Anda di halaman 1dari 22

KertaskerjaEPISTEMANo.

04/2012




PetakDanumItahDitentukanoleh

SuratKeteranganTanahAdat(SKTA):
MerekamJejakIventarisasiTanahAdatdanHakHakAdatdiatasTanah
diKelurahanKalawa,KabupatenPulangPisau,ProvinsiKalimantanTengah




AryoNugrohoWaluyo















2012

TentangKertasKerjaEpistema

Paperpaper dalam seri ini pada umumnya adalah dokumen sementara dari hasilhasil
penelitianyangdilakukanolehstaff,researchfellowdanmitraEPISTEMA.Seriiniberisikan
paperpaper yang mendiskusikan filsafat dan teori hukum, kerangka hukum dan kajian
sosiolegal terhadap hakhak masyarakat adat dan komunitas lain atas tanah dan sumber
dayaalamtermasukdalamkontekskebijakandanproyekperubahaniklim.

Saranpengutipan:
Waluyo,AryoNugroho.PetakDanumItahDitentukanolehSuratKeteranganTanahAdat
(SKTA),KertasKerjaEpistemaNo.04/2012,Jakarta:EpistemaInstitute
(http://epistema.or.id/petakdanumitah/).

EPISTEMA Institute memegang hak cipta atas seri kertas kerja ini. Penyebarluasan dan
penggandaan diperkenankan untuk tujuan pendidikan dan untuk mendukung gerakan
sosial,sepanjangtidakdigunakanuntuktujuankomersial.

Paperpaper dalam seri ini menggambarkan pandangan pribadi pengarang, bukan


pandangandankebijakanEPISTEMAInstitute.Parapengarangbertanggungjawabterhadap
isipaper.Komentarterhadappaperinidapatdikirimmelaluiepistema@epistema.or.id.

Penataletak :AndiSandhi

EpistemaInstitute
JalanJatiMulyaIVNo.23

Jakarta12540

Telepon :02178832167
Faksimile :0217823957
Email :epistema@epistema.or.id

Website :www.epistema.or.id

PetakDanumItahDitentukanolehSuratKeteranganTanahAdat(SKTA):
MerekamJejakIventarisasiTanahAdatdanHakHakAdatdiatasTanah
diKelurahanKalawa,KabupatenPulangPisau,ProvinsiKalimantanTengah

AryoNugrohoWaluyo
(StafPengorganisasianRakyat,WalhiKalteng)

I. Pendahuluan
Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Provinsi
Kalimantan Timur dengan luas wilayah 153.564 kilometer persegi. Dari luas wilayah itu, 69,9%
diantaranya masih berupa hutan (10.735.935 hektar). 1 Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan
Tengahadalah2.212.599Denganratataratingkatkepadatanpenduduk14orangperkm2(Sensus
Penduduk 2010). Tingkat kepadatan penduduk berbeda satu sama lain. Kabupaten Kotawaringin
Timur,KapuasdanKotawaringinBaratmerupakantigakabupatenyangmemilikijumlahpenduduk
terbanyak.Meskipundemikian,KotaPalangkaRayayangmerupakanibukotaprovinsiadalahdaerah
yang tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yakni 82 orang per km2. Sedangkan Kabupaten
Pulang Pisau sebagai kabupaten baru hasil pemekaran tidak termasuk sebagai kabupaten dengan
tingkatkepadatanpenduduktinggi(BKKBNKALTENG2011).
Wilayah yang luas dan sebaran penduduk yang tidak padat belum tentu menjamin
pendistribusian tanah yang merata dan mengurangi konflik pertanahan yang ada di Provinsi
KalimantanTengah.Masalahmasalahkonflikpertanahantetapsajamunculsebagaikelanjutandari
konflik yang diwarisi sejak Orde Baru yang menerapkan politik pembangunannya yang menguras
buas (lexploitation sauvage) sumber daya alam Kalimantan Tengah. Persoalan itu kemudian
dilanjutkandenganpolitikpembangunanpemerintahsekarangyangmerangsangmasuknyainvestor
untukpertambanganataupunperkebunanyangsemakinmenjadikanmasalahpertanahansebagai
masalah krusial (Kusni, 2009). Hal itu dibuktikan dengan data Walhi Kalimantan dalam rangka
EvaluasiKerjaEmpatTahunGubernurWakilGubernurKalimantanTengah(TerasDiran):
DaritotalwilayahdataranKaltengseluas15.356.800hektar,80%diantaranyatelahberada
dalam kontrol investor dan pihak asing. Sisanya diperuntukkan bagi kawasan konservasi
(hutan lindung dan taman nasional). Penguasaan tanah sebesarbesarnya oleh investor
merupakan ancaman jangka panjang bagi masyarakat, mereka terancam menjadi landless
denganresikokemiskinanabsolut(SantosodanLay,2009:6970).

1 Jakarta: Epistema Institute http://epistema.or.id/publikasi/working-paper/145-konsep-hak-hak-


atas-karbon.html

Sedangkan menurut data dari Badan Pertanahan Negara (BPN) Daerah Kalimantan Tengah,
konflik sengketa tanah di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini selama 2011 mencapai 275
kasus.JumlahituberdasarkanberkaslaporanmasyarakatyangdisampaikanlangsungkeBPN.Dari
totaljumlahtersebut,BPNhanyamampumenyelesaikan68kasus.Sedangkansisanyasebanyak207
kasus masih belum diketahui nasibnya. 2 Pada tahun 2012 BPN menargetkan dapat menyelesaikan
sebanyak71kasusdariseluruhpengaduanyangmasuk. 3
Masalahlainadalahmengenaikonfliktanahadatadalahada600Desayangbelumjelasstatus
lahanya dan ratarata diwilayah masyarakat adat Kalimantan Tengah seperti peryataan Bapak Siun
Jarias,SekretarisDaerahKalimantanTengah:
Pengakuan atas lahan di 600 desa di Kalteng belum jelas. Dampaknya, di DesaDesa itu
rawanterjadisengketalahan.Lahanlahantersebutumumnyaberupatanahdanhutanadat
yangditurunkansejaknenekmoyang. 4

Padatataranlegislasidaerah,jawabanterhadappermasalahanpertanahantersebutdirespons
olehPemerintahProvinsiKalimantanTengahdenganmengeluarkanPeraturanDaerahNo.16tahun
2008 Jo No.1 tahun 2010 tentang Kelembagaan Adat Dayak dan Peraturan Gubernur No.13 tahun
2009JoNo.4Tahun2012tentangTanahAdatdanHakHakAdatdiAtasTanah.Keduaperaturanitu
seyogyanya mampu menjawab rentetan konflik agaria di Kalimantan Tengah khususnya berkaitan
dengantanahadat.
Naskah Petak Danum Itah ditentukan oleh surat keterangan tanah adat (SKTAA) merekam
jejak Inventarisasi Tanah Adat dan HakHak Adat di Atas Tanah di Kelurahan Kalawa, Kabupaten
Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, mencoba memotret jejak inventarisasi tanah adat di
Kelurahan Kalawa. Petak Danum Itah adalah bahasa yang berasal dari bahasa Dayak yang artinya
tanah air kita, keterancaman akan tanah dan air masyarakat Dayak sudah bukan lagi sekedar
wacananamunsudahkianmasifterjadiseiringnyagempuraninvestasiperkebunanbesarswastadi
Kalimantan Tengah secara merata diseluruh wilayahnya. Namun apakah solusi yang diambil oleh
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dengan menerbitkan Perda dan Pergub berkaitan dengan
kelembagaanadatdantanahadatdapatmemberikanperlindunganbagimasyarakatadatyangada
didiKalimantanTengah.
UntukmemahamibagaimanaPerdadanPergubtersebutdijalankanuntukmengatasimasalah
pertanahan di Kalimantan Tengah, maka penelitian ini mengambil fokus pada implementasi Perda
dan Pergub yang berkaitan dengan lembaga adat serta tanah adat dan Hakhak adat diatas tanah

