Seminar Maternitas 5
Seminar Maternitas 5
Oleh:
KELOMPOK 8
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Departemen Maternitas dengan judul Effect of chilled
cabbage leaves vs. hot compression breast engorgemen among post natal mothers
admitted in a tertiary care hospital. Ketertarikan penulis akan topik ini didasari pada
banyaknya kejadian pada ibu postnatal yang bermasalah dengan kondisi payudara seperti
adanya payudara bengkak, kemerahan, dll di Puskesmas Singosari. Penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
1. Dr Sri Ratna Murti Prastiti, selaku Kepala Puskesmas yang telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menimba ilmu di Puskesmas Singosari
2. Yulida Tiani, S. ST, selaku pembimbing klinik departemen Maternitas di Puskesmas
Singosari yang telah memberikan arahan hingga kami dapat menyelesaikan semua
tugas di Puskesmas Singosari.
3. Ns. Fransiska Imavike,S.Kep, M.Nurs, selaku dosen pembimbing Departemen
Maternitas Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
4. Pihak-pihak yang secara tidak langsung membantu proses penyelesaian makalah inii.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Departemen Maternitas ini masih
kurang sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun bagi penulis, sehingga dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan
masyarakat secara umum.
Malang,Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB 2
Metode ......................................................................................................................... 4
Partisipan...................................................................................................................... 4
Diskusi................................................................................................................. ........... 11
Kesimpulan.......................................................................................................... ........... 13
Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan
tumbungkembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).
Sebuah periode postpartum atau periode setelah melahirkan adalah periode yang
dimulai segera setelah kelahiran anak dan memperpanjang selama sekitar enam
minggu. Lebih sering digunakan adalah istilah masa nifas atau masa nifas. (WHO)
Periode postnatal dibagi menjadi 4 yaitu masa bayi (infacy), masa awal anak-anak
(early childhood), masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood),
dan masa remaja (adolescence). Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang
sangat bergantung pada orang dewasa. Ibu menjadi orang yang sangat berperan bagi
anak pada masa bayi dimana salah satu tugas ibu adalah memberikan Asi.
Oleh karena memberikan Asi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang cukup
lama terutama bagi ibu yang memberikan Asi secara eksklusif kepaa bayinya. Maka
tidak jarang terdapat banyak masalah terkait payudara pada ibu seperti adanya
payudara yang bengkak, kemerahan, pedih, dll. Banyak dari ibu menggunakan metode
non farmaklogis, salah satu metode nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah
dengan kompres air hangat. Saat ini ditemukan metode nonfarmakologi terbaru yaitu
dengan menggunakan kompres daun kol.
Daun kol memiliki banyak manfaat didalam dunia pengobatan tradisional daun
kubis terkenal khasiatnya dalam mengobati peradangan, sedangankan ilmu kesehatan
modern mengenal kobis atau kol sebgai sayuran anti kanker. Seperti jenis sayuran
lainnya kubis juga kaya akan vitamin, mineral dan tentunya serat, Diantaranya adalah
vitamin C, K, E, A, dan asam folat serta memiliki kandungan sulfur, kalsium, zat besi,
kalium, dan magnesium. Di dalam 70 gram kubis terdapat kandungan 15 kalori, 4,3 gr
karbohidrat, 2,2 gr serat, dan 0,1 gr lemak. Selain kandungan gizi yang banyak daun
kol memiliki banyak manfaat seperti menjaga kesehatan otak, mengeluarkan racun
dari dalam tubuh, mencegah kanker, melancarkan sirkulasi dalam darah, mengatasi
sakit kepala, menjaga kesehatan mataobat sariawan, serta melancarkan pencernaan.
Sehingga saat bermanfaat bagi ibu postnatal.
BAB II
KAJIAN TEORI
Klasifikasi
Nama Ilmiah : Brassica oleracea var. capitata
Nama Lokal : Kubis
Dunia : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Bangsa : Capparales
Suku : Brassicaceae
Marga : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. capitata (Backer, 1963)
Brassica merupakan salah satu genus yang memiliki keragaman spesis.
Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar diseluruh dunia. Sebagian besar tumbuh
didaerah beriklim sedang, dan beberapa diantaranya bahkan tumbuh diiklim subartik.
Beberapa tanaman umumnya diketahui sebagai crucifer yang sangat dikenal oleh
masyarakat karenamanfaatnya bagi kesehatan dan kandungan gizinya yang tinggi
juga berguna bagi manusia. Beberapa diantara tanaman kubis-kubisan merupakan
sayuran daun dan akar setahun dan dua tahunan. Kubis - kubisan adalah tanaman
herba dikotil setahun dan dua-tahunan; bentuk dua- tahunan umumnya ditanam
sebagai tanaman setahun. Ketika berupa kecambah muda, berbagai tanaman kubis -
kubisan akan sulit dibedakan, tetapi tidak lama kemudian masing-masing
mengembangkan karakteristik yang dapat dibedakan (Vincent, 1998).
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim ditanam
di Indonesia antara lain, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan 5 kale. Jenis
kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. sylvestris, yang tumbuh
di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah utara Perancis
Barat (Dalimartha, 2000). Sayuran kol dapat dibudidaya di daerah pegunungan 400 m
di atas permukaan laut, dan semakin tinggi daerahnya tanaman kol akan tumbuh
dengan baik. Secara umum , temperatur yang terbaik untuk produksi tanaman kol
berkisar pada temperatur 500 700F.
Kepala kubis lebih tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yang besar,
yang terdiri atas daun yang saling bertumpang tindih secara ketat, yang menempel
dan melingkupi batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanaman umumnya berkisar
antara 40 dan 60 cm. Pada sebagian kultivar, pertumbuhan daun awalnya memanjang
dan tiarap. Daun berikutnya secara progresif lebih pendek, lebih lebar, dan lebihtegak,
dan mulai menindih daun yang lebih muda. Pembentukan daun yang terus
berlangsung dan pertumbuhan daun terbawah dari daun yang saling bertumpang
tindih meningkatkan kepadatan kepala yang berkembang. Bersamaan dengan
pertumbuhan daun, batang juga lambat laun memanjang dan membesar.
Pertumbuhan kepala bagian dalam yang terus berlangsung melewati fase matang
(keras) dapat menyebabkan pecahnya kepala. Variabel komoditas yang penting
adalah ukuran kepala, kerapatan, bentuk, warna, tekstur daun, dan periode kema
tangan (Vincent, 1998)
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Klasifikasi Karbohidrat:
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam 2 golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari 2 unit gula sederhana di dalam 1 molekul.
2.2.2 Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan
kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada
suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin
dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi
vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai
vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen
makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Vitamin berdasarkan
kelarutannya di dalam air :
Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat
Vitamin ADEK.
1. Vitamin A
Manfaat : Vitamin A atau yang biasa juga disebut sebagai retinol merupakan
vitamin yang memiliki fungsi yang sangat banyak untuk tubuh. Beberapa fungsi
vitamin A di antaranya adalah; anti aging, anti malaria, meningkatkan daya
tahan tubuh. Vitamin A juga sangat bermanfaat untuk ibu hamil karena mampu
mengoptimalkan perkembangan janin.
Sumber vitamin A : bisa didapatkan pada minyak ikan, hati, susu, daging,
sayuran, dan buah-buahan yang berwarna oranye
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A : katarak, rabun senja,
kulit tidak sehat, serta daya tahan tubuh yang menurun.
2. Vitamin B1
Manfaat : Vitamin B1 biasa juga disebut dengan thiamin. Vitamin B1 sangat
berguna untuk tubuh. Beberapa fungsi vitamin B1 untuk tubuh di antaranya:
membantu proses oksidasi di dalam tubuh tujuannya adalah untuk
mendapatkan energi
Sumber yang mengandung vitamin B1 : roti, daging, kulit besar, sayuran, dan
kacang hijau
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1: kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik.
