GPPH
2. Pensil

V. RUJUKAN
Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Kesehatan Dasar

LATIHAN 1 (Bermain peran untuk mengisi KMME)


Peserta diminta menyiapkan KMME
Instruktur : sebagai ibu pasien
Mahasiswa : sebagai dokter
i. Minta mahasiswa secara bergantian bertindak sebagai
petugas
ii. Satu mahasiswa menanyakan pertanyaan di KMME dan
instruktur akan menjawab laksana ibu pasien
iii. Mahasiswa lain dminta mengisi KMME sesuai jawaban ibu
pasien
Jawaban KMME : semua tidak kecuali pertanyaan no. 2
Mahasiswa diminta menginterpretasikan hasilnya
(Jawaban : Anak kemungkinan mengalami masalah mental emosional)

LATIHAN 2 (Bermain peran untuk mengisi daftar tilik deteksi dini autis
(CHAT))
Mahasiswa diminta menyiapkan daftar tilik deteksi dini autis (CHAT)
Mahasiswa : sebagai dokter
Instruktur : sebagai ibu pasien
Mahasiswa menanyakan kepada ibu (instruktur) pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada daftar tilik bagian A. (Semua jawaban ibu : ya kecuali no. 7)
Ketika mahasiswa/dokter (seolah-olah) mengamati pasien, sampaikan pada
mahasiswa lain bahwa hasilnya :

- Dia menatap ketika diperiksa.


- Dia melihat benda yang ditunjuk oleh mahasiswa (dokter).
- Dia dapat melaksanakan perintah ketika diminta untuk mengambil
secangkir air.
- Dia tidak dapat menunjukkan benda disekitarnya yang diminta
ditunjuk oleh mahasiswa (dokter).
- Dia dapat menumpuk kubus-kubus menjadi suatu menara.

Mahasiswa lain diminta mengisi daftar tilik dan membuat interpretasi


( Hasil interpretasi : Resiko rendah menderita autis)

LATIHAN 3 ( Bermain peran untuk mengisi formulir deteksi dini GPPH)

Mahasiswa diminta untuk menyiapkan formulir deteksi dini GPPH


Mahasiswa 1 : sebagai dokter
Mahasiswa 2 : sebagai ibu pasien

Mahasiswa 1 (dokter) menanyakan pada ibu pertanyaan-pertanyaan yang


terdapat pada formulir GPPH
Jawaban ibu :
1. Tidak : 0 6. Tidak :0
2. Kadang-kadang: 1 7. Tidak :0
3. Sering : 2 8. Tidak :0
4. Selalu : 3 9. Tidak :0
5. Tidak : 0 10. Tidak :0

Mahasiswa lain diminta mengisi formulir GPPH dan membuat interpretasi


Jawaban : Skor Total = 6 (Tidak ada kemungkinan GPPH, karena total
skor<13)
VI. LEMBAR PENGAMATAN KUISIONER MASALAH MENTAL
EMOSIONAL

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Menanyakan apakah anak anda seringkali terlihat marah
tanpa sebab yang jelas?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah dihadapinya)
2. Menanyakan : Apakah anak anda tampak menghindar dari
teman-teman atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa
sedih sepanjang waktu, kehilang minat terhadap hal-hal yang
sangat dinikmati)
3. Menanyakan :Apakah anak anda terlihat berperilaku
merusak dan menentang terhadap lingkungan di
sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, sering kali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya)
dan tampak tidak peduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
di berikan kepadanya?
4. Menanyakan : Apakah anak anda memperlihatkan adanya
perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang
tidak dapat di jelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan
anak lain seusianya?
5. Menanyakan : Apakah anak anda mengalami keterbatasan
oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
teralih perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6. Menanyakan : Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Menanyakan : Apakah anak anda menunjukkan adanya
perubahan pola tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Menanyakan :Apakah anak anda mengalami perubahan
pola makan?
(seperti kehilngan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak
mau makan sama sekali)
9. Menanyakan : Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit
kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Menanyakan : Apakah anak anda seringkali mengeluh
putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11. Menanyakan : Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah
dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)
12. Menanyakan : Apakah anak anda melakukan perbuatan
yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?
DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK UMUR 18-36
BULAN
A. Alo Anamnese
1. Menanyakan : Apakah anak suka di ayun-ayun atau di
guncang-guncang naik turun (baunched) di paha anda?
2. Menanyakan : Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak
lain?
3. Menanyakan : Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti
memanjat tangga?
4. Menanyakan : Apakah anak suka bermain ciluk ba,petak
umpet?
5. Menanyakan : Apakah anak pernah bermain seolah-olah
membuat secangkir teh menggunakan mainan berbentuk
Cangkir dan teko, atau permainan lain?
6. Menanyakan :Apakah anak pernah menunjuk atau meminta
sesuatu dengan menunjukkan jari?
7. Menanyakan : Apakah anak pernahpenggunaan jari untuk
menunjuk ke sesuatu agar anda melihat kesana?
8. Menanyakan : Apakah anak dapat bermain dengan mainan
yang kecil (mobil atau kubus)?
9. Menanyakan : Apakah anak pernah memberikan suatu benda
untuk menunjukkan sesuatu?
B. Pengamatan
1. Memperhatikan apakah selama pemeriksaan si anak menatap
(kontak mata) dengan pemeriksa?
2. Berusaha menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa
menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil
mengatakan: Lihat itu ada bola (atau mainan lain)!.
Memperhatikan mata anak, apakah ia melihat benda yang
ditunjuk, bukan melihat tangan pemeriksa?
3. Berusaha menarik perhatian anak, dengan memberikan
mainan gelas/ cangkir dan teko. Dan mengatakan pada anak:
Buatkan secangkir susu buat mama!
4. Menanyakan pada anak: Tunjukkan mana gelas! (gelas
dapat di ganti dengan nama benda lain yang di kenal anak
dan ada di sekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda
tersebut dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda
ketika menunjuk ke suatu benda?
5. Memperhatikan : Apakah anak dapat menumpuk beberapa
kubus/balok menjadi suatu menara?
DAFTAR TILIK KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL
(KMME)

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa
sebab yang jelas?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah
dihadapinya)
2. Apakah anak anda tanpak menghindar dari teman-
teman atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau
merasa sedih sepanjang waktu, kehilang minat
terhadap hal-hal yang sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,
sering kali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi
dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak
lainnya)
dan tampak tidak peduli dengan nasihat-nasihat yang
sudah di berikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak
dapat di jelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan
anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh
karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
teralih perhatiannya, sehingga mengalami penurunan
dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan
pola tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang
hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh
karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola
makan?
(seperti kehilngan nafsu makan, makan berlebihan
atau tidak mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala,
sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa
atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau
tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang
berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?

