Anda di halaman 1dari 20

APEDIKSITIS

A. SEKENARIO:

Seorang perempuan usia 17 tahun mengeluhan nyeri perut kanan bawah, hal ini sudah

dirasakan 2 hari terakhir. Pada awalnya nyeri dirasakan disekitar pusat kemudian pindah ke

kanan bawah dan nyeri semakin menghebat. Untuk meredakan nyeri tersebut pasien

berbaring atau badanya sedikit dibungkukkan. Pasien juga mengeluhkan demam, mual-

muntah (+), nafsu makan menurun, BAB beberapa hari ini tidak lancar, BAK dalam batas

normal.

B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Kepala Keluarga : Tn. W (43 tahun)

Anggota Keluarga :

Ny. S (37 tahun) Ibu

An. V (17 tahun) Anak (Penderita Apendisitis)

An. B (10 tahun) Anak


C. FAKTOR INTERNAL

GENETIK

Diagram 1. Genogram Keluarga anak V

Tn W Ny S

An. v An. b

Keterangan :
Ny S : Ibu Penderita
Tn w : Suami Penderita
An. V : penderita Anak perempuan dari Ny S

An. B : Anak laki-laki dari Ny S


KEBIASAAN DAN PERILAKU PASIEN

1. Pasien sering mengkomsumsi makanan- makanan pedas.

2. Pasien tidak suka makan sayur dan buah- buahan.

3. Pasien sering telat makan

4. Pasien juga berperawakan gemuk dan jarang berolah raga

5. Pengetahuan yang kurang tentang makanan sehat dan bergizi

6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita penderita.

D. FAKTOR EKSTERNAL:

KONDISI LINGKUNGAN RUMAH

1. Faktor Kepadatan : Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 17x120,75 m


bersama 4 anggota keluarga. Rumah yang berdempetan dengan rumah tetangganya
dan menghadap ke Selatan. Terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama terdiri dari dua
kamar tidur, didepan kedua kamar ada ruang tamu, dibagian belakang terdapat
halaman belakang yang bersebelahan yang berfungsi sebagai tempat cuci baju, ada
satu kamar mandi yang didalamnya terdapat wc. Di depan rumah terdapat banyak
pohon cabe yang biasanya di petik pasien buat sambel sehari- hari.
2. Faktor Ventilasi : Jika dilihat dari segi ventilasi rumah penderita ventilasinya kurang
3. Faktor Dinding dan lantai : Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah
tersusun dari genteng. Masing-masing kamar memiliki dipan untuk meletakan kasur.
Dinding rumah terbuat dari batu bata.
4. Faktor Pencahayaan : lantai satu hanya memiliki satu jendela kaca yang tertutup
dengan korden dan jarang di buka sehingga cahaya matahari susah masuk
5. Faktor Sumber Air Bersih : . Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga
ini menggunakan air PDAM.
SOSIAL

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga. Partisipasi mereka dalam masyarakat

cukup baik.

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

Rumah pasien jauh dengan puskesmas. Pasien belum pernah berobat ke puskesmas

E. FIVE LEVEL OF PREVENTION

1. Pencegahan Primer

Health Promotion & Disease Prevention :

Pencegahan sebelum individu sakit atau masih dalam kondisi fisiologis atau sehat.

a. Edukasi pasien mengenai penyakit dan factor risikonya

b. Selalu makan makanan yang tinggi serat dan tidak pedas

c. Sarankan jangan telat makan.

General & Spesific Protection

a. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara olah raga yang teratur, istirahat yang
cukup dan makan makanan yang bergizi.buah- buahan , dll
b. Menkonsumsi makan yang tinggi serat seperti sayur- syuran.

2. Pencegahan Sekunder

Pada tahap ini individu sudah masuk ke fase sakit

Early Diagnosis and Promt Treatment

a. Mendeteksi dini penyakit dan berupaya untuk menghentikan penyakit.

Segera ke dokter jika individu mengeluhkan nyeri perut kanan bawah untuk

mendapat pengobatan yang tepat.


b. Dapat dilakuakan pemeriksaan penekanan pada titik mac burney dan jika

pemeriksaan ini positif berarti pasien menderita appendicitis akut

Dissability Limitation

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan lebih lanjut, fisik,

sosial, maupun mental dengan terapi jangka panjang dengan berupa:

a. Antibiotik

b. Analgetik

c. Antasida

d. Operasi jika sudah ada indikasi

3. Pencegahan Tertier

a. Rehabilitasi sosial

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya

sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi.

b. Rehabilitation

Mengobati jika terdapat keluhan lebih lanjut.


KOLEDOKOLITIASIS

A. SEKENARIO :

Ny H, wanita berusia 42 tahun, berbadan gemuk mengunjungi dokter keluarga dengan

keluhan mata yang berwarna kekuningan. Gejala ini disertai dengan warna air seni yang

berwarna lebih kuning dari biasanya. Empat bulan sebelumnya Nyonya H sering merasa

nyeri di perut kanan atas, kadang-kadang disertai nyeri di ujung bawah belikat kanan

disertai dengan nausea, dan meteorismus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sclera ikterik

dan tanda Murphy positif. Hasil pemeriksaan USG memperlihatkan adanya batu pada

saluran empedu. Dokter menyimpulkan Ny. H menderita obstruktif jaundice karena

koledokolitiasis

B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Anggota Keluarga :

Kepala Keluarga : Tn. W (50 tahun)

Ny. H : (42 tahun) Ibu (Penderita Koledokolitiasis)

An. V : (17 tahun) Anak

An. B : (10 tahun) Anak


C. FAKTOR INTERNAL

GENETIK

Diagram 1. Genogram Keluarga Ny. H

Tn W Ny H

An. V An. B

Keterangan :
Ny H : Ibu Penderita
Tn W : Suami Penderita
An. V : penderita Anak perempuan dari Ny H

An. B : Anak laki-laki dari Ny H


KEBIASAAN DAN PERILAKU PASIEN

1. Pasien sering mengkomsumsi makanan yang tinggi lemak

2. Pasien tidak suka makan sayur dan buah- buahan.

3. Pasien sering makan, kadang dalam 1 hari paien makan sampai 4 kali atau lebih

4. Pasien juga berperawakan gemuk dan jarang berolah raga

5. Pengetahuan yang kurang tentang makanan sehat dan bergizi

6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita penderita.

D. FAKTOR EKSTERNAL:

KONDISI LINGKUNGAN RUMAH

1. Faktor Kepadatan : Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 20 x120,75


m bersama 4 anggota keluarga. Rumah yang berdempetan dengan rumah
tetangganya dan menghadap ke timur . Terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama
terdiri dari dua kamar tidur, didepan kedua kamar ada ruang tamu, dibagian
belakang terdapat halaman belakang yang bersebelahan yang berfungsi sebagai
tempat cuci baju, ada satu kamar mandi yang di dalamnya terdapat wc duduk.
Di depan rumahnya pasien banyak pedagang kaki lima.
2. Faktor Ventilasi : Jika dilihat dari segi ventilasi rumah penderita ventilasinya
cukup
3. Faktor Dinding dan lantai : Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah
tersusun dari genteng. Masing-masing kamar memiliki dipan untuk meletakan
kasur. Dinding rumah terbuat dari batu bata.
4. Faktor Pencahayaan : lantai satu hanya memiliki satu jendela kaca yang tertutup
dengan korden dan jarang di buka sehingga cahaya matahari susah masuk
5. Faktor Sumber Air Bersih : Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya
keluarga ini menggunakan air PDAM.
SOSIAL

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga. Partisipasi mereka dalam masyarakat

cukup baik.

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

Rumah pasien jauh dengan puskesmas. Pasien belum pernah berobat ke puskesmas

E. FIVE LEVEL OF PREVENTION

1. Pencegahan Primer

Health Promotion & Disease Prevention :

Pencegahan sebelum individu sakit atau masih dalam kondisi fisiologis atau sehat.

a. Edukasi pasien mengenai penyakit dan factor risikonya

b. Sarankan untuk tidak makan makanan pedas

c. Menkomsumsi makanan yang tinggi serat dan tidak tinggi lemak

General & Spesific Protection

a. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara olah raga yang teratur, istirahat
yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
b. Turunkan berat badan dengan cara olahraga untuk mencegah terjadinya
penumpukan lemak

2. Pencegahan Sekunder

Pada tahap ini individu sudah masuk ke fase sakit

Early Diagnosis and Promt Treatment

a. Mendeteksi dini penyakit dan berupaya untuk menghentikan penyakit.

b. Segera ke dokter jika individu mengeluhkan nyeri perut kanan atas untuk

mendapatkan terapi yang tepat dari dokter


c. Dapat dilakuakan pemeriksaan fisik berupa tes murpy sign, jika tes ini

positive berarti menandakan koledokolitiasis positive

d. Dapat dilakukan USG untuk lebih memastikan diagnosis

e. Dilakukan pengobatan yang tepat dan sesuai.

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan lebih

lanjut, fisik, sosial, maupun mental.

Dissability Limitation

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan lebih lanjut, fisik,

sosial, maupun mental dengan terapi jangka panjang dengan berupa:

1. Antibiotik

2. Analgetik

3. Antasida

4. simvastatin

5. Operasi jika ada indikasi

3. Pencegahan Tertier

a. Rehabilitasi sosial

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya

sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi.

b. Rehabilitasi Fisik

Melakukan pengobatan lebih lanjut jika ada keluahan


HEMOROID

B. SEKENARIO :

Ny. H 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluahan saat BAB keluar darah. Darah

keluar warna merah segar, tidak nyeri dan lendir (+). Saat BAB disamping keluar darah

disertai munculnya benjolan dengan konsistensi padat lunak dan dapat masuk sendiri

tanpa di dorong. keluahan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sehari- hari pasien

bekerja dominan duduk sebagai tukang jahit.

B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Anggota Keluarga :

Kepala Keluarga : Tn. W (40 tahun)

Ny. H : (30 tahun) Ibu (Penderita Hemoroid)

An. V : (17 tahun) Anak

An. B : (10 tahun) Anak


C. FAKTOR INTERNAL

GENETIK

Diagram 1. Genogram Keluarga Ny. H

Tn W Ny H

An. V An. B

Keterangan :
Ny H : Ibu Penderita
Tn W : Suami Penderita
An. V : penderita Anak perempuan dari Ny H

An. B : Anak laki-laki dari Ny H


KEBIASAAN DAN PERILAKU PASIEN

1. Pasien jarang makan sayur

2. Pasien lebih suka makan pedas

3. Pasien lebih sering beraktivitas duduk karena sehari- hari pasien sebagai tukang jahit.

4. Pasien sering menggunakan wc duduk dari pada wc jongkok

5. Pengetahuan yang kurang tentang makanan sehat dan bergizi

6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita penderita.

D. FAKTOR EKSTERNAL:

KONDISI LINGKUNGAN RUMAH

1. Faktor Kepadatan : Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 19 x120,75


m bersama 4 anggota keluarga. Rumah yang berdempetan dengan rumah
tetangganya dan menghadap ke barat . Terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama terdiri
dari dua kamar tidur, didepan kedua kamar ada ruang tamu, dibagian belakang
terdapat halaman belakang yang bersebelahan yang berfungsi sebagai tempat
cuci baju, ada satu kamar mandi yang didalamnya terdapat wc duduk. Di depan
rumah pasien membuka tempat jahit pakaian.
2. Faktor Ventilasi : Jika dilihat dari segi ventilasi rumah penderita ventilasinya
cukup
3. Faktor Dinding dan lantai : Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah
tersusun dari genteng. Masing-masing kamar memiliki dipan untuk meletakan
kasur. Dinding rumah terbuat dari batu bata.
4. Faktor Pencahayaan : lantai satu hanya memiliki satu jendela kaca yang tertutup
dengan korden dan jarang di buka sehingga cahaya matahari susah masuk
5. Faktor Sumber Air Bersih : Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya
keluarga ini menggunakan air PDAM.
SOSIAL

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga. Partisipasi mereka dalam masyarakat

cukup baik.

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

Rumah pasien jauh dengan puskesmas. Pasien belum pernah berobat ke puskesmas

E. FIVE LEVEL OF PREVENTION

1. Pencegahan Primer

Health Promotion & Disease Prevention :

Pencegahan sebelum individu sakit atau masih dalam kondisi fisiologis atau

sehat.

a. Edukasi pasien mengenai penyakit dan faktor risikonya

b. Sarankan untuk jangan duduk terlalu lama

c. Selalu makan makanan yang tinggi serat dan tidak tinggi lemak

d. Sarankan untuk menggunakan WC jongkok dari pada wc duduk.

General & Spesific Protection

a. Menggunakan wc jongkok
b. Menkomsumsi makanan yang banyak mengandung serat untuk
melancarkan pencernaan.

2. Pencegahan Sekunder

Pada tahap ini individu sudah masuk ke fase sakit

Early Diagnosis and Promt Treatment

a. Segera ke dokter jika pasien mengeluhkan keluar darah dan nyeri saat

BAB untuk mendapatkan pengobatan dengan tepat


b. Dapat dilakuakan pemeriksaan fisik berupa Rectal Toucer , untuk

mengevalwasi grade hemoroid

c. Dilakukan pengobatan yang tepat dan sesuai.

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan

lebih lanjut, fisik, sosial, maupun mental.

