Anda di halaman 1dari 3

Semenjak kedatangan anak baru di kelas sebelah, dia berubah.

dulunya dia baik dan


ramah kini hilang, yang ada hanya egois dan emosi. entah apa yang membuat dia
berubah, kata-katanya mulai kasar, jutek dan suka mengatur orang lain. dia pun suka
menceritakan orang yang dia benci, dia juga ngehasut. aku nyesal bersahabat sama
dia karena teringat kata kata terindah yang diucapkan.

Tiara, sini dulu ajak latifah padaku


Apa? Tanyaku pada latifah
Sini aja lah ajak latifah lagi.
Aku pun menghampirinya, tapi mereka sedikit pun tak berbicara denganku. itu
membuatku kesal dan pergi meninggalkan mereka dan menghampiri Rizka. entah apa yang
ada di benak mereka tentang diriku. mereka membutuhkan ku disaat pelajaran yang
susah susah tapi kalau gak ada mereka meninggalkanku.

Banyak teman temanku menjauhi mereka karena ada rasa sakit di hati mereka. karena
mereka sering menuduh yang enggak enggak pada teman temanku semua. termasuk pada
sahabatku Rizka, Sifti, Shinta dan Dilla. semua sahabatku itu punya rasa sakit yang
kuat pada mereka. yang tak mengherankan teman teman dan sahabat sahabatku menuduh
mazni. kurasa mereka orang yang paling egois di kelas.

Tiara, tunggu teriak Shinta padaku


Apa?
Mazni dan latifah bilang kamu itu penghasut kami semua
Lalu shinta pergi meninggalkanku. Air susu dibalas air tuba kesalku dalam hati.
Ini pasti mazni buat masalah, aku tak akan memaafkan mu. Sambungku lagi. Ya
Allah aku ingin lupakan dia tuk selamanya. aku tak ingin dia menjadi sahabatku
biarlah aku sama mazni berteman biasa atau musuh doaku dalam hati

Cerpen Lupakan Dia Tuk Selamanya merupakan cerita pendek karangan Tiara Rinanty,
kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen
terbaru buatannya.

Dunia puber memang sangat menyenangkan. Rasa ingin tahu akan sesuatu yang baru juga
sangat begitu besar. Coba ini, coba itu semuanya dijabanin. Kadang kalanya ada di
posisi yang benar dan juga kadang-kadang di jalur yang salah. Gue sedikit mau
berbagi memori terburuk dalam kehidupan percintaan gue. Saking buruknya kalau gue
nanti diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berengkarnasi, gue mau file kehidupan gue
yang satu ini didelete aja. Kenapa harus didelete? timbul pertanyaan di otak
kalian.
Ya iyalah harus dihapus, coba kalau tidak dihapus, gue bakalan mengalami kejadian
mengerikan sepanjang hidup gue dua kali.
Dua kali mas dan mba bro, dua kali.
Apa Tuhan tega kasi gue penderitaan itu dua kali?. Bertanya pada diri sendiri
(kaya orang gila aja).

tu aku liat kamu beli pulsa di dekat rumah aku, trus aku ambil dech nomor kamu ma
penjaga counternya. Dia menjelaskan secara rinci.
Ohh. Gue balas dengan 3 huruf.
Walau gue ngebalas smsnya dengan singkat padat dan tidak jelas, dia tetap sabar
menghadapi sms-sms super singkat gue. Sms terakhirnya ga gue balas, karena nonton
acara favorit gue Dora The Explorer lebih penting dari pada ngebales sms orang yang
ga gue kenal sama sekali.

Walaupun gue cuek abis, dia tetap rutin ngesms gue. Pagi, siang, malam smsnya
terus-menerus menyerang, kayak minum obat aja smsnya datang 3 kali sehari.
Karena gue ga tegaan orangnya, dan gue juga ga mau dicap orang yang sombong karena
ga ngebalas sms dia. Maka dengan etika yang baik gue mulai ngebalas smsnya. Gue
sikat abis setiap pertanyaan yang dia sodorkan. Dia pun begitu setiap pertanyaan
gue yang muncul di layar Hpnya dia telan dengan lahap. Untuk sejenak PDKT gue ke
Dinda terpending.

