Anda di halaman 1dari 9

Daun berupa daun majemuk (folium compositum), pangkal dan ujung hampir sama ukurannya.

Sedangkan panjang daun sekitar 10-20 cm, ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun (basis
folii) rompang/ rata (truncatus), diselubungi sisik berupa selaput tipis, tepi daun (margo folii) berbentuk
rata (integer), ranting daun berukuran pendek dan berbentuk seperti jarum.
Buah berbentuk kerucut, mempunyai panjang sekitar 5-10 cm dan lebar sekitar 2-4 cm. Buah ini pada
umunya berwarna cokelat dan tidak dapat dimakan.

Batang menebal berupa batang semu tipe simpodial, oleh ruas-ruas tahunan. mempunyai batang
yang berumbi semu ( pseudobulb ) Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas. Batang utama baru
muncul dari dasar batang utama Pada anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari tunas satu ke
tunas lainnya yang disebut rhizome.
Helaian daun berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi kutikula (lapisan lilin)
Kedudukan daun tersusun secara berjajar berselingan. Bertulang daun sejajar. Bentuk memanjang.
Bunga tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak
daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) berwarna cokelat. Satu helai mahkota
bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang
membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala
sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil

Akar

Sistem perakarannya tunggang, memiliki banyak cabang, berwarna coklat keputihan. Akar muncul
dari pangkal batang yang tegak dan juga terbaring.

Batang

Bentuk batang agak pipih, tidak berbulu, tumbunya tegak dan berumpun, memiliki beberapa ruas.
Setiap ruas batang dapat memuculkan akar dan tunas baru.

Daun

Daun berbangun daun lanset, pangkal daun meluas dan melengkung, ujung daun runcing,
terdapat bulu-bulu halus pada permukaan daun atas sedangkan bagian permukaan bawah daun
tidak berbulu.
Bunga

Memiliki 2-3 tangkai, bentuknya ramping dan semua tergabung secara simpodial, bunga muncul
dari upih daun paling atas berkembang secara berturut-turut, tangkai bunga tidak berbulu, pada
bagian ujung (apex) terbentuk dua cabang bunga atau bulir (spica) yang saling berhadapan
membentuk pola huruf V.

Buah

Buah bewarna hijau muda, berukuran kecil. Buah jukut pahit kedudukannya tidak tumpang tindih
dan tersusun secara berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata.

Daun samping mudah rontok, memiliki bentuk bulat telur yang memanjang menyerong dengan
pangkal daun ujung yang menyolok. Daun yang fertil berjejal rapat dari baris teratas menyerong
kesamping.
Daun
Kunci Determinasi Sederhana
1a. Gametofit berupa talus, tidak mempunyai batang dan daun ........................... 2
1b. Gametofit mempunyai batang dan daun .......................................................... 3
2a. Sel-sel hanya mengandung 1 atau 2 kloroplas besar per sel, sporofit dengan
kapsul silindris memanjang seperti tanduk..................................................... 4
(kelompok lumut tanduk)
2b. Sel-sel mengandung banyak sel kecil, sporofit dengan kapsul bulat atau
lonjong ...................................................... 5 (kelompok lumut hati bertalus)
3a. Daun tersusun 2 atau 3 baris, tidak pernah ada tulang daun; sporofit berumur
pendek; seta memanjang setelah kapsul masak, lunak, putih agak transparan;
kapsul bulat atau lonjong, membuka dengan cara membelah secara
longitudinal .............................................. 11(kelompok lumut hati berdaun)
3b. Daun umumnya tersusun spiral, ada atau tanpa tulang daun; sporofit berumur
panjang; seta memanjang sebelum kapsul masak, keras dan kaku, biasanya
coklat; kapsul bulat sampai silindris, membuka dengan operculum ...............
................................................................................... (kelompok lumut sejati)
4a. Talus roset, spora hitam ............................................................ Anthoceros sp
4b. Talus menyirip, spora kuning coklat ........................................ Phaeoceros sp
5a. Talus sederhana, terdiri dari satu lapis sel kecuali dibagian midrib atau terdiri
beberapa lapis sel tetapi tersusun oleh sel-sel homogen (semua sel mengandung, tidak ada
sisik-sisik ventral.............6 (Kelompok Metzgeriales)
5b. Talus kompleks, selalu terdiri dari beberapa lapis sel, talus terdiferensiasi menjadi bagian
dengan sel-sel berkloroplas dan bagian dengan sel-sel tanpa kloroplas, ada sisik-sisik ventral
.......................7 (Kelompok Marchantiales)
6a. Bercabang menggarpu, lebar talus kurang dari 3 mm, tepi talus berambut- rambut panjang,
anteredium dan arkegoniumdihasilkan pada permukaan ventral
.............................................................................. Metzgeria decipiens
6b. Bercabang tidak beraturan, lebar talus lebih dari 3 mm, tepi talus berambut-rambut pendek
seperti papil, anteredium dan arkegonium dihasilkan pada permukaan
dorsal................................................................. Pallavicinia lyelii
7a. Permukaan talus berstruktur seperti beledru dan tidak berpori, tidak menghasilkan gemmae cup,
reseptakel betina bertangkai
............................................................................................ Dumortiera hirsuta
7b. Permukaan talus licin dan berpori-pori, menghasilkan gemmae cup, reseptakel jantan maupun
betina bertangkai .................................................................... 8
8a. Reseptakel betina seperti payung dengan cuping seperti jejari, ujungnya berlekuk, reseptakel
jantan seperti payung dengan tepi berlekuk ................... 9
8b. Reseptakel betina cekung seperti mangkuk sebelah terbalik, tepi bercuping dan setiap cuping
berbagi dalam, reseptakel jantan seperti bintang ............. 10
9a. Jumlah cuping reseptakel betina 7-11 ......................... Marchantia emarginata
9b. Jumlah cuping reseptakel betina 5-7 ........................... Marchantia miqueliana
10a. Jumlah cuping reseptakel jantan maupun betina konstan yaitu 4 cuping
....................................................................................... Marchantia geminate
10b. Jumlah cuping reseptakel jantan maupun betina bervariasi yaitu 4-6 cuping
............................................................................................ Marchantia reubii
11a. Daun berbagi sangat dalam lebih dari panjang daun, membentuk 3 cuping seperti rambut yang
lebarnya hanya 1 sel ........................ Kurzia gonyotricha
11b. Daun tidak berbagi sangat dalam, membentuk 3 cuping seperti rambut yang lebarnya hanya 1
sel .................................................................................... 12
12a. Daun simpel, tidak berbagi atas cuping besar dan cuping kecil yang melipat membentuk
semacam saku atau kantung .................................................... 13
12b. Daun terbagi atas cupung besar dan cuping kecil yang melipat membentuk semacam saku atau
kantung ........................................................................ 26
13a. Daun lateral incubous ................................................................................... 14
13b. Daun lateral succubous ................................................................................ 17
14a. Percabangan menggarpu, terdapat percabangan ventral dengan daun-daun tereduksi, bentuk
