Anda di halaman 1dari 36

SEMINAR MATERNITAS

Effect of chilled cabbage leaves vs. hot compression breast engorgemen


among post natal mothers admitted in a tertiary care hospital

Disha, Avinash Rana, Amarjeet Singh, Vanita Suri

Oleh:
KELOMPOK 8

Any Setiyorini 140070300011171


Gita Puspitasari 140070300011145
Atika Putri Ayu 1400703000111
Reni Catur Rahmawati 140070300011167
Yofa Birrul Walidaini R 140070300011137
Doma Martapura 140070300011118

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Departemen Maternitas dengan judul Effect of chilled
cabbage leaves vs. hot compression breast engorgemen among post natal mothers
admitted in a tertiary care hospital. Ketertarikan penulis akan topik ini didasari pada
banyaknya kejadian pada ibu postnatal yang bermasalah dengan kondisi payudara seperti
adanya payudara bengkak, kemerahan, dll di Puskesmas Singosari. Penulis
mengucapkan terimaksih kepada:

1. Dr Sri Ratna Murti Prastiti, selaku Kepala Puskesmas yang telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menimba ilmu di Puskesmas Singosari
2. Yulida Tiani, S. ST, selaku pembimbing klinik departemen Maternitas di Puskesmas
Singosari yang telah memberikan arahan hingga kami dapat menyelesaikan semua
tugas di Puskesmas Singosari.
3. Ns. Fransiska Imavike,S.Kep, M.Nurs, selaku dosen pembimbing Departemen
Maternitas Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
4. Pihak-pihak yang secara tidak langsung membantu proses penyelesaian makalah inii.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Departemen Maternitas ini masih
kurang sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun bagi penulis, sehingga dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan
masyarakat secara umum.
Malang,Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul .............................................................................................................. 1

Kata Pengantar ............................................................................................................ 2

Daftar isi ....................................................................................................................... 3

BAB 1

Latar Belakang ................................................................................................. 3

BAB 2

Kola tau kubis ................................................................................................. 4

Metode ......................................................................................................................... 4

Partisipan...................................................................................................................... 4

Prosedur Penelitian ..................................................................................................... 5

Program Intervensi ....................................................................................................... 6

Pengumpulan Data ....................................................................................................... 7

Hasil Penelitian ............................................................................................................. 8

Diskusi................................................................................................................. ........... 11

Kesimpulan.......................................................................................................... ........... 13

Kekurangan dan Kelebihan Jurnal ............................................................................... 15

Pembahasan Perbandingan dengan Jurnal yang Lain ................................................. . 16

Penerapan di Indonesia ................................................................................................ . 24

Daftar Pustaka .............................................................................................................. . 25


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan
tumbungkembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).

Sebuah periode postpartum atau periode setelah melahirkan adalah periode yang
dimulai segera setelah kelahiran anak dan memperpanjang selama sekitar enam
minggu. Lebih sering digunakan adalah istilah masa nifas atau masa nifas. (WHO)
Periode postnatal dibagi menjadi 4 yaitu masa bayi (infacy), masa awal anak-anak
(early childhood), masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood),
dan masa remaja (adolescence). Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang
sangat bergantung pada orang dewasa. Ibu menjadi orang yang sangat berperan bagi
anak pada masa bayi dimana salah satu tugas ibu adalah memberikan Asi.

Oleh karena memberikan Asi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang cukup
lama terutama bagi ibu yang memberikan Asi secara eksklusif kepaa bayinya. Maka
tidak jarang terdapat banyak masalah terkait payudara pada ibu seperti adanya
payudara yang bengkak, kemerahan, pedih, dll. Banyak dari ibu menggunakan metode
non farmaklogis, salah satu metode nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah
dengan kompres air hangat. Saat ini ditemukan metode nonfarmakologi terbaru yaitu
dengan menggunakan kompres daun kol.

Daun kol memiliki banyak manfaat didalam dunia pengobatan tradisional daun
kubis terkenal khasiatnya dalam mengobati peradangan, sedangankan ilmu kesehatan
modern mengenal kobis atau kol sebgai sayuran anti kanker. Seperti jenis sayuran
lainnya kubis juga kaya akan vitamin, mineral dan tentunya serat, Diantaranya adalah
vitamin C, K, E, A, dan asam folat serta memiliki kandungan sulfur, kalsium, zat besi,
kalium, dan magnesium. Di dalam 70 gram kubis terdapat kandungan 15 kalori, 4,3 gr
karbohidrat, 2,2 gr serat, dan 0,1 gr lemak. Selain kandungan gizi yang banyak daun
kol memiliki banyak manfaat seperti menjaga kesehatan otak, mengeluarkan racun
dari dalam tubuh, mencegah kanker, melancarkan sirkulasi dalam darah, mengatasi
sakit kepala, menjaga kesehatan mataobat sariawan, serta melancarkan pencernaan.
Sehingga saat bermanfaat bagi ibu postnatal.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kol atau Kubis

Klasifikasi
Nama Ilmiah : Brassica oleracea var. capitata
Nama Lokal : Kubis
Dunia : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Bangsa : Capparales
Suku : Brassicaceae
Marga : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. capitata (Backer, 1963)
Brassica merupakan salah satu genus yang memiliki keragaman spesis.
Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar diseluruh dunia. Sebagian besar tumbuh
didaerah beriklim sedang, dan beberapa diantaranya bahkan tumbuh diiklim subartik.
Beberapa tanaman umumnya diketahui sebagai crucifer yang sangat dikenal oleh
masyarakat karenamanfaatnya bagi kesehatan dan kandungan gizinya yang tinggi
juga berguna bagi manusia. Beberapa diantara tanaman kubis-kubisan merupakan
sayuran daun dan akar setahun dan dua tahunan. Kubis - kubisan adalah tanaman
herba dikotil setahun dan dua-tahunan; bentuk dua- tahunan umumnya ditanam
sebagai tanaman setahun. Ketika berupa kecambah muda, berbagai tanaman kubis -
kubisan akan sulit dibedakan, tetapi tidak lama kemudian masing-masing
mengembangkan karakteristik yang dapat dibedakan (Vincent, 1998).
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim ditanam
di Indonesia antara lain, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan 5 kale. Jenis
kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. sylvestris, yang tumbuh
di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah utara Perancis
Barat (Dalimartha, 2000). Sayuran kol dapat dibudidaya di daerah pegunungan 400 m
di atas permukaan laut, dan semakin tinggi daerahnya tanaman kol akan tumbuh
dengan baik. Secara umum , temperatur yang terbaik untuk produksi tanaman kol
berkisar pada temperatur 500 700F.
Kepala kubis lebih tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yang besar,
yang terdiri atas daun yang saling bertumpang tindih secara ketat, yang menempel
dan melingkupi batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanaman umumnya berkisar
antara 40 dan 60 cm. Pada sebagian kultivar, pertumbuhan daun awalnya memanjang
dan tiarap. Daun berikutnya secara progresif lebih pendek, lebih lebar, dan lebihtegak,
dan mulai menindih daun yang lebih muda. Pembentukan daun yang terus
berlangsung dan pertumbuhan daun terbawah dari daun yang saling bertumpang
tindih meningkatkan kepadatan kepala yang berkembang. Bersamaan dengan
pertumbuhan daun, batang juga lambat laun memanjang dan membesar.
Pertumbuhan kepala bagian dalam yang terus berlangsung melewati fase matang
(keras) dapat menyebabkan pecahnya kepala. Variabel komoditas yang penting
adalah ukuran kepala, kerapatan, bentuk, warna, tekstur daun, dan periode kema
tangan (Vincent, 1998)

