BAB I
UMUM
1.2. Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan desain lengkap (Detail Engineering
Desain) pekerjaan peningkatan jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi
Kalimantan Timur untuk paket seperti dalam daftar di bawah ini :
BAB II
PERSIAPAN DESAIN
1
`
2.1. Tujuan
Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Highway Engineer,
Bridge Engineer dan didampingi oleh Geoteknik Engineer, Geodetic Engineer, serta
Hidrologi Engineer, Environment Engineer, dalam pelaksanaannya antara lain :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan
didesain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar.
c. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa
Altenative rencana As jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama dengan
Geoteknik Eng, Geodetic Eng, Hydraulic Eng dan Ahli Lingkungan.
d. Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box culvert /
gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan
terdapat pada rute jalan tersebut.
e. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di pusat maupun di
daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk di
sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
f. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan
wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan / jembatan yang akan
direncanakan.
2.3. Persyaratan
BAB III
SURVEY PENDAHULUAN
3.1. Tujuan
2
`
awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaan selanjutnya.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap
survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik,
survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode
pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan harus dibuat laporan
sebagai data awal perencanaan.
Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah
disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon di lapangan yang meliputi
kegiatan :
1. Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang tepat
menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk menentukan titik awal
dan akhir proyek dan menetapkan koridor pengukuran untuk
mendapatkan data yang cukup dalam merencanakan geometric.
3
`
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat
mendekati final desain.
5
`
6
`
3.3. Persyaratan
BAB IV
PENGUKURAN TOPOGRAFI
4.1 Tujuan
- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok Bantu.
7
`
- Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun
elektronis.
Interval
Interval
Lebar Koridor (m)
Kondisi (m)
(m) Jembatan /
Jalan Baru
Longsoran
- Datar, landai dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
50 (luar) + 100
- Tikungan 25 25
(dalam)
9
`
4.3 Persyaratan
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Theodolite :
- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
- Sumbu II tegak lurus sumbu I
- Garis bidik tegak lurus sumbu II
- Kesalahan kolimasi horozontal = 0
- Kesalahan indeks vertikal = 0
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak
10
`
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yng
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
4.3.4 Penggambaran
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang
harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter.
BAB V
INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN
5.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai
kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau.
11
`
dibuat.ditingkatkan
4) Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak
pagar / bangunan pendukung / tebing kepinggir perkerasan.
5) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi
yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6) Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan
(Highway Geometric Inventory), per 200 meter.
7) Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1 (satu)
buah foto per 200 meter.
8) Foto ditempatkan pada format yang standard, dengan mencantumkan hal-
hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan
foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
12
`
5.3 Persyaratan
BAB VI
SURVEY KONDISI PERKERASAN JALAN
6.1. Tujuan
Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan
yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya dukung
tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan..
6.2.1. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP (Dynamic
Cone Penetrometer)
13
`
g. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
6.2.2. Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah Dasar dengan metode
Test Pit, metode pelaksanaan dapat dilihat pada survey geologi dan
geoteknik.
6.3. Persyaratan
Untuk pelaksanaan Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP
(Dynamic Cone Penetrometer) proses pengambilan data harus mengacu pada format
standar.
BAB VII
SURVEY GEOTEKNIK
7.1. Tujuan
14
`
15
`
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau berlawanan penetrasi
konus dan jumlah hambatan lekat, grafik yang dibuat adalah perlawanan
penetrasi conus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat pada
tiap hambatan.
Penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik sondir disesuaikan kondisi dan
kebutuhan dilapangan.
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah
perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan
(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa
16
`
7.3. Persyaratan
17
`
SIFAT KELULUSAN
Manual of Soil Laboratory Testing dgn
1. Permeabilities K.H. Head Vol. 2, 1984
methode Falling Head.
BAB VIII
SURVEY LALULINTAS
8.1. Tujuan
Survey lalulintas bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan yang ada, kecepatan
kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta mengiventarisasi jumlah
setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu,
sehingga dapat dihitung lalulintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan
dan jembatan.
Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah
belakang harus dicatat.
Setiap jalur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1(satu) orang
1(satu) counter serta format survey yang telah ditentukan.
18
`
Contoh :
1. Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A penulisan nomor
posnya : A002; A302; A402; sampai A902.
2. Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor
posnya : B157; B457; sampai dengan B957.
3. Di ruas jalan 057 ada beberpa pos keas C, penulisan nomor
posnya : C057; C357; C457 samapi C957.
a. Pos Kelas A
Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40
jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi, hari pertama dan
berakhir pada 22.00 pada hari kedua.
40 Jam
19
`
b. Pos kelas B
Untuk pos kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos
kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos-pos kelas B sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
c. Pos kelas C
Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul
06.00 pagi dan berakhir pukul 22.00 pada hari yang sama yang
ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan.
16 Jam
06.00 22.00
Golongan/
Jenis Kendaraan yang masuk kelompok ini adalah
Kelompok
Sepeda motor, skuter, sepeda kumbang dan kendaraan
1
bermotor roda 3
2 Sedan, Jeep dan Station Wagon
3 Opelet, Pick Up opelet, Suburban, Combi, Minibus
Pick-Up. Micro Truck dan Mobil Hantaran atau Pick-
4
Up Box
5a Bus kecil
5b Bus besar
6 Truck 2 sumbu
7a Truck 3 sumbu
7b Truck Gandengan
7c Truck Semi Trailer
Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak
8
andong/dokar, gerobak sapi.
20
`
8.3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual
Kapasitas Jalan Indonesia.
BAB IX
SURVEY HIDROLOGI / HIDRAULIKA
9.1. Tujuan
Tujuan Survey Hidrologi dan Hidraulika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan data karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan
drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus)
yang diperlukan.
a. Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan
(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan / atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman seperti gorong-gorong, jembatan,
selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan / jembatan termasuk pengaruhnya
akibat adanya bangunan air.
g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan samping
atau horizontal dan vertical.
9.3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. : 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No. : 03-1724-1989
SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan
di Sungai).
BAB X
PERENCANAAN TEKNIS
10.1 Tujuan
Tujuan dari Perencanaan Teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,
perkerasan, jembatan, box culvert/gorong-gorong, struktur bangunan pelengkap,
sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu
perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.
10.3 Persyaratan
10.3.1 Perencanaan Geometrik
22
`
1. Standar geometric jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata
Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997
dan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga
Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan
Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03-3424-1994
3. Keselamatan Lalu lintas
Dalam perencanaan harus mempertimbangkan aspek keselamatan
pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska
konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang
direncanakan memenuhi persyarataan desain yang ditetapkan dan sesuai
dengan kondisi lingkungan setempat.
4. Perangkat Lunak Perencanaan
Dalam melaksanakan perencanaan dengan menggunakan perangkat
lunak yang kompatibel, misalnya :
- Land Development : Untuk pekerjaan Geometric Jalan (Horizontal
& Vertical), Cut and Fill;
- AutoCAD (Computer Aided Design) : Untuk pekerjaan
gambar/design detail baik untuk gambar 2D atau 3D;
- SAP2000 : Untuk pekerjaan perhitungan structure, perkerasan
jalan/kaku;
- MatLab (Matrix Laboratory) : Untuk pekerjaan perhitungan
stabilitas lereng/longsoran;
- MS. Office : Untuk pekerjaan data dan laporan-laporan, dll.;
10.3.2 Stabilitas Lereng
Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang
berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman
dari keruntuhan.
C
Fk
Na x w xH
23
`
Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam
tanah ( ) dengan sudut lereng desain ( ) ke dalam grafik Taylor (terlampir).
10.3.7 Penggambaran
1. Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap
Detail perencanaan dan mengajukannya kepada Pengguna Jasa untuk
diperiksa dan disetujui.
24
`
25
`
10.3.10 Spesifikasi
1. Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang berlaku di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.
2. Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata
pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.
3. Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh
Pengguna Jasa.
BAB XI
KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN
11.1 Tujuan
26
`
27
`
28
`
BAB XII
PELAPORAN
12.1 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan
pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan
lengkap.
29
`
d. Laporan teknis.
3. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total
kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.
Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan
yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut di atas. Termasuk
semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.
B. Laporan Teknis :
1. Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-pekerjaan
masing-masing laporan berisi :
- Daftar isi
- Peta lokasi proyek
- Daftar bangunan lengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bagunan bawah beserta pondasinya, drinase, jalan dan lain-lain.
- Gambar rencana dibuat pada kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian
diperkecil menjadi A3.
30
`
4. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai
hal-hal berikut :
- Data Proyek,
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat,
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran,
- Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol horizontal,
- Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol vertical,
- Kegiatan pengukuran situasi,
- Kegiatan pengukuran penampang melintang,
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada),
- Perhitungan dan penggambaran,
- Peralatan ukur yang digunakan berukur nilai koreksinya,
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi
termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan
matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan,
- Deskripsi BM (sebagai lampiran),
- Data ukur hasil ploting dan negative film harus diserahkan.
5. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
- Data proyek,
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat pos pencatat curah hujan,
- Analisis / perhitungan,
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air,
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
31
`
1. Foto dokumentasi
2. Data Lapangan
3. Perhitungan
4. Laporan teknis
32
`
12.3 Penutup
Hal-hal teknis yang belum tercakup dalam KAK ini akan disampaikan dalam acara rapat
penjelasan (aanwijzing) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak
pekerjaan. Demikian KAK Perncanaan Teknis dan DED Pelebaran Dua Jalur Menuju
Jembatan Kukar (Depan Gedung Putri Karang Melenu) Kec. Tenggarong Seberang di
Kabupaten Kutai Kartanegara ini dibuat sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan
pekerjaan oleh konsultan.
33