2 http://www.borneonews.co.id/news/palangkaraya/20429-sengketa-tanah-selama-2011-capai-
275-kasus.html
3 http://www.kaltengpos.web.id/?menu=detail_atas&idm=5449
4 http://sains.kompas.com/read/2012/02/11/04255149/Ancaman.Konflik.Lahan

tersebut pada Kelurahan Kalawa, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi
Kalimantan Tengah. Kelurahan Kalawa dijadikan sebagai lokasi penelitian karena pada daerah ini
merupakakan salah satu daerah dimana Perda dan Pergub tersebut dilaksanakan dengan
mengeluarkanSuratKeteranganTanahAdat(SKTA).
Dalammembahaspersoalantersebut,tulisaniniterdiridarilimabagian,yaitubagianpertama
yangmerupakanpendahuluanuntukmenjelaskantentangpermasalahandanmengapapenelitianini
dilakukan.BagiankeduamembahastentangKeluarahanKalawayangmenjadilokasipenelitianyang
dimulai dengan penjelasan tentang sejarah, kelembagaan adat dan pengelolaan tanah di sana.
Bagian ketiga membahas tentang proses dan subtansi legalisasi tanah adat di Kalimantan Tengah.
Bagian keempat menjelaskan tentang problematika penerapan legalisasi tanah adat melalui Perda
danPergubdiKelurahanKalawa.Bagianterakhirmerupakanpenutupberisirekomendasidarihasil
penelitianini.

II. KelurahanKalawa:Sejarah,lembagaadatdanpengelolaantanahpertanian
Tidak mudah menentukan lokasi penelitian untuk melihat bagaimana legalisasi tanah adat
berdasarkan Perda No. 16 Tahun 2008 dan Pergub No. 13 Tahun 2009 dilaksanakan. Hal itu
mengingatPerdadanPergubtersebutbelumlamadikeluarkan.PergubtentangTanahAdatdanHak
hakAdatdiAtasTanahbarudikeluarkanpada25Juni2009.Selainitu,wilayahProvinsiKalimantan
Tengah yang luas dan terbagi menjadi empat belas kabupaten dan kota membuat tidak mudah
menentukan lokasi yang pas untuk dijadikan lokasi penelitian. Setelah mencermati berbagai
informasi,kemudianyangdijadikansebagailokasipenelitianadalahKelurahanKalawa,Kedamangan
Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau yang merupakan kabupaten baru sejak tahun 2002.
Kelurahan Kalawa tepat berada di pinggiran Sungai Kahayan. Sebagian besar permukiman warga
Kelurahan Kalawa berada disepanjang aliran Sungai Kahayan. Sungai Kahayan sudah sejak lama
menjadijalurtransportasidanmenjaditempatuntukmemenuhikeperluanseharihari..

SejarahKelurahanKalawa
Kelurahan Kalawa merupakan sebuah kampong dimana penduduknya mayoritas merupakan Suku
DayakNgaju.SisanyaadalahsukuBanjardanJawa.PendudukkampongKalawaberasaldariPulang
Pisau yang dulunya merupakan sebuah desa. Berdasarkan cerita dari orangorang tua, Kampong
Kalawa dulunya bernama Lewu Dandang Taheta Rundung Ulek Lawang Patahu. Kampong ini
bersebaranglangsungdenganDesaPulangPisauatauLewuTumbangHantasanRajaRundungUlek
Labuhan Banama. Antara Desa Pulang Pisau dan Kalawa ini tidak dapat dipisahkan karena
merupakansatukesatuankeluargayangsalingberhubungansampaisekarang.

PulangPisausejakzamanBelandamerupakansebuahbandarataupelabuhanbongkarmuat
baranghasilbumisepertikaret,gemordanjelutung.Disebelahselatanjugaterdapatsebuahdesa
yaitu Desa Buntoi atau dulunya bernama Lewu Luwuk Dalam Betawig. Diperkirakan pada tahun
1957 Lewu Luwuk dalam Betawig berganti nama menjadi Lewu Petak Bahandang. Nama Buntoi
diambil dari nama sebuah sungai dimana dulunya penghasil ubi kayu (jawau) yang dibawa ke
Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan). Lama kelamaan orang menyebut Jawau Buntoi lalu
sebuatantersebutbergantidenganBuntoi.
Begitu juga halnya Lewu Dandang Taheta Rundung Ulek Lawang Patahu, berganti nama
menjadi sebuah desa pada tahun 1958 dan bernama Desa Kalawa. Pada tahun 1980 Desa Kalawa
secaraadministratifmasukkedalamwilayahKelurahanPulangPisauyangdipimpinolehbapakYan
Tandu(saatinimenjabatmenjadiDamangKepalaAdatKecamatanKahayanHilir).Padatahun2006,
DesaKalawamenjadisebuahkelurahanyangbernamaKelurahanKalawa.Padasaatmasihmenjadi
bagian dari Kelurahan Pulang Pisau. Kampong Kalawa dipimpin oleh seorang pambakal yang
merupakan pimpinan pemerintahan desa. Pambakal pertama Kampong Kalawa adalah Luwi
Handuran yang kemudian digantikan oleh Idie Sangan. Pada tahun 1980 Kalawa masuk ke dalam
Kelurahan Pulang Pisau, kemudian pada tahun 2006 secara administrasi Kalawa berganti menjadi
sebuahkelurahanyangdipimpinolehMardiS.Sosyangmenjabatsampaisekarang(EdySubahany,
2010)
Secara administratif Kelurahan Kalawa merupakan bagian dari Kecamatan Kahayan Hilir,
Kabupaten Pulang Pisau. Kampung ini pada tahun 2006 berubah menjadi sebuah kelurahan, yaitu
kelurahanKalawa.KelurahanKalawasaatiniyangterdiridaribeberapaRukunTetangga(RT),yaitu;
RT.XIV,RT.XV,RT.XVI,RT.XVIIdanRT.XVIII.KarenawilayahnyaterpisahdariibukotaPulangPisau,
yaitu berada di seberang sungai Kahayan dengan jarak tempuh 1 Km dari ibukota Pulang Pisau,
maka Kalawa sering disebut dengan Lewu atau kampung Kalawa. Berdasarkan data dari kantor
Kelurahan Kalawa tahun 2009, wilayah ini memiliki luas 129.500 ha. Sebelah utara, Kelurahan
KawalaberbatasandenganDesaGohong,SelatandenganDesaMantaren,baratdenganKecamatan
SabangauKualadantimurdenganKelurahanPulangPisau
Disamping memiliki wilayah yang cukup luas, Kelurahan Kalawa juga memiliki tingkat
pertumbuhan penduduk yang cukup padat dibandingkan Kampung lain disekitarnya. Berdasarkan
datatahun2009,KelurahanKalawamemilikijumlahpenduduk1.581jiwayangterdiridarilakilaki
sebanyak 792 jiwa, perempuan 789 jiwa, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 424 KK. Sebagian
masyarakatbermatapencahariansebagaipetani,yaituberkebunkaretdanberladangpadakawasan
rawa gambut. Sisanya adalah pedagang, nelayan dan pegawai negeri. Menurut daerah kerjanya
berdasarkanProyekLahanGambut[PLG]satujutahektar,wilayahinitermasukdalamDaerahKerja

B seluas 161.460 Ha yang dibatasi oleh Sungai Kahayan, Sungai Kapuas, Anjir Basarang dan SPU.
SedangkanDaerahKerjaCseluas568.635HayangdibatasiolehSungaiKahayan,SungaiSabangau,
SPUdanLautJawa.
Darijumlahpenduduktersebut45%pendudukKelurahanKalawanberagamaKristen45%dan
Kaharingan 10%. Hukum adat yang diterapkan di Kelurahan Kalawa berasal dari kepercayaan
Kharingan,namunseiringnyawaktukepercayaankharinganpunbergantidenganagamapendatang
yaituIslamdanKristen.Meskipundemikiandalammasalahadat,semuaagamaharusmengikutiadat
istiadat para leluhur Orang Dayak yaitu kharingan. Di kelurahan Kalawa untuk mengakomodasi
perbedaanperbedaan penduduk berdasarkan agama tersebut dibentuklah para Mantir Adat
berdasarkanagamakepercayaanmasingmasing.