2.2 Kandungan kol


Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,
fosfor, besi, natrium, kalium,vitamin ( A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide),
kalsium, dan beta karoten. Selain itu juga mengandung senyawa
sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang
pembentukan glutation (Dalimartha, 2000). Brassica dan banyak genus
Brassicaceae mengandung senyawa glukosinolat yang diubah oleh enzim
mirosinase menjadi senyawa yang berasa pahit (Vincent, 1998).

2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Klasifikasi Karbohidrat:
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam 2 golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari 2 unit gula sederhana di dalam 1 molekul.

Karbohidrat sederhana terdiri atas :


1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah ataom C yang sama dengan molekul air,
yaitu (C6(H2O)6) dan (C5(H2O)5).
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri
atas 6-rantai atau cincin karbon.. Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam
monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling
manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia ang sama dengan glukosa,
CHO, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa
merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.
Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah,
nektar bunga, dan juga didalam sayur
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan
fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C
ada 11 molekul air (C12 (H2 O)11). Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari
monosakarida. Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa,
laktosa, dan trehalosa.
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara
komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua
macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah yang banyak digunakan di indonesia dibuat dari
tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna.
Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada
setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila
benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada
pencernaan pati
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit galaktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat
diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini
mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang menybabkan
gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orang tua. Laktosa adalah gula yang rasanya
paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut
daripada disakarida lain.
Trehalosa adalah salah satu kelompok disakarida yang disusun oleh 2
molekul glukosa dengan ikatan glikosida a-1,1. Trehalosa merupakan
kelompok Homodisakarida karena hanya tersusun oleh satu jenis
monosakarida yaitu glukosa. Trehalosa memiliki kestabilan yang tinggi dan
kemanisan yang lembut, sehingga banyak dimafaatkan perusahan
makanan untuk meningkatkan kualitas produknya.
3. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa,
dan fruktosa

Karbohidrat kompleks terdiri atas :


1. Polisakarida
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis
polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan
polisakarida nonpati.
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan
merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati
terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.
Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk
melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama
karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa
dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air.
Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin
mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah
menimbulkan diare.
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan
karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di
dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot
dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan
untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam
hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel
tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya dalam
bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan
lemak.

2.2.2 Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan
kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada
suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin
dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi
vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai
vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen
makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Vitamin berdasarkan
kelarutannya di dalam air :
Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat
Vitamin ADEK.
1. Vitamin A
Manfaat : Vitamin A atau yang biasa juga disebut sebagai retinol merupakan
vitamin yang memiliki fungsi yang sangat banyak untuk tubuh. Beberapa fungsi
vitamin A di antaranya adalah; anti aging, anti malaria, meningkatkan daya
tahan tubuh. Vitamin A juga sangat bermanfaat untuk ibu hamil karena mampu
mengoptimalkan perkembangan janin.
Sumber vitamin A : bisa didapatkan pada minyak ikan, hati, susu, daging,
sayuran, dan buah-buahan yang berwarna oranye
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A : katarak, rabun senja,
kulit tidak sehat, serta daya tahan tubuh yang menurun.
2. Vitamin B1
Manfaat : Vitamin B1 biasa juga disebut dengan thiamin. Vitamin B1 sangat
berguna untuk tubuh. Beberapa fungsi vitamin B1 untuk tubuh di antaranya:
membantu proses oksidasi di dalam tubuh tujuannya adalah untuk
mendapatkan energi
Sumber yang mengandung vitamin B1 : roti, daging, kulit besar, sayuran, dan
kacang hijau
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1: kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik.
3. Vitamin B2
Manfaat : Vitamin B2 juga dikenal dengan sebutan Riboflavin. Vitamin B2 ini
berfungsi untuk menjaga keutuhan sistem jaringan syaraf serta mempercepat
perpindahan rangsang sinar ke syaraf mata
Sumber yang mengandung vitamin B2 : hati, susu, telur, dan ragi
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 : mengakibatkan
penurunan daya tahan tubuh serta menyebabkan berbagai macam penyakit,
seperti bibir pecah-pecah, sariawan
4. Vitamin B3
Manfaat : Vitamin B3 dikenal juga dengan sebutan niasin. Fungsinya untuk
tubuh adalah untuk menguraikan energi dari makanan serta sintesis asam
lemak.
Sumber yang mengandung vitamin B3 : buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan,
ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 : mengakibatkan
badan mudah lemas, insomnia, otot mudah kejang, sistem pencernaan yang
terganggu, serta mudah mual.
5. Vitamin B5
Manfaat : Vitamin B5 dikenal juga dengan sebutan asam pantotenat. Fungsi
vitamin ini untuk tubuh adalah membantu memperlancar metabolisme di dalam
tubuh. Selain itu, vitamin B5 juga bisa memperlancar karbohidrat, protein, dan
lemak di dalam tubuh
Sumber yang mengandung vitamin B5 : daging, susu, sayur mayur hijau,
ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 : insomnia, gangguan
emosi, mengalami kram
6. Vitamin B6
Manfaat : Vitamin B6 memiliki nama lain yaitu pridoksin. Vitamin ini memiliki
fungsi untuk tubuh, di antaranya mampu membantu proses pencernaan
protein serta resipasi seluler
Sumber yang mengandung vitamin B6 : kacang-kacangan, jagung, beras, hati,
ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 : kulit pecah-pecah,
keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B7
Manfaat : Vitamin B7 dikenal juga dengan sebutan biotin. Vitamin ini berfungsi
mampu memperlancar sistem metabolisme energi di dalam tubuh,
menurunkan berat badan, membantu merawat rambut dan kuku, serta
menjaga kadar gula di dalam darah
Sumber makanan yang mengandung vitamin B7: kacang-kacangan, gandum,
telur, susu, wortel, keju, dan ikan salmon
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B7 : Hyperesthesia,
Deramatitis, Pharesthesia, Anemia, terganggunya fungsi jantung, serta masih
banyak lagi.
8. Vitamin B9
Manfaat : Vitamin B9 dikenal dengan sebutan Asam folat. Vitamin ini berfungsi
untuk pembentukan sel darah merah, perkembangan bayi, perbaikan DNA,
mengoptimalkan fungsi otak, pembentukan jaringan tubuh, dan pertumbuhan
rambut.
Sumber makanan yang mengandung vitamin B9: biji bunga matahari, selada,
asparagus, kacang-kacangan, semangka, blewah, bayam, hati, serta kuning
telur.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B9 : gangguan fungsi
otak, sariawan, diare, pertumbuhan tulang belakang
9. Vitamin B12
Manfaat : Vitamin B12 dikenal juga dengan sebutan kobalamin. Sangat
berguna dalam membantu pembentukan sel darah merah, pembelahan sel,
dan sintesis asam
Sumber yang mengandung vitamin B12 : telur, hati, daging, dan lainnya
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 :
kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit
pada kulit, dan sebagainya
10. Vitamin C
Manfaat : Vitamin C disebut juga dengan sebutan Asam Askorbat. Vitamin C
sangat berfungsi untuk menurunkan kolesterol, mencegah penyakit kanker,
mencegah penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi, serta mampu untuk
menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi racun
Sumber yang mengandung vitamin C : jambu klutuk atau jambu batu, jeruk,
tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C : mudah infeksi pada
luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
11. Vitamin D
Manfaat : Vitamin D disebut juga dengan Kalsiferol. Vitamin ini memiliki fungsi
yang mengarah pada tulang dan gigi. Fungsi vitamin D yaitu membantu
meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor bagi tulang dan gigi.
Sumber yang mengandung vitamin D : minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-
lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D : gigi akan lebih
mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak
normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
12. Vitamin E
Manfaat : Vitamin E atau yang biasa juga disebut sebagai tokoferol memiliki
peran yang sangat penting dalam proses reproduksi dan mencegah penyakit
kanker paru-paru.
Sumber yang mengandung vitamin E : ikan, ayam, kuning telur, kecambah,
ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E : bisa mandul baik pria
maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
13. Vitamin K
Manfaat : Vitamin K atau yang biasa juga disebut dengan Koagulasi
merupakan vitamin yang memiliki fungsi sebagai pembeku darah. Selain itu,
vitamin K juga berfungsi mencegah keguguran.
Sumber yang mengandung vitamin K : susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K : darah sulit membeku
bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan
sebagainya

2.2.3 Mineral
Mineral untuk tubuh, yang diperoleh dari makanan (dietary minerals),adalah
senyawa-senyawa anorganik yang dibutuhkan makhluk hidup dan termasuk dalam
mikronutrien, atau zat-zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk beragam
fungsi tubuh normal. Peran mineral antara lain adalah untuk pembentukan tulang dan
gigi, komponen enzim-enzim, dan aktivitas persarafan..
Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh
Anda. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg
sehari, sedangkan mineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan kurang
dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah
contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan,
selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Tubuh kita memerlukan sekitar 14
jenis mineral, diantaranya kalsium, posfor, potasium, sodium, besi, iodium, dan seng.
Mineral merupakan nutrisi yang sedikit mengandung atom karbon. Satu jenis makanan
yang kamu konsumsi ternyata dapat mengandung lebih dari satu jenis zat gizi,
misalnya pada susu terkandung protein, lemak, dan mineral berupa kalsium.
Mineral berfungsi untuk proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh,
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, serta pembentukan dan pemeliharaan tulang.
Beberapa mineral dibutuhkan tubuhmu dalam jumlah yang sangat sedikit, meskipun
sebagian yang lain cukup banyak. Berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh, manfaat
dan sumbernya dapat dicermati pada tabel dibawah ini.
1. Kalsium
Kalsium adalah mineral terbesar yang dibutuhkan tubuh Anda. Sekitar 2-3
persen dari berat badan Anda adalah kalsium, di mana 98% tersimpan di dalam
tulang dan gigi dan 1% di darah Anda. Selain untuk pemeliharaan tulang dan gigi,
kalsium juga membantu kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, fungsi
hormon, sekresi enzim, penyerapan vitamin B12 dan pencegahan batu ginjal dan
penyakit jantung. Sumber: susu dan produk susu (keju, yoghurt, dll), telur, ikan,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau gelap.
2. Magnesium
Magnesium adalah logam putih lentur yang cukup permanen di udara kering tapi
berkarat di udara lembab. Ion magnesium sangat penting untuk semua sel makhluk
hidup. Lebih dari 300 enzim membutuhkan ion magnesium. Magnesium diperlukan
untuk pembentukan protein, tulang, asam lemak, sel-sel baru, mengaktifkan vitamin
B, merelaksasi otot, membekukan darah, dan membentuk adenosin trifosfat (ATP).
Produksi dan penggunaan insulin juga membutuhkan magnesium.
Magnesium membantu mengatur kadar kalium dan natrium dalam tubuh, yang
terlibat dalam pengendalian tekanan darah. Magnesium berperan penting dalam
pemeliharaan jaringan gigi, tulang dan otot, mengatur suhu tubuh, produksi dan
transportasi energi, metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, kontraksi dan
relaksasi otot. Sebagian besar magnesium disimpan dalam tulang dan gigi, sebagian
lain di dalam darah dan otot. Sumber: susu, sayur-sayuran berdaun hijau, alpukat,
pisang, coklat, produk kedelai seperti tempe atau tahu, biji-bijian dan kacang-
kacangan.

