Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEMBINAAN DESA SIAGA


BULAN NOPEMBER 2016

I. Latar Belakang
Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah
pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, Pustu, Puskesmas, atau
sarana kesehatan lainnya yang ada di wilayah tersebut. Memiliki Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan upaya surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan
anak, gizi, lingkungan dan perilaku), penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan serta penyehatan
lingkungan dan masyarakatnya dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Desa/ Kelurahan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuningan Tahun 2016 sudah tercatat sebagai Desa/
Kelurahan Siaga Aktif. Berdasarkan hasil Assesmen menggunakan Format Pemantauan / Evaluasi Desa Siaga
Aktif dari 8 Desa/ Kelurahan Siaga Aktif, sebagian besar yaitu sebanyak 5 Desa/ Kelurahan termasuk kategori
Purnama dan sebanyak 3 Kelurahan termasuk kategori Madya. Namun demikian dalam kondisi riil dilapangan
Desa Siaga seolah-olah pasif karena secara dokumen/ arsip belum lengkap atau tidak ada data di tingkat Desa/
Kelurahan, belum maksimalnya dukungan pemerintahan desa terhadap kegiatan Desa Siaga, terutama dalam hal
penganggaran, selain itu kegiatan-kegiatan di desa yang berhubungan dengan kesehatan belum semuanya tercatat
pada dokumen desa siaga. Hal ini dimungkinkan dengan keaktifan kader dalam mencatat kegiatan Desa Siaga
kurang optimal.
Mengingat pentingnya Program Desa Siaga Aktif, sehingga perlu adanya pembinaan dan penguatan
kelembagaan desa siaga yang berkelanjutan. Selain itu perlu adanya kegiatan pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) di Desa Siaga Aktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kader
dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayahnya, serta didukung dengan pencatatan
dan pelaporan sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan Desa Siaga Aktif, sehingga permasalahan kesehatan
di desa dapat dideteksi secara dini dan ditangani dengan cepat.

II. Dasar Hukum


- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Kesehatan
- Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
- Permenkes RI Nomor 585 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
- Kepmenkes RI No. 1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

III. Tujuan
Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan Desa Siaga Aktif agar terwujudnya
masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatan meningkat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kuningan Tahun 2016

IV. Sasaran
- Bidan Desa
- Pengurus Desa Siaga
- Perangkat Desa
- Toma
- Kader

V. Pelaksana : Petugas Promkes

VI. Waktu dan Tempat :


No Desa/ Kelurahan Tanggal Jam
1 Cijoho 09 Nopember 2016 08.00 s/d 10.00 WIB
2 Padarek 09 Nopember 2016 10.30 WIB s/d selesai
3 Cigintung 14 Nopember 2016 08.00 s/d 10.00 WIB
4 Kedungarum 14 Nopember 2016 10.30 WIB s/d selesai
5 Ancaran 21 Nopember 2016 08.00 s/d 10.00 WIB
6 Kasturi 21 Nopember 2016 10.30 WIB s/d selesai
7 Ciporang 22 Nopember 2016 08.00 s/d 10.00 WIB
8 Cirendang 22 Nopember 2016 10.30 WIB s/d selesai

1
VII.Rincian kegiatan
a. Tahap Persiapan :
Sosialisasi terkait dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengumpulkan data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
2. Melakukan telaah seluruh informasi/ data yang diperoleh dari wawancara mendalam
3. Pengolahan data menggunakan analisis distibusi frekuensi
4. Interpretasi data

c. Tahap Tindak Lanjut


Pemantauan bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan,
apakah hasil kegiatan sudah sesuai dengan target yang diharapkan dan mengidentifikasi masalah dan hambatan
yang dihadapi, serta menentukan alternatif pemecahan masalah. Penilaian dilakukan secara menyeluruh
terhadap aspek masukan, proses, keluaran atau output termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan. Tujuan
penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kegiatan Desa Siaga Aktif dalam
penyelenggaraannya, sehingga dapat dilakukan pembinaan.