PemerintahKelurahandanLembagaAdat
KelurahanKalawadipimpinolehLurah.Lurahdibantuolehsekretarislurahdankepalakepalaseksi
(kasi)antaralainKasiPemerintahan,KasiPembangunandanKasiKetentramandanKetertiban.Para
pengurus kelurahan tersebut dibantu oleh staf/pelaksana dan tenaga honorer. Sedangkan untuk
masalah adat dipimpin Damang Kepala Adat dengan empat Mantir Perdamaian Adat ditingkat
kecamatandansatumantirditingkatKelurahan/Desa.
Damang Kepala Adat adalah pimpinan adat dan Ketua Kerapatan Mantir Perdamaian Adat
tingkatkecamatanyangberwenangmenegakanHukumAdatDayakdalamsuatuwilayahadatyang
pengangkatannyaberdasarkanhasilpemilihanolehparaKepalaDesa/Kelurahan,paraKetuaBadan
Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, para Ketua Kerapatan Mantir Adat
PerdamaianDesa/Kelurahanyangtermasukdalamwilayahkedamangantersebut. 5
Untuk membantu Damang diadakan Sekretaris Damang yang membantu dalam hal
pengarsipanterkaitsuratmenyuratyangberkaitandenganmasalahhukumadatbaikberuparanah
pidana maupun perdata. Sekretaris Damang juga mempunyai fungsi sebagai panitera peradilan
adat,menerimalaporanmasalahsengketaadatsekaligusmengaturtentangadminitrasipembiayaan
persidanganadat.
Selanjutnya terdapat Kerapatan Mantir Adat atau Kerapatan Let Adat, yaitu perangkat adat
pembantuDamangataugelarbagianggotaKerapatanMantirPerdamaianAdatyangadaditingkat
kecamatan dan anggota Kerapatan Mantir Perdamaian Adat tingkat Desa/Kelurahan, berfungsi
sebagaiperadilanadatyangberwenangmembantuDamangKepalaAdatdalammenegakkanhukum
adatDayakdiwilayahnya.

5 Berdasarkan PERDA No.16 tahun 2008 Jo No.1 tahun 2010 tentang Kelembagaan Adat Dayak
Kalimantan Tengah , Pasal 18

Kerapatan Mantir Adat berdasarkan Pergub No.13 Tahun 2009 mempunyai fungsi mengatur
tentang kepemilikan, pengelolaan, penguasaan, pemanfaatan maupun pengalihan kepemilikan
tanah adat dan hakhak adat di atas tanah. Kerapatan Mantir Adat juga menerbitkan Berita Acara
terkait adanya permohonan pembuatan SKTA berdasarkan hasil musyarah Kerapatan Mantir yang
disahkan oleh Damang. Ketetapan hasil musyarah Kerapatan Mantir bersifaf mengikat bagi
masyarakatadatDayak.

Handil:PengelolaanTanahPertaniandiKelurahanKalawa
Sebagian besar masyarakat Kelurahan Kalawa bermata pencaharian sebagai petani. Dalam
mengelola tanah untuk pertanian, masyarakat Kelurahan Kalawa mengenal pola handil 6 . Istilah
handil sebenarnya berati sungai kecil yang sengaja dibuat untuk sebagai pembatas antara lahan
garap yang satu dengan lahan garap yang lain. Penulisan istilah handil sendiri pun beragam, ada
yangmenyebuthandiladayangmenyebuthandelwalaupunsecaraartianmaknawiahitusamasaja.
Handil merupakan sebuah sungai (parit) untuk sistem pengairan pada daerah pasang surut
pada kawasan rawa gambut yang digunakan untuk pengelolaan pertanian dan perkebunan yang
dilakukan kebanyakan masyarakat Kalimantan Tengah. Handil merupakan konsep pengelolaan
kawasan yang unik dimana pada awalnya adalah sebuah sungai kecil (saka) yang dijadikan parit
memanjang untuk mengatur arus sungai. Pada sisi kiri dan kanan handil dijadikan masyarakat
tempatuntukdijadikanlokasiladang,kebunkaret,dankebunbuah.
Di Kelurahan Kalawa sendiri sejak dari dulu sudah terdapat beberapa handil yang saat ini
masihdikelolaolehwarga.HandilyangdariduludigunakanolehwargaadalahHandilMahikeidan
HandilBuluh.Dulunyakeduahandiliniadalahsebuahsungaikecilyangdigunakanwargauntukjalur
transportasikelokasiladang,kebunkaret,kebunpantingdanmenujuarahhutanuntukmemungut

6 Ada berbagai ragam menegenai penyebutan Handil/Handil, Menurut Andi Kiki Handil fungsinya
serupa dengan Beje, sedangkan Beje adalah sebuah kolam perangkap ikan yang dibuat oleh
masyarakat (umumnya oleh suku Dayak) di pedalaman hutan Kalimantan Tengah. Beje umumnya
berukuran lebar 2 m, kedalaman 1.5 m dan panjang bervariasi bisa sampai ratusan meter jika
dilakukan bersama-sama (bukan milik perorangan). Beje-beje akan tergenang oleh air luapan dari
sungai dan sekitarnya serta terisi oleh ikan-ikan alami pada musim penghujan. Kemudian air akan
surut kembali pada musim kemarau. Beje-beje menjadi kolam-kolam tempat pembesaran ikan di
dalamnya, dan siap di panen pada musim kemarau.
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CGkQFjAD&url=http
%3A%2F%2Fabdulmuktirusydi.files.wordpress.com%2F2011%2F07%2Fkearifanlokal1.pdf&ei=iBEYUI67Ls
iqrAfW84HYCg&usg=AFQjCNEA1DWmAajd8eMMo6Er6zxOoVUcZg&sig2=6I5TNjDvNiaMBAb6Mpdw7w
Pembuatan handil (kanal berdimensi kecil) tersebutdilakukan berdasarkan kemampuan air masuk ke
daerah bagian dalam sebagai akibatdorongan air laut. Oleh karena itu handil yang dibuat masyarakat
hanya berdimensikecil yaitu sempit (1-2 m), dangkal (1-2 m) dan pendek (0,5 2,0 km). Siwido limin
http://ml.scribd.com/doc/7757605/Pemanfaatan-Lahan-Gambut-Dan-Permasalahannya