Hampir sebulan komunikasi gue sama Wanda hanya lewat jari-jari yang menekan tombol
huruf yang ada di handphone masing-masing. Setiap kali gue nyuruh dia nelpon dia
selalu nolak. Atau gue mau nelfon dia punya 1001 macam alasan buat nolak telfon
gue. Gue mulai mikir negatif ke Wanda. Puncaknya gue ajakin dia buat ketemuan. Dia
nolak. Gue sedikit mengancam kalau dia ga mau ketemu sama gue, gue ga bakalan
gubris sms dia lagi. Dia tetap tak bergeming. Dia tetap menolak untuk bertatap muka
dengan gue.

Gue mulai curiga. Kalau bukan setan pasti giginya mancung ke depan, jadi dia malu
untuk ketemu gue. Kemudian dia ngirimi gue sms.
Aku suka sama kamu, tapi aku malu untuk ketemu ma kamu. Isi smsnya.
Kenapa mesti malu ma gue, gue ga ngegigit ko. Balas gue.
Mau dong digigit. Dia ngebalas dengan nada bercanda.
Kalau emang kamu suka ma gue, mesti ketemu dulu. Gue ga mau beli kucing dalam
karung. Ga ada yang jelas.

Gue dan Wanda janjian untuk ketemuan malam jumat, kayak mau ngepet aja ketemuan di
malam jumat, tepatnya di lapangan depan rumah jabatan bupati.
Karena gue ga mau terjadi apa-apa gue ajakin teman gue untuk ikut. Sampai di TKP
gue ga ngeliat ada cewek yang berkeliaran di sekitaran lapangan. Yang ada hanya
gerombolan Satpol PP yang asyik diskusi sambil ngisap rokok sebatang ramai-ramai.

Gue ga ngeliat orang yang gue cari, gue putusin untuk nelfon dia. 2 kali gue telfon
dia cuman respon lewat sms.
Aku uda ada di lapangan. Isi smsnya.
Di sebelah mana. Gue juga uda ada di sekitar lapangan.
Aku di dekat pohon yang di dekat lapangan tenis. Dia ngebalas sms gue.

Gue ngga ngebalas smsnya. Irwan teman gue langsung tancep gas motornya menuju ke
arah lapangan tenis yang persis berada di sebelah lapangan voli. Sampai disana gue
cuman liat orang yang duduk di atas motor. Jarak kami dan dia cuman sekitar 10
langkah. Gue masih bingung sampai sekarang cewek yang gue cari ngga muncul-muncul.
Tak lama kemudian sosok orang yang berada di atas motor yang berada di depan gue
dan Irwan menghampiri.
Rama ya?. Sosok tersebut langsung menyodorkan pertanyaan.
Bukan, tapi dia. Irwan menunjukkan jarinya ke arahku.
Gue kaget setengah mampus ternyata sosok tersebut makhluk jadi-jadian. Manusia
setengah Pria dan setengah wanita alias BENCONG.
Ia, gue Rama. Gue mengiyakan tuduhan Irwan.
Dengan celana jeans super ketat yang dia kenakan, serta baju kaos oblong putih dan
berkerah segitiga ala Olga Syahputra yang melorot hingga dadanya kelihatan. Mukanya
yang sangar yang berusaha dia imut-imutin tapi malahan jadi mirip tukang parkir di
pasar yang biasa gue liat. Gue lihat juga kulitnya yang hitam pasti keseringan maen
layangan jadi bisa seperti itu, berbanding terbalik dengan wajahnya yang putih
mengkilat kayak udah dicat pake Avitex. Atau mungkin dia pake tepung terigu yang
dia padu pake air santan supaya bisa kelihatan putih. Tapi itu semua malah bikin
gue mau muntah darah ngeliatnya.

Dia sodorkan tangannya ke arah gue, Rama kan?. Bibir tak beraturannya kembali
bergerak diikuti oleh sebuah pertanyaan.
Ia. Sambil salaman gue mengiyakan lagi pertanyaannya.
Sejurus kemudian dia memperkenalkan diri Aku Wanda.
Pranggg, ubun-ubun gue mau pecah setelah mendengar pengakuannya kalau bencong
bermuka tukang parkir ini bernama Wanda.
Mati gue, selama ini gue smsan ma bencong. Gue menyumpahi diri gue dalam hati.
Sementara itu Irwan hanya bisa cengengesan nahan ketawa.
Thanks ya udah mau datang kesini. Kata si bencong, mukanya sambil dia imut-imutin
mirip Annisa cherrybelle. Sumpah gue mau kencing di celana liat senyum yang gue
rasa lebih mirip pocong lagi boker. Mending gue ketemu pocong skalian dari pada
bencong bertampang mesum ini.
Sama-sama. Jawab gue dengan nada shock. Jadi loe itu bukan cewek ya?. Gue
menyerbunya dengan pertanyaan yang ga gue fikir sebelumnya.
Fisik aku emang kayak cowok, tapi hati aku cewek tulen ko. Pertanyaan gue dia
jawab dengan jawaban yang bisa bikin gendang telinga gue berdarah-darah.
Irwan terus menahan tawa sambil menutupi mulutnya dengan tangannya. Gue cubitin
pinggangnya, semoga Irwan ngerti kalau itu kode untuk segera cabut.
Gue menyumpahi diri gue sendiri Mati gue, mati gue.
Gue terus nyubitin Irwan. Dia bereaksi. Kayaknya dia ngerti signal yang gue kasih
ke dia.
Ram, ayo balik, nanti bokap gue nyariin motornya. Irwan mengajak untuk pergi dari
hadapan bencong bertampang Annisa cherrybelle tapi versi bencongnya.
Ayo. Gue langsung mengiyakan.
Kita balik duluan ya. Gue pamitan sama makhluk aneh itu.
Oh, ia. Dia ngebalas pesan pamit gue dengan senyum termanisnya yang bisa bikin
gue gegar otak ngeliatnya.

Di jalan Irwan hanya bisa tertawa terbahak-bahak setelah menjadi saksi mata
peristiwa terpahit selama hidup gue. Terus gue menyumpahi Irwan agar kejadian
memalukan tersebut jangan sampai bocor keteman-teman lain. Irwan mengiyakan sambil
tertawa tanpa henti.

Sampai di rumah, si bencong kampret itu kirim sms ke Hp gue.


Aku senang banget dech bisa ketemu kamu tadi. Isi smsnya yang buat gue bisa masuk
UGD.
seandainya aku berjodoh dengan wulan, Amiin Gue ngga ngebalas smsnya. Karena takut
digangguin dia terus, akhirnya sim card gue patahin dan gue ganti yang baru.
Akhirnya gue terbebas dari jerat bencong bermuka mesum.
Dan gue baru sadar juga kalau nama Wanda itu ternyata singkatan dari Wanita tanpa
Dada (WANDA). Emang bener dia seorang wanita tak berdada.

Gue nyesel banget. Gue pending nembak Dinda hanya untuk seonggok makhluk bernama
Wanda.
Besoknya gue mandi kembang tujuh rupa buat ngilangin kutukan si bencong berwajah
tukang parkir.

Cerpen Karangan: Rahmat Suardi


Facebook: Rahmat Suardi
Nama Pena : RS
Alamat : Makassar
Selain membahagiakan keluarga, Menulis adalah tujuan hidupku

Cerpen Naksir Cewek Ditaksir Bencong merupakan cerita pendek karangan Rahmat
Suardi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen
cerpen terbaru buatannya.

Anda mungkin juga menyukai