Anda di halaman 1dari 2

2 Buletin Tashwirul Afkar Volume XII Tahun 2017

Buletin
Ayat tersebut mengilustrasikan betapa Dengan sikap penyembahan dan
erat dan kukuhnya bangunan kemitraan dan penghambaan di hadapan Tuhan, hidup
kerja sama antara umat beriman itu, Yahudi, mereka benar-benar hanya
Kristiani, Muslim, dan pemeluk agama dan dipersembahkan bagi sang Pencipta, Studi Agama, Sosial dan Demokrasi
kepercayaan lainnya. Penyebutan umat Penguasa alam semesta. Keyakinan ini
MEMAHAMI MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA
beriman memberikan pemilahan dan pada akhirnya memberikan legitimasi moral
pembedaan tegas dengan umat beragama. kepada mereka untuk menjalani kehidupan Oleh : Dr. KH. Said Aqil Siraj
Sebab, umat beriman mencakup komunitas sebagai khalifah (wakil) Tuhan di dunia yang
Berdirinya Negara Kesatuan Jauh sebelumnya, dalam Selanjutnya, kemajemukan
lintas agama yang memiliki platform yang nisbi ini. Tidak ada makhluk lain selain
Republik Indonesia (NKRI) sejumlah naskah kitab para manusia tersebut dipungkasi
sinergis bahasa Al Qurannya ; kalimatun manusia yang dipercaya Tuhan untuk
sejak 17 Agustus 1945 pujangga dan empu serta pula dengan firman-Nya
sawa ; seperti diungkap dalam ayat berikut : mengatur dan mengelola dunia dan
bukanlah suatu bangunan inskripsi prasasti semasa dalam ayat yang sama,
Katakanlah ; Hai Ahli Kitab, marilah seisinya. Pengaturan alam semesta bagi
bangsa baru yang terpisah keemasan Kerajaan Nusantara Sesungguhnya orang yang
(berpegang) kepada suatu kalimat (sawa) umat beriman tentu harus mencerminkan
dari sejarah. Jauh Sriwijaya ataupun Majapahit, paling mulia di antara kami
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan pola pengaturan yang telah digariskan
sebelumnya, sejak kehadiran semboyan tersebut sudah disisi Allah ialah orang yang
antara kami dan kamu, bahwa tidak kita Tuhan. Sebagai wakil-Nya di muka bumi,
Kerajaan Sriwijaya dan muncul. paling bertaqwa di antara
sembah kecuali Allah dan tidak kita seluruh perilaku dan tindakan merekapun
Majapahit, kemudian kamu (paling taat dan patuh
persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tak luput dari sifat-safat luhur Tuhan. Meski berasal dari
diteruskan kerajaan-kerajaan kepada-Nya).
tidak (pula) sebagian kita menjadikan Oleh karena itu, nilai-nilai bahasa Sanskerta, yang
Islam sekitar abad ke-13-16
sebagian yang lain sebagai Tuhan selain kemanusiaan, solidaritas, saling pengertian, dikatakan identik dengan Esensi firman Allah
M, sejarah bangsa dan
Allah. (QS. Ali Imran [3]; 64). dan kerukunan itu pada hakikatnya berasal ajaran Hindu/Budha, tersebut berlaku bagi semua
Negara kita sudah terukir
Sedangkan umat beragama belum dari Tuhan Pencipta alam semesta. sebetulnya semboyan agama di dunia, terutama
selama berabad-abad.
bisa dijamin keimanannya, bahkan bisa jadi Mengimplementasikan nilai-nilai tersebut Bhinneka Tunggal Ika sangat agama monoteis (Yahudi,
Lahirnya Pancasila sebagai
justru memperjualbelikan dan memolitikkan menjadi kewajiban dan tanggung jawab relevan pula dengan ajaran- Kristen dan Islam). Kristen
dasar Negara, sebagaimana
agamanya sendiri bagi kepentingan pribadi umat beriman. Keteledoran mereka dalam ajaran agama besar Protestan, Katolik, Islam,
diakui sendiri oleh Soekarno,
atau golongan. Umat beriman pada lembah kezaliman, pertikaian, pemerkosaan sesudahnya. Dalam agama Hindu, Budha, Konghucu,
merupakan kristalisasi nilai-
prinsipnya akan selalu mencari ruang dan hak-hak manusia, juga akan berdampak Islam, misalnya, secara tegas ataupun agama lain,
nilai yang digali dari
titik temu dengan saudara-saudaranya yang pada pencabutan amanah Tuhan bagi Allah berfirman ; Hai manusia, hakikatnya sama yakni
pengalaman sejarah tersebut.
lain dalam mengabdi kepada Tuhan, bukan mereka untuk menjadi khalifah-Nya. sesungguhnya Kami mengakui adanya Zat yang
Demikian pula semboyan
malah mencari-cari perbedaan dengan Konsekwensi imani, dengan demikian, menciptakan kamu dari mencipta dunia dan seisinya.
yang dicengkeram oleh
agama lain. Umat beragama yang formalis harus mampu mewujudkan sikap amanah seorang laki-laki dan seorang Zat inilah yang wajib disebah
lambang Negara Burung
lebih mempersoalkan hal-hal parsial yang dalam bertindak, menjalin kerja sama perempuan dan menjadikan dan ditaati oleh semua orang
Garuda, Bhinneka Tunggal
bersifat lahiriah, seperti cara beribadah dan dengan semua elemen masyarakat, kamu berbangsa-bangsa dan tanpa pandang bulu
Ika.
bersembahyang, sementara sering memiliki tenggang rasa dan saling bersuku-suku supaya kamu sehingga kualitas ketaatan
Pancasila dan saling mengenal. seorang manusia berada di
melupakan esensi idabadahnya itu sendiri. pengertian, serta mampu menjalin kondisi
Bhinneka Tunggal Ika secara Sesungguhnya orang yang atas ras, golongan, status
Komitmen umat beriman terhadap aman dan kedamaian bagi alam semesta.
lughawi berasal dari bahasa paling mulia diantara kamu social, warna kulit, serta
eksistensi Tuhan membawa pengaruh Dunia dan seisinya ini terancam berantakan,
Sansekerta. Pancasila berarti disisi; Allah ialah orang yang perbedaan-perbedaan
sangat berarti dalam setiap langkah mereka. manakala manusia sudah menanggalkan
lima prinsip (dasar), Bhinneka paling bertakwa diantara kamu. lahiriah lainnya.
Berbeda dengan orang kafir, munafik, dan keiman mereka, atau keimanannya hanya
Tunggal Ika berarti berbeda- Sesungguhnya Allah Maha
musyrik yang jiwanya keropos serta gersang dipajang sebagai symbol-sombol, tidak Implementasi dan
beda, tatapi satu. Lebih dari Mengetahui lagi Maha
dari cahaya ilahi, setiap umat beriman dihayati atau diamalkan. (Prof. Dr. KH. Said aplikasi semboyan Bhinneka
itu, penggunaan kedua istilah Mengenal. (QS. Al Hujurat
memiliki ikatan batin dan kejiwaan yang kuat Aqil Siroj, MA., Tasawuf Sebagai Kritik Tunggal Ika tidaklah
ini bukanlah ciptaan (49); 13).
dengan Tuhan. Sosial, Mizan, 2006). semudah teorinya. Sejarah
Soekarno dan Purbacaraka.

1 Buletin Tashwirul Afkar Volume XII Tahun 2017


Buletin Tashwirul Afkar Volume XII Tahun 2017 3 4 Buletin Tashwirul Afkar Volume XII Tahun 2017

Mencatat tidak jarang diantara diyakini, melainkan lebih dikarenakan berkobarnya intrik-intrik Memahami Makna Persaudaraan
upaya-upaya pembumian politik antar sesama umat Islam. Konflik-konflik semacam ini sebutan itu menunjukkan sesuatu yang
hampir berlaku pula dalam setiap kasus pertikaian umat Islam Berbicara tentang Bhinneka Tunggal Ika dan
semboyan itu kandas dan meleset dari esensi persaudaraan
di seluruh dunia. Eksekusi Al Hallaj yang didakwa sebagai mengamalkannya tidak lepas dari soal
terganjal ditengah jalan. Hal ini kemanusiaan universal. Bagaiamana
pengajar ajaran sesat oleh kaum formalis dan juris Islam, jika persaudaraan atau solidaritas kemanusiaan.
tidak hanya terjadi di kalangan mungkin bisa bertemu persaudaraan
ditelusuri dengan detail, justru dilatarbelakangi oleh nuansa Mengapa demikian?
bangsa Indonesia pada masa kebangsaan, persaudaraan umat manusia
lalu, tatapi juga dialami oleh politis. Pasalnya Al Hallaj dilihat sangat toleran terhadap sekte Kita menyaksikan banyaknya bencana yang yang bersifat universal, dan persaudaraan
bangsa atau agama lain di Syiah Qaramithah, suatu kelompok oposisi terhadap Dinasti menimpa bangsa kita. Mulai dari banjir, tanah lintas etnis serta agama/kepercayaan
belahan dunia lainnya. Abbasyiyah saat itu. longsor, kebakaran, hingga yang paling tragis dalam satu wadah yang bernama
Dalam sejarah Islam, Demikian pula kasus-kasus yang muncul belakangan adalah bencna gempa dan tsunami yang menimpa ukhuwah Islamiyah? Padahal sejarah
perpecahan pertama kali yang yang kita saksikan sendiri dari kerusuhan di sejumlah saudara-saudara kita di Aceh dan Nias. Namun , sudah membuktikan tak satupun umat
dialami umat Islam mencapai daerah, konflik antar penganut agama dan etnis, hingga bencana-bencana itu kian mengukuhkan Islam yang mengerek bendera sectarian
titik kulminasinya pada kerusuhan berdarah Mei 1998. Itu semua merupakan ujian semangat persaudaraan dan solidaritas bangsa Islam, dan dengan bendera itu bisa
peristiwa al-fitnatul kubra bagi kelangsungan Bhinneka Tunggal Ika di Nusantara. yang telah dibina lebih dari setengah abad. Jargon- menyatukan visi kebangsaan dan
(malapetaka besar). Semuanya bersifat politis, tetapi dibungkus dengan jargon persatuan Indonesia, saling mencintai kemanusiaan universal dan plural. Oleh
Malapetaka tersebut bermula bermacam-macam bentuk dan kemasan. Semua mengarah sesama manusia, mengembangkan sikap karena itu, pemahaman tentang ukhuwah
dari terbunuhnya khalifah pada upaya untuk merobek-robek semboyan Bhinneka tenggang rasa, tidak sewenang-wenang terhadap Islamiyah yang ekslusif haruslah
Usman ibn Affan oleh para Tunggal Ika itu. orang lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai diluruskan.
demonstran. Kemudia, Ali ibn kemanusiaan, telah diamanatkan dalam butir-butir
Akhirnya, sudah merupakan sunnatullah bahwa manusia Apabila dilacak dalam Al-Quran,
Abi Thalib, sebagai Pancasila selama lebih dari setengah abad.
serta seluruh alam semesta ini ber-Bhinneka Tunggal Ika. ketiga jenis persaudaraan tersebut sama
penggantinya, dituntut oleh Namun sayangnya, hal yang sering didengung-
Mereka tidak hanya satu dalam agama, tetapi juga dalam sekali tidak ditemukan. Satu-satunya
umat Islam (termasuk dengungkan kepada semua lapisan itu ternyata
beragam ras, bahasa, bangsa, tetapi semua satu dalam asal bentuk persaudaraan yang disinyalir
Thalhah, Zubair, dan Aisyah) hanyalah sebuah formalitas dan isapan jempol.