daun ventral berbeda dengan daun lateral, ujung daun bergigi 3
................................................................................ Bazzania tridens
14b. Percabangan tidak menggarpu, bentuk daun ventral sama dengan daun lateral; ujung daun
bercuping dua atau berbagi jadi 4 cuping seperti silia
..................................................................................................................... 15
15a. Batang simpel atau bercabang tidak beraturan, tepi bergigi lebat
............................................................................................... Isotachis armata
15b. Percabangan menyirip, tepi daun rata tidak bergigi lebat ............................ 16
16a. Ujung daun bercuping dua berbentuk segitiga ........... Martigophora diclados
16b. Ujung daun berbagi berbentuk 4 cuping memanjang seperti
silia................................................................................... Lepidozia cladorhiza
17a. Pangkal daun bagian dorsal deccurent ......................................................... 18
17b. Pangkal daun bagian dorsal tidak deccurent ............................................... 22
18a. Daun berhadapan ........................................................ Plagiochillion opposita
18b. Daun berseling ............................................................................................. 19
19a. Tidak ada daun ventral, bentuk daun seperti lidah, tepi dan ujung daun rata, sel-sel berpapil
............................................................. Jungermannia comans
19b. Ada atau tidak ada daun ventral, bentuk daun tidak seperti lidah, tepi daun sampai ke ujung
bergigi sel-sel tidak berpapil .............................................. 20
20a. Percabangan menggarpu ............................................ Plagiochilla tjibodensis
20b. Batang simpel atau bercabang tidak beraturan ............................................ 21
21a. Gigi-gigi hanya di tengah sampai ke ujung, dua gigi diujung ukurannya lebih panjang dari
lainnya, seperti silia .................................. Plagiochilla sciophila
21b. Gigi-gigi dijumpai di seluruh tepi daun, ukuran gigi-gigi kurang lebih sama, seperti duri-duri
........................................................... Plagiochilla propinqua
22a. Tidak ada daun ventral, helaian daun sangat melengkung, pangkal daun bagian ventral
menggulung dan menggembung membentuk kantong bulat telur
.................................................................................... Nowellia curvifolia
22b. Ada daun ventral, helaian daun rata, pangkal daun tidak menggulung ........ 23
23a. Bentuk daun persegi empat, daun ventral bersambungan dengan salah satu atau kedua daun
lateral di kanan kirinya ...................................................... 24
23b. Bentuk daun bulat telur, daun ventral tidak bersambungan dengan daun lateral
............................................................................................................ 25
24a. Ujung daun dengan dua gigi-gigi yang letaknya berjauhan, daun lateral hampir berhadapan
...................................................... Heteroschypus coalitus
24b. Ujung daun dengan beberapa gigi-gigi kecil (4-10), daun lateral berseling
...................................................................................... Heteroschypus argutus
25a. Ukuran kecil (< 1,5 mm), ujun daun lateral dengan 2 cuping berbentuk segitiga, pada tepi daun
dihasilkan gemmae, daun lateral bercuping 2 linear
............................................................................................. Chiloscypus minor
25b. Ukuran besar (dapat mencapai 5 mm), ujung daun lateral dengan 2 gigi runcing seperti silia
tidak dihasilkan gemmae pada tepi daun, daun lateral membulatujungnya, bergigi 2
........................................ Lophocolea bidentata
26a. Tidak ada daun ventral ................................................................................. 26
26b. Ada daun ventral .......................................................................................... 27
27a. Hijau muda keabu-abuan, cuping kecil segiempat, rhizoid berberkas muncul dari cuping daun
kecil ............................................................ Radula javanica
27b. Hijau muda dan merah, cuping kecil segitiga, rhizoid tersebar pada batang
........................................................................................... Pleurozia gigantean
28a. Daun ventral berbagi dua cuping .................................................................. 29
28b. Daun ventral tidak berbagi ........................................................................... 30
29a. Cuping besar, daun membulat sampai bulat telurdengan ujung apiculate, cuping kecil
membentuk kantong air yang hampir paralel dengan batang melekat dengan daun lateral