hasilhutan.MenurutpenuturanorangtuadiKampungKalawa,diperkirakanhandilsudahadasejak
tahun1914an.
Namanamahandiltersebutbiasanyadiambildarinamapohon,namatumbuhan,namaorang,
nama ikan atau nama alam lainnya. Untuk menjadi keanggotaan handil warga yang terlibat harus
melakukanberbagaiproses,antaralain:(a)membayaruangkekaskelompokHandilpadasaatakan
dilakukangotongroyongpembersihan handildanjugabisadipakaiuntukmemberikansumbangan
kepada anggota handil apabila mengalami musibah; (b) setelah membayar sumbangan kepada
kepalahandilataupembantunya,makaanggotahandilakandiberikanlokasilahan.Lokasilahanini
digunakan untuk berladang yang kemudian dijadikan kebun karet dan buah. Luas lahan tidak
ditentukansecarapasti, namun biasanyatergantunganggotakelompokdankepalahandilberkisar
32X32Depa;dan(c)melakukangotongroyong;anggotahandilharusmelakukankegiatangotong
royong atas permintaan Kepala handil. Keputusan ini biasa dikeluarkan setelah ada rapat dengan
anggota handil. Kegiatan gotong royong dilakukan untuk pembagian lokasi lahan baru untuk
berladang.
Setiap handil biasanya dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Kepala handil. Peran
penting dari Kepala Handil adalah mengkordinir setiap kegiatan pengaturan, pemeliharaan sungai
dan handil. Selain itu juga berperan untuk mengatur pembagian lahan di kiri kanan handil. Oleh
karena kepala handil sangat berperan penting dalam pembagian lahan maka Kepala Handil dipilih
olehanggotahandilmelaluimusyawarahbersamaanggotahandil.
Untukmembantupengelolaanlahan,KepalaHandildibantuolehseorangKepalaPadangdan
seorangpengerak.KepalaPadangadalahorangyangmengkoordinirkegiatanberladangpadamusim
tanam padi. Sedangkan penggerak adalah orang yang biasanya mengumpulkan warga untuk
berkumpulapabiladiadakanmusyawarahataukegiatan,misalnyagotongroyongatauhandep.Lama
kepemimpinanKepalahandiltidakterbatasselamaKepalahandiltersebutmasihmampudanakan
dipilihlagibersamaanggotahandildenganasasmufakatdankekeluargaan.
Untukmembatasilahanwargabiasanyadibuattatasyangbergunauntukbatastanahwarga
dan juga digunakan untuk mengeluarkan kayu atau saluran air untuk kolam ikan tradisional atau
biasadisebutbeje.Sistemkepemilikanlahandikawasanhandiltidakdiaturdalamsebuahperaturan
berbentuk dokumen tertulis. Akan tetapi bagi masyarakat di Kampong Kalawa maupun desadesa
yang berada di sekitar Kampong Kalawa pola kepemilikan lahan diaitur dengan ditandai oleh jenis
tanaman seperti jenis karet, cempedak atau durian. Begitu juga halnya kepemilikan kawasan yang
terdapat pohon jelutung, cukup ditandai dengan membersihkan sekitar pohon tersebut dan
menyadappohonjelutungyangsudahditurunkandarigenerasisebelumnya.

Dalamhaljualbelilahan(misalnya,kebunkaret)biasanyadijualkepadaoranglainyangmasih
ada ikatan keluaraga di kampung, sebatas memenuhi prinsipprinsip yang berlaku di masyarakat
(adatistiadat).Luaslahanladangataukebundinyatakandenganluasanlembarataudepa. 7 Dalam
sistem penjualan lahan atau kebun dilakukan kedua belah pihak dengan disaksikan atau diketahui
oleh kepala handil atau pambakal. Selain jual beli, pergantian kepemilikan bisa berdasarkan
pemberianseseorang,warisan,tukarmenukar(nangkiri)atausistemgadai(sandak).Tukarmenukar
ataubarter(nangkiri)bisaberupalahankebundengansebuahperahu(kelotok)ataurumah.
Sedangkan untuk kepemilikan komunal sebuah wilayah misalnya wilayah Kampong, ditandai
dengan batasan yang sudah diatur oleh pemerintahan berdasarkan peta kampong. Wilayah atau
bataskampungbiasanyaditandaidengansebuahsungaiataunamapohon.Bataskampungtersebut
dari dulu sudah ada yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antar kampung bersebelahan yang
sejak dari dulu sudah terjalin serta masih ada hubungan kekerabatan dan kekeluargaan. Misalnya
batasKampungKalawadenganKampungGohongditandaidenganbatasSungaiLanganen.

III. ProsesdanSubtansiKebijakanLegalisasiHakMasyarakatatasTanah
Munculnya Perda tentang Lembaga Adat di Kalimantan Tengah menurut Siun Jarias (Sekretaris
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah) merupakan perintah dari Undangundang. 8 Menurutnya,
lembaga adat merupakan salah satu dimensi dari masyarakat hukum adat yang telah diakui
keberadaanyadalamUUD1945hasilamandemen.HaliniterlihatdenganadanyaPasal18Bayat(2)
danPasal28Iayat(3)UUD1945.
Pasal18Bayat(2)UUD1945:
Negaramengakuidanmenghormatikesatuankesatuanmasyarakathukumadatbesertahak
haktradisionalnyasepanjangmasihhidupdansesuaidenganperkembanganmasyarakatdan
prinsipNegaraKesatuanRepublikIndonesia,yangdiaturdalamundangundang.
Pasal28Iayat(3)UUD1945:
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zamandanperadaban.
Sedangkan undangundang yang juga mengakui dan melindungi tentang masyarakat adat
adalah UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), UU No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanandanberbagaiundangundanglainnya.MenurutSiunJarias,halitulahyangmenunjukkan

7 Depa/borong, 1 borong = 17 m x 17 m = 282 m, sedangkan untuk 1 hektare = 36 borong x 289


m = 10404 m/ hektare.
8 Sumber hasil wawancara dengan Pak Siun Jarias Selaku Skretaris Daerah Kalimantan Tengah

10

adanya komitmen pemerintah untuk mengakui lembaga adat sehingga di Kalimantan Tengah
diwujudkandenganmembuatPerdaNo.16Tahun2008. 9
Selain karena perintah undangundang, keberadaan lembaga adat juga telah lama ada.
Sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, telah ada bermacammacam kelompok masyarakat suku
(tribal society) yang kemudian berkembang menjadi apa yang dalam gerakan dan beberapa
peraturan perundangundangan disebut sebagai masyarakat adat yang tersebar di seluruh
Nusantaradenganlembagalembagaadatdanberbagaikearifanlokalnya(localwisdom).Komunitas
komunitas tersebut hidup dan berkembang secara alamiah dan teratur menerapkan hukum adat
dalam suatu wilayah dan hakhak adat tertentu dengan suatu sistem kelembagaan Pemerintahan
Adatyangbersumberatauberuratakardarinilainilailuhuryangtumbuhdanberkembangdalam
komunitasadatitusendiri.
Ironisnya peran lembagalembaga adat yang tumbuh dan beruratakar dari dan untuk
mempertahankan nilainilai luhur lokal, secara sistematis dimarjinalisasi dan tergantikan dengan
modelmodel yang bersifat nasionalis dan digiring menuju polapola yang mencerminkan
moderenisasi dan globalisasi. Realita tersebut juga menjadi bagian dari pengalaman komunitas
MasyarakatAdatDayak,khususnyaMasyarakatAdatDayakdiKalimantanTengah.
EksistensilembagaadatyangdalamhaliniadalahLembagaAdatKedamanganyangdipimpin
oleh Damang (yang telah populer disebut sebagai Damang Kepala Adat), hukum adatnya serta
Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah cenderung dan terpaksa harus kalah dan mengalah
dalam pertarungan berhadapan dengan halhal yang bersifat nasionalis, modernisasi dan
globalisasi. Apabila hal demikian berlangsung terus menerus dan tanpa ada upaya perlindungan
hukum yang memadai dari Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah, baik provinsi maupun
kabupaten/kota,makadikhawatirkandapatberakibatmunculnyarasaketidakadilan,rasatersingkir,
rasa termarjinal bahkan rasa tertindas yang pada akhirnya dapat menjadi isu pemicu terjadinya
konflik sosial dan politik yang kontraproduktif dengan tujuan pembangunan nasional
(Sutrisnaatmaka2011:20).
Sebenarnya pengakuan secara formal dari Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
terhadap lembaga adat telah ada sejak Provinsi Kalimantan Tengah baru terbentuk. Pengakuan
tersebutmengalamiperubahandanpenyesuaiandenganperkembanganzaman.Bentukpengakuan
terbaru berkaitan dengan lembaga adat adalah dengan dikeluarkannya Perda No. 16 Tahun 2008
tentang Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah yang telah diubah dengan Perda No. 1
Tahun2010.SebelumperaturantersebuttelahadaSuratKeputusanGubernur,tanggal11Desember
1958,Nomor:DD/64/112/Df/IIIIIItentangStatus,KedudukansertaFungsiLembagaKedamangan;