3. Vitamin B2
Manfaat : Vitamin B2 juga dikenal dengan sebutan Riboflavin. Vitamin B2 ini
berfungsi untuk menjaga keutuhan sistem jaringan syaraf serta mempercepat
perpindahan rangsang sinar ke syaraf mata
Sumber yang mengandung vitamin B2 : hati, susu, telur, dan ragi
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 : mengakibatkan
penurunan daya tahan tubuh serta menyebabkan berbagai macam penyakit,
seperti bibir pecah-pecah, sariawan
4. Vitamin B3
Manfaat : Vitamin B3 dikenal juga dengan sebutan niasin. Fungsinya untuk
tubuh adalah untuk menguraikan energi dari makanan serta sintesis asam
lemak.
Sumber yang mengandung vitamin B3 : buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan,
ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 : mengakibatkan
badan mudah lemas, insomnia, otot mudah kejang, sistem pencernaan yang
terganggu, serta mudah mual.
5. Vitamin B5
Manfaat : Vitamin B5 dikenal juga dengan sebutan asam pantotenat. Fungsi
vitamin ini untuk tubuh adalah membantu memperlancar metabolisme di dalam
tubuh. Selain itu, vitamin B5 juga bisa memperlancar karbohidrat, protein, dan
lemak di dalam tubuh
Sumber yang mengandung vitamin B5 : daging, susu, sayur mayur hijau,
ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 : insomnia, gangguan
emosi, mengalami kram
6. Vitamin B6
Manfaat : Vitamin B6 memiliki nama lain yaitu pridoksin. Vitamin ini memiliki
fungsi untuk tubuh, di antaranya mampu membantu proses pencernaan
protein serta resipasi seluler
Sumber yang mengandung vitamin B6 : kacang-kacangan, jagung, beras, hati,
ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 : kulit pecah-pecah,
keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B7
Manfaat : Vitamin B7 dikenal juga dengan sebutan biotin. Vitamin ini berfungsi
mampu memperlancar sistem metabolisme energi di dalam tubuh,
menurunkan berat badan, membantu merawat rambut dan kuku, serta
menjaga kadar gula di dalam darah
Sumber makanan yang mengandung vitamin B7: kacang-kacangan, gandum,
telur, susu, wortel, keju, dan ikan salmon
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B7 : Hyperesthesia,
Deramatitis, Pharesthesia, Anemia, terganggunya fungsi jantung, serta masih
banyak lagi.
8. Vitamin B9
Manfaat : Vitamin B9 dikenal dengan sebutan Asam folat. Vitamin ini berfungsi
untuk pembentukan sel darah merah, perkembangan bayi, perbaikan DNA,
mengoptimalkan fungsi otak, pembentukan jaringan tubuh, dan pertumbuhan
rambut.
Sumber makanan yang mengandung vitamin B9: biji bunga matahari, selada,
asparagus, kacang-kacangan, semangka, blewah, bayam, hati, serta kuning
telur.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B9 : gangguan fungsi
otak, sariawan, diare, pertumbuhan tulang belakang
9. Vitamin B12
Manfaat : Vitamin B12 dikenal juga dengan sebutan kobalamin. Sangat
berguna dalam membantu pembentukan sel darah merah, pembelahan sel,
dan sintesis asam
Sumber yang mengandung vitamin B12 : telur, hati, daging, dan lainnya
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 :
kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit
pada kulit, dan sebagainya
10. Vitamin C
Manfaat : Vitamin C disebut juga dengan sebutan Asam Askorbat. Vitamin C
sangat berfungsi untuk menurunkan kolesterol, mencegah penyakit kanker,
mencegah penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi, serta mampu untuk
menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi racun
Sumber yang mengandung vitamin C : jambu klutuk atau jambu batu, jeruk,
tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C : mudah infeksi pada
luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
11. Vitamin D
Manfaat : Vitamin D disebut juga dengan Kalsiferol. Vitamin ini memiliki fungsi
yang mengarah pada tulang dan gigi. Fungsi vitamin D yaitu membantu
meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor bagi tulang dan gigi.