melalui 1-2 sel saja, dinding sel bagian luar rata
............................................................................................ Frullania apiculata
29b. Cuping besar, daun segitiga sampai bulat telur melebar dengan ujung meruncing, cuping kecil
membentuk kantong air yang transversal dengan batang melekat dengan daun lateral malalui
lipatan panjang, dinding bagian luar mammilose
..................................................... Harpanolejeunea filicuspis
30a. Sel-sel dibagian tengah helaian daun memanjang ........................................ 31
30b. Sel-sel dibagian tengah helaian daun isodiametrik ...................................... 32
31a. Percabangan teratur menyirip ganda, perianth beralur 8-9 halus tidak bergigi
............................................................................................. Ptycanthus striatus
31b. Percabangan tidak beraturan, perianth beralur 3, bergigi
.................................................................................. Thysananthus spatulitipus
32a. Ketika kering daun lateral memeluk batang dengan kuat sehingga tampak seperti cacing
......................................................... Schiffneriolejeunea tumida
32b. Ketika kering daun lateral tidak memeluk batang dengan kuat ................... 33
33a. Daun ventral persegiempat, ujungnya rompang dan bergigi atau rata
................................................................................. Spruceanthus polymorphu
33b. Daun ventral membulat atau seperti ginjal, ujungnya membulat dan rata tidak pernah bergigi
............................................................................................... 34
34a. Hijau pucat hampir putih, tepi daun ventral menggulung dalam
............................................................................... Leucolejeunea xanthocarpa
34b. Hijau kehitaman, tepi daun bagian ventral datar tidak menggulung ............ 35
35a. Ujung daun ventral melengkung kearah luar ................ Lopholejeunea eulopa
35b. Ujung daun ventral datar ............................................ Lopholejeunea wiltensii
Kunci identifikasi Sederhana Suku Lumut Sejati (Mosses)
1a. Daun tersusun dalam 2 baris ..................................................... Fissidentaceae
1b. Daun tidak tersusun dalam 2 baris .................................................................. 2
2a. Daun panjang dan lanset .................................................................................. 3
2b. Daun tidak panjang dan lanset ........................................................................ 4
3a. Gigi peristom seperti garpu .......................................................... Dicranaceae
3b. Tidak seperti diatas ..........................................................................................5
4a. Daun hijau keputih-putihan, dengan leucosis ........................... Leucobryaceae
4b. Daun tidak denga leucosis ............................................................................... 6
5a. Lumut rawa, percabangan gabungan ............................................ Sphagnaceae
5b. Tidak seperti diatas ......................................................................................... 7
6a. Tumbuhan keras ........................................................................ Polytrichaceae
6b. Tidak seperti diatas ......................................................................................... 8
7a. Daun berbentuk roset, sel daun heksagonal dengan dinding tipis
............................................................................................................ Bryaceae
7b. Daun seperti sikat botol ........................................................... Rhizogoniaceae
8a. Tepi daun dengan garis pembatas nyata .................................. Plagiomniaceae
8b. Tidak seperti diatas ......................................................................................... 9
9a. Tumbuhan menjalar dengan cabang berputar keatas, tepi daun rata
................................................................................................... Orthotricaceae
9b. Tumbuhan menggantung, dengan dinding sel tipis ..................... Meteoriaceae
10a. Tumbuhan dendroid, sel daun isodiometrik ................................ Neckeraceae
10b. Sel daun segiempat ............................................................. Hypnodendraceae
11a. Daun tersusun dalam 3 baris, baris bagian bawah sangat kecil
.............................................................................................. Hypopterygiaceae
11b. Tidak seperti diatas ...................................................................................... 12
12. Tumbuhan bercabang seperti sayap, daun batang dan daun cabang berbeda
........................................................................................................ Thuidiaceae