9 Wawancara dengan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Pak Siun Jarias.

11

Perda No. 16/DPRGR/1969 tentang Penetapan Wilayah Kedamangan dan Kewajiban Damang
Kepala Adat; dan Perda No. 14 Tahun 1998 tentang Kedamangan di Propinsi Daerah Tingkat I
KalimantanTengah.
Lembagaadatharusdapatmenjawabtantangankekiniandanmenyongsongmasadepan.Hal
ini mengingat bahwa Masyarakat Adat Dayak di Kalimantan Tengah cukup memiliki potensi untuk
menghadapiperkembanganperkembanganyangtengahberlangsung,sepertisumberdayamanusia
yang kompetitif, sumber
PeraturantentangLembagaAdatdanTanahAdatdi
daya alam yang berlimpah,
KalimantanTengah
kelembagaan adat dan
1. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah, tanggal
hukum adat yang masih
11 Desember 1958, Nomor: DD/64/112/Df/IIIIII
berlaku. Tinggal sekarang tentang Status, Kedudukan serta Fungsi Lembaga
bagaimana masyarakat adat Kedamangan.
2. PerdaProvinsiKalimantanTengahNo.16/DPRGR/1969
dan lembaga adat diberi Penetapan Wilayah Kedamangan dan Kewajiban Damang
kesempatan dimanfaatkan, KepalaAdat.
3. Perda Provinsi Kalimantan Tengah No. 14 Tahun 1998
diberdayakan dan
tentangKedamangan
mensinergiskan semua 4. Perda Provinsi Kalimantan Tengah No. 16 Tahun 2008
potensi tersebut menjadi tentangKelembagaanAdatDayakdiKalimantanTengah
5. Perda Provinsi Kalimantan Tengah No.1 Tahun 2010
modal pembangunan.
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Sebagaimana dijelaskan Tengah No. 16 Tahun 2008 Tentang Kelembagaan Adat
dalam Naskah Akademik DayakdiKalimantanTengah
6. Pergub Provinsi Kalimantan Tengah No. 13 Tahun 2009
perubahan Perda No. 16
tentangTanahAdatdanHakHakAdatDiAtasTanah
Tahun2008: 7. Pergub Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2012
Kedepan keberadaan Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur No. 13
kelembagaan, adat Tahun 2009 Tentang Tanah Adat Dan HakHak Adat Di
istiadat, kebiasaan AtasTanahDiProvinsiKalimantanTengah.
kebiasaan dan hukum
adat Dayak, perlu ditingkatkan upaya pemberdayaannya, antara lain dengan melakukan
revitalisasi,reposisidaninventarisasi,(penelitian,penulisan,pendokumentasian,penerbitan),
sosialisasi, transpormasi/pewarisan dan penguatan. Oleh sebab itu diperlukan sebuah
payunghukumyangmemadai. 10

SalahsatuwujuddaripenguatanlembagaadatDayakdiKalimantanTengahmelaluiPerdaNo.
16Tahun2008adalahdenganmemberikankewenangankepadaDamanguntukmengeluarkanSurat
Keterangan Tanah Adat (Pasal 10 ayat (1) huruf d). Kemudian pengaturan lebih detail berkaitan
dengantanahadatdiaturdalamPergubKalimantanTengahNo.13Tahun2009tentangTanahAdat
danHakhakAdatdiAtasTanah.

10 Naskah Akademik Perubahan dan Penyempurnaan PERDA No.14 Tahun 1998

12

Membahas Pergub No. 13 Tahun 2009 maka tidak akan lepas dari ketentuan Pasal 36 dan
Pasal44PerdaNo.16Tahun2008tentangAdatDayakyangmanamenjadidasarkeluarnyaPergub
tersebut. Tujuan utama dari ditetapkan Pergub ini adalah untuk menginventarisir tanah adat yang
dimilikiolehmasyarakatadatdiProvinsiKalimantanTengah.PadaPasal2ayat(2)Pergubtersebut
dinyatakan bahwa pengaturan tanah adat dan hakhak adat di atas tanah dilakukan untuk
melindungi, mengakui dan menghargai hak masyarakat adat, melestarikan adat yang hidup di
masyarakat, menunjang keberhasilan pembangunan dan kelancaran pemerintahan, serta
memperjelaskepemilikan,penguasaandanpemanfaatantanahadatdanhakhakadatdiatastanah.
Pergub tersebut juga dibuat oleh pemerintah daerah untuk merespons perkembangan usaha
perkebunan kelapa sawit karena banyak perusahaan yang hendak menguasai tanah dengan tidak
jujur, misalkan dengan dengan memperluas areal HGU melebihi ukuran yang diberikan oleh
pemerintah.SeringkaliperluasanillegalHGUtersebutmengambiltanahtanahmasyarakatadat. 11
Berdasarkan Pergub No. 13 tahun 2009 Jo No. 4 tahun 2012, mengklafikasikan kepemilikan
tanahadatmilikbersama,milikperorangandanhakhakdiatasnyatanahadalahsebagaiberikut:

TANAHADATMILIK TANAHADATMILIK HAKHAKADATDIATAS


BERSAMA PERORANGAN TANAH

1. Tanahnegaratidak 1. Tanahnegaratidakbebas 1. Tanahnegarabebas


bebas(bekasladang) (bekasladang) (hutanperawan).
2. Tanahwarisanleluhur/ 2. Bekasladangsendiriatau 2. Berupa:binatang
orangtuayangmasih darihibah,warisan,jual buruan,buahbuahan,
belumdibagibagi beli/tukarmenukar. getah,madu,bahan
3. Dapatberupahutan 3. Dapatberupahutan obatobatan,tempat
kembaliataukebun. kembaliataukebun. religiusmagisdan(hak
4. Dapatberupatempat 4. Dapatberupatempat meramu).
tinggal(didesa), tinggal(didesa),kuburan, 3. Bukantanahnyatetapi
kuburan/keramat/ keramat/religiusmagis. hanyabendadiatas/di
religiusmagis. 5. Luasdanbatasnya dalamtanah.
5. Luasdanbatasnya mengikutiluasdanbatas 4. Luasdanbatasnyatidak
mengikutiluasdanbatas bekasladang/garapan. tertentu.
bekasladang/garapan. 6. Pengalihanhakmelalui 5. Apabiladiganggu
6. Pengalihanhakmelalui jualbeli,dll pihaklain,pemilik
jualbeli,dll berhakmemperoleh

11 Wawancara Edy, Sekretaris Damang Kahayan Hilir, 31 Juli 2012.

13

konpensasi


Padatanggal15Marettahun2012,PergubNo.13Tahun2009diperbaharuidenganPergub
No.4Tahun2012.PadakonsideranPergubNo.4tahun2012disebutkanbahwaperubahantersebut
dilakukan karena Pergub No. 13 tahun 2009 masih terdapat kekurangan dan belum dapat
menampung perkembangankebutuhanmasyarakatmengenaiaturantanahadatdanhakhakadat
diatastanahsehinggaperludirubah.Perubahanyangdilakukansebenarnyatidakbegitubanyakdan
hanya menyangkut halhal teknis, misalkan menjelaskan bahwa dalam melakukan inventarisasi
tanahadatdanhakhakadatdiatastanahdilakukandenganidentifikasi,pemetaandanpematokan
tanah adat. Selain itu juga penambahan ketentuan tentang format, bentuk, dan keterangan
mengenai:SuratKeteranganTanahAdat,SuratPernyataanmemilikiTanahAdat,BeritaAcarahasil
pemeriksaanTanahAdat,danJenisKepemilikanTanahAdatdanHakhakAdatDiAtasTanah.Salah
satu perbedaan antara Pergub No. 13 Tahun 2009 dengan Pergub No. 4 Tahun 2012 mengenai
klasifikasi kepemilikan tanah adat dan hakhak adat di atas terletak pada penghapusan mengenai
hutanperawan.
Sementara itu, pada tingkat Kabupaten Pulang Pisau sebelumnya telah ada Perda Perda
KabupatenPulangPisauNo.25Tahun2007tentangPemberdayaanLembagaKedamangan.Damang
Kepala Adat di Kelurahan Kalawa juga pernah membuat Keputusan Damang Kepala Adat Kalawa
No.006/SK/DKAKH/VI/2005 tentang Hutan Adat Kalawa. Namun hutan adat tersebut tidak diakui
secaraformalolehpemerintah.Sehinggakemudianhutanadatdiusulkanuntukmenjadihutandesa.
Menanggapi usulan tersebut, Bupati Pulang Pisau mengeluarkan Surat Bupati Pulang Pisau
No.522/172/V/Um/Setda2012, Perihal Usulan Penetapan Areal Kerja Hutan Kerja Hutan Desa,
tertanggal3Mei2012.