Sumber yang mengandung vitamin D : minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-
lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D : gigi akan lebih
mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak
normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
12. Vitamin E
Manfaat : Vitamin E atau yang biasa juga disebut sebagai tokoferol memiliki
peran yang sangat penting dalam proses reproduksi dan mencegah penyakit
kanker paru-paru.
Sumber yang mengandung vitamin E : ikan, ayam, kuning telur, kecambah,
ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E : bisa mandul baik pria
maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
13. Vitamin K
Manfaat : Vitamin K atau yang biasa juga disebut dengan Koagulasi
merupakan vitamin yang memiliki fungsi sebagai pembeku darah. Selain itu,
vitamin K juga berfungsi mencegah keguguran.
Sumber yang mengandung vitamin K : susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K : darah sulit membeku
bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan
sebagainya
2.2.3 Mineral
Mineral untuk tubuh, yang diperoleh dari makanan (dietary minerals),adalah
senyawa-senyawa anorganik yang dibutuhkan makhluk hidup dan termasuk dalam
mikronutrien, atau zat-zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk beragam
fungsi tubuh normal. Peran mineral antara lain adalah untuk pembentukan tulang dan
gigi, komponen enzim-enzim, dan aktivitas persarafan..
Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh
Anda. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg
sehari, sedangkan mineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan kurang
dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah
contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan,
selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Tubuh kita memerlukan sekitar 14
jenis mineral, diantaranya kalsium, posfor, potasium, sodium, besi, iodium, dan seng.
Mineral merupakan nutrisi yang sedikit mengandung atom karbon. Satu jenis makanan
yang kamu konsumsi ternyata dapat mengandung lebih dari satu jenis zat gizi,
misalnya pada susu terkandung protein, lemak, dan mineral berupa kalsium.
Mineral berfungsi untuk proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh,
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, serta pembentukan dan pemeliharaan tulang.
Beberapa mineral dibutuhkan tubuhmu dalam jumlah yang sangat sedikit, meskipun
sebagian yang lain cukup banyak. Berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh, manfaat
dan sumbernya dapat dicermati pada tabel dibawah ini.
1. Kalsium
Kalsium adalah mineral terbesar yang dibutuhkan tubuh Anda. Sekitar 2-3
persen dari berat badan Anda adalah kalsium, di mana 98% tersimpan di dalam
tulang dan gigi dan 1% di darah Anda. Selain untuk pemeliharaan tulang dan gigi,
kalsium juga membantu kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, fungsi
hormon, sekresi enzim, penyerapan vitamin B12 dan pencegahan batu ginjal dan
penyakit jantung. Sumber: susu dan produk susu (keju, yoghurt, dll), telur, ikan,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau gelap.
2. Magnesium
Magnesium adalah logam putih lentur yang cukup permanen di udara kering tapi
berkarat di udara lembab. Ion magnesium sangat penting untuk semua sel makhluk
hidup. Lebih dari 300 enzim membutuhkan ion magnesium. Magnesium diperlukan
untuk pembentukan protein, tulang, asam lemak, sel-sel baru, mengaktifkan vitamin
B, merelaksasi otot, membekukan darah, dan membentuk adenosin trifosfat (ATP).
Produksi dan penggunaan insulin juga membutuhkan magnesium.
Magnesium membantu mengatur kadar kalium dan natrium dalam tubuh, yang
terlibat dalam pengendalian tekanan darah. Magnesium berperan penting dalam
pemeliharaan jaringan gigi, tulang dan otot, mengatur suhu tubuh, produksi dan
transportasi energi, metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, kontraksi dan
relaksasi otot. Sebagian besar magnesium disimpan dalam tulang dan gigi, sebagian
lain di dalam darah dan otot. Sumber: susu, sayur-sayuran berdaun hijau, alpukat,
pisang, coklat, produk kedelai seperti tempe atau tahu, biji-bijian dan kacang-
kacangan.
