Anda di halaman 1dari 6

Deskripsi Famili Tumbuhan yang Ditemukan

1. Amarylidaceae
Terna kasar tidak berbatang dengan rimpang kuat dan seberkas akar tebal, sering menghasilkan
stolon di bawah tanah. Daun panjang 25-100 cm, lebar 4-25 cm, memberkas, sangat kuat dan
berlipatan, bertangkai panjang. Satu atau dua perbungaan muncul di antara tangkai daun di atas
tanah. Buah buni lonjong menjorong (elipsoid), keputihan atau pink. Tumbuh di seluruh Jawa pada
hutan dengan tanah humus lembab, juga di hutan bambu, dan kadang-kadang di hutan jati, tidak
jarang secara lokal berkelompok, pada 50-2200 m.

2. Apiaceae
Apiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II
dan Sistem Cronquist suku ini termasuk dalam bangsa Apiales. Dalam sistem lama, nama suku ini
adalah Umbelliferae, merujuk pada tipe perbungaannya. Suku ini memiliki banyak anggota, banyak
di antaranya merupakan tumbuhan rempah-rempah bumbu dan obat, seperti seledri, wortel, adas
pedas, adas manis (anis), adas sowa ("dill"), jintan, dan jintan hitam.

3. Asteraceae
Asteraceae termasuk tumbuhan herba, perdu atau tumbuhan-tumbuhan memanjat, dengan daun
tersebar atau berhadapan, tunggal. Bunga dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering dalam
satu bongkol yang sama terdapat dua macam bunga, yaitu bunga cakram berbentuk tabung dan
bunga tepi berbetuk pita. Bunga tepi terdapat dalam satu lingkaran atau lebih. Semua bunga bisa
juga berbetuk tabung, atau bisa seluruhnya berbentuk pita. Daun pelindung dari bunga tersendiri
kadang-kadang seperti sisik jerami. Bunga beraturan atau setangkup tunggal dengan kelopak yang
umumnya sangat tidak jelas. Mahkota berdaun lepas benang sari berada dalam tabung mahkota.
Bakal buah tenggelam dengan satu bakal biji. Tangkai putik satu, kebanyakan dengan dua kepala
putik. Buah keras berbiji satu. Biji umumnya tumbuh bersatu dengan kulit buah. Anggota dari famili
tumbuhan ini biasanya dimanfaatkan sebagai tumbuhan penghasil minyak, bahan pemanis dan bisa
dibuat teh. Beberapa anggota dari famili ini terkenal sebagai hortikultura di seluruh dunia termasuk
jenis zinnias, marigold, dahlia, dan krisan.

4. Araceae
Araceae merupakan terna tahunan dengan getah yang cair atau seperti susu, pahit dan dalam tanah
mempunyai rimpang yang memanjang seperti umbi. Batang tegak atau memanjat, jarang berkayu
dan ada yang tumbuh sebagai sebagai tanaman epifit. Umumny tidak banyak daun, kadang terbentuk
setelah keluar bunga, daun tunggal atau majemuk tersusun sebagai rozet akat atau tersebar pada
batang atau bersilang dalam dua baris. Helaian bangun jantung atau perisai, tombak atau panah
dengan tangkai yang pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkai tipis seperti selaput.
Tangkai daun pada umumnya lembut panjang dengan rongga udara untuk memungkinkan tanaman
beradaptasi dengan lingkungan air.

5. Balsaminaceae
Terna tegak, tinggi mencapai 1 m. Daun-daun yang di bagian bawah kebanyakan berhadapan dan
yang di bagian atas tersusun dalam lingkaran terdiri atas 3-4 daun, panjang 3-15 cm, lebar 1-6 cm,
pinggirnya menggergaji halus. Bunga berwarna ungu dan memudar sesuai umur, dua daun mahkota
kebanyakan berwarna tua di pangkalnya. Panjag taji beragam, hingga 4 cm. Varietas berbunga putih
murni. Impatiens sp. adalah salahsatu jenis dalam famili balsaminaceae dan di jawa banyak
ditemukan di tempat-tempat lembab dan teduh, tumbuh dari dataran rendah pesisir sampai pada
ketianggian 2500 m.