IV. ProblematikaPelaksanaanLegalisasiTanahAdatKelurahanKalawa
Perda dan Pergub yang dibuat untuk memberikan kepastian hukum pemilikan tanah kepada
Masyarakat AdatDayakitutidakdengansertamertadapat dilaksanakandenganbaikdi lapangan.
Apa yang sebenarnya yang menjadi problematik dalam hal penerapan Peraturan Gubernur
Kalimantan Tengah terkait Tanah Adat dan HakHak Adat di Atas Tanah? Tentunya problematik ini
harus dikaji secara komprehensif dengan cara menemukan faktor yang menyebabkan problematik
itumuncul.Bagianinimembahasbeberapaproblematikayangmunculdalampelaksanaanlegalisasi
tanahadatolehDamangmelaluiSuratKeteranganTanahAdat(SKTA).

14

DilemakedudukanSKTAdalamSistemPendaftaranTanah
PeraturanoperasionaldalampendaftarantanahdiIndonesiaadalahPPNo.24Tahun1997tentang
Pendaftaran Tanah. Di dalam PP tersebut ditentukan objek pendaftaran tanah, yaitu pada Pasal 9
ayat (2) yang meliputi: bidangbidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan dan hak pakai; tanah hak pengelolaan; tanah wakaf; hak milik atas satuan rumah
susun; dan hak tanggungan. PP tersebut tidak memuat tentang hak atas tanah adat sebagaimana
diaturdalamPasal3UUPAtentanghakhakulayatdanhakhakyangserupadarimasyarakathukum
adat. Padalah sudah ada delegasi dari Pasal 2 ayat (1) UUPA yang terjadinya hak milik menurut
hukumadatdiaturdenganperaturanpemerintah.
PP No. 24 Tahun 1997 telah mengatur sertifikat sebagai surat tanda bukti hak yang berlaku
sebagaialatpembuktianyangkuatmengenaidatafisikdandatayuridisyangtermuatdidalamnya
tentang tanah, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
suratukurdanbukutanahyangbersangkutan(Pasal32ayat1).
Ketiadaan pengaturan mengenai keberadaan SKTA dalam PP No 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah menjadi problematika tersendiri. Hal ini sebenarnya merupakan probelamatika
utamadalampendaftarantanahtanahmasyarakatadat.Peraturanyangtersediabelumsepenuhnya
bisa mengakui dan melindungi keberadaan tanahtanah masyarakat adat. Pada situasi yang
demikian, maka SKTA yang diperkenalkan melalui Perda dan Pergub di Kalimantan Tengah
merupakansuatuinovasiuntukmelengkapikekuranglengkapanperaturannasionaldalammengatur
pendaftarantanahtanahadat.
Selamaini,salahsatulangkahlegalisasitanahmasyarakatuntukdapatmengurussertifikattanah
kepadakantorpertanahanadalahSuratKeteranganTanah(SKT),kemudianberubahmenjadiSurat
Pernyataan Tanah (SPT) atau secara singkat menjadi Surat Pernyataan (SP). Bedanya, SKT
dikeluarkan oleh Camat, sedangkan SKTA dikeluarkan oleh Damang. Selain itu, SKT merupakan
pernyataan yang dibuat oleh pemohon dengan diketahui oleh Kepala Desa dan Camat. Sedangkan
SKTA dimohonkan oleh pemohon untuk dikeluarkan suratnya oleh Damang. Sehingga bila ada
sengketatanahdipengadilan,makaDamangdapatmenjadisaksidipersidangan.

BiayaMahalPembuatanSKTA
Pembuatan SKTA adalah soal uang keluar. Pergub tentang Tanah Adat dan Hakhak Adat di Atas
Tanah, khususnya dalam Pasal 13 menjelaskan bahwa biaya pembuatan Surat Keterangan Tanah
Adat (SKTA) ditangung sepenuhnya oleh si pemohon, melalui subsidi bantuan hibah, bantuan
keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota atau Anggaran
Pendapatan dari Belanja Daerah Provinsi. Dalam kurang lebih tiga tahun keberlakuan Pergub

15

tersebut,diKelurahanKalawapembuatanSKTAmasihditanggungsendiriolehpemohon.Belumada
biayayangdikeluarkanolehAPBDuntukmengurusSKTA.
Untukukuranmasyarakatdikampung,biayapembuatanSKTAtergolongmahal.Sebagaimana
disampaikan oleh Edy (Sekretaris Damang Kahayan Hilir) 12 biaya pembuatan SKTA untuk uang
administrasi pendaftaran sebesar 250.000, ditambah lagi dengan uang komisi lapangan untuk
melakukan iventarisasi, pematokan dan yang lainlain ditentukan oleh anggota komisi itu sendiri.
Satu orang anggota komisi dalam satu harinya akan mendapatkan isentif sebanyak 50.000/orang.
Bapak Edy juga menambahkan jika letak lokasi jauh dari Kecamatan biaya komisi lapanganpun
menjadi meningkat sedangkan untuk masalah komsumsi dan akomodasi lapangan juga di tangung
oleh si pemohon. Sampai saat ini dari catatan arsip Kedamangan Kahayan Hilir pendaftaran surat
keterangantanahadatsudahberjumlah57lembar.
Sedangkan mengenai masalah pendaftaran sengketa tanah adat yang berkaitan dengan
penerbitanSKTAuntukbiayayapembayaranpendaftaranyasebesar750.000,ditambahlagidengan
uang meja/sidang sebanyak 750.000,. Ada 7 kasus yang ada di kedamangan Kahayan Hilir yang
berkaitandengansengketatanahadatsejakditerbitkannyaPeraturanGubernurKalimantanTengah
mengenaitanahadatinimeliputi4kasusberadadiDesaGohong,2kasusdiDesaMintindan1kasus
di Kelurahan Kalawa. Latar belakang kasus biasanya adanya pengakuan tumpang tindih pemilikan
tanah yang akan dijadikan gedung sarang burung walet oleh investor dari luar daerah Kalimantan
Tengah.Kasuskeduamunculdikarenakanadanyapermasalahanbatasbatastanahdilokasihandil.
Pendaftaran tanah melewati surat keterangan tanah adat tergolong mahal seperti yang
disampaiolehBapakPunding 13 bahwabeliausampaimenghabiskanuangsebesarRp.1.200.000,ini
pundilakukanbeliauolehkarenaterpaksapadasaatitutanahbeliauyangadadiHandilTerusanI
bersengketa dengan handil sebelah yaitu Handil Mahikei. Untuk menguatkan status kepemilikan
tanahnyamakadibuatlahSKTA.
BerdasarkanPasal14ayat(3)Pergubdisebutkanbahwaperbuatanberupatidakmelakukan
upayainventarisasiberturutturuthingga6(enam)tahunterhitungsejakdiundangkannyaPeraturan
Gubernuritu,dikenakansanksiadatberupatidakdiakuinyahak kepemilikan ataupenguasaandan
pemanfaatan atas Tanah Adat dimaksud serta sanksi tambahan sesuai hukum adat yang berlaku.
JikaPergubditegakansecarabenarmakatanahadatyangbelumdidaftarkansesuaidenganPergub
maka tanah adat tersebut tidak diakui. Persoalan yang akan dihadapi warga adalah kehilangan
tanahnya dalam hal pengakuan tanah dari Pergub itu sendiri yang sejatinya bisa menjadi payung
hukumbagikeberadaantanahadatmasyarakat.