3. Zat Besi
Zat besi (iron/ ferum) adalah sebuah trace element penting yang diperlukan
untuk produksi hemoglobin, komponen sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Orang dengan kekurangan zat besi mudah merasa lelah karena tubuh
mereka kelaparan oksigen. Besi juga merupakan bagian dari mioglobin, yang
membantu menyimpan oksigen di otot. Ada dua jenis zat besi dalam makanan: besi
heme mudah diserap tubuh dan ditemukan dalam daging, unggas dan ikan. Besi non-
heme lebih sulit diserap tubuh dan terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti kacang-
kacangan, brokoli, bayam dan kangkung. Tubuh Anda dapat menyerap 20-40 persen
besi dari sumber hewani dan 5-20 persen besi dari sumber nabati. Anda perlu makan
lebih banyak sayuran untuk mendapatkan zat besi yang Anda butuhkan. Untuk
meningkatkan penyerapan zat besi, Anda perlu bantuan vitamin C.

4. Fosfor
Fosfor adalah sebuah mineral yang ditemukan dalam banyak makanan termasuk
produk susu dan daging. Fosfor penting untuk tulang dan gigi yang kuat, serta untuk
fungsi saraf yang tepat. Fosfor merupakan bagian dari kerangka struktural molekul
biologis seperti DNA dan RNA. Sel-sel hidup juga menggunakan fosfor untuk
transportasi seluler.

5. Potasium
Potasium adalah mineral penting yang membantu mengatur fungsi jantung, tekanan
darah, dan saraf dan aktivitas otot. Kalium juga dibutuhkan untuk metabolisme
karbohidrat dan protein dan membantu menjaga pH yang tepat dalam tubuh

6. Zinc (seng)
Zinc terdapat di semua sel tubuh Anda, terutama di kulit, kuku, rambut dan
mata. Jika Anda pria, Anda juga menyimpan zinc di prostat Anda. Zinc berperan
penting dalam sintesis DNA dan RNA, produksi protein, insulin dan sperma,
membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol, berperan
dalam mengeluarkan karbon dioksida, mempercepat penyembuhan, pertumbuhan,
perawatan jaringan tubuh, dan mendukung indera seperti penciuman dan perasa.
Kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu makan,
penyembuhan lambat, rambut rontok, libido seks rendah, kehilangan rasa dan bau
dan kesulitan beradaptasi dengan cahaya malam. Sumber: air, makanan berprotein
tinggi seperti daging sapi, kambing, dan unggas, kerang, kepiting, lobster, kacang-
kacangan dan biji-bijian.

7. Selenium
Kita membutuhkan selenium dalam jumlah kecil tetapi teratur untuk kesehatan liver
(hati). Selenium banyak ditemukan dalam tanah, sehingga jumlah yang ditemukan
dalam sayuran dan buah tergantung pada tempat penanaman dan metode pertanian
yang digunakan. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah yang terlalu sering diolah
akan memiliki selenium yang rendah.
Sumber: daging, ikan dan kacang-kacangan, susu dan produk susu, telur, susu ayam,
bawang putih, bawang merah dan sayuran hijau.

8. Sodium
Sodium adalah elemen dan komponen elektrolit dan garam yang membantu
mengatur keseimbangan cairan sel.
9. Kalium, Natrium dan Klorida.
Kalium (sering disebut juga potasium), natrium dan klorida adalah mineral yang
larut dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Mereka terpecah menjadi ion-ion. Ketiga
mineral tersebut membuat cairan dalam tubuh Anda tetap konstan dan tidak
berfluktuasi. Mereka juga berperan penting dalam transportasi glukosa ke dalam sel
dan pembuangan limbah, tekanan darah, transmisi impuls saraf, irama jantung dan
fungsi otot. Kekurangan mineral-mineral ini menyebabkan mengantuk, kecemasan,
mual, kelemahan, dan detak jantung tidak teratur.
Sumber: hampir semua makanan kecuali minyak, lemak dan gula, tetapi dapat
rusak/hilang jika makanan dimasak.

10. Mineral lainnya


Selain mineral-mineral di atas, mineral lain yang dibutuhkan tubuh Anda adalah
boron, kromium, tembaga, flor, yodium, mangan, molibdenum, nikel, silikon, timbal,
dan vanadium. Selain itu, Anda juga membutuhkan dosis yang sangat kecil dari
lithium dan aluminium. Tidak ada yang tahu mengapa Anda membutuhkan mineral-
mineral tersebut dan berapa jumlah yang Anda butuhkan. Hal itu tidak begitu penting
karena hampir tidak ada orang yang mengalami kekurangan nutrisi tersebut.

2.3 Kandungan kol


Kandungan Gizi kol / kubis mentah setiap100 g nya: (menurut Egan H, 1981)
Energi 103 kJ (25 kkal)
Karbohidrat 5,8 g
Gula 3,2 g
Diet serat 2,5 g
Lemak 0,1 g
Protein 1,28 g
Thiamine (Vit. B1) 0,061 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,040 mg (3%)
Niacin (Vit. B3) 0,234 mg (2%)
Asam pantotenat (B5) 0,212 mg (4%)
Vitamin B6 0,124 mg (10%)
Folat (Vit. B9) 53 mg (13%)
Vitamin C 36,6 mg (61%)
Kalsium 40 mg (4%)
Besi 0,47 mg (4%)
Magnesium 12 mg (3%)
Fosfor 26 mg (4%)
Kalium 170 mg (4%)
Seng 0,18 mg (2%)

Sumber lain menyebutkan, bahwa berdasarkan data yang didapat dari WFO
jumlah kalori dan kandungan zat lain dalam kol sangat menjanjikan dapat memenuhi
nilai gizi dan nutrisi pangan dunia. Kalori yang dihasilkan dari 150 gr kol adalah 33
kalori.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah kandungan nutrisi dari kola atau
kubis adalah baik baik tubuh. Sehingga tidak heran jika WFO menyebut kol mampu
memenuhi nilai gizi dan nutrisi pangan dunia.