3. Zat Besi
Zat besi (iron/ ferum) adalah sebuah trace element penting yang diperlukan
untuk produksi hemoglobin, komponen sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Orang dengan kekurangan zat besi mudah merasa lelah karena tubuh
mereka kelaparan oksigen. Besi juga merupakan bagian dari mioglobin, yang
membantu menyimpan oksigen di otot. Ada dua jenis zat besi dalam makanan: besi
heme mudah diserap tubuh dan ditemukan dalam daging, unggas dan ikan. Besi non-
heme lebih sulit diserap tubuh dan terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti kacang-
kacangan, brokoli, bayam dan kangkung. Tubuh Anda dapat menyerap 20-40 persen
besi dari sumber hewani dan 5-20 persen besi dari sumber nabati. Anda perlu makan
lebih banyak sayuran untuk mendapatkan zat besi yang Anda butuhkan. Untuk
meningkatkan penyerapan zat besi, Anda perlu bantuan vitamin C.
4. Fosfor
Fosfor adalah sebuah mineral yang ditemukan dalam banyak makanan termasuk
produk susu dan daging. Fosfor penting untuk tulang dan gigi yang kuat, serta untuk
fungsi saraf yang tepat. Fosfor merupakan bagian dari kerangka struktural molekul
biologis seperti DNA dan RNA. Sel-sel hidup juga menggunakan fosfor untuk
transportasi seluler.
5. Potasium
Potasium adalah mineral penting yang membantu mengatur fungsi jantung, tekanan
darah, dan saraf dan aktivitas otot. Kalium juga dibutuhkan untuk metabolisme
karbohidrat dan protein dan membantu menjaga pH yang tepat dalam tubuh
6. Zinc (seng)
Zinc terdapat di semua sel tubuh Anda, terutama di kulit, kuku, rambut dan
mata. Jika Anda pria, Anda juga menyimpan zinc di prostat Anda. Zinc berperan
penting dalam sintesis DNA dan RNA, produksi protein, insulin dan sperma,
membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol, berperan
dalam mengeluarkan karbon dioksida, mempercepat penyembuhan, pertumbuhan,
perawatan jaringan tubuh, dan mendukung indera seperti penciuman dan perasa.
Kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu makan,
penyembuhan lambat, rambut rontok, libido seks rendah, kehilangan rasa dan bau
dan kesulitan beradaptasi dengan cahaya malam. Sumber: air, makanan berprotein
tinggi seperti daging sapi, kambing, dan unggas, kerang, kepiting, lobster, kacang-
kacangan dan biji-bijian.
7. Selenium
Kita membutuhkan selenium dalam jumlah kecil tetapi teratur untuk kesehatan liver
(hati). Selenium banyak ditemukan dalam tanah, sehingga jumlah yang ditemukan
dalam sayuran dan buah tergantung pada tempat penanaman dan metode pertanian
yang digunakan. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah yang terlalu sering diolah
akan memiliki selenium yang rendah.
Sumber: daging, ikan dan kacang-kacangan, susu dan produk susu, telur, susu ayam,
bawang putih, bawang merah dan sayuran hijau.
8. Sodium
Sodium adalah elemen dan komponen elektrolit dan garam yang membantu
mengatur keseimbangan cairan sel.
9. Kalium, Natrium dan Klorida.
Kalium (sering disebut juga potasium), natrium dan klorida adalah mineral yang
larut dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Mereka terpecah menjadi ion-ion. Ketiga
mineral tersebut membuat cairan dalam tubuh Anda tetap konstan dan tidak
berfluktuasi. Mereka juga berperan penting dalam transportasi glukosa ke dalam sel
dan pembuangan limbah, tekanan darah, transmisi impuls saraf, irama jantung dan
fungsi otot. Kekurangan mineral-mineral ini menyebabkan mengantuk, kecemasan,
mual, kelemahan, dan detak jantung tidak teratur.
Sumber: hampir semua makanan kecuali minyak, lemak dan gula, tetapi dapat
rusak/hilang jika makanan dimasak.
