Anda di halaman 1dari 11

7.

Matrik

sehingna aspek geometri tak begitu penting terdapat di antara

butiran sebagai massa dasar

Matnik adalah semacam butir (klastik), tetapi sangat halus

Semen adalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar

butir,

8. Semen

biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan

semen yang lazim adalah:

lempung

Klasit

Solomit

Sulfat

oksida

silika

firit

silit

siderit

Matrik

Semen

Pori

Gambar 36.A. Sebuah batuan sedimen yang memperlihatkan susunan

dari matrik, semen, pori (rongga) dan butiran.

9. Kemas (fabric)

Di dalam batuan sedimen klastik dikenal 2 (dua) macam kemas,


yaitu:

Kemas terbuka

Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam

matriks)

Kemas tertutup

Butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.

D. Struktur Batuan Sedimen

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan

normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan

dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi

106

pada

waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengen-

dapan (Pittijohn&Potter, 1964; Koesoemadinata, 1981)

Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakan batu-

an sedimen dalam dimensi yang lebih besar. Studi setuktur paling

baik dilakukan di lapangan (Pittijohn, 1975)

1. Struktur Sedimen Berdasarkan Asalnya

dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni

Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang terbentuk

dapat

Struktur sedimen primer

Struktur sedimen primer terbentuk karena

dengan demikian dapat merefleksikan mekanisasi pengenda

pannya, antara lain : perlapisan, gelembur gelombang, perla


pisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun dan lain-lain

Struktur sedimen sekunder

Struktur sedimen sekunder terbentuk sesudah sedimentasi,

sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keada-

an lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng

dan lingkungan organisnya, antara lain : cetak beban, rekah

kerut, jejak binatang dan lain-lain.

a.

proses sedimentasi

b.

Struktur organik

Struktur organik ini terbentuk oleh keadaan organisme seperti

molusca, cacing atau binatang lainnya, antara lain : kerangka

laminasi pertumbuhan dan lain-lain.

c.

Struktur batuan sedimen (struktur primer) tidak banyak yang

dapat dilihat dari contoh-contoh batuan di laboratorium. Macam-

macam struktur batuan sedimen yang penting antara lain adalah

struktur perlapisan di mana struktur ini merupakan sifat utama

dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang-bidang

sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur

perlapisan adalah

1) Adanya perbedaan warna mineral


2) Adanya perbedaaan ukuran besar butir

3) Adanya perbedaan komposisi mineral

4) Adanya perubahan macam batuan

5) Adanya perubahan struktur sedimen

6) Adanya perubahan kekompakan

107

truktur Sedimen (Berdasarkan Keterbentukan, Organik dan

Anorganik)

dikemukakan oleh Pettiiohn (1975). Pada dasarnya pembagian ini

adalah struktur yang terbentuk secara anorganik dan organik

Struktur anorganik dapat dibagi lagi menjadi dua pembagian

besar, yaitu kelompok yang terbentuk oleh proses mekanik atau

biasa disebut struktur primer. Kelompok kedua adalah yang

terbentuk oleh proses kimia atau biasa disebut s truktur sekunder.

Tabel 20.

memperlihatkan klasifikasi struktur sedimen yan

Tabel 20. Klasifikasi Struktur Batuan Sedimen dari Pettijohn (1975)

Mechanical "primer") Chemical ("secondar

A. Bed

Inorganic structures

Organic

Structures

A. Petrifactions

y")

ding Geometry A. Slolution structures


1 Laminations

2 Wavy bedding

1. Stylolites

2. Corrosion zones

3. Vugs oolicasts and so

on

B. Bedding internal B. Acretionay structures B. Bedding

1. Nodules

2. Concretions

3. Crystal aggregate

(weedia and

other stro-

matolites)

1. Cross bedding

2 Ripple bedding

3. Graded bedding

4. Growth bedding

(spherulites and

rosettes)

4. Veinlets

5 Color banding

C. Bedding plane mark C. Composite structures C. Miscellaneous

ings (on sole)

1. Scour or current

1. Geodes
Septaria

3.

2. Tracks and

3. Casts and

4. Fecal

marks (flutes)

Cone in cone

trails

molds

pellets and

2. Tool marks

grooves, and so

on)

D. Bedding plane

coprolities

markings (on surface)

1. Wave and swash

2. Pits and prints

3.

mar

(rain, and so on)

Parting lineation

E. Deformed bedding

1. Load and founder

2. Synsedimentary
3. Sandstne dikes

structures

folds and breccias

and sills

3. Struktur Batuan Sedimen Berdasarkan Waktu/Saat Terjadinya

a. Straktur syngenetik yang terjadi bersamaan dengan teradi-

enetik terjadi setelah batuan tersebut terben-

nya sedimentasi

Struktur Epig

tuk. Dalam pembahasan batuan sedimen lebih ditekankan

pada struktur syngenetik

b.

Secara garis besar struktur dapat dijelaskan sebagai

a. Struktur syngenetik

berikut:

1) Karena proses fisik

(a) Eksternal struktur yaitu yang kelihatan dari luar.

Hasil ukuran dan bentuk dari tubuh sedimen.

Contoh : bentuk lembaran (sheet), lensa, lidah, delta darn

"shoestring"

Ada juga yang hubungannya berupa konkresi, interfi-

ngering dan intertongue.

(b) Internal struktur yang tercermin pada batuan sedimern

itu tersendiri

(1) Perlapisan dan laminasi ("Bedding and lamination")


"Normal current bedding" yaitu perlapisan karena

arus normal, misal perlapisan sejajar. Berdasar-

kan ukurannya dibedakan menjadi

. Laminasi, bila tebal lapisan kurang dari 1 cm

. Stratum bila tebal lapisan lebih dari 1 cm

Beds adalah kumpulan dari beberapa laminer

dan strath.

"Cross bedding" (perlapisan silang siur) yang

terjadi akibat adanya perubahan arah arus.

- "Graded bedding" (perlapisan tersusun), yang ter-

jadi karena adanya pemilahan ukuran butir dari

halus ke kasar atau sebaliknya.

(2) "Features of bedding planes yaitu bentuk dari permu-

"Ripplemark" yaitu bentuk permukaan bergelom-

bang karena adanya proses arus satu arah

kaan lapisan selama proses sedimentasi.

109

"MUD crack" yaitu bentuk-bentuk retak-retak

pada lapisan lumpur, biasanya berbentuk segi

- "Rain drops prints" yaitu bekar-bekar titik-titik air

- "Swash and rill marks" yaitu jejak binatang pada

"Flute cast" yaitu bentuk gerusan pada permu-

lima

hujan pada permukaan batuan.

permukaan lapisan
kaan lapisan yang bentuknya seperti seruling,

yang ada diatasnya.

"Load cast" yaitu lekukan pada batas perlapisan

yang diakibatkan oleh g aya tekan dari muatan

(3) "Deformational structure"

Deformational structure yaitu terjadinya perubahan

struktur batuan pada saat sedimen terendapkan

karena adanya tekanan

"Post deposisional blump features" yaitu struktur

luncuran yang terjadi akibat adanya desakan

yang tinggi.

"Intraformational konglomerat" yaitu struktur han-

curan yang menyerupai konglomerat karena ada-

nya pergerakan pada sedimen sebelum menga-

lami litifikasi.

2) Struktur Sedimen yang terbentuk akibat proses biologi

a) "External structures"

- Biostromes

- Biohern

Menurut Cuming (1932) Biohern merupakan panggul

bukit, lensa atau yang serupa yang mempunyai penye-

baran terbatas, terdiri dari kerangka organisme yang

belum tertranspartasi dan dikelilingi oleh litologi yang

berbeda.

Menurut Curming, Biostromer (1932) berupa struktur


batu gamping yang berlapis sebagai mana "Shellbed",

"cromoid beds", "coral beds" yang berupa akumulasi

sisa organisme yang belum tertransportasi dan tidak

menunjukkan pembengkakan seperti tanggul bukit

atau lensa.

Menurut Link (1950) biostroma merupakan batu gam-

ping yang berlapis dan terdiri dari organisme yang

merambat dan membentuk lapisan keras.

(2) "Internal structures"

misal fosil dalam batuan

b. Struktur epigenetik

1) Karena proses fisik (mekanis)

a) "Internal structures"

batas antara tiap lapisan

Batas tegas atau gradual

Batas selaras atau tak selaras

lipatan dan sesar

b) Internal structures

"Clastic dike" yaitu terjadi karena adanya tekanan

hidrostatika yang kuat sehingga material seperti

diinjeksikan

2)

Karena proses kimia atau organisme


"corrosion zone"

-"concretions"

- "Stilolites"

"cone in cone"

- "cristal mold and cast"

seins and dike"

Genesa Struktur-struktur Batuan Sedimen

Masif

Batuan Masif bila tidak menunjukkan struktur dalam (Pittijohn

& Potter, 1964) atau ketebalan lebih dari 120 cm (Mc.Keee &

Weir, 1953)

4.

a.

Gambar 37. Perlapisan (masif)

Graded Bedding (perlapisan pilihan)

Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukur-

an butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas

semakin halus disebut normal grading. Sebnaliknya apabila

dari halus ke atas semakin kasar disebut "Inverse grading"

b.

Anda mungkin juga menyukai