DAFTAR TILIK DETEKSI DINI AUTISME PADA ANAK UMUR 18-


36 BULAN
CHAT (Checklist for Autims in Toddlers)

A. Allo anamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak suka diayun-ayun atau diguncang-guncang
naik turun (baunched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat
tangga?
4. Apakah anak suka bermain ciluk ba,petak umpet?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat
secangkir teh menggunakan mainan berbentuk cangkir dan
teko, atau permainan lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu
dengan menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke
sesuatu agar anda melihat kesana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil
(mobil atau kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk
menunjukkan sesuatu?
B. Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata)
dengan pemeriksa?
2. Usaha menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa
menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil
mengatakan: Lihat itu ada bola (atau mainan lain)!.
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat benda yang
ditunjuk, bukan melihat tangan pemeriksa?
3. Usaha menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/
cangkir dan teko. Katakan pada anak: Buatkan
secangkir susu buat mama!
4. Tanyakan pada anak: Tunjukkan mana gelas! (gelas
dapat di ganti dengan nama benda lain yang di
kenal anak dan ada di sekitar kita). Apakah anak
menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau
sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu
benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok
menjadi suatu menara?
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS
(GPPH)
(Abbreviated Corners Rating Scale)
Kegiatan yang diamati 0 1 2 3

1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan


2. Mudah menjadi gembira, impulsive.
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang sudah di mulai, rentang
perhatian pendek
5. Menggerak-gerakkan angota badan atau kepala secara terus
menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan

7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi


8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah beruba dengan cepat dan drastis
10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
Jumlah
Nilai Total :

FORMULIR DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN


PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

Kegiatan Yang Diamati


1. Menanyakan apakah si anak tidak kenal lelah, atau beraktivitas yang
berlebihan
2. Menanyakan apakah si anak mudah menjadi gembira, impulsive.
3. Menanyakan apakah si anak suka mengganggu anak-anak lain
4. Menanyakan apakah si anak pernah/selalu gagal menyelesaikan
kegiatan yang sudah di mulai, rentang perhatian pendek
5. Menanyakan apakah si anak selalu menggerak-gerakkan angota badan
atau kepala secara terus menerus
6. Menanyakan apakah si anak kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Menanyakan apakah permintaan si anak harus segera dipenuhi,
mudah menjadi frustrasi
8. Menanyakan apakah si anak sering dan mudah menangis
9. Menanyakan apakah suasana hati si anak mudah berubah dengan cepat
dan drastis
10. Menanyakan apakah si anak sering/selalu menunjukkkan ledakkan
kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
11. Menjumlahkan hasil pengamatan dan menginterpretasikannya
Note : Ya = mahasiswa melakukan
Tidak = mahasiswa tidak melakukan
SL.III. GDS. 5
KETERAMPILAN KLINIK
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Sri Sofyani

I. PENDAHULUAN

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhir masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa dan anak bukanlah dewasa kecil. Anak
yang sehat akan bertumbuh dan berkembang sejalan dengan bertambahnya
usia.
Untuk menilai apakah pertumbuhan anak sesuai maka kita harus
melakukan pemeriksaan antropometri . Pemeriksaan antropometri yang selalu
dilakukan pada anak adalah pengukuran berat-badan, tinggi badan dan lingkar
kepala.

PENGUKURAN BERAT BADAN TERHADAP TINGGI BADAN


Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mengetahui berapa berat
badan dan tinggi badan anak pada saat/usia tertentu dan menentukan status
gizi anak : normal, kurus, kurus sekali atau gemuk serta untuk monitoring
pertumbuhan dan menilai prosesnya.

B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

o Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui


lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
o Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Jika umur anak 0-11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur
12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan.

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1 TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini mahasiswa diharapkan terampil dan mampu
melakukan pengukuran antropometri.

II.2 TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
2. Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
3. Penggunaan tabel BB/TB dari Direktorat Gizi Masyarakat, WHO
Child Growth Standards dan CDC-NCHS 2000.
4. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
5. Penggunaan tabel Nelhaus
III. RUJUKAN

1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S (penyunting). Diagnosis


Fisis Pada Anak, edisi ke 2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003
2. Narendra M. B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku
Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta,
Sagung Seto; 2002.
IV. PERALATAN DAN BAHAN
Boneka bayi yang berpakaian lengkap
Timbangan bayi/timbangan anak
Alat ukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak
Pita ukur lingkar kepala anak
Tabel Status Gizi Direktorat Gizi Masyarakat
Tabel Status Gizi WHO Child Growth Standards
Kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000
Grafik Lingkar Kepala Nelhaus
Pensil dan penggaris

V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. Pengukuran Berat Badan (BB)
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Lihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Buka pakaian bayi, topi, kaus kaki dan sarung tangan
4. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi tegak lurus
dengan jarum
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum dan baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)
(Lampiran 2)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau
mengantongi sesuatu
2. Letakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah
bergerak
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Persilahkan anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)
(Lampiran 2)

II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI BADAN


A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2 orang)
1. Baringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas
angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2: Tekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas
kaki ke telapak kaki
5. Baca angka di tepi luar pengukur
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO)
(Lampiran 2)

B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri


1. Suruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Suruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Pastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO)
(Lampiran 2/3)
7. Tentukan status gizi anak dan berikan informasi/saran kepada orang
tua.
III. PENGGUNAAN TABEL STATUS GIZI (Direktorat Gizi
Masyarakat, 2002)
1. Ambil data tinggi/panjang badan dan berat badan anak yang telah
diplot di grafik WHO.
2. Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran (lihat lampiran 1)
3. Pilih kolom Berat Badan sesuai jenis kelamin : laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) lalu cari berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak
4. Lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standard Deviasi
(SD) dari angka berat badan tersebut.
5. Tentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan dan berikan
informasi/saran kepada orang tua

IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)


1.Lingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutupi
alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang
menonjol, kemudian menarik agak kencang
2. Baca angka pertemuan dengan angka 0
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala Nelhaus
menurut umur dan jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Interpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala anak/bayi dan berikan
informasi/ saran kepada orang tua

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN EID INDEX


1. Plot hasil penimbangan berat badan pada grafik CDC-NCHS2000 sesuai
jenis kelamin dan usia anak (Lampiran 3)
2. Plot hasil pengukuran tinggi badan sesuai jenis kelamin dan usia anak.
3. Proyeksikan titik tinggi badan aktual ke persentil 50 tinggi badan pada
kurva
4. Proyeksikan titik persentil 50 tinggi badan ke grafik berat badan
sehingga didapat berat ideal
5. Cari persentase dari berat badan aktual terhadap berat badan ideal
6. Tentukan status gizi berdasarkan ketentuan dan berikan informasi/saran
kepada orang tua
VI. KASUS SIMULASI PENGUKURAN PERTUMBUHAN
(ANTROPOMETRI)

1. Kasus berat badan tidak naik


Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas dengan
keluhan berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi
ditimbang tiap bulan di posyandu. Berat badan bayi 8 kg. Tinggi badan
70 cm. Lingkar kepala 44 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan bayi A menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

2. Kasus anak belum bisa berdiri


Bayi B, perempuan, umur 12 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas
dengan keluhan belum bisa berdiri. Bayi lahir ditolong bidan, tidak
langsung menangis. Lima menit kemudian bayi baru menangis. Berat
lahir 2,6 kg. Berat badan sekarang 8,8 kg. Tinggi badan 72 cm. Lingkar
kepala 40 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan bayi B menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

3. Kasus anak belum bisa bicara


Anak C, laki-laki, umur 24 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas karena
belum bisa bicara. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis.
Lima menit kemudian bayi baru menangis. Berat lahir 2,7 kg. Berat
badan sekarang 11 kg. Tinggi badan 83 cm. Lingkar kepala 45 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan anak C menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

4 . Kasus anak dengan kelebihan berat badan


Anak D, laki-laki, umur 10 tahun dengan keluhan kegemukan, dan
tidak mau makan karena merasa kegemukan. Berat saat ini 55 kg,
tinggi 140 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan
tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak D

5. Kasus perawakan pendek


Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak
lebih pendek dibandingkan dengan teman-temannya di sekolah. Berat
badan 30 kg, tinggi badan 130 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan
tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak.

VII. LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PENGUKURAN BERAT BADAN/BB
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan
tidak mudah goyang
2. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka
nol
3. Membuka pakaian bayi, topi, kaus kaki dan sarung
tangan
4. Membaringkan bayi dengan hati-hati di atas
timbangan
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan
posisi tegak lurus dengan jarum
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, memperhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum kekanan/ kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
berat badan (Lampiran 2/3)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang
tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam
tangan, kalung, dan tidak memegang atau
mengantongi sesuatu
2. Meletakkan timbangan di lantai datar dan keras
sehingga tidak mudah bergerak
3. Melihat posisi jarum atau angka harus menunjuk
angka nol
4. Mempersilakan anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, memperhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
berat badan (Lampiran 2/3)
II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU
TINGGI BADAN
A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring
(dilakukan 2 orang)
1. Membaringkan bayi secara telentang pada alas yang
datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Memegang kepala bayi agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kepala)
4. Petugas 2: Menekan lutut bayi agar lurus, tangan
kanan menekan batas kaki ke telapak kaki
5. Membaca angka di tepi luar pengukur
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
tinggi badan (Lampiran 2/3)
B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri
1. Menyuruh anak melepaskan alas kaki (sandal,
sepatu)
2. Menyuruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Memastikan punggung, pantat dan tumit menempel
pada tiang pengukur
4. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel
di ubun-ubun
5. Membaca angka pada batas tersebut
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
tinggi badan (Lampiran 2/3)
III. PENGGUNAAN TABEL BERAT BADAN/
TINGGI BADAN
1. Mengambil data tinggi/panjang badan anak yang
telah diplot di grafik WHO
2. Melihat kolom tinggi/panjang badan anak yang
sesuai dengan hasil pengukuran (Lampiran 1)
3. Memilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri)
atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin,
mencari berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak
4. Melihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka
Standard Deviasi (SD) dari angka berat badan
tersebut.
5. Menentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan
dan memberikan informasi/saran kepada orang tua.
IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK
(LKA)
1. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi
melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua
telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
kemudian menarik agak kencang
2. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
3. Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur
bayi/anak
4. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada
grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak (Lampiran 4)
5. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
anak/bayi dan memberikan informasi/ saran kepada
orang tua

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN


EID INDEX
1. Memplot hasil penimbangan pada grafik CDC-
NCHS 2000 sesuai jenis kelamin dan usia
anak
2. Memplot hasil pengukuran tinggi badan
(Lampiran 3)
3. Memproyeksikan titik tinggi badan aktual ke
persentil 50 tinggi badan pada kurva
4. Memproyeksikan titik persentil 50 tinggi
badan ke grafik berat badan sehingga didapat
berat ideal
5. Mencari persentase dari berat badan aktual
terhadap berat badan ideal
6. Menentukan status gizi berdasarkan ketentuan
dan memberikan informasi/saran kepada orang
tua.

Note : Ya = mahasiswa melakukan


Tidak = mahasiswa tidak melakukan
Lampiran 1
TABEL BERAT BADAN/TINGGI BADAN (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002):
o Ukur tinggi/panjang badan, timbang berat badan anak, sesuai cara di atas.
o Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.
o Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)
sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan tersebut, lihat bagian
atas kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD).
* Interpretasi :
Normal : -2 s/d +2 SD atau Gizi baik
Kurus : < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > +2 SD atau Gizi lebih

* Intervensi :
Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
Contoh :
Seorang anak laki laki dengan panjang 71 cm dan berat badan 6,8 Kg. Pada kolom panjang
badan anak laki laki 71 cm, apabila ditarik garis kurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 kg
terletak pada kolom 6.0-6.9 Kg; kolom < -2 SD s/d 3 SD; Interpretasinya anak kurus atau
gizi kurang.

