Anda di halaman 1dari 4

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI VIRUS

VIRUS
Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang pernah dikenal. Umumnya tidak dapat dilihat dengan
mikkroskop biasa, kecual poxvirus. Ukuran virus bervariasi mulai dari poxvirus yang kira-kira 300 X 250 X
100 nm sampai parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Karena itu, mudah dimengerti jika morfologi
virus baru diketahui setelah dikembangkan mikroskop electron dan metode difraksi sinar X.

Pencegahan Dan Penatalaksanaan Infeksi Virus


a. Kemoterapi antivirus
Dibutuhkan obat-obat antivirus yang aktif melawan virus dimana vaksin tidak tersedia atau tidak efektif
disebabkan oleh keberagaman serotype (misalnya: rhinovirus) atau karena perubahan virus yang terus
menerus(misalny:influenza,HIV). Antivirus diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan kerugian ekonomis
yang disebabkan oleh infeksi virus dan untuk mengurangi penambahan jumlah pasien yang diberi
imunosupresen yang beresiko tinggi terhadap infeksi.
b. Interferon
Interferon (IFN) adalah protein petanda inang dari keluarga sitokinin besar yang menghambat replikasi virus;
mereka diperoduksi oleh hewan hidup atau sel-sel yang di biakkan untuk merespon infeksi virus atau penyebab
lain. Mereka diyakini sebagai bagian dari pertahanan pertama tubuh melawan infeksi virus. Interferon adalah
sitokin pertama yang dikenal. Interferon mengatur imunitas humoral dan seluler dan mempunyai aktivitas
regulasi pertumbuhan sel yang luas.
c. Vaksin virus
Tujuan penggunaan vaksin virus adalah untuk memanfaatkan respon imun inang untuk mencegah penyakit
virus. Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif dalam hal pembiayaan untuk mencegah infeksi virus yang
serius.
Macam-macam vaksin :
1. Vaksin dari virus yang dimatikan.
Vaksin inaktivasi (dari virus yang dimatikan) dibuat dengan memurnikan sediaan virus dalam jumlah tertentu,
menonaktifkan infeksi virus dengan cara memininmalkan kerusakan yang ditimbulkannya pada protein
structural virus, biasanya digunakan formalin ringan.
Keuntungan dari vaksin yang diinaktifasi adalah bahwa tidak ada pembalikan virus vaksin yang menjadi virulen
dan bahwa vaksin bisa dibuat jika tidak tersedia virus yang dilemahkanyang dapat diterima.
Kerugian pemakaian vaksin virus mati:
a. Dibutuhkan perhatian yang ketat dalam pembuatannya untuk memastikan tidak ada residu virus hidup dan
virulen yang ada dalam vaksin.
b. Pertimbangan masalah imunitas sering diperdebatkan dan harus dilakukan pengulangan.
c. Pemberian vaksin virus mati secara parenteral.
d. Respon yang diperantarai sel untuk vaksin yang diinaktifkan rata-rata buruk.
e. Beberapa vaksin virus mati menginduksi hipersensitivitas pada infeksi berikutnya.
2. Vaksin virus yang dilemahkan.
Vaksin virus hidup menggunakan mutan virus yang antigennya tumpang tindih dengan virus tipe ganas tetapi
terbatas dalam beberapa langkah pathogenesis penyakit.
Keuntungan vaksin virus yang dilemahkan yaitu bekerja seperti infeksi alamiah dengan memperhatikan efeknya
terhadap imunitas.
Kerugian vaksin virus yang dilemahkan:
a. Resiko kembalinya virulensi yang lebih besar selama multiplikasi dalam vaksin.
b. Agen-agen yang tidak dikenal yang menginfeksi substrat kultur (telur,kultur sel primer) secara laten mungkin
masuk kedalam stok vaksin.
c. Ada potensi masalah berupa virus vaksin hidup bisa memproduksi infeksi persisten pada orang yang
divaksinasi.
d. Penyimpanan dan masa hidup virus yang dilemahkan ditempat penyimpanan yang terbatas.
e. Gangguan oleh infeksi bersama dengan kejadian alami.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus, cara penularan dan cara pencegahannya
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)}
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga
pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan
akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah.
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes
aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang
hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan
nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga,
kolam, dan lain-lain.
Pengobatan Penyakit Demam Berdarah.
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi
keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air
dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin
diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika
jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul,
misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa
golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya
cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan membahas
pada fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C.
Penyakit Hepatitis A Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian.
Proses penularan penyakit Hepatitis A
Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya
melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah.
Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah
kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
Pencegahan penyakit Hepatits A
Langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti,
dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit
kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi
fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-
obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan
oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.
Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati.
Proses penularan Hepatitis B
Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang
terinfeksi Hepatitis B.Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi
saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri
(sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi
mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