Sumber lain menyebutkan, bahwa berdasarkan data yang didapat dari WFO
jumlah kalori dan kandungan zat lain dalam kol sangat menjanjikan dapat memenuhi
nilai gizi dan nutrisi pangan dunia. Kalori yang dihasilkan dari 150 gr kol adalah 33
kalori.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah kandungan nutrisi dari kola atau
kubis adalah baik baik tubuh. Sehingga tidak heran jika WFO menyebut kol mampu
memenuhi nilai gizi dan nutrisi pangan dunia.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode randomized controlled study. Peserta secara
acak dipilih untuk menjadi kelompok intervensi (kelompok yang mengkonsumsi buah
kurma) dan kelompok kontrol (tidak mengkonsumsi buah kurma).Penelitian dilakukan
dari tanggal 1Februari 2007 sampai 31 January 2008.
B. Partisipan
C. Prosedur Penelitian
D. Program Intervensi
1. Penelitian ini dilakukan pada 114 wanita dengan usia kehamilan minimal 36
minggu dan tidak memiliki penyakit kronis. Di Bagi menjadi 2 kelompok control
sebanyak 69 wanita dan perlakuan sebanyak 45 wanita.
2. Para wanita diberikan penjelasan mengenai penelitian dan diminta untuk
berpartisipasi dalam salah satu kelompok penelitian
3. Kelompok pertama (perlakuan) diberikan kurma sebanyak 6 buah perhari yang(
mengandung persentase karbohidrat, lemak, 15 jenis garam dan mineral,
protein, serta vitamin yang tinggi) selama 4 minggu terakhir sebelum persalinan
atau sampai terdapat nyeri persalinan
4. sedangkan untuk kelompok control tidak diperbolehkan mengkonsumsi buah
kurma selama penelitian berlangsung tetapi mendapat perlakuan dan
perawatan yang sama dengan kelompok pertama (perlakuan)
5. setiap responden dari kelompok perlakuan dan kelompok control mendapatkan
intake nutrisi sekitar 60-67 gram setiap harinya.
E. Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan studi prospektif pada wanita nulipara dan primipara
dengan kehamilan tunggal, untuk perawatan antenatal dan kelahiran mereka antara 1
Feb 2007 dan 31 Jan 2008. Kriteria inklusi adalah usia gestasi 36 minggu, dan tanpa
penyakit kronis atau komplikasi antenatal (kehamilan resiko rendah) pada kehamilan
saat ini atau pada kehamilan yang terakhir, partispipan diberikan penjelasan dan
diminta untuk memilih pada salah satu kelompok.
Parameter yang diukur ketika partisipan datang ke kamar bersalin yaitu dilatasi
serviks Saat kedatangan (cm), apakah ketuban utuh atau pecah, durasi fase laten dari
tahap pertama persalinan (waktu dari penerimaan responden hingga serviks
responden berdilatasi selebar 3 cm. Observasi fase laten seringkali sulit didasarkan
pada kenyataan bahwa adaya perbedaan antara fase laten atau bukan pada
persalinan aktif, dimana fase laten persalinan memiliki variable yang sangat bervariasi.
Dilatasi sepanjang 3 cm digunakan berdasarkan tanda persalinan aktif dimulai), durasi
dari fase aktif kala 1 persalinan (waktu dari 4 ke 10 cm), durasi kala dua persalinan
(ketika pembukaan maksimal hingga kelahiran bayi), durasi kala tiga dari persalinan
(waktu dari kelahiran bayi hingga kelahiran plasenta); apakah ada nyeri persalinan
spontan, atau apakah persalinan harus diinduksi, apakah drip oksitosin harus atau
tablet prostin via vagina harus diberikan, atau tidak ada dari obat tersebut yang harus
diberikan (ya/tidak), dan jenis persalinan (persalinan normal pervaginam, persalinan
ventouse, atau penggunaan forsep atau melalui operasi caesar). Parameter ini, sama
halnya seperti usia, usia kehamilah dan paritas dicatat di lembar kerja Excel.
F. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 11 bulan, yaitu dari 1 February 2007 sampai dengan 31
January 2008 dengan jumlah partisipan sebanyak 114 orang. Dari 114 orang tersebut
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dimana
masing-masing kelompok terdiri atas 69 orang dalam kelompok perlakuan dan 45
orang dalam kelompok kontrol. Sebanyak 114 wanita ini tidak ada yang digugurkan
selama penelitian, artinya mereka mengikuti penelitian dari awal sampai dengan akhir
(1 February 2007 samapai 31 January 2008).
Dari banyak hal yang menjadi bahan parameter penelitian, beberapa diantaranya tidak
ditemukan adanya perbedaan yang signifikan. Seperti dalam hal umur dan paritas dari
sampel. Dengan pembagian 78% nullipara dan 22% primipara dari rata-rata umur 25,8
tahun. Dan jumlah rata-rata umur kehamilan pada kelompok perlakuan adalah 275,5
hari. Yang kedua adalah durasi waktu kelahiran dan pembukaan serviks. Waktu yang
lebih singkat terlihat pada kala satu didapat pada kelompok perlakuan. Parameter
ketiga adalah melahirkan dengan cara SC (Caesarean Section). Dimana dalam
kelompok perlakuan terdapat 9 wanita yang melahirkan dengan cara SC, hal tersebut
terhitung rendah bila dibandingkan dengan jumlah kelompok kontrol yang melakukan
kelahiran dengan SC sebanyak12 wanita. Hal tersebut dapat terlihat dalam tabel
dibawah.
Dua parameter lain yang terlihat kurang signifikan adalah onset dalam setiap kala
kelahiran serta jumlah wanita yang melahirkan pervaginam. Dimana sebanyak 66
wanita dalam kelompok perlakuan melahirkan secara pervaginam sedangkan dalam
kelompok kontrol sebanyak 37 wanita. Dalam hal onset kala kelahiran, kelompok
perlakuan memiliki onset yang pendek dalam kala 1 (231 menit) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (275 menit).
Sedangkan hasil dari parameter yang terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara
lain pertama mengenai pembukaan serviks dengan rata-rata tertinggi didapat pada
kelompok perlakuan sekitar 3,52 dibandingkan kelompok kontrol yang hanya memiliki
rata-rata pembukaan serviks sebesar 2,02. Parameter kedua adalah onset waktu
kelahiran, lama waktu pecahnya ketuban dan penggunaan oxytocyn dimana hanya
sekitar 28% (19 wanita) kelompok perlakuan yang menggunakan oxytocyn. Hal ini
terlihat cukup rendah jika dibandingkan dengan penggunaan oxytocyn pada kelompok
kontrol yang cukup tinggi yaitu 43% (21 wanita). Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas.
Parameter yang terakhir adalah durasi dari fase latent pada kala 1. Dimana kelompok
kontrol memiliki rata-rata 275 yang terlihat cukup tinggi dibandingkan dengan
kelompok perlakuan yang hanya 231. Hal ini dapat terlihat dalam tabel berikut.
G. Diskusi
Pada studi ini, berdasarkan bukti yang sederhana, menguji apakah penambahakn
konsumsi buah kurma pada minggu terahir kehamilan dapat mengurangi kebutuhan
akan induksi atau augmentasi persalinan. Terdapat beberapa indikasi yang berlaku.
Pertama, dilatasi servik meningkat secara signifikan di kelompok wainta yang meng
konsumsi kurma dibandingkan dengan kelompok wanita yang tidak mengkonsumsi
buah kurma ketika persalinana dimulai. Kedua, ada peningkatan rata rata persalinan
spontan pada kelompok yang mengkonsumsi buah kurma dibandingkan kelompok
yang tidak mengkonsumsi buah kurma. Ketiga, 28% dari wanita yang mengkonsumsi
buah kurma membutuhkan penggunaan prostin/oksitosin sedangkan kelompok yang
tidak mengkonsumsi buah kurma prosentase penggunaan prostin dan oksitosin
sebanyak 43%. Keempat, Keempat, fase laten dari kalla 1 persalinan menjadi 38%
lebih singkat pada kelompok yang menkonsumsi kurma dibandingkan yang tidak
mengkonsumsi. Dapat diartikan bahwa buah kurma dapat bekerja sebagai reseptor
oksitosin dan dapat menginduksi kontraksi uterus lebih cepat dan dapat merubah
respon menjadi syntosinon bila diperlukan. Kemungkinan yang lain yaitu dapat
memperbaiki imunitas terhadap infeksi, sehingga kemudian mengurangi insiden ruptur
membran plasenta. Meskipun wanita pada kelompok konsumsi buah kurma memiliki
kejadian operasi sesar lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak mengkonsumsi
buah kurma, hasil ini tidak terlalu signifikan, sehingga kita tidak mengetaui dari
penelitian apakah buah kurma memliliki efek yang signifikan terkait metode persalinan.