2.4 Manfaat dan Kegunaan kol


Dilaporkan bahwa kubis berkhasiat untuk mengobati pirai (gout,
pembengkakan sendi), diare, tuli, dan sakit kepala; lumatan kubis adalah
ramuan yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan jamur (Vincent,
1998). Selain itu tanaman kubis juga secara tradisional sering digunakan sebagai
obat gatal akibat jamur Candida (candidiasis), jamur dikulit kepala, tangan dan kaki,
kadar kolesterol darah tinggi, radang sendi (artritis), antidotum pada mabuk
alkohol(hangover), racun dihati, sulit buang air besar, mencegah tumor membesar,
dan meningkatkan produksi ASI (Dalimartha, 2000).
a. Kesehatan Otak
Kandungan vitamin K dan anthocyanins yang terdapat dalam kubis mampu
menjaga kondisi otak serta meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Kedua
nutrisi ini dapat mencegah kerusakan saraf dan mengurangi resiko penyakit
alzheimer. Bahkan menyembuhkan alzheimer.
b. Mengeluarkan Racun dari Dalam Tubuh
Kubis merupakan sayuran dengan kandungan vitamin C dan sukfur yang
tinggi. Kedua senyawa ini sangat bermanfaat dalam mengeluarkan racun dari
dalam tubuh yang menjadi penyebab penyakit seperti dari arthtiris, penyakit
kulit, rematik, dan asam urat.
c. Mencegah Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kubis memiliki kemampuan dalam
mencegah sel-sel kanker, seperti kanker payudara. Hal ini dikarena
kandungan senyawa seperti lupeol, sinigrin, dan sulforaphane yang mampu
menghambat pertumbuhan tumor dan kanker.
d. Melancarkan Sirkulasi Darah
Menjaga sirkulasi darah agar tetap lancar adalah hal yang sangat penting
untuk mencegah stroke dan penyakit jantung. Kandungan potassium dalam
kubis ternyata mampu melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah di
seluruh tubuh tetap lancar.
e. Mengatasi Sakit Kepala
Ternyata kubis telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk sakit
kepala. Caranya, haluskan kubis dengan cara diblender. Bungkus dengan
kain bersih dan kompreskan pada dahi penderita sakit kepala.
f. Menjaga Kesehatan Mata
Kubis (Kol) juga sangat baik untuk menjaga kesehatan mata. Sama seperti
sayuran dan buah dengan kandungan vitamin A tinggi. Misalnya Apel, Wortel
dan Daun Bawang yang kemarin kita bahas. Rajin mengkonsumsi kubis sejak
kecil menghindarkan diri menggunakan kacamata saat dewasa.
g. Obat Sariawan
Selain mengobati sakit kepala, kubis ini juga kerapkali dijadikan sebagai obat
sariawan tradisional. Ini berkat kandungan zat glutamine yang ada di
dalamnya. Untuk mendapatkan manfaatnya dalam mengobati sariawan,
cukup dengan mengkonsumsi jus kobis secara rutin.
h. Melancarkan Pencernaan
Sama seperti buah pisang, kubis atau kol juga dapat membenatu
melancarkan pencernaan serta mengatasi sembelit atau konstipasi. Ini berkat
kandungan sulfur dan mineral lainnya.
i. Manfaat Lainnya
Kubis kaya akan kandungan vitamin E, dimana vitamin memiliki banyak
manfaat bagi tubuh. Selain dapat memperbaiki kerusakan jaringan sel-sel
dalam tubuh, melancarkan metabolisme, juga meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode randomized controlled study. Peserta secara
acak dipilih untuk menjadi kelompok intervensi (kelompok yang mengkonsumsi buah
kurma) dan kelompok kontrol (tidak mengkonsumsi buah kurma).Penelitian dilakukan
dari tanggal 1Februari 2007 sampai 31 January 2008.

B. Partisipan

Partisipan yang mengikutri penelitian memiliki kriteria inklusi yaitu :

a) Wanita nulipara dan primipara dengankehamilan tunggal yang datang ke


universitas sains dan teknologi Irbid, Jordan untuk memeriksakan kehamilan
dan persalinan antara 1 Februari 2007 hingga 31 Januari 2008.
b) Usia lgestasi 36 minggu
c) Tidak menderita penyakit kronis atau sedang mengalami komplikasi
kehamilan (kehamilan resiko rendah) pada kehamilan saat ini atau pada
kehamilan yang terahir.
d) Tidak pernah mengkonsumsi buah kurma sebelumnya selama hamil.

C. Prosedur Penelitian

Wanita nulipara dan primipara dengan kehamilan tunggal yang datang ke


universitas sains dan teknologi Irbid, Jordan untuk memeriksakan kehamilan dan
persalinan antara 1 Februari 2007 hingga 31 Januari 2008 diberikan penjelasan
mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk berpartisipasi pada salah satu
kelompok (kelompok kontrol atau kelompok perlakuan). Sebelumnya dipastikan
bahwa responden tidak mengkonsumsi buah kurma selama kehamilannya.

Kelompok pertama di diberikan suplai buah kurma dan diminta untuk


mengkonsumsi 6 buah perhari hingga dirasa muncul nyeri persalinan, dan diminta
untuk mengontrol intak nutrisi mereka sekitar 60-67 gram perhari. Kelompok kedua
yaitu kelompok kontrol tidak diberikan buah kurma dan dilarang untuk menkonsumsi
buah kurma selama proses kehamilan hingga persalinan.

Parameter yang diukur pada saat kedatangan partisipan ke kamar bersalin


yakni dilatasi serviks saat datang (cm), apakah selaput amnion tetap utuh (ya/tidak),
durasi fase laten dari tahap pertama persalinan (waktu dari penerimaan pasien hingga
serviks pasien berdilatasi selebar 3 cm. Observasi fase laten dilakukan karena
perbedaan antara persalinan laten (atau salah) dan persalinan aktif seringkali susah,
dimana fase laten dari persalinan sangat bervariasi. Dilatasi 3 cm digunakan karena
merupakan tanda persalinan aktif dimulai), durasi dari fase aktif tahap pertama
persalinan (waktu dari 4 ke 10 cm); durasi dari tahap kedua persalinan (waktu dari
dilatasi maksimal hingga kelahiran fetus); durasi tahap ketiga dari kelahiran (waktu
dari kelahiran fetus hingga kelahiran plasenta); apakah ada nyeri persalinan spontan,
atau apakah persalinan harus diinduksi; apakah drip oksitosin harus dimulai atau
tablet prostin via vagina diberikan; atau tidak satupun dari mereka diberikan (ya/tidak);
dan jenis persalinan (normal persalinan vagina, persalinan ventouse, atau
penggunaan forsep atau melalui operasi caesar). Parameter ini, sama halnya seperti
usia, usia kehamilan dan paritas dicatat pada lembar kerja.