Pencegahan penyakit Hepatitis B


Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada
orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti
pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan
banyak kasus Hepatitis B.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan
darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu
pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini
digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT)
untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian
dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping
dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat
keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar yang akan
menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan
nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali
dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama
pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat
letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC).
Proses penularan penyakit Hepatitis C
Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang
jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi
sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan
merusak hati bertahun-tahun.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon
alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda
sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan
pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak
dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
Penyakit AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit
yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam
tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya
sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali
terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian
merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya
melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS,
melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan
AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Proses penularan penyakit AIDS
Cara Penularan virus HIV AIDS1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit
yang terluka, jarum suntik, dsb.2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang
Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex,
dsb3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-
meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari
wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus
HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air
keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).
Penanganan dan Pengobatan Penyakit
AIDS Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun
hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan
manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS
adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang
diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
FLU BABI
Flu Babi atau swine Flu adalahpenyakit saluran pernafasan pada babi yang disebabkan virus influenza jernis A.
Flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di amerika serikat.

Langkah pencegahan penularan virus H1N1


1. Terapkan gaya hidup sehat
2. Secara rutin cuci tangan dengan sabun anti bakteri dan air yang mengalir terutama sebelum menyentuh mata,
hidung, dan mulut
3. Hindarai bersentuhan mata, hidung, atau mulut penderita flu babi
4. Palingkan diri anda bila anda batuk atau bersin
5. Gunakan tutup hidung dan mulut saat anda bersin atau batuk
6. Hindarai keramaian atau kerumunan massa bila tidak mendesak.
FLU BURUNG
Influenza A (H5N1) adalah bagian dari jenis virus influenza tipe A. Burung-burung liar adalah tempat tinggal
alami dari virus ini, maka dinamakan flu burung atau avian influenza. Virus ini beredar diantara burung-
burung di seluruh dunia. Virus ini sangat mudah berjangkit dan dapat menjadi sangat mematikan bagi mereka,
terutama pada unggas jinak misalnya ayam.
Proses penyebaran penyakit Flu Burung
Virus ini disebarkan oleh unggas liar, karena itulah dinamakan flu avian atau flu burung. Virus tersebut
menyebar pada unggas hampir diseluruh dunia, sangat menular terhadap sesama unggas dan mematikan,
terutama jenis unggas seperti ayam.
Burung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya.
Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah
terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak
dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi.

Pengobatan penyakit Flu Burung


Tamiflu yang mengandung oseltamivir adalah suatu cara pengobatan antiviral, yang terbukti dapat menekan
kemampuan virus untuk menyebar dari sel yang terinfeksi ke sel yang sehat. Sampai dengan 7 Oktober 2005,
Indonesia telah mendapatkan 60.000 tablet Tamiflu. Saat ini antiviral tersebut hanya bisa didapatkan di 44
rumah sakit penerima Tamiflu.

DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, dkk.2005.Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta
http:google/cara penyebaran dan pencegahan virus flu babi.com
http:google/

Anda mungkin juga menyukai