MAKALAH FAMILI CYPERACEAE Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi
Tumbuhan Dosen Pengampu : Dra. Sri Utami, M. Si Disusun Oleh: Kelompok 6
LABORATORIUM EKOLOGI DAN BIOSISTEMATIK JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS
DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang Golongan teki-tekian kebanyakan berasal dari famili Cyperaceae. Famili Cyperaceae
masuk dalam kelas Monokotil, dan ordo Poales yang merupakan satu ordo dengan famili
Poaceae. Famili Cyperaceae biasa ditemui di dekat rawa-rawa atau biasanya muncul sebagai
gulma pada tanaman keperluan pokok seperti padi, jagung dan sebagainya. Famili Cyperaceae
sangat umum dan hampir dijumpai di berbagai daerah. Hal ini karena tingkat adaptasi terhadap
lingkungannya yang tinggi. Tetapi Cyperaceae memiliki nilai perekonomian yang rendah karena
sifat gulma nya pada tanaman pokok. Sehingga tak jarang famili Cyperaceae selalu dibasmi dan
dianggap kurang berguna. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip dengan golongan
rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian
berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di
dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Namun,
seringkali orng-orang menyamaratakan dengan tanaman famili Poaceae yang dikarenakan
penampakannya hampir mirip bahkan tidak ada bedanya sama sekali dengan tanaman Poaceae
. Oleh karena itu deperlukan penjeasan yang lebih gamblang dan detail untuk menjelaskan
tentang Cyperaceae dalam hal klasifikasi,ciri-ciri umum, pemanfaatan dan konservasi. 1.2
Tujuan 1.2.1 Mengetahui klasifikasi Famili Cyperaceae 1.2.2 Mengetahui ciri-ciri umum Famili
Cyperaceae 1.2.3 Mengetahui pemanfaatan anggota-anggota Famili Cyperaceae 1.2.4
Mengetahui konservasi dari Famili Cyperaceae BAB II PEMBAHASAN 2.1 Klasifikasi Famili
Cyperaceae Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Liliopsida Sub classis :
Commelinidae Ordo : Cyperales Familia : Cyperaceae 2.2 Deskripsi Famili Cyperaceae
Cyperales hanya terdiri atas 1 famili, yaitu Cyperaceae, yang warganya dapat dikenal
berdasar ciri-ciri berikut: pada umumnya berupa terna perenial yang menyukai habitat yang
lembab, berair, jarang berupa terna annual, seringkali berumpun. Dalam tanah
terdapat rimpang yang merayap atau badan-badan seperti umbi dengan geragih yang
merupakan alat perkembang biakan vegetatif. Batang segitiga, tidak berongga, dibawah
rangkaian bunga biasanya tidak bercabang. Daun bangun pita, bertulang sejajar dengan upih
yang tertutup, tanpa atau jarang mempunyai lidah-lidah, jarang tereduksi, biasanya tersusun,
sebagai roset akar (Steenis, 1992). 2.3 Ciri-ciri Umum 1. Merupakan familia yang secara umum
berupa terna perenial yang menyukai habitat yang lembab , berpaya-paya atau berair, jarang
berupa terna anual 2. Seringkali berumpun dalam tanah 3. Terdapat rimpang yang merayap atau
bahan-bahan seperti umbi dengan geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif 4.
Batang segitiga, tidak berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang 5. Daun
bangun pita , bertulang sejajar dengan upih yang tertutup , tanpa atau jarang mempunyai lidah-
lidah , jarang tereduksi dan biasanya tersusun sebagai roset akar 6. Bunga kecil tidak menarik,
banci atau berkelamin tunggal dan berumah satu, jarang berumah dua, tersusun dalam bulir-bulir
dengan bunga yang terdapat dalam ketiak suatu daun pelindung , daun pelindung biasanya
teratur dalam dua deretan atau mengikuti suatu garis spiral , bulir-bulir kecil tersusun dalam
rangkaian yang biasanya berbentuk payung atau payung berganda , ada pula yang berbentuk
malai , jarang berupa bulir berganda , bunga majemuk biasanya mempunyai 1 atau beberapa
