Anda di halaman 1dari 6

Kasus

obat Paracetamol, Caffeine, and Carisoprodol (PCC) telah menghebohkan Kota


Kendari. Anak-anak yang meminum obat ilegal tersebut mengalami efek kejang, mengamuk,
hingga bertingkah seperti zombi. Apa sebenarnya isi kandungan obat PCC dan apa bahayanya
jika paracetamol dikonsumsi bersamaan dengan Caffeine dan carisoprodol?

PCC merupakan obat yang terdiri dari tiga komponen, yaitu paracetamol, caffeine, dan
carisoprodol yang masing-masing memiliki efek berbeda. (liputan6.com,. jakarta.)

PCC

Pil PCC adalah campuran obat yang terdiri dari paracetamol, caffeine, dan carisoprodol.
PCC sendiri merupakan singkatan dari ketiga obat tersebut. Obat ini biasanya digunakan
sebagai penghilang rasa sakit dan untuk obat sakit jantung. PCC tidak bisa dikonsumsi
sembarangan, harus dengan izin atau resep dokter. Pil ini memang memiliki efek samping yang
bisa membahayakan jiwa.
Paracetamol atau acetominophen merupakan jenis obat-obtan yang dijual bebas dan
termasuk dalam golongan analgesik. Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit ringan
hingga sedang, seperti demam atau sakit kepala hingga nyeri sendi. Efek samping dari obat ini
yaitu kehilangan nafsu makan, mual, menguningnya kulit atau mata, air seni berwarna gelap,
muncul ruam atau pembengkakan.
Kafein merupakan zat kimia yang biasa ditemukan dalam kopi atau teh yang umumnya
digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan mental. Dalam penggunaan lain kafein
dikonsumsi melalui mulut atau anus untuk kombinasi dengan obat penghilang rasa sakit dan
zar kimia ergotamine untuk mengobati migrain, selain itu kafein juga digunakan untuk
mencegah dan mengobati sakit kepala setelah anestesi epidural. Dalam hal ini, kafein bisa
ditambahkan bersama dengan paracetamol. Kafein juga digunakan untuk asma, infeksi
kandung kemih, hingga tekanan darah rendah. Kafein juga memiliki aturan dalam
penggunannya. Konsentrasi kafein yang terdapat pada urin tidak boleh mencapai 16mcg/mL.
Untuk mencapai angka tersebut, dibutuhkan meminum 8 gelas kopi. Sehingga, pada umumnya
kafein adalah zat yang relatif aman untuk rutin dikonsumsi. Jika dikonsumsi dalam jangka
panjang dan dalam dosis tinggi, kafein bisa menyebabkan insomnia, gelisah, iritasi perut,
meningkatkan tekanan darah, mengakibatkan asalah pencernaan.
Carisoprodol merupakan obat golongan mucle relaxants dan berfungsi untuk mengatasi
ketegangan otot yang bekerja pada jaringan syaraf dan otak yang dapat merilekskan otot. Obat
ini tidak dijual bebas oleh karena itu untuk penggunaanya, obat ini memerlukan resep dokter.
Obat ini dapat menimbulkan kecanduan dan efek samping serius dari obat ini seperti hilang
kesadaran, kejang, agitasi, bingung, mati rasa, detak jantung tidak stabil sedangkan efek
samping normal dari carisoprodol yaitu sakit kepala, depresi, mual, muntah dan penglihatan
kabur. Carisoprodol adalah jenis obat keras berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
6171/A/SK/73/ tanggal 27 juni Tahun 1973. Tentang tambahan obat keras nomor satu dan
nomor dua. Obat yang mengandung Carisoprodol memiliki efek farmakologi sebagai relaksasi
otot namun relaksasi tersebut berlangsung singkat, karena didalam tubuh akan segera
dimetabolisme dan menjadi meprobamat yang menimbulkan efek sedatif (kegembiraan dan
ketenangan). Meprobamat tergolong jenis psikotropika. Carisoprodol sempat mendapat izin
edar Badan POM sebagai obat Somadril tetapi pada tahun 2014 izinnya dicabut karena banyak
disalahgunakan sejak 2000. Menignkatnya penyalahgunaan Somadril maka Badan POM
mengeluarkan SK Kepala Badan POM HK/04.1.35.07.13.3856 tahun 2013 tanggal 24 juli
sebagai perubahan atas keputusan HK/04.1.35.06.13.3535 tahun 2013 tentang pembatalan izin
edar obat yang mengandung Carisoprodol termasuk Somadril.
Jika ketiga obat tersebut diminum secara bersamaan maka efek dari masing-masing
obat akan bekerjasama dan merusak susunan syaraf otak. PCC secara spesifik menimbulkan
efek halusinasi yang tampak pada beberapa korban. Perubahan mood yang signifikan sering
terjadi begitu juga dengan gangguan perilaku dan emosi dapat terjadi pada pengguna obat PCC.
Perwujudan kerusakan saraf pusat otak bisa beragam, namun obat PCC secara spesifik
memunculkan efek halusinasi yang tampak pada beberapa korban. Perubahan mood yang
signifikan juga sering terjadi, begitu juga dengan gangguan perilaku dan emosi juga dapat
terjadi pada pengguna obat PCC. Gangguan ini sering disebut dengan istilah bad trip yaitu
gejala cemas, ketakutan, dan panik yang terjadi pada pengguna obat. Selain itu,
penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan overdosis hingga kematian.
Dalang dari peredaran pil PCC adalah pasangan suami istri yaitu, Budi Purnomo adalah
seorang apoteker sedangkan Leni yang merupakan istrinya sebelumnya adalah seorang
pimpinan cabang perusahaan farmasi. Motifnya merupakan mencari keuntungan. Dilihat dari
kasus ini, para pengedar melanggar pasal 106 ayat 1 dalam undang-undang nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan yaitu (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan
setelah mendapat izin edar. Dengan pelanggaran tersebut maka tersangka dijerat dengan pasal
197 undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki
izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah).
Carisoprodol adalah jenis obat keras berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
6171/A/SK/73/ tanggal 27 juni Tahun 1973. Tentang tambahan obat keras nomor satu dan
nomor dua. Obat yang mengandung Carisoprodol memiliki efek farmakologi sebagai relaksasi
otot namun relaksasi tersebut berlangsung singkat, karena didalam tubuh akan segera
dimetabolisme dan menjadi meprobamat yang menimbulkan efek sedatif (kegembiraan dan
ketenangan). Meprobamat tergolong jenis psikotropika. Carisoprodol sempat mendapat izin
edar Badan POM sebagai obat Somadril tetapi pada tahun 2014 izinnya dicabut karena banyak
disalahgunakan sejak 2000. Menignkatnya penyalahgunaan Somadril maka Badan POM
mengeluarkan SK Kepala Badan POM HK/04.1.35.07.13.3856 tahun 2013 tanggal 24 juli
sebagai perubahan atas keputusan HK/04.1.35.06.13.3535 tahun 2013 tentang pembatalan izin
edar obat yang mengandung Carisoprodol termasuk Somadril.
Lampiran
TUGAS

ETIKA KESEHATAN

PENGGUNAAN OBAT PCC

Disusun oleh:

Nova Munikasari

(13161029)
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai