Anda di halaman 1dari 15

Sistem Pencernaan Manusia

Pengertian : Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan
yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk
yang lebih sederhana.

Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Proses pencernaan secara mekanik

Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia
melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ
tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari
kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas
satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia

Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:


1.1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan
atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
1.2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut.
Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung
merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi.
Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
1.3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan
kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, bile, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar
karena yang mengaturnya adalah enzim.
1.4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan lymphatic
capallaries melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari tract pencernaan melalui
defekasi.

2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia


Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
2.1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran
pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah :
mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan
dibuang keluar tubuh melalui anus.
2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar
pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan
makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati
dan pankreas.
3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah
rahang)
4. Sublingualis (bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus
4. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu
proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim
ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung
zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu
37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun
ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan
melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 4 jam, makanan
akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim
berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung
empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.
Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam
empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan
dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan
hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna
menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna
menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung
di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk
glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam
bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung
diserap oleh usus halus.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.

Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.

5. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia


Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam,
di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan
nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia.
Diantaranya:
5.1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga
karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

5.2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke
dalam tubuh melalui air atau makanan.
5.3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita
diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung
bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju
makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan
bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada
penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
5.4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit adalah keadaan yang dialami
seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras.
Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga
karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak
memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah
gangguan ini.

5.5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah
adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar
anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan
ini.

5.7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah,
dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu
karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

5.8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela
yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

5.9. Tukak Lambung


Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput
lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis.
Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat
merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan
rusak.

5.10. Malnutrisi (kurang gizi)


Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan
tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma.
Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan
pada umumnya menyerang anak-anak.

6. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


Terdapat 6 organ utama dalam sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah 6 organ pencernaan manusia beserta bagian-
bagiannya.

6.1. Mulut
Mulut adalah pintu masuk makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut, kelenjar
ludah, dan gigi. Jadi fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan makanan, mencerna
makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan makanan. Di dalam mulut terjadi
pencernaan mekanis (dengan gigi dan lidah) dan pencernaan kimiawi (dengan ludah yang
mengandung enzim ptialin). Berikut adalah gambar anatomi mulut beserta bagian-bagiannya:
Mulut terdiri dari:
1. Langit-langit
2. Gigi
3. Gusi
4. Tulang langit-langit
5. Pembuluh darah dan saraf langit-langit
6. Amandel
7. Lidah
8. Anak lidah
9.
6.2. Kerongkongan
Kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan lambung. Kerongkongan disebut juga
esofagus. Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot. Otot pada kerongkongan berfungsi
untuk membawa makanan dari mulut ke lambung dengan menggunakan gerak peristaltik.
Berikut adalah gambar anatomi kerongkongan beserta bagian-bagiannya:
Kerongkongan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.
2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot polos.
3. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.

6.3. Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi untuk mencerna berbagai zat-zat makanan.
Letak lambung berada di bawah sekat rongga badan. Di dalam lambung terjadi pencernaan
kimiawi dengan menggunakan enzim pepsin, enzim renin, enzim lipase, dan asam lambung
(HCl). Berikut adalah gambar anatomi lambung beserta bagian-bagiannya:
Lambung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kardiak, fundus, dan pilorus. Di ujung bagian atas
lambung yang berbatasan dengan kerongkongan terdapat sfingter yang berfungsi untuk menjaga
makanan agar tidak keluar dari lambung dan dimuntahkan kembali. Sedangkan di bagian bawah
yang berbatasan dengan usus dua belas jari disebut sfingter pilorus.
6.4. Usus Halus

Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Disini juga terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim disakarase, enzim erepsin, dan enzim lipase. Sari-
sari makanan diserap melalui jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Seluruh sari makanan kecuali
asam lemak dan gliserol diangkut melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan
gliserol diangkut melalui pembuluh limfa. Berikut adalah gambar anatomi usus halus beserta
bagian-bagiannya:
Di usus halus juga terdapat duodendum (usus dua belas jari), jejunum, dan ileum.

6.5. Usus Besar

Usus besar adalah usus yang terbesar. Fungsi usus besar adalah untuk memilah kembali hasil
pencernaan. Disini terjadi penyerapan air dengan jumlah yang terbesar daripada organ lain dan
terjadi proses pembusukan sisa-sisa makanan dengan bantuan bakteri. Berikut adalah gambar
anatomi usus besar beserta bagian-bagiannya:
Struktur usus besar terdiri dari:
1. Usus buntu
2. Kolon asedens (kolon naik)
3. Kolon transversum (kolon datar)
4. Kolon desendens (kolon turun)
5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.

6.6. Anus
Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di anus
terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus
adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar). Berikut adalah
gambar anatomi anus beserta bagian-bagiannya:
Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah untuk membuka
atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk menyimpan feses sementara waktu.
Sistem respirasi
Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap
air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel tubuh dalam reaksi biokimia
(oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosin tri
phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan
uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya
adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas
kehidupan.

Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu:

pernapasan luar/respirasi eksternal, yaitu pertukaran O2 dalam alveolus


dengan CO2 dalam darah.
pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O2 dengan
CO2dari aliran darah dengan sel-sel tubuh

Alat-alat Respirasi pada Manusia


Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas:

1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung


udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan
2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan
kerongkongan
3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)
4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia
(bagian dalam), cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan
jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung
ke paru-paru
5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan
6. Bronkhiolus, percabangan bronkus
7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di
sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang
membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh
selaput pleurarangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan
limfe.
Mekanisme Pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata)
yang terdapat di otak. Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya
rangsangan dari konsentrasi CO2 dalam darah. Bila kita menahan napas
dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas semakin besar. Ini
terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan memacu
pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.

Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan


dadadan pernafasan perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada
adalah tulang rusuk, otot antar rusuk (intercostae), dan paru-paru. Sedangkan
pada pernafasan perut yang terlibat adalah diafragma, otot perut, dan paru-
paru.

1. Pernapasan dada
Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk
terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan
udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar,
sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang
rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil
sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar
dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma
akan mendatar, akibatnya volume rongga dada bertambah besar,
tekanan mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru
Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma
naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar,
akibatnya udara terdorong keluar.

Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang
berelaksasi, tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.
Volume Udara Pernafasan
Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh
cara dan kekuatan seseorang melakukan respirasi. Udara yang dipernafaskan
oleh tubuh dapat digolongkan menjadi:

1. Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru


sebagai akibat aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2. Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat
dimasukkan secara maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi
biasa (1500 cc)
3. Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat
dihembuskan secara maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi biasa (1500 cc)
4. Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-
paru setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-
kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK +
VS)
6. Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di
dalam paru-paru (KT = KV + VR)

Frekuensi Pernafasan
Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15 18 kali.
Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:

Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah


frekuensi pernapasannya
Jenis kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih
banyak memerlukan energi
Suhu tubuh, makin tinggi suhu tubuh semakin cepat frekuensi
pernapasannya
Posisi tubuh, ini berpengaruh terhadap mekanisme inspirasi dan
ekspirasi
Kegiatan, karena orang yang giat melakukan kegiatan memerlukan
lebih banyak energi dari pada orang yang sedang santai
Bagaimana pertukaran O2 dan CO2 bisa berlangsung?
Saat kita menghirup udara, O2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru,
lalu diikat dan diangku

oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang
masuk ke dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan
yang 2-3 % lagi akan larut dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang
terikat dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin (HbO2). Persamaan reaksi

oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai berikut:


Hb + O2 -> HbO2 (pengikatan oksigen oleh darah di alveolus paru-paru)

HbO2 > Hb + O2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen


diambil oleh sel-sel tubuh)

Perpindahan oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan


selanjutnya ke dalam jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan
tekanan parsial oksigen. Tekanan udara adalah satu atmosfer atau 760
mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya adalah 150 mmHg. Tekanan
parsial oksigen pada kapiler darah adalah 100 mmHg, sedangkan tekanan
parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 40 mmHg. Keadaan
inilah yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke darah lalu ke
jaringan.

Hal yang berkebalikan terjadi pada perpindahan CO2. Tekanan parsial


CO2yang tertinggi adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada
darah dan di luar tubuh. Dengan cara yang sama CO2 dapat berpindah secara
difusi dari jaringan hingga keluar tubuh.

Proses pengangkutan CO2


Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat
sisa seperti CO2 dan H2O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam
tubuh. CO2 yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke
dalam darah untuk beredar bersama darah. Di dalam darah CO2 akan
diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Diangkut dalam bentuk HCO3 (bikarbonat) oleh plasma darah (60%-


70%)

CO2 bereaksi dengan H2O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase menyebabkan terbentuknya asam
karbonat(H2CO3). H2CO3 lalu terurai menjadi ion H+ dan HCO3 (bikarbonat).
Karena ion H+ dapat menyebabkan perubahan pH (keasaman), oleh sebab itu
segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin). Sedangkan ion HCO
3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion

HCO3di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut
dengan pertukaran klorida.

Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO3 yang telarut


dalam plasma darah akan bergabung kembali dengan H+ yang semula diikat
Hb membentuk H2CO3 kembali, juga dengan bantuan karbonat anhidrase.
H2CO3 lalu terurai kembali menjadi CO2 dan H2O, kemudian akan dikeluarkan
dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan H+ akan
mengikat kembali O2 di alveolus.

b. CO2 akan diikat oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (25%)

CO2 + Hb > HbCO2

c. CO2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa asam


karbonat / H2CO3 (6% 10%)
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat2 sisa dari dalam tubuh yang dihasilkan dari proses
metabolisme. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru,
dan hati. Ginjal mengeluarkan urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan
karbondioksida dan uap air, dan hati mengeluarkan zat warna empedu

A. Ginjal
manusia mempunyai sepasang ginjal yang terletak di dalam rongga perut bagian belakang. Apabila
sebuah ginjal dipotong secara melintang maka akan tampak tiga lapisan.

Bagian luar disebut korteks atau kulit ginjal, di bawahnya ada medula atau sumsum ginjal dan di bagian
dalam

berupa rongga yang disebut pelvis renalis atau rongga ginjal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berupa
rongga

yang berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter. Ginjal terdiri
dari jutaan alat penyaring darah yang disebut nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional
ginjal. di bawah ini merupakan gambar dari nefron :
Pada bagian korteks atau kulit ginjal terdapat glomerulus dan simpai Bowman (kapsula Bowman).
Glomerulus dan simpai Bowman membentuk kesatuan yang disebut Badan Malpighi. Pada bagian inilah
proses penyaringan darah (filtrasi) dimulai. Badan malpighi merupakan awal dari nefron. Dari badan
Malpighi terbentuk saluran yang menuju bagian medula (sumsum ginjal). Medula (sumsum ginjal)
tersusun atas saluran-saluran yang merupakan kelanjutan badan malphigi.

Fungsi ginjal adalah menyaring darah yang hasil akhirnya berupa urine, urine dihasilkan melalui tiga
tahapan. Tiga tahap pembentukan urine tersebut adalah:

1. Filtrasi (Penyaringan)

Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman. Cairan tersebut
tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan
protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus poripori glomerulus. Cairan
yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam darah yang tersaring dapat
mencapai 170 liter.

2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi adalah penyerapan kembali zat- zat
yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan
ion-ion anorganik. Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses
reabsorbsi disebut urine sekunder.

3. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di saluran pengumpul. Pada bagian ini terjadi
pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di bagian ini juga masih terjadi penyerapan ion natrium,
klor serta urea. Selain itu di bagian ini juga terjadi penambahan zat2 yang bersifat racun bagi tubuh.
Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal
(pelvis renalis). Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui
ureter kemudian ditampung di kandung kemih dan dan saat dikeluarkan melalui uretra.

C. Kulit
Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi karena
di dalamnya terdapat berbagai jaringan.

Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
1. Epidermis (Kulit Ari)

Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu :

a. Lapisan tanduk

Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan

serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas.

b. Lapisan malpighi

Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit.

2. Dermis (Kulit Jangat)

Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu :

a. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat tersebut bermuara pada
pori-pori kulit.

b. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna menjaga rambut tidak

kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.

c. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan

termasuk akar rambut.

d. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit

Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan
cadangan makanan.

Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat berfungsi sebagai :

1. indra peraba dan perasa,

2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,

3. tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet cahaya matahari,

4. penyimpan kelebihan lemak,

5. pengatur suhu tubuh.

Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah kemampuan kulit sebagai
pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur oleh pusat pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 36 o
37,5o C. Bila suhu badan meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan dalam bentuk keringat pada
permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi
pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.

Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan air. Banyaknya keringat

yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan,
kesehatan dan emosi.
D. Paru-paru
Pembahasan tentang organ paru- paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem pernapasan.
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

Paru-paru mengeluarkan zat sisa yang berupa CO2 dan uap air. pertukaran CO2 yang dikeluarkan tubuh
dengan O2 yang diserap tubuh terjadi di Alveolus.

E. Hati

Organ hati sudah kita singgung pada pokok bahasan sistem pencernaan. Dari beberapa fungsi hati, yang
terkait dengan fungsi ekskresi adalah :

1. Menghasilkan Getah Empedu

Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam
kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua
komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses
pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi
sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan keusus 12 jari, sebagian menjadi
sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui
ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna
feses dan urine kuning kecoklatan.

2. Menghasilkan Urea

Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus
dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
F. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
1. Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring
darah). Penderita gagal ginjal dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat
yang disebut dialisator. Namun alat ini tidak bisa memperbaiki kerusakan ginjal yang tetap/permanen.
Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki
penderita biasanya diambil. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang
sesuai.

2. Batu Ginjal

Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama makin mengeras dan
membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga
terdapat di ureter dan kantong kemih. Batu ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain
dengan pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat menghancurkan batu ginjal. Namun bila
dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan pembedahan untuk mengambil batu ginjal
tersebut.

3. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab
penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone), yaitu hormon yang
mempengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat
meningkat sampai 30 kali lipat.

4. Nefritis (Radang Ginjal)

Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya adalah infeksi bakteri
Streptococcus.

Anda mungkin juga menyukai