Dissability Limitation

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan lebih lanjut, fisik,

sosial, maupun mental dengan terapi jangka panjang dengan berupa:

1. Rendap duduk

2. Analgetik bila perlu

3. Operasi bila ada indikasi

3. Pencegahan Tertier

c. Rehabilitasi sosial

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya

sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi.

d. Rehabilitasi Fisik

Melakukan pengobatan lebih lanjut jika ada keluahan


TETANUS

C. SEKENARIO :

Tn W 40 tahun mengalami kejang-kejang sudah 3 hari yang lalu dan kejang ini kumat-

kumatan bila ada suara berisik. Pasien juga mengatakan 3 minggu yang lalu kakinya tertusuk

paku dan diobati dengan ramuan kampung untuk menghentikan perdarahan dan

penyembuhan luka, setelah beberapa hari ia kemudian kejang-kejang, sulit bernapas

bahkan sulit makan oleh karena mulutnya kaku, perut keras seperti papan. Saat kaku dan

kejang kondisi pasien masih sadar.

B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Anggota Keluarga :

Kepala Keluarga : Tn. W 40 tahun ( Penderita Tetanus)

Ny. H : (30 tahun) Ibu

An. V : (26 tahun) Anak


C. FAKTOR INTERNAL

GENETIK

Diagram 1. Genogram Keluarga Ny. H

Tn W Ny H

An. v

Keterangan :
Ny H : Ibu Penderita
Tn w : Suami Penderita
An. V : penderita Anak perempuan dari Ny H
KEBIASAAN DAN PERILAKU PASIEN

1. Pasien bekerja sebagai buruh bangunan dan sebagai petani

2. Pasien saat berkerja jarang memakai alas kaki

3. Pengetahuan yang kurang tentang alat pelindung diri saat bekerja

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita pasien.

D. FAKTOR EKSTERNAL:

KONDISI LINGKUNGAN RUMAH

1. Faktor Kepadatan : Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 19


x120,75 m bersama 3 anggota keluarga. Rumah yang berdempetan dengan
rumah tetangganya dan menghadap ke barat . Terdiri dari 2 lantai. Lantai
pertama terdiri dari 1 kamar tidur, didepan kedua kamar ada ruang tamu,
dibagian belakang terdapat halaman belakang yang bersebelahan yang
berfungsi sebagai tempat cuci baju, ada satu kamar mandi yang didalamnya
terdapat wc.
2. Faktor Ventilasi : Jika dilihat dari segi ventilasi rumah penderita ventilasinya
cukup
3. Faktor Dinding dan lantai : Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah
tersusun dari genteng. Masing-masing kamar memiliki dipan untuk
meletakan kasur. Dinding rumah terbuat dari batu bata.
4. Faktor Pencahayaan : lantai satu hanya memiliki satu jendela kaca yang
tertutup dengan korden dan jarang di buka sehingga cahaya matahari susah
masuk
5. Faktor Sumber Air Bersih : Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya
keluarga ini menggunakan air PDAM.

SOSIAL

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga. Partisipasi mereka dalam masyarakat

cukup baik.
SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

Rumah pasien jauh dengan puskesmas. Pasien belum pernah berobat ke puskesmas

E. FIVE LEVEL OF PREVENTION

1. Pencegahan Primer

Health Promotion & Disease Prevention :

Pencegahan sebelum individu sakit atau masih dalam kondisi fisiologis atau sehat.

a. Edukasi pasien mengenai penyakit dan factor risikonya.

b. Sarankan untuk menggunakan sepatu saat bekerja.

General & Spesific Protection

a. Menggunakan sepatu saat bekerja


b. Jika terjadi luka segera ke puskesmas untuk mendapat perwaran dengan
tepat.

2. Pencegahan Sekunder

Pada tahap ini individu sudah masuk ke fase sakit

Early Diagnosis and Promt Treatment

a. Segera ke dokter jika pasien mengeluhkan kejang, kaku mulut dan lain- lain

untuk mendapatkan pengobatan yang tepat

b. Dapat dilakuakan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap

untuk mengetahui tingkat infeksinya sehingga mendapatkan pengobatan yang

tepat.

c. Dilakukan eksisi luka supaya kuman clostridium tetani mati


Dissability Limitation

Dilakukan saat penderita sakit/sakit berat untuk mencegah kecacatan lebih lanjut, fisik,

sosial, maupun mental dengan terapi jangka panjang dengan berupa:

1. Pemberian ATS

2. Analgetik bila perlu

3. Pemberian Antibiotik

4. Pemberian Diasepam

3. Pencegahan Tertier

a. Rehabilitasi sosial

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya

sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi.

b. Rehabilitasi Fisik

Melakukan pengobatan lebih lanjut jika ada keluahan

Anda mungkin juga menyukai