Persetujuan badan peninjau institusi didapatkan untuk melaksanakan


penelitian. Inform censent secara lisan didapatkan dari partisipan untuk mengikuti
penelitian.

D. Program Intervensi
1. Penelitian ini dilakukan pada 114 wanita dengan usia kehamilan minimal 36
minggu dan tidak memiliki penyakit kronis. Di Bagi menjadi 2 kelompok control
sebanyak 69 wanita dan perlakuan sebanyak 45 wanita.
2. Para wanita diberikan penjelasan mengenai penelitian dan diminta untuk
berpartisipasi dalam salah satu kelompok penelitian
3. Kelompok pertama (perlakuan) diberikan kurma sebanyak 6 buah perhari yang(
mengandung persentase karbohidrat, lemak, 15 jenis garam dan mineral,
protein, serta vitamin yang tinggi) selama 4 minggu terakhir sebelum persalinan
atau sampai terdapat nyeri persalinan
4. sedangkan untuk kelompok control tidak diperbolehkan mengkonsumsi buah
kurma selama penelitian berlangsung tetapi mendapat perlakuan dan
perawatan yang sama dengan kelompok pertama (perlakuan)
5. setiap responden dari kelompok perlakuan dan kelompok control mendapatkan
intake nutrisi sekitar 60-67 gram setiap harinya.

E. Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan studi prospektif pada wanita nulipara dan primipara
dengan kehamilan tunggal, untuk perawatan antenatal dan kelahiran mereka antara 1
Feb 2007 dan 31 Jan 2008. Kriteria inklusi adalah usia gestasi 36 minggu, dan tanpa
penyakit kronis atau komplikasi antenatal (kehamilan resiko rendah) pada kehamilan
saat ini atau pada kehamilan yang terakhir, partispipan diberikan penjelasan dan
diminta untuk memilih pada salah satu kelompok.

Parameter yang diukur ketika partisipan datang ke kamar bersalin yaitu dilatasi
serviks Saat kedatangan (cm), apakah ketuban utuh atau pecah, durasi fase laten dari
tahap pertama persalinan (waktu dari penerimaan responden hingga serviks
responden berdilatasi selebar 3 cm. Observasi fase laten seringkali sulit didasarkan
pada kenyataan bahwa adaya perbedaan antara fase laten atau bukan pada
persalinan aktif, dimana fase laten persalinan memiliki variable yang sangat bervariasi.
Dilatasi sepanjang 3 cm digunakan berdasarkan tanda persalinan aktif dimulai), durasi
dari fase aktif kala 1 persalinan (waktu dari 4 ke 10 cm), durasi kala dua persalinan
(ketika pembukaan maksimal hingga kelahiran bayi), durasi kala tiga dari persalinan
(waktu dari kelahiran bayi hingga kelahiran plasenta); apakah ada nyeri persalinan
spontan, atau apakah persalinan harus diinduksi, apakah drip oksitosin harus atau
tablet prostin via vagina harus diberikan, atau tidak ada dari obat tersebut yang harus
diberikan (ya/tidak), dan jenis persalinan (persalinan normal pervaginam, persalinan
ventouse, atau penggunaan forsep atau melalui operasi caesar). Parameter ini, sama
halnya seperti usia, usia kehamilah dan paritas dicatat di lembar kerja Excel.

Parameter dianalisa menggunakan SPSS, versi 15. Kategori parameter dianalisa


menggunakan chi-square test atau dengan uji Fisher pada kondisi dimana ukuran sel
pada lembar kerja adalah 5. Parameter berkelanjutan dianalisa menggunakan Uji T
yang dihitung berdasarkan apakah uji Levine untuk variasi signifikan atau tidak. p
value < 0,05 dianggap signifikan.

F. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 11 bulan, yaitu dari 1 February 2007 sampai dengan 31
January 2008 dengan jumlah partisipan sebanyak 114 orang. Dari 114 orang tersebut
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dimana
masing-masing kelompok terdiri atas 69 orang dalam kelompok perlakuan dan 45
orang dalam kelompok kontrol. Sebanyak 114 wanita ini tidak ada yang digugurkan
selama penelitian, artinya mereka mengikuti penelitian dari awal sampai dengan akhir
(1 February 2007 samapai 31 January 2008).

Dari banyak hal yang menjadi bahan parameter penelitian, beberapa diantaranya tidak
ditemukan adanya perbedaan yang signifikan. Seperti dalam hal umur dan paritas dari
sampel. Dengan pembagian 78% nullipara dan 22% primipara dari rata-rata umur 25,8
tahun. Dan jumlah rata-rata umur kehamilan pada kelompok perlakuan adalah 275,5
hari. Yang kedua adalah durasi waktu kelahiran dan pembukaan serviks. Waktu yang
lebih singkat terlihat pada kala satu didapat pada kelompok perlakuan. Parameter
ketiga adalah melahirkan dengan cara SC (Caesarean Section). Dimana dalam
kelompok perlakuan terdapat 9 wanita yang melahirkan dengan cara SC, hal tersebut
terhitung rendah bila dibandingkan dengan jumlah kelompok kontrol yang melakukan
kelahiran dengan SC sebanyak12 wanita. Hal tersebut dapat terlihat dalam tabel
dibawah.
Dua parameter lain yang terlihat kurang signifikan adalah onset dalam setiap kala
kelahiran serta jumlah wanita yang melahirkan pervaginam. Dimana sebanyak 66
wanita dalam kelompok perlakuan melahirkan secara pervaginam sedangkan dalam
kelompok kontrol sebanyak 37 wanita. Dalam hal onset kala kelahiran, kelompok
perlakuan memiliki onset yang pendek dalam kala 1 (231 menit) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (275 menit).

Sedangkan hasil dari parameter yang terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara
lain pertama mengenai pembukaan serviks dengan rata-rata tertinggi didapat pada
kelompok perlakuan sekitar 3,52 dibandingkan kelompok kontrol yang hanya memiliki
rata-rata pembukaan serviks sebesar 2,02. Parameter kedua adalah onset waktu
kelahiran, lama waktu pecahnya ketuban dan penggunaan oxytocyn dimana hanya
sekitar 28% (19 wanita) kelompok perlakuan yang menggunakan oxytocyn. Hal ini
terlihat cukup rendah jika dibandingkan dengan penggunaan oxytocyn pada kelompok
kontrol yang cukup tinggi yaitu 43% (21 wanita). Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas.