daun pembalut yang mirip dengan daun-daun biasa pada pangkalnya, hiasan bunga tereduksi
menjadi sisik-sisik, sekat atau rambut-rambut jarang mempunyai mahkota bahkan tidak ada,
benang sari 3 atau kurang dari 3 dan jarang lebih atau banyak, tangkai sari bebas, kepala sari
beruang 2, membuka dengan celah membujur, bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 1
bakal biji yang anatrop pada dasarnya , tangkai putik bercabang 2-3 atau bergerigi 2-3, buah
keras berisi 1 biji, semula mempunyai tangkai putik berlekuk 2 mempunyai 2 sisi, yang semula
mempunyai tangkai putik berlekuk 3 mempunayi 3 sisi, biji dengan lembaga yang kecil dan
endosperm bertepung yang banyak. 2.4 Anggota Cyperaceae Anggota-anggota dari familia
Cyperaceae adalah : 2.4.1 Scirpea Memiliki bunga biseksual, perhiasan bunga berbentuk
seperti rambut, pipih atau seperti mahkota. Bulir terdiri dari beberapa bunga. Beberapa contoh
dari scirpaea : 1). Eleocharis dulcis (Burm) Henschel. Sinonim: Eleocharis equestina Presl.
Nama daerah : dekeng, teki (Jawa), teki (Sunda) Tumbuhan tegak, tingginya dapat mencapai ,
1,5 m. Batang berpenampang bulat, keluar dari rimpang yang merayap, dan mempunyai stolon.
Dari ujung stolon kadang-kadang tumbuh umbi yang keras, berwarna coklat tua atau hitam. Bulir
di ujung batang dengan diameter sama dengan batang dengan ujung yang meruncing.
Gulmanya banyak dan rapat, tersusun seperti genting. Tumbuhan ini tumbuh di sekitar rawa
seperti pantai, banyak di jumpai di ujung utara jawa. Umbinya enak di makan dan di indramayu
sering di buat emping yang di sebut emping teki. 2). Fimbristylis littolaris Gaudich. Tumbuhan
berumput, tinggi 20-60 cm,batang tegak berpenampang segi empat. Daun keluar dari pangkal
batang, berbentuk garis. Bunga majemuk, bercabang-cabang, bulir banyak, berbentuk bulat
sampai lonjong. Glume berbentuk bulat panjang. Tumbuhan di persawahan dan berperan
sebagai gulma. 3). Scirpus mucronatus L. Nama daerah: mendongan(Jawa), mangsiang agam,
kumbueh, mansiro hitam (minang). Batang tegak dalam rumpun yang padat, berpenampang segi
tiga, tingginya 1 m. daun tereduksi hanya tinggal pelepah yang menyelimuti pangkal batang.
Bulir berbentuk lonjong berwarna hijau pucat atau coklat muda. Glume banyak saling menutup
seperti genting. Tumbuhan ini di Sumatra barat sering ditanam orang karena batangnya dapat di
pergunakan untuk bahan anyaman dan tali pengikat. 4). Cyperus sp. Batang tegak dalam
rumpun, keluar dan rimpang yang merayap atau stolon. Daun keluar hanya dari pangkal batang
dalam 3 baris.bunga majemuk terdapat di ujung batang, dalam bentuk bongkol atau bercabang-
cabang dengan percabangan radial terputus dari satu titik,tetapi panjang cabangnya tidak sama.
Daun penumpu yang mendukung bunga majemuk mirip dengan daun.Glume hanya beberapa
sampai banyak dalam bulir kecil, tersusun dari dua baris yang berhadapan. Bunga biseksual
tanpa perhiasan bunga, berbenang sari biasa 3, putik 2, dengan 2 atau 3 kepala putik. Contoh
jenis dari genus ini yang ada di Indonesia yaitu: a) Cyperus rotundus L. Nama daerah: teki
(Ind.) Tumbuhan tegak, batang keluar dari rimpang yang sangat rapat, pangkal batangnya
menggembung seperti umbi. Daun yang batang yang berbunga jauh lebih pendek dari daun
pada batang yang tidak bunga. Daun penumpu jauh lebih panjang dari bunga majemuknya.
Bunga majemuk ramping dan bercabang-cabang. Jenis ini merupakan gulma yang sangat sulit di
berantas. Rimpang apabila di rebus dapat di gunakan sebagai obat dada (iga), sakit pada saat
haid, haid tidak teratur , dan gangguan fungsi pencernaan. b) Cyperus malaccensis ink. Nama
daerah suket dem, kedot(Jawa), darendeng (Sunda), wlingi laut. Tumbuhan tegak, tingginya
0,73-1,5 m, batangnya dalam rumpun yang padat . daun pendek sempit atau terodoksi menjadi
pelepah yang menyelimuti pangkal batanganya. Bunga majemuk bercabang-cabang, bertangkai
panjang, di dukung oleh daun penumpu yang menyerupai daun.tumbuh di rawa-rawa dekat
pantai. Batangnya di gunakan sebagai anyaman tikar dan tali. Tikar yang di buat dari batang
jenis ini disebut segagaitikar got. c) Cyperus procerus Rottb Nama daerah: suket adem(Jawa)
Tumbuhan tegak, tingginya 0,70-1,25 m. batang dalam rumpun yang padat, berpenampang segi
tiga, pada pangkalnya di selimuti oleh pelepah daun yang tebal (berdaging), dan berwarna coklat
sampai unggu. Daun berbentuk pita. Bunga majemuk relative kecil, di daun di dukung daun
penumpu yang menyerupai daun. Glume bulat telur atau elips. Tumbuhan ini tumbuh di rawa
dekat pantai atau sebagai gulma di sawah yang berair payau. Batangnya sering digunakan
sebangai bahan pembuat tali. d) Cyperus elatus L. Tumbuhan tegak, tingginya 1 m atau
lebih.batang dalam rumpun yang padat dari rimpang yang pendek, berpenampang segi tiga .
daun berbentuk garis yang sempit dan pendek. Bunga majemuk bercabang-cabang, di dukung
oleh daun penumpu seperti daun yang panjangnya sampai 75 cm.Tumbuhan ini tumbuh di rawa,
tepi sungai, atau di sawah sebagai gulma. Batangnya sering di gunakan sebagai bahan
anyaman topi, tas, tikar. e) Cyperus monocephalus Rottb. Tumbuhan tegak, tingginya 6-45 cm,
dalam rumpun yang padat dengan rimpang yang pendek dan merayap.Daun sempit dan pendek.
Bunga majemuk berbentuk bonggol yang di dukung oleh daun penumpu yang mirip daun.
Bunga bewarna putih. Tumbuhan ini banyak di jumpai di lahan pertanian sebagai gulma. Air
rebusan rimpang di gunakan untuk obat sakit campak. f) Cyperus breruifolius Rottb. Tumbuhan
mirip C. monocephalus, tingginya sampai 35 cm. Bunganya bewarna hijau muda. Tumbuhan ini
juga banyak di jumpai sebagai gulma.Seluruh bagian tubuh apabila di rebus dapat
gunakan untuk menyembuhkan batuk selesma, bronchitis, batuk rejan, malaria, disentri, dan
sakit kuning. 2.4.2 Scleriae Bunga uniseksual, bunga jantan tidak berbakal buah sedangkan
benang sari pada bunga betina berubah menjadi staminodia. Bunga betina tidak di selimuti oleh
glume.contoh anggota yang terdapat di Indonesia yaitu: Scleria tesselata Willd. Nama daerah:
elat lalap, elat leutik (sunda) Tumbuhan berupa tema yang ramping, tersusun rapat dalam
rumpun, tingginya 10-60cm. Daun berbentuk garis, panjangnya 5-25 cm, lebar 0,3-0,7 cm,
tersusun rapat di pangkal batang, bertambah tinggi letak daun maka ukuran daun bertambah
kecil dan jarang. Bunga majemuk berbentuk mulai yang keluar dari ketiak daun teratas.
Tumbuhan ini hidup di pegunungan pada tanah berawa atau tanah yang becek. 2.4.3 Cariceae
Bunga majemuk uniseksual, bunga jantan bakal buahnya tidak ada, sedangkan benang sari
pada bunga betina tereduksi menjadi staminodia. Bunga betina di selimuti oleh Glumae.
Contohnya: Carex baccans Nees. 2.5 Pemanfaatan Cyperaceae a. Eleocharis dulcis Umbinya
enak di makan dan di indramayu sering di buat emping yang di sebut emping teki. b. Scirpus
mucronatus L., Cyperus malaccensis, Cyperus procerus Rottb Batangnya dapat dipergunakan
untuk bahan anyaman dan tali pengikat. c. Cyperus rotundus L. Rimpang apabila di rebus
dapat di gunakan sebagai obat dada, sakit pada saat haid, haid tidak teratur , dan gangguan
fungsi pencernaan. d. Cyperus elatus L. Batangnya sering di gunakan sebagai bahan anyaman
topi, tas, tikar. e. Cyperus monocephalus Rottb. Air rebusan rimpang di gunakan untuk obat sakit
campak. f. Cyperus breruifolius Rottb. Seluruh bagian tubuh apabila di rebus dapat
gunakan untuk menyembuhkan batuk selesma, bronchitis, batuk rejan, malaria, disentri, dan
sakit kuning. 2.6 Konservasi Cyperaceae Cyperaceae biasanya di gunakan untuk pakan hewan
dan obat-obatan. Sebagai pakan hewan, famili ini dipantau untuk mengetahui ketersediaan
makanan alami di daerah tertentu sehingga bisa diketahui cukup tidaknya makanan di daerah
tersebut. Famili Cyperaceae hidup mendominasi di berbagai macam kawasan sehingga banyak
dijumpai karena mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lingkungan sekitar yang tinggi . Hal
ini disebabkan karena struktur morfologi dan sistem fisiologi Cyperaceae relatif menguntungkan.
Sistem akar serabut yang dimiliki kelompok rumput menyebabkan rasio jumlah akar banyak dan
dapat membentuk struktur pertumbuhan. Oleh karena itu memungkinkan unggul dalam
memperoleh air dan nutrien dari lingkungan sekitarnya. Karena keunggulannya itu rumput
berfungsi sebagai penahan tanah bagian atas dari aliran air yang bisa menyebabkan erosi. BAB
III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1.1 Famili Cyperaceae termasuk dalam kingdom Plantae, divisi
Magnoliophyta, Kelas Monokotil, ordo Poales, famili Cyperaceae 3.1.2 Famili Cyperaceae
merupakan tumbuhan terna perennial, mempunyai rimpang yang merayap dan badan-badan
seperti umbi dengan geragih yang merupakan alat perkembang biakan vegetatif, batang
segitiga, tidak berongga, bangun daun pita, biasanya tersusun, sebagai roset akar. 3.1.3 Famili
Cyperaceae biasa dimanfaatkan sebagai pakan hewan, bahan anyaman seperti topi, tikar dan
obat-obatan. 3.1.4 Famili Cyperaceae dalam hal konservasi ditinjau untuk mengetahui
ketersediaan makanan alami di daerah tertentu sehingga bisa diketahui cukup tidaknya makanan
di daerah tersebut dan penahan tanah bagian atas untuk mencegah erosi. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.http://organisme-pengganggu.blogspot.com/2012/04/organisme pengganggu-
tanaman-opt.html. Diakses : 14 Juli 2012. Steenis, C. G. G. J. Van. 1975. Flora. Pradnya
Paramita, Jakarta Djufri.2003. Pemantauan Makanan Alami Gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatraensis) di Taman Hutan Raya Cut Nya Dhien Seulawah, Aceh Besar. IPB Journal
Biodiversitas: 118-123. Lampiran Diskusi Yoni : Bisakah Cyperaceae itu ditempat lain selain di
tempat berair? Bisa. Karena famili Cyperaceae mempunyai tingkat adaptasi yang tinggi sehingga
bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitar Desi : Bagian mana dari Cyperus rotundus yang
digunakan sebagai obat dan bagaimana caranya? Apa kandungan yang terdapat didalamnya?
Rimpangnya. Menurut kelompok kami, cara menggunakannya adalah rimpangnya direbus
kemudian air rebusan tersebut diminum. Kandungan dari Cyperus rotundus adalah Minyak atsiri.
Secara umum kandungan minyak atsiri Cyperus rotundus mempunyai efek estrogenik; hal
tersebut yang memungkinkan digunakannya pada keadaan menstruasi yang tak teratur. Yang
berasal dari Cina mengandung siperen, paskolenon, sedangkan yang berasal dari Jepang
mengandung siperol, siperen (siperene I dan siperene II), a-siperone, siperotundon dan
siperulon, disamping itu ditemukan pula alkaloid dan flavonoid, triterpen. a-Siperon merupakan
senyawa seskuiterpen keton, dan kadarnya dalam minyak atsiri sekitar 35-54%. Minyak atsiri
yang dikandung dalam umbi ini dilaporkan memiliki potensi sebagai antibiotik terhadap kuman
Staphyllococcus aureus yaitu siperen I dan siperen II sehingga bisa digunakan sebagai obat
gangguan pencernaan. Kandungan yang lain berupa karbohidrat, seperti d-glukosa (41,7%), d-
fruktosa (9,3%) dan gula tak mereduksi (4%). Tika : Contoh dari famili Cyperaceae yang
digunakan dalam hal konservasi ? Famili Scirpea, Cyperus dan Scleriae. 3

Anda mungkin juga menyukai