Anda di halaman 1dari 5

Sao Paulo merupakan kota terbesar dan terpadat di Brasil, sekaligus yang paling beragam dengan

penduduknya yang berasal dari sekitar 100 suku yang berbeda.

Image copyright BBC World Service Image caption Sao Paulo merupakan kota terbesar di
Amerika Selatan dengan penduduk sekitar 11 juta jiwa

Termasuk dalam penduduk kota ini adalah sekelompok warga asal Jepang, yang jumlahnya
terbesar di luar Jepang.

Kota ini juga menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan besar Brasil dan terkenal dengan
kegiatan budaya serta makanan maupun minuman.

Namun Sao Paulo memiliki angka kriminalitas yang terburuk di Brasil.

Jadwal Pertandingan
13/06 03:00 WIB - Brasil v Kroasia

20/06 02:00 WIB - Uruguai v Inggris

23/06 23:00 WIB - Belanda v Cile

27/06 03:00 WIB - Korea Selatan v Belgia

01/07 23:00 WIB - Juara 1 Grup F v Juara 2 Grup E

10/07 03:00 WIB - Pemenang Perempat final 3 v Pemenang Perempat Final 4

Image copyright BBC World Service Image caption Stadion Arena De Sao Paulo. Kapasitas:
68.000.

Dikenal sebagai Itaquerai, stadion dibangun untuk Corinthians, salah satu klub Brasil yang
tekenal.

Atapnya dirancang untuk membuat suara para pendukung di dalam stadion menjadi lebih kuat,
jadi jangan lupa alat penutup telinga.

Selama masa pembangunan, tiga pekerja tewas dalam kecelakaan dengan tekanan kuat dari FIFA
untuk menyelesaikan pembangunan stadion sesuai jadwal.

Makanan dan minuman


Image copyright BBC World Service Image caption Terjemahan langsung dari coxinha adalah
paha kecil.
Warga Sao Paulo akan berupaya membuktikan bahwa mereka membuat pizza -makanan asal
Italia- yang terbaik di dunia. Mereka juga akan mengatakan membuat makanan Jepang terbaik di
dunia.

Namun jelas mereka unggul untuk coxinha, jajanan ayam goreng yang terkenal di seluruh Brasil.

Para koki terekenal dunia, termasuk Nigella Lawson dari Inggris, juga mengaku suka coxinha.

Kehidupan malam
Semuanya ada di Sao Paulo, namun Anda mungkin tidak akan melupakan klub malam di
sepanjang Jalan Augusta, yang terletak di pusat kota.

Para warga setempat juga bertemu di bar-barr dan restoran di Vila Madalena.

Memasuki malam hari, carilah penjual roti 24 jam dan juga makanan sepanjang malam lainnya.
Atau kalau Anda bergadang, ada juga sarapan.

Belanja
Image copyright BBC World Service Image caption Brasil merupakan penghasil kopi terbesar
dengan berbagai rasa.

Mempertahankan tradisi sebagai produsen kopi Sao Paulo merupakan tempat terbaik untuk
membeli kopi kelas satu.

Sayangnya Anda tidak bisa menemukan kopi kelas satu tersebut di super market namun di toko-
toko khusus yang mudah ditemukan.

Transportasi
Image copyright BBC World Service Image caption Jalan searah untuk mengatasi kemacetan di
Sao Paulo.

Kota ini memiliki sistem penyewaan sepeda yang terbesar di Brasil dengan 150 stasiun yang
tersebar di berbagai tempat.

Walau pegiat sepeda meningkatkan kampanye untuk menggunakan sepeda, kota ini masih tetap
dikuasai oleh mobil.

Dan sebagian besar jalur sepeda hanya tersedia pada akhir pekan.

Jadi anda harus bersiap-siap untuk berjuang menembus kemacetan untuk menujuk Stadion
Itaquerao.
Informasi faktual
Denyut Islam di Jantung Sao Paolo
Red: Taufik Rachman

Masjid di Brasil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perasaan damai langsung menyeruak saat memasuki halaman


mesjid (mesquita) di Avenida do Estado di kawasan Bras, Sao Paulo Brasil, Jumat (Sabtu WIB).

"Assamualaikum," sapa seorang pria berusia sekitar 40 tahun saat memasuki halaman mesjid
yang cukup luas dan asri itu untuk menunaikan sholat Jumat.
"Tempat wudhu ada di sebelah sana, ayo ikut saya," kata pria berwajah Timur Tengah itu dengan
ramah.

Di dalam mesjid, terdapat sekitar 200 jemaah yang sedang khusyuk mendengarkan khotbah yang
disampaikan dalam bahasa Arab. Sebagian besar jemaah adalah warga keturunan Arab dan Asia.

Diantara jemaah tersebut, juga terdapat beberapa warga negara Brunei yang sengaja datang ke
Sao Paulo untuk menyaksikan pesta sepak bola Piala Dunia 2014.

Usai sholat, salah seorang pengurus mesjid mengingatkan agar tidak langsung pulang karena
panitia sudah menyiapkan santap siang secara gratis, khusus untuk para jemaah.

Menu makanan yang disediakan ternyata tidak kalah dengan menu di hotel berbintang, seperti
salad, nasi, steak daging sapi, roti, aneka buah-buah segar, kopi, teh dan minuman ringan
lainnya.

"Wah, kalau di Indonesia, pasti mesjid ini sudah diserbu dan bukan tidak mungkin malah akan
timbul kekacauan karena banyak orang yang berebut ingin makan gratis," kata seorang rekan
wartawan peliput Piala Dunia 2014.

Meski gratis dan membangkitkan selera, tidak satu pun yang berebut dan semua mengantri
dengan tertib. Jumlah makanan yang disuguhkan juga cukup banyak dan semua kebagian.

Pada saat makan siang di sebuah aula yang cukup luas dan nyaman itu, terjadilah dialog diantara
sesama jemaah.

Jemaah tersebut berasal berbagai latar belakang, seperti warga Brazil keturunan Maroko,
Filipina, Lebanon, atau para ekspatriat yang bekerja di Sao Paulo.

"Kami selalu menyediakan makan siang secara gratis yang merupakan hasil dari sumbangan para
jemaah yang kebetulan punya uang," kata Muhammad Daffa, salah seorang pengurus mesjid.

"Kalau bulan Ramadhan, kami juga menyediakan makan untuk berbuka. Anda silahkan datang
nanti untuk berbuka bersama," kata Daffa yang berasal dari Maroko dan beristrikan wanita asal
Brasil.

Imam mesjid Dr Sheikh Abdel Hamid Metwally yang ditemui saat santap makan siang bersama
itu mengatakan, mesjid di kawasan Bras tersebut adalah yang terbesar dan tertua di Brazil.

Menurut imam asal Mesir itu, populasi umat Islam Brazil masih sangat kecil, yaitu berkisar satu
sampai 1,5 juta orang.

Brazil dengan penduduk sekitar 190 juta, merupakan negara dengan penganut katholik terbesar
di seluruh dunia.

Selain itu, hampir di seluruh Brazil terdapat masjid-masjid yang sebagiannya dibiayai oleh
negara-negara Muslim seperti Arab Saudi dan negara-negara di kawasan Teluk. Dibandingkan
kota-kota lainnya di Brazil, denyut kehidupan komunitas Muslim dan kehadiran Islam paling
terasa di kota Bras.

Menurut penuturan Sheikh Abdel Hamid, perkembangan Islam di Brasil berasal dari kedatangan
imigran Arab pada 1920-an, kawasan Bras merupakan pusat pengembangan Islam di negara
Samba tersebut.

Dari Bras, Islam kemudian berkembang dan menyebar ke kota-kota lainnya di Brasil dengan
penganut yang tidak hanya mereka yang berasal dari keturunan Arab, tapi juga penduduk asli
Brasil.

Pakar Islam dari Universitas Sao Paulo, Paulo Daniel Farah mengatakan bahwa agama Islam
tumbuh hampir di seluruh negara Amerika Latin, khususnya di Brasil sejak budak-budak yang
beragama Islam dari Afrika dibawa ke Brasil pada abad ke-19.

Di Brasil sejarah itu baru boleh mulai dipelajari di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi pada
tahun 2003 berdasarkan peraturan yang dikeluarkan pemerintah Brasil.

Selain komunitas kulit hitam, komunitas kulit putih Brazil juga banyak yang masuk Islam. Salah
satunya adalah Thamara Fonseca, 24, yang sudah berjilbab. Thamara yang berprofesi sebagai
desainer pakaian itu mengatakan, para pelanggannya dan orang-orang Brasil pada umumnya
menerima keislamannya.

"Mulanya, saya sering mendengar orang-orang di jalan berbisik-bisik lihat itu isteri Usamah bin
Ladin dan Saddam Hussein, dia perempuan yang suka membom," tutur Thamara.

"Tapi sekarang, tidak ada lagi orang yang berbisik-bisik seperti itu. Malah banyak orang yang
datang pada saya dan bertanya tentang Islam," tukas Thamara seperti yang dikutip laman
eramuslim.com.

Anda mungkin juga menyukai