6. Cyperaceae
Teki-tekian atau Cyperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem
klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Poales, suku ini adalah kerabat terdekat suku
padi-padian (Poaceae) dan memiliki banyak kemiripan. Orang yang kurang terbiasa sering
mengacaukan teki dari rumput biasa karena penampilannya yang mirip, seperti daun berbentuk
lanset, kebanyakan berwujud terna kecil yang mudah menjadi tumbuhan pengganggu (gulma), serta
susunan bunga yang mirip.

7. Convolvulaceae
Semak kadang-kadang berumur 1 tahun, menahun.Tempat lembab berawa genangan parit sawah
pinggir jalan. Batang menjalar di atas tanah basah atau terapung, kadang-kadang membelit, dapat
dikatakan selalu gundul. Panjang sampai 3 m. tangkai daun tebal 3-20 cm, Helai daun sangat
berubah- ubah dalam bentuk dan ukuran. Bulat telur segi tiga, memanjang bentuk garis atau lanset,
gundul rata atau bergigi. Dengan pangkal yang terpancung atau bentuk panah sampai bentuk lanset,
3-15 kali 1-9 cm. Karangan bunga di ketiak, bentuk paying berbunga sedikit, daun pelindung kecil.
Daun kelopak bertepi pucat, gundul, bulat telur, memanjang, tumpul, panjang 8 mm. mahkota ros
atau lila pucat, sering dengan tengah ungu, jarang keseluruhan putih, bentuk corong , panjang 3-5
cm. tepian lebar lk 5 cm, benag sari tertancap dalam, tidak sama panjangnya, tonjolan dasar bunga
bentuk cincin. Tangkai putik bentuk benang. Kepala putik bentuk kepala rangkap. Buah kangkung
berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat
dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran
kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis
kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara
generative.Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar
menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar
secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.

8. Polypodiaceae
Tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar
(Polypodiales). Anggota-anggotanya merupakan paku epifit, dengan ciri yang khas berupa rimpang
(rhizome) yang berambut coklat kemerahan merambat di pepohonan dan sori yang berupa kantung
di tepi daun. Daun Davallia biasa dijadikan unsur pendukung dalam karangan bunga.

9. Euphorbiaceae
Suku getah-getahan (Euphorbiaceae) adalah tumbuhan yang apabila tubuhnya dilukai akan
mengeluarkan getah berwarna putih. Beberapa contoh tumbuhan suku getah-getahan, antara lain:
Singkong, diambil umbi akarnya untuk dikonsumsi manusia sebagai sumber karbohidrat, dan
Puring, merupakan tanaman perdu dan dipelihara sebagai tanaman hias.

10. Gleicheniaceae
Setiap pelepah mempunyai daun hijau berbentuk bujur sepanjang 3-7 cm. Dimana panjang pelepah
diantara 10-20 cm bergantung kepada umur pokok dan habitat. Beberapa rujukkan menyatakan ada
pokok resam yang tinggi hingga 70 m (20 kaki) dengan tumbuh menumpangdengan pokok lain.
Kemampuan batang an daun resam yang berilang dan padat menyebabkan iamenghalang
pertumbuhan pokok lain di kawasan dimana ia tumbuh sangat padat. Tumbuhan ini sangat
bermanfaat karena dapat menyuburkan tanah. Tumbuhan ini mampu menyerap racun disekitar
tempat tumbuhnya. Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena
mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya.

11. Malvaceae
Suku kapas-kapasan atau Malvaceae adalah kelompok tumbuhan dikotil yang anggotanya
mencakup sejumlah tanaman budidaya, khususnya sebagai penghasil serat tekstil dan minyak.
Manfaat lainnya adalah sebagai tanaman hias dan farmasetika. Beberapa Malvaceae merupakan
penghasil kayu perdagangan. Bentuknya dapat berupa perdu atau pohon. Bunganya menjadi ciri
khasnya yang penting karena biasanya besar dan membentuk corong. Kelopak bunganya bersatu
(tidak terpisah-pisah). Mahkota bunganya lima, tersambung di bagian pangkal sehingga bila gugur
selalu bersama-sama, tidak luruh sendiri-sendiri. Benang sari biasanya banyak dan tersambung
dengan putik.
12. Melastomataceae
Tegak tinggi mencapai 4 m. Daun kaar seperti amplas pada permukaan atas panjang maksimal 14
cm lebar 6 cm. Tangkai bunga tertutup sisik, kelopak bersisik pada dua sisinya, mahkota putih
kadang-dang ungu, kebanyakan bertepi merah, panjang 2,5 cm. Benang sari jelas tidak sama,
perpanjangan penghubung 4 mm.