VIII. Indikator Keberhasilan


Percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali,
mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatan
meningkat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuningan Tahun 2016

IX. Biaya : BOK

Mengetahui, Kuningan, Nopember 2016


Kepala UPTD Puskesmas Kuningan Petugas Promkes

Ida Farida, SKM


dr. Hj.Wahyu Fitrina Handayani NIP. 19670515 1989303 2 007
NIP. 19761004 200604 2 013

2
MATERI : DESA SIAGA AKTIF
Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah
pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, Pustu, Puskesmas, atau
sarana kesehatan lainnya yang ada di wilayah tersebut. Memiliki Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan upaya surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan
anak, gizi, lingkungan dan perilaku), penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan serta penyehatan
lingkungan dan masyarakatnya dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
A. Kriteria Desa/Kelurahan Siaga Aktif
1. Forum Desa / kelurahan
2. KPM / Kader Kesehatan
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
5. Dukungan dana keg kes di desa : pemerintah desa, masyarakat dan dunia usaha
6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7. Peraturan kepala desa atau peraturan bupati/walikota
8. Pembinaan PHBS Rumah Tangga

B. Pentahapan Desa / Kelurahan Siaga Aktif :


- Desa Siaga Aktif Pratama
- Desa Siaga Aktif Madya
- Desa Siaga Aktif Purnama
- Desa Siaga Aktif Mandiri
Pentahapan perkembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

No Kriteria Pratama Madya Purnama Mandiri


1 Forum Desa/kel Ada blm jalan Jalan blm rutin Jalan rutin Jalan tiap bulan
tri bln tri bulan
2 Kader Pemberdayaan Ada min 2 org Ada 3-5 org Ada 6-8 org Ada > 9 org
Masyarakat (KPM)
3 Mudah Akses Yankesdas Ya Ya Ya Ya
4 Posyandu dan UKBM Posyandu, Posyandu, 2 Posyandu, 3 Posyandu, >/= 4
lain UKBM lain blm UKBM lain UKBM lain UKBM lain
5 Dukungan Dana Dana pemdes Dana pemdes Dana pemdes Dana pemdes
lainnya belum dan 1 sumber dan 2 sumber dan >/= 3
lain lain sumber lain
6 PSM dan Ormas Ada PSM, blm Ada PSM, blm Ada PSM, Ada PSM
ormas ormas 2 ormas >2 ormas
7 Per. Kepdes atau Belum ada Ada, blm Ada, sudah Ada, sudah
Bupati/Walikota realisasi realisasi realisasi
8 Pembinaan PHBS RT Pembinaan Pembinaan min Pembinaan min Pembinaan min
< 20% RT 20 % RT 40 % 70 %

A. Langkah Langkah Pelaksanaan Pembinaan Desa Siaga Aktif


Dilaksanakan melalui pendekatan edukatif yaitu dengan memfasilitasi masyarakat (individu, keluarga,
kelompok masyarakat) untuk menjalani proses pembelajaran pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya
secara terorganisasi (pengorganisasian masyarakat)
1. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kewenangan bidan, bila tidak dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas
Pembantu atau Puskesmas.
2. Kader dan toma melakukan surveilance (pengamatan sederhana) berbasis masyarakat tentang kesehatan ibu
anak, gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku.
3. Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah kesehatan desa termasuk tindak lanjut penemuan
pengamatan sederhana untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat dan menyepakati upaya pencegahan
dan peningkatan.

3
4. Alih pengetahuan dan keterampilan melalui pertemuan dan kegiatan yang dilakukan oleh jejaring penyebaran
informasi kesehatan di desa (Jejaring Promosi Kesehatan), pelaksanaan kelas ibu, kelas remaja, pertemuan
dalam rangka swa-medikasi, dsb.
5. UKBM misalnya pelaksanaan Posyandu, Posbindu, Warung Obat, Upaya Kesehatan Kerja, UKBM Maternal
(tabulin, calon donor darah, dsb.), dana sehat serta UKBM lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
6. Gerakan masyarakat dalam kesigaan bencana dan kegawatdaruratan, Kesehatan Lingkungan, PHBS dan
Keluarga Sadar Gizi.

