PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan
keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan
pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di
kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian keperawatan
terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi
asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan.
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,
efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan
kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Komputer telah dikenal berpuluh puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha
pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status
dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk
analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan
perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an
munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi
keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim
penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang
sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001).
Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di
masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
2.2 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam
praktik keperawatan klinik dan administratif:
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola
makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang memiliki
hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi
data, dan segala bentuk pesan.
Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan
keputusan secara cepat
Meningkatkan produktivitas kerja.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Accessebility, legibility: mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien
dalam satu lokasi.
2.4 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah
menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian
kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan yang berbasis
kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke
dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap,
alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan
pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer
untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan
dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan
kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen
keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari
Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes
(Q-DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi
keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka
untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan
agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke
etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan
dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai
alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara
elektronik. (Mueller, et all.2006).
2.5 Telenursing
Definisi
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi
dan telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home)
2. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
3. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan
teknologi
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (
model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan
Multimedia Distance Learning.
Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing
dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi
ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan
injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil
dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner.Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis.Hal ini juga mendorong perawat
menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.Kontinuitas
perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan
kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan meningkat 36 % atau lebih baik
dalam 7 tahun ke depan.
4. Di USA merubad 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi telehomecare visit, dan
biaya dapat diturunkan 50 %
5. Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih menguntungkan dengan servs
telekomunikasi.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing.Perawat
dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing.Terlaksananya telenursing
sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat.Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada
motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena
keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan
pelaksanaan telenursing dari pemerintah.Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing
bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak
dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan atau pelayanan keperawatan.Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan
di unit gawat darurat dan home care.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Aplikasi Telenursing adalah bagian integral dari telehealth ,Telenursing dapat digunakan
untuk memberikan pelayanan keperawatan professional,Telenursing dapat meningkatkan
kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga.Telenursing efektif digunakan
dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan
ketergantungan.
3.2 Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila di
bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk membenahi hal tersebut maka
harus di butuhkan solusi cerdas
DAFTAR PUSTAKA