12 Wawancara dengan Bapak Edy, Sekretaris Damang Kahayan Hilir, Kelurahan Kalawa
13 Wawancara dengan Bapak Punding warga RT II desa kalawa, 18 Mei 2012

16


SKTAdapatdijadikanalattransaksikemitraan
Pergub No. 13 tahun 2009 Pasal 8 ayat (3) menjelaskan Surat Keterangan Tanah Adat (SKTA) dan
hakhakadatdiatastanahsebagaimanadimaksuddapatdijadikansyaratmelakukanperjanjianpola
kemitraan dengan pihak lain dihadapan pihak yang berwenang. Jelas bahwa Pergub tersebut
memangdimaksudkanagarkeberadaantanahadattidakmenjadihambatanbagiusahausahayang
sedang dilakukan oleh perusahaan skala besar. Pergub hendak meyakinkan pula para pengusaha
yanghendakbermitradenganmasyarakatdapatdilakukandenganmasyarakatyangtelahmemiliki
legalitas hak atas tanah berdasarkan SKTA. Di lokasi penelitian ini belum dapat ditemukan adanya
kerjasama kemitraan antara masyarakat dengan pengusaha yang dilakukan dengan menggunakan
SKTAsebagaibuktikepemilikantanahadatolehmasyarakat.
Meskipun Pergub mengatur bahwa SKTA dapat dijadikan syarat melakukan pola kemitraan,
namunkeampuhanSKTAsebagaialattransaksiyangmemilikinilaisebagaipenjaminmasihbelum
begitu nyata sebab SKTA tidak dapat dijadikan sebagai jaminan untuk mengajukan kredit di bank
atau lembaga kredit lainnya. Hal ini dituturkan oleh Bapak Hamdani 14 bahwa SKTA tidak dapat
dijadikan jaminan untuk mengkredit sesuatu. Hal ini berbeda dengan SKT. Bapak Hamdan ingin
mengkredit sepeda motor dengan penjamin SKTA namun pihak pengelola pengkreditan tidak
menerimaSKTAtersebut.
Selain soal kekuatan SKTA menjadi alat transaksi, juga ada persoalan luas tanah yang
daftarkandenganSKTA.PergubmenentukanbatasminimaltanahyangdapatdiurusSKTAadalah2
Ha. Dengan batas demikian, maka tanahtanah yang didaftarkan dan memperoleh SKTA nilainya
cukupbaik.Namundalampraktiknyatidakadabatasminimalbagimasyarakatuntukmendaftarkan
tanah dan memperoleh SKTA. Ada banyak tanahtanah yang didaftarkan dan memperoleh SKTA
kurangdari2ha,sehinggahargatanahnyajugarelatiflebihrendah.

PergubTidakMengaturSecaraJelasMengenaiLaranganPemindahanHakAtasTanahAdat
TujuandariPERGUBNo.13adalahmemberikepastianhukumsekaligusmenjadipelindungterhadap
hakhak atas tanah adat, namun apabila tanah adat dapat dialih fungsikan atau berpindah haknya
makabisadipastikantidakadalagitanahadat.DalamPERGUBNo.13pasal11ayat(4)Pemegang
HakAtasTanahAdatmaupunHakHakAdatDiAtasTanahyangberstatusmilikbersama,tidakdapat
mengalihkan atau melepaskan hak tersebut kepada pihak lain kecuali telah ditentukan bersama
berdasarkanmusyawarahpersekutuansesuaiketentuanhukumadatyangberlaku.

14 Wawancara dengan Bapak Hamdani Warga Kelurahan Kalawa RT II, 18 mei 2012

17

Dalam arti lain jika menyimak ketentuan tersebut, maka bisa mengalihkan atau melepaskan
hak atas milik bersama jika ada kesepakatan bersama melalui musyawarah. Nah, Jika tanah milik
bersama ini dialih fungsikan dengan kata lain dijual kepihak lain tanpa persetujuan bersama lalu
bagaimanasanksihukumnya.

RagamformatSKTA
Adanya perbedaan tentang format SKTA yang penulis temukan membuat munculnya sebuah
pertanyaanformatyangmanaseharusnyayangdipakai.Perbedaanituteletakdimanaadaformat
SKTAdenganmencantumkantulisantidakbolehdijualselama25(duapuluhlima)tahunterhitung
sejaktanggalditetapkanseperticontohSKTAAyangadadiKecamatanBanamaTinggangKabupaten
Pulang Pisau 15 . Sedang untuk di Kelurahan Kalawa sendiri atau di Kecamatan Kahayan Hilir tulisan
tersebuttidakada.
MelihatpadaperubahanPergubNo.13tahun2009menjadiNo.4tahun2012jugatidakada
penjelasanmengenaipenambahantulisanbahwaSKTAtidakbolehdijualselama25(duapuluhlima)
tahun sejak tanggal ditetapkanya SKTA. Lalu sebenarnya mana format SKTA yang harus digunakan
dan diterapkan. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah harus melakukan evaluasi terkait
format ini agar ditingkat bawah sebagai pelaksana SKTA yaitu Damang dan Mantir tidak menjadi
bingung.

Lembagaadatsemakinbirokratis
Salah satu kecenderungan yang dapat diamati dari proses legalisasi tanah adat yang dilakukan
melalui kelembagaan adat adalah menjadikan lembaga adat semakin birokratis. Sejumlah
kecenderungan birokratisasi lembaga adat itu nampak dalam hal pemekaran kecamatan yang
berimplikasi pada pemekaran Damang. Secara tradisional jumlah Damang tidak mengikuti jumlah
kecamatan, padahal dahulu Damang ditentukan berdasarkan pemukiman penduduk berdasarkan
komunitas yang terbentuk sepanjang alirang sungai. Sekarang ada kecendrungan bahwa satu
kecamatan ada satu Damang sehingga ketika ada pemekaran kecamatan maka akan ditunjuk
Damang baru di kecamatan baru tersebut. Saat ini ada delapan kecamatan di Kabupaten Pulang
Pisau,yangberartijugaterdapatdelapandamang.
Kecenderungan birokratisasi juga nampak dalam hal pemilihan damang. Sekarang damang
dipilih langsung. Di dalam Perda No. 16 Tahun 2008 tidak disebutkan siapa yang dapat menjadi
pemilih untuk pemilihan Damang. Menurut Edi (Sekretaris Damang) Kahayan Hilir, pihak yang
menjadi pemilih Damang adalah Kepala Desa, BPD, Mantir Adat Kecamatan dan Desa. Dahulunya

15 Contoh SKTAA terlampir

18

Damang ditunjuk, kadang dengan musyawarah, bukan dipilih. Damang Kahayan Hilir yang ada
sekarangditunjukolehMertuanyapadamasalalu.PemilihanDamangtentumengikutitrendtentang
pemilihan pemimpin publik secara langsung yang sedang menggejala sebagai salah satu hasil
reformasiyangbergulirsampaikekampungkampung.
DenganadanyaPerdatentangKelembagaanAdatmembuattingkatketergantunganlembaga
adat terhadap pemerintah daerah semakin menguat. Hal ini berkaitan pula dengan persoalan
legalitaskedudukanfungsionarislembagaadatdanpersoalananggarankelembagaanadat.Damang
setelah dipilih kemudian diangkat berdasarkan keputusan kepala daerah. Alokasi anggaran daerah
untuk kelembagaan adat juga menjadi salah satu faktor penting untuk melihat hubungan antara
kelembagaan adat dengan instansi pemerintah. Pada tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Pulang
PisaumenganggarkanRp.50JutadariAPBDuntuklembagaadatyangdiberikanmelaluiDewanAdat
Dayak (DAD) tingkat kabupaten. Damang terkadang terima Rp. 600 ribu sampai Rp. 700 ribu dari
anggaranyangtersedia. 16