Eid Index adalah perbandingan dari berat badan aktual dengan berat badan ideal dalam
persen. Berat badan ideal dapat diketahui dengan bantuan grafik CDC-NCHS 2000 yaitu
dengan memproyeksikan titik hasil pengukuran tinggi badan ke kurva persentil 50 tinggi
badan, lalu ke kurva persentil 50 berat badan.
Status gizi ditentukan dengan ketentuan eid index dari BB /TB :
> 90 110 % : normal (gizi baik)
> 80 90 % : malnutrisi ringan
> 70 80 % : malnutrisi sedang
< 70 % : malnutrisi berat
>110 120 % : overweight
> 120 % : obesitas
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Interpretasi:
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau atau dalam garis putus-
putus (di antara -2 SD dengan +2 SD) maka lingkaran kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau di luar garis putus-putus
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
o Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
jalur hijau (diatas +2 SD) dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau (dibawah
-2 SD).
Intervensi:
Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.

Catatan
- Jika umur bayi 2 bulan 10 hari, maka umurnya dibulatkan ke bulan di bawahnya ( 2
bulan); jika tepat 2 bulan 15 hari, grafik dibuat ditengah-tengah; jika 2 bulan 16 hari
dibulatkan ke bulan di atasnya ( 3 bulan)
- Jika tinggi badan anak lebih tinggi dari 115 cm maka dalam menentukan status gizi
memakai Eid index yang dicari dari grafik CDC-NCHS 2000
SL.III. GDS. 6
KETERAMPILAN KLINIK
MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG
Endang H Ganie, Lambok Siahaan
I. PENDAHULUAN
Pembuatan preparat sediaan tinja secara langsung ini dilakukan untuk kepentingan
diagnostik laboratorium, salah satunya untuk mengenal bentuk infeksius Soil Transmitted
Helmint, sehingga ketrampilan pembuatan preparat tinja ini menjadi kompetensi dasar
seorang Dokter.

MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG

Pemeriksaan tinja terhadap parasit ada 2 macam, yaitu :


1. Pemeriksaan makroskopik.
Dalam hal ini perlu diperhatikan :
Konsistensi contoh tinja : cair, encer, lembek, keras/padat.
Aroma tinja
Warna contoh tinja
Kandungan tinja secara makroskopik, apakah pada tinja tersebut terdapat
lendir, darah.

2. Pemeriksaan mikroskopik.
Dalam hal ini ada 2 cara :
A. Cara kwalitatif
1. Metode langsung (direct smear)
1. Sediaan tipis
2. Sediaan tebal ( metode Kato)
2. Metode tak langsung (indirect methode)/metode konsentrasi
1. Flotasi : - simple
- sentrifusi
2. Sedimentasi : - simple
- sentrifusi

B. Cara kwantitatif
1. Metode Stoll
2. Modifikasi Kato

Untuk kegiatan skills lab semester ini pemeriksaan tinja yang akan dilatih adalah
pemeriksaan tinja kwalitatif dengan metode langsung sebab metode ini mudah dilakukan
dan hasil yang diperoleh setara dengan metode konsentrasi.

A. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN LUGOL


Bahan dan alat yang diperlukan :
- tinja
- reagensia Lugol
- object glass
- cover glass
- pipet tetes
- lidi bersih 5 cm

Cara pembuatan sediaan :


1. Pada object glass yang bersih dan bebas lemak diteteskan 1-2 tetes Lugol
2. Ambil tinja seujung lidi 3 mg
3. Larutkan/aduk tinja dengan memakai lidi dalam lugol hingga homogen. Bila
terdapat bahan yang kasar agar disingkirkan.
4. Tutup dengan cover glass, dan diusahakan supaya cairan merata di bawah cover
glass tanpa ada gelembung udara.

B. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN EOSINE 2 %


Bahan dan alat yang diperlukan :
- tinja
- reagensia Eosin 2 %
- object glass
- cover glass
- pipet tetes
- lidi bersih 5 cm

Cara pembuatan sediaan :


1. Pada object glass yang bersih dan bebas lemak diteteskan 1-2 tetes Eosine 2%
2. Ambil tinja seujung lidi 3 mg
3. Larutkan/aduk tinja dengan memakai lidi dalam eosin 2% hingga homogen. Bila
terdapat bahan yang kasar agar disingkirkan.
4. Tutup dengan cover glass, dan diusahakan supaya cairan merata di bawah cover
glass tanpa ada gelembung udara.

C. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN METODE


KATO
Bahan dan alat yang diperlukan :
- tinja
- reagensia Kato yang terdiri dari :
- Malachite green 3% dalam aquadest
- Glycerine
- Phenol 6% dalam aquadest
- lembar selofan berukuran 22 x 40 mm
setelah dibuat larutan/reagensia Kato, kedalamnya direndamkan
lembaran selofan dan dibiarkan selama 24 jam baru boleh digunakan.
- object glass
- prop karet/botol kecil
- lidi/bambu (aplikator)

Cara pembuatan sediaan :


1. Pada object glass yang bersih dan bebas lemak diletakkan contoh tinja sebesar
biji jagung 100 mg dengan menggunakan aplikator.
2. Tutuplah tinja tersebut dengan selembar selofan yang sudah disiapkan.
3. Selofan ditekan-tekan perlahan-lahan dengan prop karet/botol kecil sampai tinja
tersebar serata mungkin di bawah selofan. Sebagai patokan, sediaan yang baik
bila diletakkan di atas kertas yang bertulisan, tulisan tersebut masih dapat
dibaca.
4. Keringkan larutan yang berlebihan dengan kertas saring/tissue.
5. Diamkan selama 15 menit dalam suhu kamar.

NB : Pada setiap prosedur pemeriksaan harus memakai sarung tangan


II. TUJUAN KEGIATAN

II.1.TUJUAN UMUM
Setelah selesai latihan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan pembuatan tinja
secara langsung untuk kepentingan diagnostik laboraturium.