13. Mimosaceae
Terna, semak, perdu, dan pohon-pohon kadang berduri, daun-daun majemuk menyirip ganda, jarang
sekali memiliki susunan yang lain, dengan atau tanpa daun penumpu. Memiliki bunga banci yang
aktinomorf, mempunyai kelopak berbilangan 4-5 yang berlekatan dan mahkota terdiri atas daun-
daun mahkota yang sama jumlahnya dan bebas satu sama lain, benang sari 2 kali lipat jumlah daun
mahkota atau banyak, tangkai sari bebas atau berlekatan. Bunga-bunga itu kebanyakan terangkai
dalam bunga majemuk berbentuk bongkol yang seringkali tampak seperti satu bunga saja. Bakal
buah menumpang, beruang satu, bakal biji dalam 2 baris pada dinding bakal buah. Buah merupakan
polong yang masak akan menjadi kering dan terputus-putus menjadi beberapa bagian.

14. Moraceae
Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG
II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Rosales, klad euRosidae I. Ke dalam suku ini
termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat
dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang bukan
merupakan buah sejati karena terbentuk dari dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga
membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki
oleh serangga tertentu (biasanya dari anggota Hymenoptera).

15. Orchidaceae
Suku anggrek-anggrekan merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak.
Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit. Anggota suku ini cenderung memiliki organ-
organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Anggrek menyukai
cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai
hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang. Akar serabut,
tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon
tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan
istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat
saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi
humus.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan
cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali
menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Daun anggrek
biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat
pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpn air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain.
Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari
ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga(sepal) biasanya berwarna mirip
dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi
membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang
sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk
cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka
oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik.
Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.

16. Oxalidaceae
Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar, majemuk; anak daun tepi rata. Daun penumpu tidak ada.
Bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau pada kayu tua, beraturan,
berkelamin 2. Daun kelopak 5, tetap. Daun mahkota 5, terpuntir waktu dalam kuncup, rontok.
Benang sari 10, lepas atau bersatu pada pangkal, kadang-kadang sebagian meereduksi menjadi
staminodia; kepala sari beruang 2. Bakal buah menumpang, persegi 5 atau berlekuk 5. Tangkai putik
5, lepas. Buah kotak atau buah buni.

17. Pinaceae
Pinaceae ( tusam-tusaman) ini berbantuk pohon, perdu ( jarang) mempunyai resin. Daunnya tunggal,
berbentuk spiral dan linearis sampai berbentuk jarum , tersebar dalam dua baris atau dalam ikatan.
kebanyakan berumah satu. Strobilus jantan membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral,
setiap mikrosporofil dengan dua mikrosporongia, mikrospora memiliki sayap. Sedangkan strobilus
betina membawa sejumlah sisik-sisik ovula yang tersusun spiral, sisik ovul tersebut tumbuh pada
ketiak sisik braktea, setiap sisik ovul membawa 2 ovula pada permukaan atasnnya, strobilus betina
yang masak tumbuh menjadi konus yang mengeras.

18. Poaceae
Anggota suku ini adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena banyak tanaman budidaya
yang menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai bahan pangan utama. Bambu dan tebu juga
termasuk di dalamnya. Bahan pakan ternak juga banyak memanfaatkan anggota suku ini,
seperti rumput gajah dan rumput raja. Anggota suku ini beberapa di antaranya merupakan tumbuhan
pengganggu (gulma) yang penting, seperti alang-alang dan rumput bandotan. Ada anggotanya yang
merupakan sumber wangi-wangian, yaitu rumput akar wangi dan serai (termasuk sitronela). Pada
umumnya, ciri tumbuhan Poaceae berbatang beruas-ruas, bunga tak bermahkota, serta daun
berbentuk pita.

19. Polygalaceae
Perdu tegak, sering bercabang makimal tinggi 3 m, batang agak tebal, mendaging, hijau. Daun besar
agak berdaging, panjang maksimal 30 cm, lebar 10 cm. Sumbu tanda agak kokoh, lurus, terkeluk
baliklampang rapat, buah biasanyabersayap jelas. Biji sepenuhnya di bungkus oleh kaunkula, yang
membuat burung tertarik.

