Anda di halaman 1dari 19

1.

Titik impas dalam unit dan jumlah rupiah penjualan

2. Analisis multiple product

3. Grafik hubungan biaya, volume dan laba

4. Perubahan pada variabel biaya, volume dan laba

5. Analisis biaya, volume dan laba

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB%205.%20HUBUNGAN%20VOLUME,%20BIAYA,%20D
AN%20LABA.pdf

http://celphee-surf.blogspot.co.id/2012/07/analisis-biaya-volume-laba.html

http://catatanwawan92.blogspot.co.id/2014/05/makalah-analisis-hubungan-biaya-volume.html

http://feuh-kel11.blogspot.co.id/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-b-v.html

http://fifiariesta.blogspot.co.id/2011/04/analisis-hubungan-biaya-volume-dan-laba.html

Makalah Cost Volume Profit (CVP)


PENDAHULUAN
Analisis Biaya Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan
suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal
ini dikarenakan CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual,
dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis
CVP berfokus kepada lima hal, yaitu:
a. harga produk (prices of products),
b. volume produksi,
c. biaya variable per unit,
d. total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi
kuantitas produksi), dan
e. mix of product sold (bauran produk dalam penjualan).
Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi
alat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup
permasalahan ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas
permasalahannya.
Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal
penting, antara lain:
a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas
b. Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas
c. Dampak kenaikan harga terhadap laba
d. Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki
e. Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan
analisis cost volume profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis
multiproduk, dan penyajian grafis hubungan cost volume profit analysisagar
manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung
resiko yang dapat merugikan perusahaan.
A. Analisis Cost Volume Profit
Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk
menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi
pendapatan operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net
income). Seperti kita ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam
suatu periode tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya
yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada suatu
periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat
hubungan antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah
analisis cost volume profit.
Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat
hubungan besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya
volume penjualan serta laba yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam
mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen penting terkait
analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara
konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan
direncanakan akan dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara
langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk
perusahaan yang akan dijual.
Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa
asumsi yang harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan
volume serta laba yang akan diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga
jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara
akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per
unit konstan dan jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah
persediaan tidak berubah.
Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan
menjadi (a) semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi
jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan
adalah linier dalam kisaran relevan dan harga jual dianggap konstan, (d) hanya
terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit produk / rupiah penjualan, dan (e)
tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah
satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan
menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang
berbeda juga. Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat
hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang
lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap,
manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu
tidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.
Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada
analisis jangka pendek) biaya tetap yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap
yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat
biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan
dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear
pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak
relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan meningkat
mendekati tingkat yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan
dalam banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan
produk atau jasa baru, mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa
yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan,
dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh
manajemen.
B. Konsep Contribution Margin
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban
variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan
kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu
untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi
tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian
untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah
sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang
terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan
terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual
dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan
peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel.
Ini dapat dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika
PT XYZ miliki penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000,
marjin kontribusinya adalah $ 300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual
250.000 unit selama tahun, harga per unit penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel
total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio margin
kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan margin
kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk
menghitung rasio margin kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah
penjualan atau pendapatan.
C. Titik Impas Dalam Unit
Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika
volume berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik
impas perusahaan dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point)
adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba
sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik impas dalam unit
(pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba operasi.
Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas,
kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat
dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan
laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan
biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat
dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan Beban variable Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan
penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating
income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal
perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi
pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat
dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan
dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik,
pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang
terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang
terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) (Biaya Variabel per
unit x jumlah unit terjual ) Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah
proyeksi laporan laba rugi perusahaan Whittier Company
Penjualan (1000 unit@$400) $400.000
Dikurangi: Beban variabel 325.000
Margin kontribusi $ 75.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000
Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah
$400 per unit, dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya
tetap adalah $45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai
berikut:
0 = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000
0 = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = 600
Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumput
untuk menutupi semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk
memeriksa jawaban ini adalah dengan memformulasikan suatu laporan laba rugi
berdasarkan 600 unit yang terjual.
Penjualan (600 unit@ $400) $240.000
Dikurangi: beban variabel 195.000
Margin kontribusi $ 45.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 0
Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.
Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh
persamaan cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut
perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat
diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.
Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas
Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit
yaitu dengan menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi (contribution
margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik
impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Jika margin kontribusi per unit
untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada persamaan laba
operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan
persamaan dasar
Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi per unit
dapat dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan
membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya
$75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya variabel ($400 - $325) hasilnya
$75. Untuk menghitung jumlah unit impas Whittier Company, dapat digunakan
persamaan dasar sebagai berikut:
Jumlah unit = $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75
= 600
Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar
perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost
volume profit menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijual
untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di
atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai
persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang
dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin
kontribusi.
Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah
bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam
hal ini, berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil
ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
$60.000 = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000
$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1.400
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target
laba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400
Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk
menghasilkan laba operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut
membuktikan hasil ini:
Penjualan (1400 unit@$400) $560.000
Dikurangi: Bebabn Variabel 455.000
Margin kontribusi $105.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 60.000
Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik
impas. Seperti yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin
pemotong rumput, atau 800 lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk
menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin kontribusi per mesin pemotong rumput
adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput diatas
impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan
bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis
dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah mesin
pemotong rumput yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat
dihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan
menambahkan hasilnya dengan volume impas.
Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak
terhadap laba perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual
dapat dinilai dengan mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit
yang terjual. Sebagai contoh, jika 1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yang
terjual, maka berapa jumlah laba yang akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang
terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin pemotong rumput, dan margin
kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan meningkat sebesar
$7.500 ($75 x 100).
Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan
penjualan (after taxes), anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui
jumlah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang
sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah
harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi (yang
lebih sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:
0,15 ($400) (Unit) = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit = ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45.000
$15 x Unit = $45.000
Unit = 3.000
Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba
yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin
pemotong rumput, total pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba
dapat dihitung tanpa harus menyusun laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa
diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba per unit. Volume impas adalah
600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput terjual, maka ada
2.400 (3.000 600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah terjual.
Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen
dari penjualan ($180.000/$1.200.000).
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan
tidak berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol.
Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk
menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan
tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak
penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak.
Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus
menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak
dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih = laba operasi pajak penghasilan
= laba operasi (tarif pajak x laba operasi)
= laba operasi (1 tarif pajak)
Atau
Laba operasi = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)
Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan
tarif pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak
menjadi target laba sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:

$48.750 = Laba operasi (0,35 x Laba operasi)


$48.750 = 0,65 (Laba operasi)
$75.000 = Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company
harus menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh
$48.750 setelah pajak penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung
jumlah unit yang harus dijual:
Unit = ($45.000 + $75.000)/$75
Unit = $120.000/$75
Unit = 1.600
Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak
1.600 mesin pemotong rumput.
Penjualan (1.600 @$400) $640.000
Dikurangi: Beban Variabel 520.000
Margin kontribusi $120.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) 26.250
Laba bersih $ 48.750

D. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih
suka menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan
daripada unit yang terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan
menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual
per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh, titik impas Whittier Company
dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin
pemotong rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan
adalah $240.000 ($400 x 600).
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah
dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan,
tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan
rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam kasus ini, variabel yang
penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus
dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan
dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan
dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana
biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel
didefenisikan sebagi suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah
per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian pendapatan
penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai berikut:
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin
kontribusi sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya
variabel adalah $60 ($6 x 10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan
pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat
mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar pendapatan yang dihasilkan
diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan pada
pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60
untuk pendapatan $100 (0,60 x $100).
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini
merupakan bagian dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup
biaya variable. Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan data total
maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa
setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin
kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan
yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan
Persentase Penjualan:
Dolar Persentase Penjualan
Penjualan $400.000 100,00%
Dikurangi: Biaya Variabel 325.000 81,25%
Margin Kontribusi 75.000 18,75%
Dikurangi: Biaya tetap 45.000
Laba Operasi 30.000

Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin


kontribusi adalah 18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%).
Biaya tetap adalah $45.000. Berdasar informasi tersebut, berapakah pendapatan
penjualan yang harus dihasilkan Whittier ntuk mencapai titik impas?
Laba Operasi = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap
0 = (Penjualan (Rasio Biaya Variabel x Penjualan)) Biaya tetap
0 = Penjualan (1 Rasio Biaya Variabel) Biaya Tetap
0 = Penjualan (1 0,8125) 45.000
(0,1875)Penjualan = 45.000
Penjualan = $240.000
Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai
impas. Dengan pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh
nilai penjualan impas dengan rumus:
Unit Impas = Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)
Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x
Harga adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas

Unit Impas x Harga = Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))


Penjualan Impas = Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas = Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)
Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik
impas dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi


Penjualan Impas = $45.000/0,1875
Penjualan Impas = $240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan


Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?
(pertanyaan ini mirip dengan yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi
pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal pendapatan penjualan). Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000
kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:
Penjualan = $45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba
sebesar $60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan.
Perhatikan bahwa perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di
atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas,
rasio margin kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut
menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi
laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas akan
meningkatkan laba sebesar $0,1875.
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi
dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan
pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang
diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan
perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan adalah
$540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang
diharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan
mengakibatkan penurunan laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).
Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi
impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual
per unit dengan unit yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen
menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan
secara angsung jika hal tersebut dikehendaki
2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam
pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.

E. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk
tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah
produk atau jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi
dalam situasi multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk
dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model
mesin pemotong rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin
otomatis dengan harga $800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200
mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat
terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai berikut:
Mesin
Mesin Manual Otomatis Total

Penjualan 480.000 640.000 1.120.000

Dikurangi: beban Variabel 390.000 480.000 870.000


Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Dikurangi: Beban tetap
Langsung 30.000 40.000 70.000

Margin Produk 60.000 120.000 180.000

Dikurangi: Beban tetap Umum 26.250

Laba Operasi 153.750

1. Titik Impas Dalam Unit


Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah
alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak
secara langsung.
Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting unit impas individu dari mesin maual
dan mesin otomatis, diperoleh hasil:
Unit impas mesin manual = Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)
= $30.000/$75
= 400 unit
Unit Impas mesin otomatis = $40.000/$200
= 200 unit
Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual untuk
mencapai margin produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya
tetap langsung, biaya tetap umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum
harus diperhatikan untuk mencari titik impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas dapat mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini
adalah alokasi biaya tetap umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas
yang tampak secara langsung.
Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalah
multiproduk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka
seluruh metodologi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci
dari konversi ini adalah dengan mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan
dalam unit dari produk-produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix)
adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit
yang terjual atau bagian dari pendapatan.
Contohnya; Jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.
Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan
yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus Whittier, pendapatan mesin
pemotong rumput manual adalah $480.000 ($400 x 1.200). dan pendapatan mesin
pemotong rumput otomatis adalah $640.000 ($800 x 800).
Pendapatan Mesin pemotong rumput manual = 480.000/(480.000+640.000)
= 42,86% dari penjualan
Pendapatan mesin pemotong rumut otomatis = 640.000/(480.000+640.000)
= 57,14% dari penjualan.
Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang
berarti bahwa Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual
atas setiap penjualan 2 mesin pemotong rumput otomatis. Sedangkan bauran
penjualan dalam pendapatan adalah sebesar 42,86% : 57,14% untuk mesin manual
dan mesin otomatis. Perbedaan perbandingan iini diakibatkan karena bauran
penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan
memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita
harus menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan bauran penjualan terutama
memungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP
produk tunggal. Karena Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput
manual atas setiap penjualan 2 mesin pemotong rumput otomatis, Whittier bisa
mengidentifikasikan produk tunggal yang dijualnya sebagai suatu paket yang berisi
tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong rumput otomatis.
Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah multiproduk
dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan
berikut:
Harga Biaya Bauran
Variabel Kontribusi Margin Kontribusi Margin
Per Unit Per Unit Penjualan per unit (f) =d x
Produk (a) (b) (c) (d) paket (e) e
Manual 400 325 75 3 225
Otomatis 800 600 200 2 400
Total Paket 625

Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat
digunakan untuk menentukan jumlah paket yang harus dijual Whittier pada titik
impas.
Paket Impas = Total Biaya Tetap/Margin Kontribusi Per Paket
= (70.000+26.250)/625
= 154 paket
Jadi Whittier harus menjual
Unit mesin manual = 154 x 3
= 462 unit
Unit mesin otomatis =154 x 2
= 308 unit
Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak
jenis produk. Cara mengatasinya antara lain dengan:
a. Melakukan penyederhanaan yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan
individu produk, atau
b. Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.

2. Pendekatan Dolar Penjualan


Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran
penjualan, tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per
paket. Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan.
Upaya perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk
tunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan.
Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang
menggunakan dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal.
Namun pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan
dengan kinerja tiap tiap produk. Contoh kasus pada Whittier.

Total

Penjualan 1.120.000

Dikurangi: beban Variabel 870.000

Margin Kontribusi 250.000

Dikurangi: Total Beban tetap 96.250

Laba Operasi 153.750

Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar


250.000/1.120.000 = 0,2232. Maka besar penjualan impas yaitu:
Penjualan impas = Biaya tetap/rasio margin kontribusi
= $96.250/0,2232
= $431.228
Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam
unit. Jumlah paket yang harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga
jual per paket adalah 2.800 (3 x 400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu
sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit perbedaan karena pembulatan dalam
menghitung rasio margin kontribusi.

F. Representasi Grafis Dari Hubungan CVP


Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:
Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran
secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan
antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami
dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik
dasar yang penting, grafik laba volume dan grafik biaya volume laba, yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
Grafik Laba Volume
Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan
volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi [laba operasi = (harga x unit) (biaya variable per unit x unit) biaya tetap]. Dalam
grafik ini, laba operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai
variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu
vertical.
(Contoh Grafik Laba Volume)
Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara
biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat
grafik dengan dua garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap tiap
garis ini mempunyai dua persamaan berikut :

Pendapatan = harga x unit


Total biaya = (biaya variable per unit x unit) + Biaya tetap
Asumsi asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan
beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang yang relevan
3. Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

G. Perubahan Dalam Variabel CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan
perubahan perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan
juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas
pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik
impas. Kita juga akan membahas cara cara yang dapat ditempuh para manajer untuk
menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP
Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.
Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan
keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda
dengan ketidak pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui,
sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada
tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual
atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume
impas. Sebagai contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini
menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman
juga dapat dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas adalah $200.000
dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.
Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang
dianggarkan-pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalam contoh di
atas, rasio margin pengamannya yaitu sebesar (350.000-200.000)/200.000= 75%.
Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya
peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal itu dapat
menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman
perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka
risikomenderita kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya
kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin ingin
mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
Langkah-langkah
Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang
digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak
pekerjaan. Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin
besar keunggulan mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi
berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi.
Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin
dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage DOL) untuk tingkat
penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer
melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity
analysis) adalah teknik bagaimana-jika yang menguji dampak dari perubahan asumsi
asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.
H. Analisis CVP Dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat
dikelompokkan dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap. Pada sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dannon-unit.
Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional mengungkapkan
dua perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang
sebelumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak. Kedua,
pembilang pada persamaan impas ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu
untuk aktivitas yang berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan
keberlanjutan produk. Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang
dijual berkurang dan biaya tetap bertambah.

SOAL
MANAGERIAL ACCOUNTING (HANSEN/MOWEN)
EXERCISE 11-22
Analisis multiproduk, Perubahan Bauran Penjualan
Gosnell Company memproduksi dua produk, bujur sangkar dan lingkaran. Berdasarkan
segmen lini produk, proyeksi laporan laba rugi untuk tahun mendatang adalah sebagai
berikut:
Squares Circles Total
Penjualan $300.000 $2.500.000 $2.800.000
Dikurangi: Beban Variabel $100.000 $500.000 $600.000
Margin Kontribusi $200.000 $2.000.000 $2.200.000
Dikurangi: Beban tetap
langsung $28.000 $1.500.000 $1.528.000
Margin produk $172.000 $500.000 $672.000
Dikurangi: Beban tetap umum $100.000
Laba Operasi $572.000

Harga jual bujur sangkar adalah $30 dan lingkaran seharga $50.
Diminta
1. Hitunglah jumlah unit tiap produk yang harus dijual oleh Gosnell Company untuk mencapai
titik impas.
2. Hitunglah pendapatan yang harus diperoleh untuk menghasilkan laba operasi 10 persen
dari pendapatan penjualan.
3. Anggapan manajer pemasaran mengubah bauran penjualan kedua produk sehingga
rasionya adalah tiga bujur sangkar sebanding dengan lima lingkaran. Ulangi permintaan 1
dan 2.
4. Mengacu pada data awal. Anggaplah Gosnell dapat meningkatkan penjualan bujur sangkar
dengan meningkatkan iklan. Iklan tambahan akan memerlukan biaya tambahan sebesar
$45.000 dan beberapa pembeli potensial produk lingkaran akan beralih ke bujur sangkar.
Secara total, penjualan bujur sangkar akan meningkat sebesar 15.000 unit dan penjualan
lingkaran akan turun sebesar 5.000 unit. Apakah lebih baik Gosnell melakukan strategi ini?

Jawaban
1. Bauran penjualan:
Bujur sangkar : $300.000/$30 = 10.000 unit
Lingkaran : $2.500.000/$5 = 50.000 unit

Produk P - V* = P-V x bauran penjualan =


Total CM

Bujur sangkar $30 $10 $20


1 $20
Lingkaran $50 $10 $40
5 $200
Paket $220

*$100.000/10.000 = $10
$500.000/50.000 = $10

Break-even paket = ($ 1.528.000 + 100.000)/$220 = 7.400 paket


Break-even bujur sangkar = 7.400 x 1 = 7.400 unit
Break-even lingkaran = 7.400 x 5 = 37.000 unit

2. Rasio contribution margin = $2.200.000/$2.800.000 = 0,7857


0,1 Pendapatan = 0,7857 Pendapatan - $1.628.000
0,6857 Pendapatan = $1.628.000
Pendapatan = $2.374.216

3. Bauran baru:

Produck P - V* = P-V x bauran penjualan =


Total CM

Bujur sangkar $30 $10 $20


3 $60
Circles $50 $10 $40
5 $200
Paket
$260

Break-even paket = $ 1.628.000/$260 = 6.262 paket


Break-even bujur sangkar = 6.262 x 3 = 18.786
Break-even lingkaran = 6.262 x 5 = 31.310

Rasio CM = $260/$340* = 0,7647


*(3)($30) + (5)($50) = $340 pendapatan per paket

0,10 Pendapatan = 0,7647 pendapatan - $1.628.000


0,6647 Pendapatan = $1.628.000
Pendapatan = $ 2.449.225

4. Tambahan CM bujur sangkar (15.000 x $20) $300.000


Penurunan CM lingkaran (5000 x $40) ($200.000)
Penambahan neto total contribution margin $100.000
Dikurangi : Tambahan beban tetap $45.000
Penambahan laba operasi $55.000
Dengan meningkatkan iklan untuk bujur sangkar Gosnell akan untung $55.000. Itu adalah
strategi yang baik untuk dilakukan Gosnell

DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 11 Mata Kuliah Akuntansi Manajerial. 2014. Analisis Hubungan Biaya-Volume-
Laba (B-V-L) Pertama. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai