Anda di halaman 1dari 7

A.

PENGERTIAN VULKANISME

Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan) dari litosfer (lapisan dibawah
permukaan bumi) ke permukaan bumi. Magma yang mampu mencapai permukaan bumi disebut lava.
Magma mampu meraih permukaan bumi karena suhu yang tinggi dan adanya sejumlah gas yang mampu
mendorong magma untuk bergerak naik. Vulkanisme termasuk salah satu jenis tenaga endogen karena
dapat membuat perubahan pada relief permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi.

B. KLASIFIKASI MACAM - MACAM JENIS VULKANISME

Jenis-jenis vulkanisme dapat dibedakan berdasarkan tempat terjadinya. Berdasarkan tempat terjadinya
vulkanisme, jenis-jenis vulkanisme terbagi menjadi:

1. Vulkanisme pada zona divergen

Vulkanisme pada zona ini berupa keluarnya magma bersuhu tinggi secara meleleh tanpa letusan dahsyat.

2. Vulkanisme pada zona konvergen

Vulkanisme pada zona konvergen berupa letusan dahsyat yang mengeluarkan magma cair kental, magma
padat, dan gas.

3. Vulkanisme pada zona tengah

Vulkanisme pada zona tengah berupa melelehnya magma tanpa letusan dahsyat.

Penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga jenis ini terdapat pada poin Proses terjadinya vulkanisme.

C. GEJALA (TANDA) VULKANISME

1. Gejala di Luar Perut Bumi

Gunung api yang sedang mengalami aktivitas magma menimbulka tanda-tanda yang dapat dilihat atau
dirasakan manusia. Gejala tersebut diantaranya:

a. Terjadinya gempa bumi

Gunung berapi yang sedang mengalami aktivitas magma sering menyebabkan gemoa vulkanik yang
dapat dirasakan di sekitar gunung api.

b. Turunnya hewan

Hewan mampu menyadari gelaja vulkanisme. Mereka biasanya akan turun secara berkelompok
menghindari puncak gunung api.

c. Keluarnya awan panas


Awan panas keluar seiring proses vulkanisme. Awan ini sering disertai abu vulkanik yang sangat panas.
Awan ini sebaiknya dijauhi karena berbahaya dan beracun.

2. Gejala di Dalam Perut Bumi

Selain di luar permukaan bumi, terdapat juga gejala di dalam permukaan bumi. Gejala tersebut
diantaranya:

a. Dapur magma terbentuk di lapisan-lapisan kulit bumi.

b. Terjadi intrusi magma.

Intrusi magma adalah aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan, atau patahan yang
terbentuk di lapisan atas dapur magma namun tidak sampai menembus permukaan bumi. Hasil
bentukan dari intrusi magma berupa:

1) Batolit

Batolit merupakan batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam dapur magma.

2) Lakolit

Lakolit adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan litosfer. Bentuk alasnya datar dan
bagian atasnya cembung.

3) Sills

Sills adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan. Batuan ini berbentuk tipis, pipih
dan lebar.

4) Dikes

Dikes adalah batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer. Batuan ini berbentuk miring atau tegak
dan pipih.

5) Apifosa

Apifosa adalah batuan beku dalam yang terbentuk pada cabang-cabang yang berukuran kecil.

6) Korok

Batuan beku korok adalah batuan beku yang membeku di pipa kawah.

b. Terjadi ekstrusi magma.

Ekstrusi magma adalah aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi bisa menyebabkan
terjadinya erupsi. Erupsi terbagi menjadi:

1) Erupsi eksplosif
Erupsi eksplosif adalah letusan luar biasa yang diakibatkan tekanan gas yang sangat kuat.

2) Erupsi epusif

Erupsi epusif adalah letusan karena tekanan gas magmatik yang tidak terlalu kuat sehinga magma kental
keluar dari kepundan.

Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan namun juga di lautan. Oleh karena itu, gunung berapi juga
terdapat di dalam lautan. Secara umum, ekstrusi magma terbagi menjadi:

1) Ekstrusi linear

Ekstrusi linear terjadi apabila magma keluar melalui celah-celah retakan atau patahan memanjang
sehungga membentuk deretan gunung berapi.

2) Ekstrusi areal

Ekstrusi areal terjadi apabila magma dekat dengan permukaan bumi sehingga magma keluar dan
meleleh di beberapa tempat di area tertentu.

3) Ekstrusi sentral

Ekstrusi sentral terjadi apabila magma keluar melalui sebuah lubang dan membentuk gunung-gunung
yang terpisahkan.

3. Gejala Pasca Erupsi

Gejala ini terjadi setelah aktivitas vulkanik di dalam gunung api berhenti. Gejala tersebut diantaranya:

a. Terbentuk sumber air panas

Setelah proses vulkanisme, sering muncul sumber air panas yang keluar dari retakan-retakan panas
akibat erupsi dari gunung api. Air dari sumber-sumber ini mengandung banyak sulfur dan belerang.

b. Terbentuk sumber air mineral

Sumber air mineral sering muncul di sekitar gunung yang telah mengalami erupsi. Air ini banyak
mengandung mineral sehingga baik untuk dikonsumsi.

c. Terbentuk sumber gas

Sumber gas juga muncul di sela-sela tanah hasil erupsi gunung. Sumber-sumber gas tersebut sering
mengeluarkan gas uap air (N2) yang disebut dengan fumarole dan sumber gas asam arang (CO2 atau CO)
yang disebut dengan mofet.

D. PROSES TERJADINYA VULKANISME


Proses terjadinya vulkanisme dibedakan berdasarkan zona-zona dalam tempat terjadinya. Zona-zona
terjadinya vulkanisme yaitu zona divergen, zona konvergen, dan zona tengah.

1. Vulkanisme pada Zona Divergen

Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak bumi.
Magma berasal dari lapisan astenosfer ( lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas mantel atas
bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan tersebut. Magma sangat cair, bersuhu
tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat. Gunung api kemudian terbentuk berupa igir
yang memanjang atau dataran lava yang sangat luas. Apabila terjadi di dasar laut, maka terbentulkan igir
tengah samudera ( mid oceanic ridge ). Contohnya seperti di tengah Samudera Atlantik, Samudera
Hindia, dan Samudera Pasifik bagian selatan. Contoh yang di daratan seperti deretan gunung api di Afrika
Timur dan daratan di Pulau Islandia.

2. Vulkanisme pada Zona Konvergen

Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua lempeng kerak bumi.
Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi (menyusup)
ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang mencair bertambah volumenya sehingga
mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang terdapat di atasnya. Di zona konvergen ini,
terjadilah letusan dahsyat yang menyemburkan campuran magma cair kental (efusiva), magma padat
(eflata), dan gas (ekshalasi). Gunung api yang dibentuk umumnya kerucut dan berlapis-lapis atau strato.
Contohnya seperti Gunung Kelud, Gunung Gamalama, Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung
Visuvius, Gunung St. Helena dan Gunung Fuji.

3. Vulkanisme pada Zona Tengah

Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan. Magma
berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena penumpukan mineral
radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan mudah ditembusi oleh magma yang
terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat. Gunung api yang
dihasilkan biasanya berbentuk perisai dengan lunang kawah yang terbuka lebar. Contohnya adalah
gunung-gunung api Manuaola di Kepulauan Hawaii (lempeng Samudera Pasifik).

E. TIPE TIPE GUNUNG API

Tipe-tipe gunung api bisa dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:

1. Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Gunung Api Perisai

Gunung Api Perisai berbentuk kerucut, lerengnya landai, dan aliran lavanya panas dari saluran tengah.
Magma menyebar secara luas. Proses pendinginan dan pembekuan lava berjalan lamban.
b) Gunung Api Kubah

Gunung Api Kubah berbentuk kerucut cembung dengan lereng curam. Lava kental mengalir dari saluran
pusat sehingga mengakibatkan aliran lava berjalan lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses
pendinginan dan pembekuan lava berlangsung cepat. Banyak lava yang yang membeku pada saluran
sehingga saluran menjadi tertutup. Jika tekanan dari dalam bumi terseumbat, letusan yang sangat keras
bisa saja terjadi. Seluruh bagian puncak gunung api bisa hancur dalam sekejap.