II.2.TUJUAN KHUSUS
Setelah mahasiswa mengikuti skills lab ini diharapkan dapat melakukan :
- Pembuatan tinja cara langsung dengan lugol.
- Pembuatan tinja cara langsung dengan eosin.
- Pembuatan tinja cara langsung dengan metode Kato.

III. RUJUKAN
1. Craig and Faust.Clinical Parasitlogy. 7th ed.Lea & Febiger. Philadelphia ; 1964
2. Standard Operating Procedures for Parasitological Diagnosis. School of Diploma
in Apllied Parasitology and Entomology.SEAMEO-TROPMED Regional Center for
Microbilogy, Parasitology and Entomology. Intitute for Medical Research Kuala
Lumpur.
3. Hadidjaja P. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. FK UI ; Jakarta.

IV. PERALATAN DAN BAHAN


Bahan dan alat yang diperlukan :
1. Tinja
2. Reagensia Kato yang terdiri dari :
- Malachite green 3% dalam aquadest
- Glycerine
- Phenol 6% dalam aquadest
3. Lembar selofan berukuran 22 x 40 mm
setelah dibuat larutan/reagensia Kato, kedalamnya direndamkan
lembaran selofan dan dibiarkan selama 24 jam baru boleh digunakan.
4. Object glass
5. prop karet/botol kecil
6. lidi/bambu (aplikator)
7. Eosin 2%

V. TEKNIK PELAKSANAAN

I. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN LUGOL


1. Teteskan 1-2 tetes lugol pada objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Mengambil tinja seujung lidi 3 mg
3.Larutkan/mengaduk tinja dengan memakai lidi dalam lugol hingga homogen.
Menyingkirkan bahan yang kasar bila ada.
4.Tutup dengan cover glass, dan mengusahakan supaya cairan merata di bawah
cover glass tanpa ada gelembung udara.

II. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN EOSIN 2%

1. Pada object glass yang bersih dan bebas lemak diteteskan 1-2 tetes Eosine 2%
2. Ambil tinja seujung lidi 3 mg
3. Larutkan/aduk tinja dengan memakai lidi dalam eosin 2% hingga homogen. Bila
terdapat bahan yang kasar agar disingkirkan.
4. Tutup dengan cover glass, dan diusahakan supaya cairan merata di bawah cover
glass tanpa ada gelembung udara.
III. MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN METODE
KATO

1. Pada object glass yang bersih dan bebas lemak diletakkan contoh tinja sebesar
biji jagung 100 mg dengan menggunakan aplikator.
2. Tutuplah tinja tersebut dengan selembar selofan yang sudah disiapkan.
3. Selofan ditekan-tekan perlahan-lahan dengan prop karet/botol kecil sampai tinja
tersebar serata mungkin di bawah selofan. Sebagai patokan, sediaan yang baik
bila diletakkan di atas kertas yang bertulisan, tulisan tersebut masih dapat
dibaca.
4. Keringkan larutan yang berlebihan dengan cara membalikkan objek glass pada
kertas saring/tissue sambil menekan perlahan sehingga cairan sisa terserap.
Kemudian dibalikkan kembali.kertas saring/tissue.
5. Diamkan selama 15 menit dalam suhu kamar.

VI. LEMBAR PENGAMATAN MEMBUAT SEDIAAN TINJA

LANGKAH / TUGAS PENGAMATAN


Ya Tidak
MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN
LUGOL
1. Membersihkan objek glass agar bersih dan bebas lemak.

2. Meneteskan 1-2 tetes Lugol pada objek glass.

3. Mengambil tinja seujung lidi 3 mg.

4. Melarutkan / mengaduk tinja dengan memakai lidi dalam Lugol


hingga homogen.
5. Menyingkirkan bahan yang kasar bila ada.

6. Menutup dengan cover glass.

7. Mengusahakan cairan merata di bawah cover glass tanpa ada


gelembung udara.
MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN
EOSIN 2%
1. Membersihkan objek glass agar bersih dan bebas lemak.
2. Meneteskan 1-2 tetes Eosin 2% pada objek glass.

3. Mengambil tinja seujung lidi 3 mg.

4. Melarutkan / mengaduk tinja dengan memakai lidi dalam Eosin 2%


hingga homogen.
5. Menyingkirkan bahan yang kasar bila ada.

6. Menutup dengan cover glass.

7. Mengusahakan cairan merata di bawah cover glass tanpa ada


gelembung udara.
MEMBUAT SEDIAAN TINJA SECARA LANGSUNG DENGAN
METODE KATO
1. Membersihkan objek glass agar bersih dan bebas lemak.
2. Meletakkan contoh tinja sebesar biji kacang hijau 50-100mg
dengan menggunakan aplikator pada objek glass
3. Menyingkirkan bahan yang kasar bila ada.
4. Menutup tinja tersebut dengan selembar selofan yang sudah
disiapkan
5. Menekan-nekan selofan perlahan-lahan dengan prop karet/botol
kecil sampai tinja tersebar serata mungkin di bawah selofan.
6. Sebagai patokan, sediaan yang baik bila diletakkan di atas kertas
bertulisan, tulisan tersebut masih dapat dibaca
7. Mengeringkan larutan yang berlebihan dengan cara membalikkan
objek glass pada kertas saring/tissue sambil menekan perlahan
sehingga cairan sisa terserap. Kemudian dibalikkan kembali.
8. Mendiamkan sediaan selama 15 menit dalam suhu kamar

Note : Ya = mahasiswa melakukan.


Tidak = mahasiswa tidak melakukan
SL.III. GDS. 7
KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG, POLIO, HEPATITIS B/DPT DAN CAMPAK
Sri Sofyani

I. PENDAHULUAN

Efektifitas program imunisasi dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan


yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah
terbukti secara global, nasional maupun lokal. Keberhasilan program imunisasi tersebut
ditentukan dengan berbagai strategi termasuk melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan para petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam rangka untuk
mempersiapkan dokter Indonesia yang terampil dan handal, pelatihan dalam melakukan
kegiatan pemberian imunisasi tersebut juga harus dilakukan di bangku kuliah.

TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI


Sebelum melakukan imunisasi, dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut :
Memberikan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko apabila tidak diimunisasi
Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan
yang tidak diharapkan
Baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan jangan lupa
mengenai persetujuan yang telah diberikan kepada orang tua.
Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi
Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan
Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut selama belum digunakan telah
disimpan dengan baik.
Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda tanda perubahan ; periksa tanggal
kadaluarsa dan catat hal hal istimewa, misalnya perubahan warna menunjukkan adanya
kerusakan.
Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain
untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (catch up vaccination) bila diperlukan.
Berikan vaksin dengan tehnik yang benar. Lihat uraian dibawah mengenai pemilihan jarum
suntik, sudut jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi penerima vaksin.

Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal hal sebagai berikut :


Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh apa yang harus
dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat.
Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan bidang
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar
ketinggalan, bila diperlukan.
Dalam situasi yang dilaksanakan untuk kelompok besar, pengaturan secara rinci bervariasi,
namun rekomendasi tetap seperti diatas dan berpegang pada prinsip prinsip higienis, surat
persetujuan yang valid dan pemeriksaan/penilaian sebelum imunisasi harus dikerjakan.

Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya. Instruksi pada
lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus disertakan. Aturan umum untuk sebagian besar
vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur 2-80C dan tidak membeku. Sejumlah
vaksin (DPT, Hib, Hepatitis B, dan Hepatitis A) akan tidak aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan
untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan informasi khusus tentang masing masing vaksin,
karena beberapa vaksin (OPV dan vaksin Yelow Fever) dapat disimpan dalam keadaan beku.

Pengenceran
Vaksin kering yasng beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan dalam
periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tanda tanda
kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah diencerkan
cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 yang steril dianjurkan untuk
mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm digunakan untuk menyuntikkan vaksin.

Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan, namun pada pemberian vaksin
secara intrakutan desinfeksi dengan alkohol tidak dilakukan
.

Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntukan intramuscular (IM) atau subkutan dalam.
Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG diberikan
dengan suntikan intradermal/intrakutan (dalam kulit).

Teknik Dasar dan Ukuran Jarum


Para petugas yang melaksanakn vaksinasi harus membahami tehnik dasar dan petunjuk keamanan
pemberian vaksin, untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan trauma akibat suntikan yang
salah. Pada tiap suntikan harus digunakan semprit dan jarum baru, sekali pakai dan steril. Sebaiknya
tidak digunakan botol vaksin yang multidosis, karena risiko infeksi. Apabila memakai botol
multidosis (karena tidak ada alternative vaksin dalam sediaan lain) maka semprit atau jarum suntik
yang telah digunakan menyuntik tidak boleh dipakai lagi untuk mengambil vaksin. Semprit dan
jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi tanda (label) tidak mudah robek dan bocor,
untuk menghindari luka tusukan atau pemakaian ulang. Tempat pembuangan jarum suntik bekas
harus dijauhkan dari jangkauan anak. Diharapkan semua petugas kesehatan memahami benar
petunjuk ini.
Sebagian besar vaksin harus disuntikkan kedalam otot. Penggunan jarum yang pendek
meningkatkan risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam. Hal ini menjadi masalah untuk
vaksin vaksin yang inaktif ( inactivated).
Standar jarum suntik ialah ukuran dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain dalam
beberapa hal seperti berikut :
Pada bayi bayi kurang bulan umur dua bulan atau yang lebih muda, dan bayi bayi kecil
lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.
Untuk suntikan subkutan pada lengan atas dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16 mm,
untuk bayi bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12.
Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obese) dipakai jarum
ukuran 23 dengan panjang 38 mm.
Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25-27 dengan
panjang 10mm.

Tempat Suntikan yang Dianjurkan


Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi bayi dan anak
anak umur dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternative untuk vaksinasi pada anak anak yang
lebih besar (mereka yang telah dapat berjalan) dan orang dewasa.
Sejak lahir tahun 1980, WHO telah memberi rekomendasi bahwa daerah anterolateral paha
adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi bayi dan tidak pada pantat (daerah gluteus)
untuk menghindari risiko kerusakan saraf scias (nervus ishiadicus).Buku pedoman ACIP (Advisory
Committee of Immunisation Practies) dan AAP (American Academy of Pediatrics) serta buku
pedoman Selandia Baru juga menganjurkan paha anterolateral sebagai tempat suntikan vaksin.
Buku pedoman Inggris menganjurkan paha anterolateral atau lengan atas pada bayi sebagai tempat
suntukan.
Risiko kerusakan saraf iskhiadika akibat suntikan di daerah gluteus lebih banyak dijumpai
pada bayi karena variasi posisi saraf tersebut, masa otot lebih tebal, sehingga pada vaksinasi dengan
suntikan intramuscular di daerah gluteal dengan tidak disengaja menghasilkan suntikan subkutan
dengan reaksi local yang lebih berat. Vaksin hepatitis B dan rabies bila disuntikan di daerah gluteal
kurang imunogenik;hal ini berlaku untuk semua umur.
Rekomendasi untuk penyuntikan vaksin di daerah paha anterio lateral sebenarnya telah
diketahui, namun beberapa petugas kesehatan masih segan meninggalkan praktek tradisionalnya
dengan menyuntik di daerah gluteal. Sehubungan dengan hal tersebut, dianjurkan untuk selalu
mengulang kembali dengan memberi peringatan bahwa bila vaksin vaksin tersebut disuntikan
didaerah gluteal harus hati hati, yaitu dengan memilih lokasi suntikkan di daerah kuadran lateral
atas untuk menghindari saraf iskhiadika. Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit
diatas insersi otot deltoid (lengan atas), sebab suntikan diatas puncak pundak memberi risiko
terjadinya keloid.

Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Vaksin yang disuntikan harus diberikan pada bagian dengan risiko paling kecil terhadap kerusakan
saraf, pembuluh vascular serta jaringan lainnya, penting bahwa bayi dan anak jangan bergerak saat
disuntik, walaupun demikian cara memegang bayi dan anak yang berlebihan akan menambah
ketakutan sehingga meningkatkan ketegangan otot. Perlu diyakinkan kepada orang tua atau
pengasuh untuk membentu memegang anak atau bayi, dan harus diberitahu agar mereka
memahami apa yang sedang dikerjakan.