20. Polypodiaceae
Kebanyakan herba, kadang pohon, mempunyai rhizoma. Daun monomorfik atau dimorfik, tunggal
atau majemuk, daun muda bentuk spiral Homospora. Spora dalam sporangium yang berkumpul
membentuk sorus (sori). Sorus dibungkus indusium, terletak marginal atau dorsal dari sporofil.
Sporangium berdinding tipis, bertangkai dan mempunyai annulus yang letaknya vertikal.

21. Rosaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, daun tunggal atau majemuk, duduk tersebar atau berkarang,
mempunyai daun penumpu yang melekat pada pangkal tangkai daun. Bunga banci, aktinomorf,
hiasan bunga berbilangan 5, ada yang berbilangan 3,4,6, atau 8, jelas dapat dibedakan antara kelopak
dan mahkota. Dasar bunga rata, bentuk cawan, atau piala, di bagian tengah kadang-kadang cembung.
Hiasan bunga dan benang sari terdapat pada tepi dasar bunga.

22. Rubiaceae
Rubiaceae secara morfologis mudah dikenali sebagai kelompok yang saling berdekatan dengan
kombinasi karakter: seluruh daunnya tumbuh berlawanan dan berbentuk sederhana, daun mahkota
bunga simetri radial dan menjadi satu (simpetal) membentuk tabung (tubular), dan ovarium inferior.
Rubiaceae tumbuh dalam berbagai bentuk, yang paling umum adalah perdu, dapat juga
berupa pohon, liana, atau herbal. Rubiaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem Klasifikasi APG II suku ini termasuk dalam bangsa Gentianales. Suku ini terdiri
atas pepohonan, perdu, liana, atau herbal yang tumbuh di atas tanah. Termasuk di dalamnya sejumlah
tumbuhan penghasil alkaloid penting seperti kafeina (dalam kopi yang dihasilkan dari beberapa
jenis Coffea) dan kinina (dari kulit batang Cinchona).
23. Selaginellaceae
Paku lumut, sebagian batang berbaring, sebagian tegak, bercabang menggarpu anisotom.
Heterospora, protalium jauh mengalami reduksi. Rangkaian sporofil terminal berupa bulir tunggal
atau bercabang.

24. Solanaceae
Suku terong-terongan atau Solanaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga. Suku ini
memiliki nilai ekonomi cukup tinggi bagi kepentingan manusia. Beberapa anggotanya,
seperti kentang, tomat, serta cabai menjadi bagian utama bahan pangan manusia di berbagai belahan
dunia. Beberapa sayuran lainnya, seperti terung dan ranti (leunca), juga menjadi bagian menu
pula. Tembakau adalah tanaman budidaya penting yang daunnya dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri rokok dan cerutu, sekaligus sebagai sumber pestisida ramah lingkungan. Beberapa jenis lain
merupakan tumbuhan pengganggu (gulma).

25. Theaceae
Perdu atau pohon, tinggi hingga 40 m, damter hingga 1,5 m, pada masa tertentu menonjol karena
daun mudanya dan bunganya melimpah di lantai hutan mirip bunga teh yang jatuh. Mahkota luar
setengah membualat, lebih kecil daripada yang lain dan kuncup mendekapnya. Daun panjang
maksimal 24 cm, lebar 7 cm. Buah kapsul keras bercelah di atasnya tempat mengeluarkan biji
bersayap yang dikeluarkan angin dan hujan deras. Di jawa berhasil untuk reboisasi, kayunya tidak
begitu berharga tetapi baik untuk memenuh kondisi hutan, contohnya yaitu Schima wallchii.

26. Verbenaceae
Verbenaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG
II suku ini termasuk dalam bangsa Lamiales. Kajian filogenetismenunjukkan bahwa banyak anggota
klasik Verbenaceae ternyata lebih pantas dimasukkan ke dalam Lamiaceae. Dengan demikian
anggota Verbenaceae tinggal 35 genera dan sektiar 1.200 spesies Api-api (Avicennia), yang semula
dianggap anggota Verbenaceae atau di bawah suku tersendiri, Avicenniaceae, sekarang lebih
cenderung digolongkan ke dalam Acanthaceae.