c) Gunung Api Strato

Gunung Api Strato berbentuk kerucut, lerengnya curam dan luas, serta terdapat banyak lapisan lava.
Lapisan lava tersebut terbentuk dari aliran suatu lava yang berulang-ulang. Lava bisa mengalir melalui sisi
kerucut. Letusan jenis ini bersifat keras.

d) Gunung Api Lava Pijar

Gunung Api Lava Pijar berbentuk kerucut simetris dengan lereng cekung yang landai. Bahan/emisi
berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur yang menyengat. Letusan bersifat sedang.

2. Berdasarkan Letusan

Berdasarkan letusannya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Tipe Hawaii

Tipe Hawaii dapat ditandai dengan adanya lava yang cair dan tipis serta dalam perkembangannya akan
membentuk suatu tipe gunung api perisai.

b) Tipe Stromboli

Tipe Stromboli memiliki magma yang sangat cair. Magma yang menuju permukaan sering mengalami
letusan pendek dilanjutkan ledakan. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapili, dan
setengah padatan bongkah lava.

c) Tipe Vulkano

Tipe Vulkano memiliki ciri khusus yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol. Gas yang
ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Pada tipe ini, tekanan gas sedang dan lava tidak
terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe vulkano dapat dibedakan menjadi tipe vulkano kuat
(Gunung Velvusius dan Gunung Etna), tipe vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung), dan tipe
peralihan (Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo).

d) Tipe Merapi

Tipe Merapi ditandai dengan adanya lava cair dan kental. Dapur magma relative dangkal dan tekanan gas
relatif rendah.
e) Tipe Perret

Pada Tipe Perret, letusan gunung api mengeluarkan suatu lava cair dengan tekanan gas tinggi. Terkadang
lubang pada lubang tersumbat sehingga gas dan uap terkumpul dalam tubuh bumi. Akibatnya, sering
terdapat getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus, material-material yang keluar adalah abu,
lapili, dan bom terlempar dahsyat ke angkasa.

3. Berdasarkan Siklus Kehidupan

a) Active Vulcano

Active Vulcano adalah gunung api yang sering mengalami erupsi.

b) Dorman Vulcano

Dorman Vulcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama, namun sesekali sempat
berpotensi meletus.

c) Ezetint Vulkano

Ezetint Vulcano adalah gunung api yang tidak akan bererupsi karena gunung tersebut sudah mati.

d) Destructive Vulkano

Destructive Vulkano adalah gunung api yang mengalami erosi (pengikisan) dan meninggalkan bekas-
bekas seperti sumbat lava.

F. DAMPAK DARI VULKANISME

1. Keuntungan dari Keberadaan Gunung Api

Abu vulkanis dari gunung ap menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman.

Material yang dikeluarkan gunung yang berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan.

Magma yang keluar bumi membawa banyak mineral logam dan barang tambang yang dapat
dimanfaatkan dalam industry pertambangan.

Gunung api yang tinggi menyebabk terjadi hujan orografis sehingga daerah sekitarnya menjadi daerah
yang banyak hujan. merupakan daerah yang tinggi sehingga bisa menjadi area hutan lindung,
perkebunan atau daerah pariwisata.

2. Kerugian dari Keberadaan Gunung Api

Mengeluarkan lava pijar yang berbahaya.


Mengeluarkan gas yang sangat panas.

Lava pijar akan bercampur dengan ai danau kawah sehingga membentuk lahar panas yang sangat
berbahaya. campuran lava dan air hujan membentuk aliran bati, kerikil, dan pasir jenuh meluncur ke
bawah menuruni lereng.

Letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan tsunami.

Abu vu penerbangan dan juga dapat merusak tanaman. VULKANISME : PENGERTIAN, GEJALA, PROSES,
DAMPAK, JENIS

PE

Anda mungkin juga menyukai