Kurangnyasosialisasi
Sejumlah faktor menjadi kendala mulai dari kendala untuk menyosialisasikan program tersebut
kepada masyarakat di kampungkampung, masalah bupati yang tidak mendukung sepenuhnya
percepatan legalisasi tanah adat, sampai pada persoalan tidak memadainya anggaran untuk
mempercepatlegalisasitanahadat.
Sampaisekarangsudahada97tanahyangdikeluarkanSKTAdiKedamanganKahayanHilir,di
Kalawahanyaada1SKTA.Datainimenunjukanbahwatingkatpendaftarantanahadatsangatkecil.
Masyarakat belum menganggap pendaftaran tanah adat sebagai hal yang perlu segera dilakukan.
Selain karena biayanya yang tidak murah, soal kemanfaatan praktis dari SKTA juga tidak begitu
nampak. Bila keterancaman penguasaan tanah dialami oleh penduduk kampung, baru mereka
merasakanpentinguntukmemilikiSKTAsebagaibuktiuntukmempertahankantanahnya.
Sebagian warga tidak mengetahui tentang adanya Pergub No. 13 tahun 2009 tentang tanah
adatdanhakhakadatdiatastanahsehinggawargapunadayangbelummembuat/membikinsurat
keterangantanahadat(SKTA).MenurutBapakLepes 17 ketidaktahuanwargaterhadapPergubNo.13
tahun 2009 adalah bentuk kelemahan dari pemerintah Kabupaten Pulang Pisau karena belum ada
sosialisasisecaraberkelanjutanditingkatanwargaKelurahanKalawa.PosisiMantiradatpunsampai
hariinibelummendapatkansuratkeputusan(SK)dariBupatiKabupatenPulangPisau,sehinggadana

16 Wawancara Edy, Sekretaris Damang Kahayan Hilir, 31 Juli 2012.


17 Wawancara Dengan Bapak Lepes selaku Mantir Adat tingkat Kecamatan Kahayan Hilir, Kelurahan
Kalawa

19

operasional serta aktivitas untuk mensosialisasikan peraturan ini tidak bisa berjalan. Posisi Mantir
ditingkatDesasebenarnyamempunyaiposisistrategisuntukmensosialisasikanperaturantersebut.
Kurangnya sosialisasi juga mengakibatkan masyarakat mengalami kebingungan mengenai
status dari SKTA tersebut apakah diakui oleh pemerintah atau tidak dalam hal ini sesuai dengan
UUPA 1960. Bagaimana perbedaan SKTA dengan surat penyataan tanah (SPT), surat keterangan
tanah(SKT)yangditandatanganiolehKepalaDesahalsemacaminimasihmenjadiimformasiyang
simpangsiurditingkatanwargaKelurahanKalawa.JikamerujukpadaPPNo.24Tahun2007tentang
pendaftaran tanah bahwa SKTA dan SKT adalah bukti awal sebagai prasyarat untuk dijadikan
sertifikatyangdikeluarkanolehbadanpertanahannasional(BPN).
WalaupunmenurutBapakEdy 18 yangmembedakanantaraSKTAdenganSKTadalahterletak
kepada pengakuan keberadaan tanah tersebut. SKTA di terbitkan atau disahkan oleh Damang
setempat,sertaDamangakanbertangungjawabjikadikemudianhariadapermasalahanmengenai
penerbitanSKTA.SedangkanSKTyangdiketahuiolehpihakDesaatauKecamatanstatuspengakuan
tanahakanbisadicabutjikadikemudianhariterdapatpermasalahanyangtimbuldarilahirnyaSKT
tersebut.

BelumdilaksanakanyapembagianTanaholehKetuaHandil
Handiladalahbatastanahantarakelompoksatudengankelompokyanglain.DiKelurahanKalawa,
handil berfunsgi sebagai batas tanah kelompok antara RT yang satu dengan RT yang lain. Hutan
dibuka secara bersamasama untuk lahan garapan dan setelah lahan sudah siap ditanami maka
seharusnya tanahtanah tersebut dibagikan secara rata oleh kepala handil. Namun pada faktanya
ada banyak yang belum melakukan pembagian handil. , anggota handil memang diberitahukan
bahwa mereka mempunyai tanah dihandil bahkan ada yang langsung dibuatkan surat keterangan
tanah tetapi saat anggota ingin mengetahui letak tanahnya dimana Kepala Handil tidak mau
menyebutkan dengan berbagai macam alasan seperti yang disampaikan oleh Bapak Tandai dan
BapakSupartowargaRTIIDesaKalawaKelurahanKalawa.
Menurut keterangan sejumlah Warga Ketua Handil ada yang menyalahgunakan wewenang
serta fungsinya sebagai pengatur pendistribusian tanah. Tanahtanah yang ada di handil ada
sebagianyangdapatdibeliolehoranglaindilauranggotahandil.Adabeberapapejabatdaerahyang
mempunyai tanah di handil dengan alasan sebagai ungkapan terimakasih karena handil telah di
perbaiki dan sebagainya. Belum tuntasnya pembagian handil itu pun menghambat percepatan
penerbitanSKTAolehDamang.

18 Wawancara dengan Bapak Edy selaku Skretaris Damang Kecamatan Kahayan Hilir, Kelurahan Kalawa

20

V. Penutup
Masih banyaknya kelemahan mengenai SKTA baik secara teknis penerapan maupun singkroniasi
dengan pihak Badan Pertanahan Nasional membuat SKTA semakin susah untuk menemukan
tujuanya. Halhal mengenai kedudukan SKTA dengan PP. No.24 tahun 1997 tentang pendaftaran
tanahharussegeradicarikansolusiataskepastianhukumdariSKTAtersebut.Mahalnyapembuatan
SKTA dibanding dengan pembuatan surat keterangan tanah (SKT) yang disahkan oleh Kepala Desa
menjadijurangpemisahtersendiridanmembuatkeengananwargauntukmembuatSKTA,harusnya
pemerintah tanggap atas ini mengenai anggaran pembuatan SKTA seharusnya dibikin gratis atau
ditangungolehpemerintah.BelumbisanyaSKTAdijadikanalattransaksiuntukpenjaminkemitraan
dimanainimerupakansebuahcerminanbahwaPemerintahDaerahbelummelakukansosialisasidan
kordinasi kepada pihakpihak kemitraan tersebut, dalam ini semisal pihak Bank. Format yang
beragam harus segera diputuskan mana yang layak dipakai agar tidak menimbulkan kebingungan
dimasyarakatkhususnyamasyarakatadatyangadadiKalimantanTengah.
AdanyapembicaraanyangintensantaraPemerintahProvinsidenganPemerintahKabupaten
untukmendorongSKTAinisesuaidenganfungsinya.MasihbanyakditemukanyakeluhandariMantir
adatditingkatDesatidakmendapatkanSuratKeputusandariBupatisetempatsehinggaparaMantir
masih ragu dan binggung dalam upaya iventarisasi tanah adat. Surat Keputusan dari Bupati untuk
MantirjugadiperuntukanuntukmemberitunjangankerjabagiMantirMantirtersebut.Pemerintah
juga harus tanggap terkait sengketa yang akan muncul akibat SKTA ini dimana masyarakat sudah
terbiasa melegalkan tanahnya lewat aparatur Desa yaitu berbentuk SKT, aturan yang jelas dan
sosialisasisecaraberkesinambunganagarsengketaantaraSKTdanSKTAtidakterjadi.

21

Anda mungkin juga menyukai