MATERI
menerapkan konsep perhitungan dari metode Closed form Solution. Dimana konsep
perhitungannya merubah bentuk persamaan non linier dalam bidang fotogrametri untuk
memperoleh parameter pendekatan yang sesuai dan sedekat mungkin terhadap nilai
parameter sebenarnya dengan nilai residu sekecil mungkin (Shih dan Faig, 1987).
dan biasa digunakan, sehingga dengan menggunakan model persamaan tersebut dapat
ditentukan enam parameter secara tepat. Akan tetapi, pendekatan ini memerlukan
proses linierisasi, yang berdasarkan pada proses penentuan nilai yang benar dari nilai
Didalam Closed form Solution, terdapat beberapa solusi untuk model persamaan
foto, yang dikembangkan 50 tahun yang lalu dan dikenal dengan metode Church
menurunkan satu set parameter yang diketahui parameter posisi yang dicakup. Akan
dan diasumsikan bahwa : bidang objek mendekati sejajar dengan bidang foto yang
membentuk model piramid, sehingga diperoleh nilai sudut yang sama antara sudut
cosinus.
Berbeda dengan 3 parameter dan 6 parameter reseksi, terdapat 11 parameter
reseksi yang dikembangkan oleh (Azis dan Karara, 1971). Model ini dikenal dengan
DLT (Direct Linier Transformation) yang mencakup 11 parameter aljabar dan tidak
membutuhkan kalibrasi kamera serta nilai pendekatan awal. Prinsip yang mendasar
adalah perbandingan antara koordinat foto dan koordinat objek secara langsung yang
distorsi lensa (Aziz dan Karara, 1971). (Hadem, 1981) dan (Okamoto, 1981)
menunjukkan bahwa 11 parameter DLT adalah setara dengan 6 parameter orientasi luar
bahwa untuk mendapatkan 6 parameter orientasi luar yang terdiri dari posisi kamera
dan parameter rotasi, dilakukan dengan menentukan posisi yang disebut dengan metode
The Location Determination Problem (LDP) pada satu foto. Dimana penentuan posisi
akan diselesaikan dengan solusi perkalian dari jumlah n titik, yang dikenal dengan
permasalahan PnP yaitu jumlah titik yang saling berhubungan antara bidang objek dan
bidang foto menjadi (3,4,5) atau masalah P3P, P4P, dan P4P. Hal ini dikarenakan jika
n < 3 maka solusi unik untuk permasalahan posisi tidak akan terpecahkan dan jika n
3 maka akan diperoleh solusi unik secara linier (Fischer dan Bolles, 1981).
Inti dari masalah penentuan lokasi pada analisa foto adalah untuk menstabilkan
hubungan antara perwakilan dua parameter yang diberikan oleh lokasi tertentu. Untuk
menentukan lokasi bidang dari foto diperoleh dengan menentukan satu set titik kontrol
objek yang muncul pada foto atau disebut dengan masalah penentuan parameter
orientasi luar dari kamera. Dengan adanya lokasi spasial yang relatif dari titik kontrol
dan adanya nilai untuk setiap pasang sudut titik kontrol dari tambahan titik yang
disebut titik tengah kamera (Center of perspective atau CP), ditemukan panjang dari
kaki (leg) yang digabung oleh CP ke titik kontrol yang lain. Proses ini dinamakan
(Zeng dan Wang, 1992) melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang
telah dijelaskan dan diuji oleh (Fischler dan Bolles, 1981). Metode itu dikenal dengan
untuk analisa foto dan memperoleh posisi koordinat objek dengan menggunakan
prinsip perkalian murni (Fischler dan Bolles, 1981; dan Zeng dan Wang, 1992).
Metode yang dikembangkan oleh (Zeng dan Wang, 1992) mencakup tiga tahapan inti
yaitu :
kamera (XL,YL,ZL).
2. Penyelesaian untuk memperoleh parameter rotasi omega (), phi (), dan
kappa ().