Alasan memeilih otot vastus lateralis pada bayi & anak umur dibawah 12 bulan adalah :
Menghindari risiko kerusakan saraf iskhiadika pada suntikan daerah gluteal
Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara
adekuat.
Imunogenisitas vaksin hepatitis B dan rabies akan berkurang apabila disuntikan di daerah
gluteal.
Menghindari risiko reaksi local dan terbentuknya nodulus di tempat suntikan yang menahn.
Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.

Vastus lateralis, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha.
Vaksin harus disuntikan kedalam batas antara sepertiga otot bagian tengah yang merupakan bagian
paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 40-60 derajat terhadap permukaan kulit,
dengan jarum kearah lutut, maka jarum tersebut harus menembus kulit selebar ujung jari diatas
(kearah proksimal) batas hubungan bagian atas dan sepertiga tengah otot.
Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua/pengasuh atau posisi
setengah tidur pada pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana (popok) bayi harus dibuka bila
menutupi otot Vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian vaksin akan disuntikan
terlalu kebawah di daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang
dengan tangan antara jempol dan jari jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses
penyuntikan dan membuatnya lebih lancar.

Gambar. Diagram lokal suntikan yang dianjurkan pada otot paha


Dikutip dan dimodifikasi dari The Australian Immunization Handbook, 1997.
Gambar. Potongan/Belahan Lintang Paha; menunjukkan bagian yang disuntik
Dikutip dan dimodifikasi dari The Australian Immunization Handbook, 1997

Cara Mencari Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :
Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang
Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut
Cari trochanter mayor femur dan condilylus lateralis dengan cara palpasi
Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat di atas, tempat suntikan vaksin ialah batas
dari bagian atas dan sepertiga tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah sedikit
menekuk, maka lekukan yang dibuat oleh tractus iliotibialis menyebabkan garis bagian
distal lebih panjang)
Supaya vaksin yang disuntikan masuk kedalam otot pada batas antara bagian atas dan
sepertiga tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas tersebut (kearah proksimal).

Deltoid, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk disuntik ialah duduk diatas pangkuan ibu
atau pengasuhnya
Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara lengan lainnya
diletakkan dibelakang tubuh orang tua pengasuh.
Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung aman dan berhasil
Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan yang tidak benar dan meningkatkan risiko
penetrasi saraf.

Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan atas dari pundak
sampai ke siku terbuka. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu separuh antara
akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan membuat sudut 50-60 derajat
mengarah pada akromion, bila bagian bawah deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf radialis
karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari otot trisep.

Pengambilan Vaksin Botol (Vial)


Untuk vaksin yang diabil menembus tutup karet atau yang dilarutkan, harus memakai jarum baru.
Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai jarum yang sama. Jarum atau
semprit yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak boleh digunakan untuk mengambil vaksin
dari botol vaksin karena risiko kontaminasi silang, vaksin dalam botol yang berisi dosis ganda
(multidosis) jangan digunakan kecuali tidak ada alternative lain.

Pemberian Dua atau Lebih Vaksin pada Hari yang sama


Pemberian vaksin vaksin yang berbeda sesuai umur, pada hari yang sama telah dianjurkan. Vaksin
inactivated dan vaksin virus hidup, khususnya mereka yang telah terjadwal, dapat diberikan pada
lokasi yang berbeda saat kunjungan hari itu. Misalnya pada kesempatan yang sama dapat diberikan
vaksin vaksin DPT, Hib, hepatitis B, dan polio.
Lebih dari satu macam vaksin virus hidup dapat diberikan pada hari yang sama, tetapi apabila hanya
satu yang diberikan, vaksin virus hidup yang kedua tidak boleh diberikan dalam waktu 4 minggu
dari vaksin yang pertama, sebab respons vaksin kedua mungkin telah banyak berkurang (hilang).
Sebagai tambahan perlu diperhatikan bahwa ada interaksi spesifik antara vaksin demam kuning dan
kolera, dan vaksin vaksin tersebut tidak boleh diberikan dalam jarak 4 minggu satu sama lain.
Vaksin vaksin yang berbeda tidak boleh dicampur dalam satu semprit. Vaksin vaksin yang berbeda
yang diberikan pada seseorang pada hari yang sama harus disuntikkan pada lokasi yang berbeda
dengan menggunakan semprit yang berbeda.
CARA PENYUNTIKAN VAKSIN SUBKUTAN

Perhatian
Penyuntikan subkutan diperuntukkan bagi imunisasi MMR, varisela, meningitis
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak

Umur Tempat Ukuran jarum Insersi jarum


Bayi lahir Paha daerah anterolateral Jarum 5/8*-3/4* Arah jarum 450
sampai 12 Semprit no.23-25 terhadap kulit
bulan
1-3 tahun Paha daerah anterolateral atau Jarum 5/8*-3/4* Cubit tebal untuk
daerah lateral lengan atas Semprit no.23-25 suntikan subkutan

Aspirasi semprit
Anak > 3 Daerah lateral lengan atas Jarum 5/8*-3/4* sebelum vaksin
tahun Semprit no.23-25 disuntikkan.

Untuk suntikan
multiple diberikan
pada bagian
ekstrimitas berbeda

Gambar. Lokasi penyuntikan subkutan pada bayi(a) dan anak besar(b)

CARA PENYUNTIKAN VAKSIN


Intra-Muskular

Perhatian
Diperuntukkan imunisasi DPT, DT, TT, Hib, Hepatitis A & B influenza
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak

Umur Tempat Ukuran Jarum Insersi Jarum


Bayi (lahir Otot vastus lateralis pada Jarum 7/8-1 1. Pakai jarum yang
sampai 12 bln) paha daerah anterolateral Semprit no.22.-25 cukup panjang untuk
mencapai otot
1-3 tahun Otot vastus lateralis pada Jarum 2. suntik dengan arah
paha daerah anterolateral 5/811/4(5/8 jarum 80-900. lakukan
sampai masa otot deltoid unt.suntikandi dengan cepat
cukup besar (pada deltoid umur 12-15 3. tekanan kulit sekitar
umumnya umur 3 th) bulan) tempat suntikan
dengan ibu jari dan
Semprit no.22-25 telunjuk saat jarum
ditusukkan.
4. aspirasi semprit
Anak >3 tahun Otot deltoid, dibawah Jarum 1-11/4 sebelum vaksin
akromion semprit no.22-25 disuntikkan, untuk
meyakinkan tidak
masuk kedalam vena.
Apabila terdapat
darah, buang dan
ulangi dengan
suntikan baru.
5. untuk suntikan
multiple diberikan
pada bagian
ekstrimitas berbeda.

Akromin
Tempat
Penyuntikan

Tempat
Penyuntikan

Lokasi penyuntikan intramuscular pada bayi (a) dan anak besar (b)

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai melakukan latihan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan
pemberian imunisasi dengan cara yang benar.

II.2. TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemberian imunisasi BCG.
2. Melakukan pemberian imunisasi Polio.
3. Melakukan pemberian imunisasi DPT/Hepatitis B.
4. Melakukan pemberian imunisasi Campak.

III. RUJUKAN

Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita, et al. Pedoman Imunisasi


di Indonesia edisi kedua, Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005.

IV. PERALATAN DAN BAHAN


a. Boneka
b. Vaksin BCG dengan pelarutnya. Ada dua vaksin BCG yang tersedia di Indonesia yaitu
BCG strain Paris no.1173.P2; yang bisa dipakai untuk populasi yang besar karena setelah
dilarutkan dengan pelarutnya yang berisi 4 ml NaCL 0,9%, vaksin berisi 4 ml, bisa dipakai
untuk 20 orang anak. Dan satu lagi adalah berisi Micobakterium bovis, Danish strain
dengan pelarutnya berisi 1 ml NaCL 0,9%
c. Polio oral dan penetesnya
d. DPT/Hepatitis B (DPT Combo)
e. Campak strain Cam 70 dengan pelarutnya berisi 5 ml aquabidest steril
f. Spuit 1 ml, 5 ml
g. Jarum suntik dengan nomor dan panjang yang sesuai dengan keadaan anak dan jenis
imunisasi
h. Kapas alkohol
i. Kapas basah
V. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Perkenalan
1. Sapa dan perkenalkan diri pada orangtua bayi/anak.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
3. Minta persetujuan

2. Pemberian Imunisasi BCG


1. Gergaji leher botol vaksin dengan pisau yang disediakan (1 paket dengan
vaksin).
2. Masukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Patahkan leher botol vaksin.
4. Ambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml (pelarut dimasukkan
seluruhnya ke arah dinding botol vaksin), masukkan ke botol vaksin dengan
menyemprotkan ke arah dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG
dengan cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Ambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Bilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan kapas alkohol).
7. Suntikkan secara intradermal/intrakutan di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Penyuntikan yang benar akan memperlihatkan adanya benjolan kecil yang
berwarna putih pada tempat suntikan atau kulit daerah tempat suntikan menjadi
pucat (indurasi)

3. Pemberian Imunisasi Polio


1. Buka tutup botol vaksin dan ganti dengan penetes yang sudah tersedia.
2. Buka tutup penetes.
3. Teteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.

4. Pemberian Imunisasi DPT/Hepatitis B


1. Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Ambil 0,5 ml vaksin DPT/Hepatitis B dengan spuit 1 ml.
3. Bilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk meyakinkan tidak masuk kedalam
vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi dengan suntikan baru.
5. tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk saat jarum ditusukkan.
6. suntik dengan arah jarum 80-900 (secara intramuskular). lakukan dengan cepat
7. Suntikkan secara intramuskular di tempat tersebut (lihat gambar).

5. Pemberian Imunisasi Campak


1. Larutkan vaksin Campak dengan seluruh isi pelarutnya.
2. Ambil 0,5 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
3. Bilas daerah anterolateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. Cubit tebal untuk suntikan subkutan
5. Arah jarum 450 terhadap kulit
6. Aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.
7. Suntikkan secara subkutan dalam pada daerah tersebut (lihat gambar)

7. Dokumentasi
1. Catat tanggal dan jam pemberian imunisasi
2. Catat jenis-jenis imunisasi yang diberikan
VI. LEMBAR PENGAMATAN

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
3. Meminta persetujuan
2. PEMBERIAN IMUNISASI BCG
1. Menggergaji leher botol vaksin dengan pisau yang disediakan
2. Memasukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Mematahkan leher botol vaksin.
4. Mengambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml,
masukkan ke botol vaksin dengan menyemprotkan ke arah
dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG dengan
cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Mengambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Membilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan
kapas alkohol).
7. Menyuntikkan secara intradermal/intrakutan di tempat tersebut,
dengan posisi lubang jarum ke arah bawah.
8. Memperhatikan adanya benjolan kecil (indurasi) yang berwarna
putih pada tempat suntikan, atau kulit daerah tempat suntikan
menjadi pucat.
3. PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
1. Membuka tutup botol vaksin, dan mengganti dengan penetes
yang sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.
4. PEMBERIAN IMUNISASI DPT/HEPATITIS B
1. Memakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Mengocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B hingga homogen.
3. Mengambil 0,5 ml vaksin dengan spuit 1 ml.
4. Membilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
5. Mengaaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk meyakinkan
tidak masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi
dengan suntikan baru.
6. Menekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk
saat jarum ditusukkan.
7. Menyuntik dengan arah jarum 80-900 (secara intramuskular)
5. PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
1. Melarutkan vaksin Campak dengan seluruh isi pelarutnya.
2. Mengambil 0,5 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
3. Membilas daerah anterolateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. Mencubit tebal untuk suntikan subkutan
5. Mengarahkan jarum 450 terhadap kulit
6. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.
7. Menyuntikkan secara subkutan dalam pada daerah tersebut (lihat
gambar)
6. DOKUMENTASI
1. Mencatat tanggal dan jam pemberian imunisasi
2. Mencatat jenis-jenis imunisasi yang diberikan
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan

Anda mungkin juga menyukai