27. Aspleniaceae
tergolong dalam bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Anggota-anggotanya dicirikan
dengan ental yang relatif kaku, berdaun agak tebal, sori terletak di sisi bawah helai daun dan
tersembunyi di balik "lipatan" yang berada tepat pada urat-urat daun yang menyirip. Suku ini
beranggotakan satu sampai tiga marga saja (Asplenium, Hymenasplenium, dan Phyllitis), karena
banyak anggotanya yang mampu dengan mudah bersilang.

28. Pteridaceae
Pteridaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong
sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Suku ini juga merupakan salah satu suku
dengan anggota terbesar. Batangnya mempunyai rizom yang halus menjalar dan dilitupi oleh sisik-
sisik kecil Sporangiumnya terkumpul dalam sorus yang mengelilingi hampir keseluruhan tepi daun
fertil . Pada tumbuhan masih muda seluruh entalnya ditutupi oleh sejenis tepung berwarna perak
atau putih kekuning, dan pada saat ental telah dewasa, tepung berwarna putih tersebut hanya
ditemukan di bawah permukaan daun saja.

29. Plantaginaceae
Memiliki tinggi 15- 20 cm, berdaun tunggal, bentuk daun bulat telur seperti sendok dengan panjang
5- 10 cm, tepi daun tampak bergerigi dan tidak teratur, permukaannya licin dan agak berbulu, bunga
majemuk, warna putih, dan tersusun dalam buliran. Salahsatu jenis famili ini yaitu daun sendok pada
penelitian laboratorium, daun sendok terbukti menurunkan konsentrasi plasma lipid, kolesterol, dan
trigliserid yang mengalami pengerasan pembuluh darah. Selain itu daun sendok juga terbukti mampu
menghancurkan batu empedu.
30. Lythraceae
Pohon/belukar, menyebar rimbun/melebar di permukaan tanah, dengan ketinggian hingga 3 m. Kulit
kayu berwarna abu-abu hingga coklat. Akar nafas tidak terlalu berkembang. Tebal (hingga 3 mm)
berdaging, kaku, berkulit dan agak melengkung/tertekuk ke dalam. Unit & Letak: sederhana dan
berlawanan. Bentuk: elip hingga bulat telur terbalik. Ujung: membundar hingga menajam tumpul.
Ukuran: panjang 1-3 cm. Berbentuk lonceng. Letak: di ketiak daun. Formasi: berkelompok (ada 1
hingga beberapa bunga per kelompok). Daun mahkota: 6, putih bersih, bagian tengahnya agak
keunguan-kekuningan. Kelopak bunga: 12, berwarna hijau. Benang sari: jumlahnya 12 - 18.
Berbentuk seperti mangkuk es krim, warna coklat, permukaannya berambut, di dalamnya terdapat
20-30 biji yang sangat kecil. Ukuran: diameter buah 3-5 mm, panjang 10 mm.

31. Cannaceae
Cannaceae merupakan terna besar-besar, perianal dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal
seperti umbi. Daun pada batang di atas tanah besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang
yang nyata, tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bungan banci, zigomorf atau lebih
sering asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan
atau malai. Pada Famili Cannaceae ini hanya memiliki satu genus saja, yaitu Canna. Dan famili ini
memiliki 50 spesie di dunia.

32. Dennstaditiaceae
Dennstaedtiaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang
tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales).Kebanyakan anggotanya adalah
pantropis (di seluruh wilayah tropika), namun beberapa tersebar hingga daerah beriklim sedang dan
menjadi tumbuhan dominan di lantai hutan, seperti Pteridium aquilinum.Beberapa anggotanya,
seperti P. aquilinum dan P. esculentum memiliki daun dan spora yang karsinogenik (menyebabkan
kanker). Rimpang P. esculentum yang dikeringkan mengandung karbohidrat dan dimakan oleh
orang Maori. Rimpang ini bila dikeringkan dapat bertahan hingga setahun.

33. Dryopteridaceae
Tumbuhnya berkelompok atau bercampur dengan tumbuhan lainnya. Bila tumbuh secara epifit,
dapat hidup di sela-sela batang pohon, di ketiak pohon aren, atau jenis palem lainnya, bisa juga
dijumpai tumbuh bersama-sama rumpun paku sarang burung. Menyukai tanah yang berbatu-batu,
tanah gembur di tepi-tepi sungai dan tebing. Di perkebunan-perkebunan besar paku ini spohon
tropik.

Anda mungkin juga menyukai