Parameter yang terakhir adalah durasi dari fase latent pada kala 1. Dimana kelompok
kontrol memiliki rata-rata 275 yang terlihat cukup tinggi dibandingkan dengan
kelompok perlakuan yang hanya 231. Hal ini dapat terlihat dalam tabel berikut.
G. Diskusi

Berdasarkan pengetahuan kami, penelitian ini merupakan studi pertama yang


mempelajari pengaruh konsumsi buah kurma dan efeknya terhadap persalinan dan
outcome kelahiran. Pertama, dapat membantu mengurangi penggunaan prostaglandin
dan oksitosin yang biasa digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus dalam
menambah induki persalinan, terutama saat fase laten kala 1 persalinan berlangsung
memanjang. Di amerika induksi persalinan merupakan hal yang paling sering
dilakukan saat prosedur obstetrik. Antara tahun 1990 dan 2004 frekuensi induksi
persalinan sekitar 2 kali lipat meningkat dari 9,5% menjadi 21% dan sekitar 15% dari
semua persalinan dilakukan augmentasi, smentara di negara berekembang,
peningkatan bervariasi dari 4% hingga 91%.

Meskipun keputusan penggunaan injeksi oksitosin untuk mempercepat pematangan


servik dan induksi persalinan relatif aman, di beberapa negara berkembang
dihubungkan dengan monitoring yang tudak adekuat dan penggunaan yang tidak
seharusnya, dimana banyak sekali meningkatkan resiko yang tidak diinginkan. Oleh
sebab itu jurnal ini akan memperlihatkan beberapa prosedur sederhana yang dapat
mengurangi penggunaan induksi persalinan.

Pada studi ini, berdasarkan bukti yang sederhana, menguji apakah penambahakn
konsumsi buah kurma pada minggu terahir kehamilan dapat mengurangi kebutuhan
akan induksi atau augmentasi persalinan. Terdapat beberapa indikasi yang berlaku.
Pertama, dilatasi servik meningkat secara signifikan di kelompok wainta yang meng
konsumsi kurma dibandingkan dengan kelompok wanita yang tidak mengkonsumsi
buah kurma ketika persalinana dimulai. Kedua, ada peningkatan rata rata persalinan
spontan pada kelompok yang mengkonsumsi buah kurma dibandingkan kelompok
yang tidak mengkonsumsi buah kurma. Ketiga, 28% dari wanita yang mengkonsumsi
buah kurma membutuhkan penggunaan prostin/oksitosin sedangkan kelompok yang
tidak mengkonsumsi buah kurma prosentase penggunaan prostin dan oksitosin
sebanyak 43%. Keempat, Keempat, fase laten dari kalla 1 persalinan menjadi 38%
lebih singkat pada kelompok yang menkonsumsi kurma dibandingkan yang tidak
mengkonsumsi. Dapat diartikan bahwa buah kurma dapat bekerja sebagai reseptor
oksitosin dan dapat menginduksi kontraksi uterus lebih cepat dan dapat merubah
respon menjadi syntosinon bila diperlukan. Kemungkinan yang lain yaitu dapat
memperbaiki imunitas terhadap infeksi, sehingga kemudian mengurangi insiden ruptur
membran plasenta. Meskipun wanita pada kelompok konsumsi buah kurma memiliki
kejadian operasi sesar lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak mengkonsumsi
buah kurma, hasil ini tidak terlalu signifikan, sehingga kita tidak mengetaui dari
penelitian apakah buah kurma memliliki efek yang signifikan terkait metode persalinan.

Terdapat beberapa batasan dalam studi ini, Pertama, Tidak diketahui berapa banyak
pengaruh dari jumlah buah kurma dapat berhasil pada outcome. Kedua, lama optimal
untuk buah kurma harus dikonsumsi terkait dengan waktu perkiraan persalinan harus
ditentukan. Terakhir, analisa outcome kelahiram menggunakan model regresi dengan
penggunaan koreksi Bonferroni harus ditambahkan terhadap signifikansi dari hasil
studi ini. Karena konsumsi buah kurma adalah bagian dari kepercayaan budaya dari
populasi penelitian, hal ini menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan pasien yang
akan berkomitmen untuk tidak mengkonsumsi buah kurma sama sekali (kelompok
kontrol), sehingga kelompok perlakuan memiliki rseponden lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol.

Meskipun demikian, hasil keseluruhan pada studi percobaan (pilot study) ini
menunjukan outcome positif terkait dengan konsumsi buah kurma. Penulis percaya
bahwa bukti yang disajikan cukup untuk menjadi data awal agar dilakukan randomised
controlled trial untuk menguji outcome lebih jauh lagi. Yang lebih penting lagi, karena
buah kurma banyak tersedia di sebagian besar negara, dan sangat mudah untuk
dikirim terkait dengan masa simpan yang sangat panjang, studi kami menyarankan
agar penggunaan buah kurma pada akhir kehamilan dapat membantu mengurangi
kebutuhan akan induksi atau augmentasi, sementara di waktu yang sama
meningkatkan outcome. Hal ini khususnya penting pada tempat-tempat dengan sistem
perawatan yang terbatas.