Terdapat beberapa batasan dalam studi ini, Pertama, Tidak diketahui berapa banyak
pengaruh dari jumlah buah kurma dapat berhasil pada outcome. Kedua, lama optimal
untuk buah kurma harus dikonsumsi terkait dengan waktu perkiraan persalinan harus
ditentukan. Terakhir, analisa outcome kelahiram menggunakan model regresi dengan
penggunaan koreksi Bonferroni harus ditambahkan terhadap signifikansi dari hasil
studi ini. Karena konsumsi buah kurma adalah bagian dari kepercayaan budaya dari
populasi penelitian, hal ini menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan pasien yang
akan berkomitmen untuk tidak mengkonsumsi buah kurma sama sekali (kelompok
kontrol), sehingga kelompok perlakuan memiliki rseponden lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol.
Meskipun demikian, hasil keseluruhan pada studi percobaan (pilot study) ini
menunjukan outcome positif terkait dengan konsumsi buah kurma. Penulis percaya
bahwa bukti yang disajikan cukup untuk menjadi data awal agar dilakukan randomised
controlled trial untuk menguji outcome lebih jauh lagi. Yang lebih penting lagi, karena
buah kurma banyak tersedia di sebagian besar negara, dan sangat mudah untuk
dikirim terkait dengan masa simpan yang sangat panjang, studi kami menyarankan
agar penggunaan buah kurma pada akhir kehamilan dapat membantu mengurangi
kebutuhan akan induksi atau augmentasi, sementara di waktu yang sama
meningkatkan outcome. Hal ini khususnya penting pada tempat-tempat dengan sistem
perawatan yang terbatas.
H. Kesimpulan
1. Kelebihan Jurnal
- Dalam jurnal ini dijelaskan apa saja parameter yang diukur mulai
kedatangan partisipan ke kamar bersalin hingga menjelang saat
persalinan.
- Pengaplikasian jurnal ini memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia.
- Penelitian jurnal ini dapat memberikan pengetahuan ibu dan keluarga
mengenai cara mengurangi induksi pada kala 1 persalinan dansehingga
ibu tidak cemas dan takut untuk menjalani proses persalinan normal.
2. Kekurangan Jurnal
- Dalam jurnal ini tidak diketahui berapa banyak pengaruh dari jumlah
buah kurma yang berhasil pada kelancaran persalinan.
- Tidak disebutkan pula berapa waktu maksimal untuk buah kurma yang
baik dikonsumsi sebelum waktu persalinan.
- Kelompok intervensi yang diberikan buah kurma dan kelompok kontrol
yang tidak diberikan buah kurma jumlahnya tidak seimbang dengan
selisih 24 orang.
- Izin pelaksanaan intervensi kepada tempat pengambilan data (kamar
bersalin) hanya dilakukan secara lisan bukan tertulis dan sah.
K. Penerapan di Indonesia
Daftar Pustaka
Masoumeh Kordi, et,al. 2014. The Effects of Late-Pregnancy Consumption of Date Fruit
on Cervical Ripening in Nulliparous Women. Journal of Midwifery & Reproductive Health.
Iran
Rowa Al-Ramahi et,al. 2013. Use of herbal Medicine during pregnancy in a group of
Palestinian women. Journal of Etnhopharmocology. Palestina