Anda di halaman 1dari 11

BNPB: Awal tahun 2017, 303

bencana alam terjadi di Indonesia


Rabu, 22 Februari 2017 12:52 Reporter : Purnomo Edi

bencana longsor banjarnegara. 2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bencana


alam yang terjadi di Indonesia meningkat setiap tahunnya sejak 2008-2016. Diprediksi
sejumlah peristiwa alam akan kembali terjadi tahun ini.

Di awal tahun 2017 saja, tercatat 303 bencana alam dengan korban jiwa mencapai 19
orang meninggal dunia, menderita 178.604 jiwa dan kerusakan rumah hingga ribuan
unit.

Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi, mengatakan, bencana tidak mengenal waktu
dan bisa datang kapan saja. BNPB dibantu SAR di daerah harus siap bekerja setiap
waktu memberikan pertolongan pada masyarakat
"Nyawa manusia merupakan taruhan dari pekerjaan kita. Ini tugas mulia, harus
dilaksanakan dengan dilandasi oleh panggilan untuk membantu sesama," tegas Dody
saat melakukan pembekalan BPBD provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia di
Hotel Sahid Raya, Yogyakarta, Rabu (22/2)

Dia menambahkan, menyikapi tantangan penanggulangan bencana yang multidimensi


dan multipihak, BNPB dan BPBD harus berupaya meningkatkan kapasitas di berbagai
sektor seperti sumber daya manusia, kelembagaan maupun sinergi berbagai pihak.
Harapannya tercipta profesionalitas dalam aktualisasi penanggulangan bencana.

"Berbagai bantuan serta penguatan telah diberikan oleh BNPB untuk memperkuat
kelembagaan maupun SDM di daerah. Kami juga selalu mengingatkan kepada semua
BPBD bahwa solidaritas antar BPBD, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota perlu
terus dipupuk dan dibangun," jelas dia.

Pembekalan BPBD seluruh Indonesia ini merupakan bagian kegiatan rapat kerja
nasional (rakernas) yang berlangsung pada 21 24 Februari 2017 dengan tema
Mewujudkan BPBD yang tangguh, Teruji dan Profesional Dalam Bingkai Kebersamaan.
Pembekalan ini diikuti sekitar 2.500 perwakilan BPBD provinsi, kabupaten dan
kota. [lia]
Peristiwa alam ini pernah bikin geger
warga Arab Saudi
Sabtu, 12 September 2015 07:30Reporter : Siti Nur Azzura

banjir arab.

1. Banjir di Kota Tabuk, Arab


Merdeka.com - Banjir besar sempat melanda Kota Tabuk, Arab pada 2013 lalu. Banjir
yang disebabkan oleh hujan besar yang berlangsung selama dua hari ini berdampak
pada kerusakan beberapa bangunan.

Situs riyadhbureau.com melaporkan, Selasa (29/1), warga Saudi ramai-ramai


memberitakan banjir ini di situs jejaring sosial Twitter dengan kata kunci Tabuk
tenggelam.

Selain itu beberapa video amatir menggambarkan ketakutan warga Tabuk turut
diunggah. Dalam rekaman video itu terlihat betapa kerasnya usaha warga
menyelamatkan diri serta keluarganya tanpa memperdulikan harta benda mereka yang
terendam air. Beberapa ruas jalan digunakan untuk warga pergi ke kota lain mengalami
macet total.

Juru bicara Badan Meteorologi dan lingkungan setempat Hussein al-Qahtani


melaporkan terdapat dua korban tewas yakni seorang bayi usia 12 bulan dan warga
desa di luar wilayah perkotaan namun juga terkena dampak banjir yang tingginya
mencapai dua meter. Seluruh kegiatan, pusat kantor, dan sekolah diliburkan.

Hujan deras beberapa hari bukan kali ini saja melanda di Saudi. Kota Jeddah juga
pernah dihantam banjir pada 2009 yang menyebabkan 122 orang tewas.
Sabtu, 12 September 2015 07:30Reporter : Siti Nur Azzura

salju di arab.

2. Salju di Sahara
Merdeka.com - Padang Sahara terkenal sebagai padang pasir nan kering kerontang
dengan luas 9,4 juta kilometer persegi di Afrika Utara. Oleh karena itu, masyarakat
dunia dibuat heboh ketika fenomena hujan salju turun di padang tersebut.

Dikutip dari situs sains LiveScience, fenomena itu terjadi pada 18 Februari 1979. Salju
turun di lokasi gurun yang ada di selatan Aljazair dan sempat menghentikan lalu lintas
di Ghardaia.

Namun, hujan es tersebut tidak berlangsung lama. Hanya sekitar 30 menit dan
kemudian salju lenyap dalam hitungan jam.

Sabtu, 12 September 2015 07:30Reporter : Siti Nur Azzura


Badai pasir di Jeddah.

3. Badai pasir
Merdeka.com - Sebuah badai pasir melanda beberapa negara di Timur Tengah
beberapa hari lalu, seperti di Jeddah, Libanon, Suriah, Israel dan Siprus. Fenomena
alam ini membuat beberapa wilayah mengalami gelap total karena tertutup pasir.

Dilansir dari situs arabnews.com, badai yang terjadi pada pukul 06.00 waktu setempat
itu berlangsung selama 40 menit. Akibatnya, dua wanita tewas di Libanon dan ratusan
menderita masalah pernapasan. Banyak warga yang mengabadikan peristiwa ini dalam
bentuk video dandiunggah melalui situs Youtube.
Sabtu, 12 September 2015 07:30Reporter : Siti Nur Azzura

Masjidil Haram.

4. Kebakaran di Masjidil Haram


Merdeka.com - Memasuki Ramadan tahun 654 Hijriah, pernah terjadi kebakaran hebat
di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Kebakaran itu terjadi karena pelita di kamar
pelayan masjid, Abu Bakar Al Maraghi, jatuh ke kasurnya.

"Api membakar seluruh atap masjid. Beberapa tiang roboh dan timah meleleh. Ini terjadi
sebelum orang-orang tidur," dikutip dari buku Peristiwa - Peristiwa Penting di Bulan
Ramadhan karya Aburrahman Al Baghdady, Selasa (9/6).

Api nyaris membakar makam nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu bakar ra
dan Umar ra. Allah menurunkan hikmah dari kebakaran ini. Pemimpin negara muslim
bahu membahu melakukan renovasi masjid bersejarah tersebut.

"Sebut saja Khalifah Al-Mu'tashim Billah dari Baghdad, penguasa Mesir Al Manshur
Nuruddin Ali bin Al Mu'izz Ibik Ash-Shalihi, Penguasa Yaman Muzhaffar Syamsudin
Yusuf bin al-Manshur, penguasa Mesir lainnya Azh-Zhahir Beibras, Zhahir Jamqamiq
dan Sultan Qayit Bei," jelas buku itu lagi.

Akhirnya Masjid Nabawi kembali berdiri kokoh dan menawan pada tahun 879 Hijriah
atau akhir abad ke-9.
Puting beliung di Deli Serdang, 2
anak tewas 1 remaja luka-luka
Minggu, 2 Agustus 2015 20:36Reporter : Yan Muhardiansyah

Akibat puting beliung di Deli Serdang. 2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Bencana angin puting beliung melanda kawasan Dusun V Bintang


Meriah, Desa Limau Mungkur, Kecamatan STM Hilir, Deli Serdang, Sumatera Utara,
Minggu (2/8) petang. Dua orang tewas dan seorang lainnya harus mendapat perawatan
di rumah sakit akibat tertimpa pohon patah diterjang angin kencang.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Helfi Assegaf memaparkan, kedua
korban tewas yaitu Ali Hafis Yoko Hama Sembiring (11 tahun) dan Abdul Anif Tarigan
(8 tahun). Sementara korban luka yaitu Irja Ginting (19 tahun). Ketiganya merupakan
warga Dusun V Bintang Meriah, Desa Limau Mungkur.

Informasi dihimpun, peristiwa terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu, hujan dan
angin kencang menghantam pepohonan di wilayah itu. Ali Hafis, Abdul Anif, dan Irja
berlindung di dalam satu gubuk.

"Kemudian pohon kelapa sawit yang berada di pinggir gubuk itu tumbang patah di
bagian tengah, sehingga pohon sawit menimpa gubuk tempat korban berteduh," kata
Helfi.
Akibat tertimpa pohon, Ali Hafis dan Abdul Anif tewas seketika, sedangkan Irja luka-
luka. "Seorang korban luka masih dirawat di RSUP H Adam Malik Medan," pungkas
Helfi. [ary]

Anda mungkin juga menyukai