H. Kesimpulan

Hasil penelitian dalam jurnal menunjukkan adanya pengaruh positif


terkait konsumsi buah kurma selama 4 minggu akhir kehamilan yang dapat
mengurangi induksi pada persalinan. Hal ini ditunjukkan dari beberapa hal pada
hasil intervensi antara lain dilatasi serviks menunjukkan peningkatan kelompok
kontrol yang diberikan buah kurma dibandingkan dengan kelompok tanpa buah
kurma yang datang di kamar bersalin. Selain itu, pada kelompok buah kurma
membutuhkan penggunaan oksitosin prostin sebagai induksi persalinan
didapatkankan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok tanpa buah kurma.
Serta, durasi fase laten dari tahapan pertama persalinan lebih pendek
dibandingkan dengan kelompok tanpa buah kurma. Hal ini mungkin terjadi
karena buah kurma bekerja pada reseptor oksitosin dan menginduksi kontraksi
uterus dini dan meningkatkan respon terhadap sintosinin. Olehkarena itu,
diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada
ibu hamil dan keluarga mengenai konsumsi buah kurma menjelang proses
persalinan secara non farmakologis sehingga dapat meningkatkan hasil yang
positif dalam menghadapi proses persalinan.
.
I. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1. Kelebihan Jurnal
- Dalam jurnal ini dijelaskan apa saja parameter yang diukur mulai
kedatangan partisipan ke kamar bersalin hingga menjelang saat
persalinan.
- Pengaplikasian jurnal ini memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia.
- Penelitian jurnal ini dapat memberikan pengetahuan ibu dan keluarga
mengenai cara mengurangi induksi pada kala 1 persalinan dansehingga
ibu tidak cemas dan takut untuk menjalani proses persalinan normal.
2. Kekurangan Jurnal
- Dalam jurnal ini tidak diketahui berapa banyak pengaruh dari jumlah
buah kurma yang berhasil pada kelancaran persalinan.
- Tidak disebutkan pula berapa waktu maksimal untuk buah kurma yang
baik dikonsumsi sebelum waktu persalinan.
- Kelompok intervensi yang diberikan buah kurma dan kelompok kontrol
yang tidak diberikan buah kurma jumlahnya tidak seimbang dengan
selisih 24 orang.
- Izin pelaksanaan intervensi kepada tempat pengambilan data (kamar
bersalin) hanya dilakukan secara lisan bukan tertulis dan sah.

J. Pembahasan perbandingan dengan jurnal yang lain

No. Penulis Tahun Judul Negara Isi


1 Masoumeh 2014 The Effects of Iran Penelitian pada
Kordi, Late-Pregnancy jurnal ini bertujuan
Fatemeh Consumption of untukmengetahui
Aghaei Date Fruit on pengaruh konsumsi
Meybodi, Cervical buah kurma pada
Fatemeh Tara, Ripening in minggu-minggu
Mohsen Nulliparous terakhir kehamilan
Nemati, Women terhadap
Mohamad pembukaan serviks
Taghi Shakeri pada wanita
nulipara. Hasilnya
dilatasi serviks lebih
tinggi pada wanita
yang
mengkonsumsi
buah kurma,
dibandingkan
dengan kelompok
yang tidak
mengkonsumsi.
2 Rowa Al- 2013 Use of herbal Palestina Penelitian ini
Ramahi, Nidal Medicine during dilakukan untuk
Jaradat, pregnancy in a mengukur
Deema Adawi group of prevalensi
Palestinian penggunaan herbal
women pada sekelompok
wanita hamil di
palestina dan
kemungkinan
pengaruh konsumsi
herbal pada
persalinan. Salah
satu herbal yang
sering digunakan
adalah buah kurma
dimana dapat
mempermudah
persalinan dan
menambah energi.
3 Anna Malia, 2010 Pengaruh Indonesia Penelitianini
SST Mengkonsumsi bertujuan untuk
Kurma Terhadap mengetahui
Kelancaran adakah pengaruh
Persalinan Kala pemberian kurma
1 terhadap
kelancaran
persalinan pada
kala I.

K. Penerapan di Indonesia

Di Indonesia masih jarang dilakukan kelahiran dengan metode konsumsi buah


kurma. Oleh karena itu agar banyak yang mengetahui dan melakukan
persalinan dengan metode konsumsi buah kurma maka diperlukan sosialisasi
dalam kelas ibu hamil terkait dengan metode konsumsi buah kurma.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), pada
ibu hamil yang telah tiba saat melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi
kurma sebanyak 100 gr (8-10 buah kurma) per hari, yaitu pada usia kehamilan
40 minggu. Menurut hasil penelitian Hamada et al. (2002),jus kurma dapat
memperkuat otot rahim, sehingga proses melahirkan menjadi mudah. Juga
mengurangi perdarahan ketika melahirkan serta menguatkan organ rahim.
Pada jurnal ini telah dijelaskan juga tentang konsumsi buah kurma dalam 4
minggu terakhir sebelum persalinan dapat menyebabkab dilatasi serviks, terjadi
persalinan spontan dan waktu persalinan lebih cepat disbanding wanita yang
tidak mengkonsumsi buah kurma saat hamil.
Persalinan dengan metode konsumsi buah kurma ini sangat mungkin
diaplikasikan di Indonesia karena hanya dengan mengkonsumsi kurma segar
yang mengandung hormon oksitosin sebanyak 100 gr (8-10 buah kurma) per
hari akan menyebabkan kontraksi pada rahim. Hormon ini akan meningkat
pada saat persalinan berlangsung. Wanita hamil yang pada saat persalinan
kontraksi rahimnya lemah biasanya akan diberi suntikan hormon ini untuk
memperbaiki kontraksi rahimnya sehingga persalinan akan berjalan dengan
baik. Pada masa pasca persalinan hormon ini akan dikeluarkan ketika bayi
sedang menyusu. Peningkatan hormon ini pada masa pasca persalinan akan
mempercepat proses penghentian perdarahan serta proses pemulihan anatomi
dan fungsi rahim.
Ibu hamil yang usia kehamilannya kurang dari 40 minggu tidak dianjurkan untuk
mengkonsumsi kurma lebih dari 100 gr per hari, dikhawatirkan terjadi tetania
uteri yang menyebabkan ruptur uteri, yang akhirnya berdampak pada
hemorrhage post partum (pendarahan pada masa nifas). Namun,
mengkonsumsi 1-2 buah kurma saja tidak akan berpengaruh apapun pada ibu
hamil yang kehamilannya sehat. Adapun kontra indikasi ibu hamil yang tidak
diperbolehkan mengkonsumsi kurma yaitu: pada ibu hamil dengan panggul
sempit (CPD), usia kehamilan kurang dari 40 minggu, ibu hamil kembar
(Gemelli), ibu hamil lebih dari 5 kali (grande multi), riwayat seksio.

Daftar Pustaka
Masoumeh Kordi, et,al. 2014. The Effects of Late-Pregnancy Consumption of Date Fruit
on Cervical Ripening in Nulliparous Women. Journal of Midwifery & Reproductive Health.
Iran

Rowa Al-Ramahi et,al. 2013. Use of herbal Medicine during pregnancy in a group of
Palestinian women. Journal of Etnhopharmocology. Palestina

Anda mungkin juga menyukai