kejadian, yakni dari Tuhan Pencipta Alam Semesta. Inilah dalam kitab suci kaum muslimin itu adalah
untuk mengeksekusi para Nilai-nilai luhur Pancasila dihafalkan dan
esensi agama yang tulus, hakikat kehidupan sejati dan juga ukhuwah imaniyah, yakni satu bentuk
pelaku pembunuhan tersebut. ditatarkan, tetapi tidak diamalkan. Kesetiakawanan
makna sebenarnya dari perjalanan suatu kehidupan, yakni persaudaraan lintas iman atau
Karena tidak puas, mereka social diserukan dan digembar-gemborkan, tetapi
bahwa kita semua milik-Nya, terus nantinya bakal kembali persaudaraan antar umat beriman. Pola
kemudian melancarkan kesenjangan dan perpecahan semakin disuburkan.
pula ke hadirat-Nya. persaudaraan semacam inilah yang
perang terhadap Ali, yang Fenomena ini sekaligus memperkuat asumsi akan
dikembangkan Nabi Muhammad Saw.
dikenal dengan perang Jamal. Upaya menggoyang nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal rapuh dan keroposnya pemahaman arti
Dalam membangun Negara Madidah,
Tuntutan serupa juga Ika, tidak lepas dari pemahaman yang belum tuntas akan persaudaraan.
yang kemudian diteruskan oleh Al
dilayangkan Muawiyah, makna hidup dan kehidupan. Pemahaman nilai-nilai Ada sejumlah istilah tentang persaudaraan Khulafaur Rasyidin.
keluarga Usman, yang eksoteris dan ajaran formal agama yang hanya ini, serperti ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Jadi, ukhuwah imaniyah berbeda
kemudian terlibat perang mengutamakan symbol-simbol ketimbang esensinya umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dengan ukhuwah Islamiyah yang lebih
dengan Ali, dikenal dengan merupakan salah satu kendala bagi implementasi semboyan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah parsial dan sectarian. Ukhuwah imaniyah
pertempuran Shiffin. Namun tersebut. Begitu pula munculnya politik yang sarat (persaudaraan kemanusiaan). Biasanya ukhuwa merupakan jaringan persaudaraan yang
dibalik itu semua, keberhasilan kepentingan pribadi dan golongan sebagai sarana pemuas Islamiyah yang paling diutamakan, seperti yang dilandasi persamaan keimanan
Muawiyah memindahkan hawa nafsu belaka. Sejarah mencatat, intrik-intrik tersebut, sering kita saksikan dalam ceramah-ceramah dan seseorang terhadap Tuhan, tanpa
pusat kekuasaan dari Madinah cepat atau lambat, akan menceburkan manusia kedalam khutbah-khutbah para mubaligh. Selain memandang bentuk-bentuk agama dan
ke Damaskus, menguatkan kehdupan yang serba tidak menentu. Oleh karena itu, adalah mengandung tumpang tindih diantara ketiganya, kepercayaan formal mereka.
dugaan akan ambisinya untuk suatu keharusan untuk mengimplementasikan secara Penanggung Jawab : A. Muhaimin (Ketua PAC GP Ansor), Pim.Red : iid Wahiduddin,
merebut pemerintahan. Jika kongkrit Bhinneka Tunggal Ika bagi kontinuitas dan kejayaan Redaktur Pelaksana : Muttaqin Habibullah, Moh Afif, Ahmad Shodik Reporter : A. Rozaqi,
ditelusuri secara saksama, ini bangsa Indonesia. Moh Baihaqi, Rifqi Badruz zamam, Alamat Redaksi : Kantor PAC GP Ansor Bungah
bukan karena agama yang
diya

Anda mungkin juga menyukai