B. Pemantauan dan evaluasi


Keberhasilan pengembangan Desa siaga dapat dilihat dari empat (4) indikatornya yaitu Indikator Input,
Proses, Output dan Outcome.
1. Indikator Input
a. Jumlah kader desa siaga.
b. Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
c. Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
d. Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
e. Tersedianya dana operasional desa siaga.
f. Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
g. Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai dalam warna yang sesuai.
h. Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang, jumlah penderita TB,
malaria dan lain-lain).
2. Indikator proses
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).
b. Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
c. Berfungsi/tidaknya poskesdes.
d. Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
e. Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
g. Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
3. Indikator Output
a. Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
b. Jumlah kunjungan neonates (KN2).
c. Jumlah BBLR yang dirujuk.
d. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
e. Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
f. Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
g. Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
h. Jumlah keluarga yang punya jamban.
i. Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
j. Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
k. Adanya data kesehatan lingkungan.
l. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
m. Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4. Indikator outcome
a. Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
b. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
c. Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.

C. Pencatatan dan pelaporan


1. Melakukan pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan Poskesdes bersama Bidan
2. Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll)
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat
(surveilance ber-basis masyarakat).
4. Pemecahan masalah bersama masyarakat

4
Berikut adalah beberapa upaya dalam Desa Siaga Aktif
1. Bentuk kegiatan gotong royong antara lain :
- Gerakan kebersamaan perbaikan lingkungan.
- Pembangunan air bersih
- Jumat bersih, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau Gerakan 3 M
- Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
- Penggunaan jamban untuk setiap rumah, Perbaikan rumah sehat, dll
- Gerakan dukung kelompok rentan (bumil resti - ibu hamil resiko tinggi, balita resti,dll)
- Ambulan desa.
- Penggalangan donor darah.
- Pemanfaatan masyarakat pada upaya kesehatan yg ada (persalinan ditolong tenaga kesehatan di Poskesdes,
datang ke Posyandu, dll)
- Penggalakan TOGA
- Pengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kesehatan
- Pengendalian bencana dan faktor resikonya. Dan lain-lain sesuai spesifik daerah
Indikator keberhasilan kegiatan gotong royong dapat dilihat dari :
- Ada kegiatan dari, oleh, untuk masyarakat.
- Ada kesinambungan kegiatan.
- Ada peningkatan kegiatan gotong royong masyarakat.

2. Bentuk upaya kesehatan antara lain :


- Penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat desa
- Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita.
- Pemantauan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila, dll)
- Upaya Kesehatan Mesjid (UKM) atau tempat ibadah.
- Pemantauan Jentik, abatisasi, kaporisasi sumur.
- Deteksi dini kasus dan faktor resiko (maternal maupun balita)
- Pemberian obat: Imunisasi Polio, Fe, Vit A, Oralit,
- Pemberian Makanan Tambahan pada posyandu,
- Penyuluhan dan Pemulihan.
- Dukungan penyembuhan, perawatan (seperti: Pemantau Minum Obat (PMO) Kasus TB, dukungan psikis
penderita TB). Dan lain-lain.
Indikator keberhasilan upaya kesehatan dapat dilihat dari :
- Ada kegiatan UKBM
- Kader aktif dan mampu melaksanakan upaya kesehatan dengan baik.
- Kegiatan UKBM berjalan rutin / berkesinambungan
- Peningkatan rujukan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang ada (hasil deteksi dini, persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di Poskesdes).
- Peningkatan cakupan UKBM.

3. Bentuk upaya pembiayaan kesehatan antara lain :


- Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
- Arisan jamban
- Dana sehat
- Dana posyandu (PMT - Pemberian Makanan Tambahan, kegiatan untuk posyandu)
- Jimpitan, dana sosial dasa wisma
- Dana peduli kesehatan (sumbangan, iuran yasinan/jumatan)
- Alokasi dana Pembangunan Desa (APD) dengan menyusun proposal dari masyarakat.
Indikator keberhasilan upaya pembiayaan kesehatan dapat dilihat dari :
- Dana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi dalam pembiayaan kesehatan meningkat
- Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai kebutuhan kesehatan
5
- Pengelolaan dan pemanfaatan tertib, mudah, lancar dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai