Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Filtrasi

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung


cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan


media filter kertas saring . Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk
lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat
dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong
pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen
yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran
tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga
kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat
padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.

Proses filtrasi dilakukan dengan dua cara, yang pertama dilakukan dengan
tanpa tekanan atau hanya dilakukan menggunakan corong dan kertas saring saja
dimana cairan mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok
untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan
partikel zat padatnya. Yang kedua adalah filtrasi (penyaringan) dengan
menggunakan tekanan atau dengan cara divakumkan (disedot dengan pompa
vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah
partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.

Istilah medium penyaring dapat dikatakan juga sebagai medium berpori (filter
cloth). Dalam operasi filtrasi, partikel-partikel padatan tersuspensi dalam cairan
atau gas dihilangkan secara fisika atau mekanis dengan cara melewatkannya
melalui medium penyaringan tersebut. Di dalam campuran zat cair, partikel-
partikel padat tersuspensi dapat berupa partikel yang sangat halus, partikel tegar
(rigid) atau plastis, berbentuk bulat atau beragam dan partikel agregat atau
individual (diskrit).
Filter medium (medium penyaring) adalah bahan padat berpori yang berfungsi
menahan partikel-partikel padatan berukuran lebih besar dan meloloskan partikel
padat berukuran lebih kecil dari diameter porinya bersama-sama dengan cairan.
Beberapa filter medium yang sering digunakan antara lain seperti nilon, dacron
cloth, kawat baja (steel mesh) gulungan baja tahan karat berbentuk koil, kain kasa
dan lain-lain. Penyaring berfungsi menahan dan menyangga partikel padatan .
syarat penyaring yang baik :
secara mekanis kuat
tahan korosi (terhadap cairan yang ditangani)
memberikan tahanan yang kecil terhadap aliran (porositas besar)

2.2 Jenis-jenis Filter

Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: yang pertama adalah filter
klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter).

a. Filter Klarifikasi

Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter),
karena partikel-partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan
biasanya tidak ada lapisan zaat padat yang terlihat dari permukaan medium.
Filter ini biasanya digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya
kecil dan menghasilkan gas yang bersih atau zat cair yang bening, seperti
minuman.

Klarifikasi berbeda dengan penapisan karena pori medium filter ini


jauh lebih besar dari diameter partikel harus dipisahkan.partikel-partikel itu
ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat tidak bisa bergerak di dalam
saluran aliran, dan walaupun mengakibatkan diameter efektif saluran itu
menjadi lebih kecil, namun biasanya tidak sampai menyebabkan saluran itu
buntu.

b. Filter Ampas

Filter ampas digunakan untuk memisahkan zat padat yang


kuantitasnya besar dalam bentuk ampas atau kristal ataupun Lumpur.
Biasanya filter ini diperlengkapi untuk pencucian zat padat dan untuk
mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat cair dari zat padat itu sebelum zat
padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter pada filter ini relatif lebih tipis
dibandingkan dengan yang digunakan dalam medium filter klarifikasi.

Pada awal filtrasi sebagian partikel padat masuk ke dalam pori


medium dan tidak dapat bergerak lagi, tetapi segera setelah itu bahan itu
terkumpul pada permukaan septum. Setelah periode pendahuluan yang
berlangsung beberapa saat itu, zat padat itulah yang melakukan filtrasi, bukan
septum lagi. Ampas itu terlihat mengumpul sampai ketebalan tertentu pada
permukaan itu dan harus sewaktu-waktu dikeluarkan.

2.3 Klasifikasi Penyaringan

Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan


medium penyaring yang baik. Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Penyaring Gaya Berat (Gravity Filters)

Gambar 1. Gravity Filter

Gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir


dengan cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat
perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir. Merupakan tipe
yang paling tua dan sederhana. Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian
bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida
mengalir secara laminer. Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan
kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya: pada
pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk
pengolahan air biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang berlubang
mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar
memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-
padatan yang terakumulasi.

2. Penyaring Tekanan (Pressure Filters)

Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu; cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan kue basah
dibelakangnya.

Gambar 2. Pressure Filter

3. Penyaring Vakum (Vacuum Filters)

Mesin penyaring vakum digunakan untuk memisahkan filtrat dan residu


pada rangkaian proses ekstraksi bahan simplisia/ bahan alam. Proses pemisahan
fase cair dan fase padat ini bekerja karena tarikan tekanan oleh mesin vakum
dengan filter terpasang adalah kertas saring dengan ukuran pori 200 mesh.
Vacuum Filtration Machine ini digunakan juga untuk menyaring minyak kelapa,
menyaring VCO, minyak atsiri, dan lain-lain.
Gambar 3. Vacuum Filter

4.Penyaring Sentrifugal (Centrifugal Filters)

Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan
penyaringan berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang
memiliki dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu medium
penyaring seperti kanvas atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan dari gaya
sentrifugal memaksa cairan melewati medium penyaring, meninggalkan
padatannya. Jika umpan yang masuk keranjang dihentikan dan padatan kue
diputar untuk waktu yang singkat, kebanyakan cairan residu di dalam kue
mengalirkan partikel sehingga padatan lebih kering daripada hal yang sama untuk
mesin pres bersaringan (filter press) atau penyaring vakum (vacuum filter). Ketika
material yang tersaring harus dikeringkan secara berurut dengan alat pemanas,
pemakaian penyaring ini dapat dipertimbangkan sebagai langkah ekonomis.

Gambar 4. Centrifugal Filter

2.4 Tipe-tipe Penyaringan

Berikut ini adalah tipe-tipe penyaringan:

1. Penyaring pasir (sand filter) :

a.tangki terbuka

b.tangki tertutup

2. Penyaring tekan (filters press):

a.Pelat berongga (recessed plate)


b.Pelat dan bingkai (plate and frame)

3. Penyaring daun (leaf)

a. Moore

Penyaring Moore adalah penyaring daun yang orsinil. Kumpulan daun


penyaring dicelupkan dalam tangki slurry, daun penyaring dihubungkan
dengan sistim produksi vakum.

b. Kelly

Penyaring ini berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana


silinder horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke
bejana dengan bantuan rel dan roda.

c. Sweetland

Penyaring ini berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan dilakukan


dalam bejana bertekanan.

d. Niagara

Penyaring ini ditempatkan dalam tangki vertical dan horizontal.

4. Penyaring tabung

5. Penyaring Teromol

a. Oliver ( Rotary drum )

b. Topfeed ( Dorco )

6. Penyaring Sabuk mendatar (horizontal belt filter)

2.5 Filter Pelat dan Bingkai

Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai. Pada


filter ini pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan filter
kain dengan arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan secara
bersamaan sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).
Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan bingkai.
Yang paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal mengenali suspensi
pada pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat untuk mangalirkan
cairan (pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai saluran terpisah
untuk membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga yang menggunakan
saluran terpisah untuk memisahkan suspensi dan air pencucian (pada pengiriman
tertutup). Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau di tengah atau tepat di
tengah.

Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-lubang


pada pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi masuk
ke bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi
diumpankan pada proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut
menuju ruang-ruang diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi pelat
ke keluaran yang berupa klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk oleh
lubang-lubang pada pojok lain dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang
didukung oleh pelat-pelat tidak oleh bingkai. Baik keluaran melalui saluran atau
melalui keran atau klep dan pelat dilubangi atau dibuat dengan filtrat, memasuki
keluaran melalui sisi pelat.

Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya dari
pelat-pelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat tersedia
untuk suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci di
dalamnya disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik suspensi,
masuk ke cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju pelat pada
kedua sisi. Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan pelat
dilepaskan, pelat dan bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau dibuang
ke dalam lubang di bawah penekan. Setelah pembuangan selesai, penekan ditutup
lagi dengan memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat dan bingkai
bersamaan, dan sebuah siklus baru filtrasi dimulai.

Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan kedua


keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok lainnya dari
pelat.

2.6 Faktor yang Memengaruhi Filtrasi

1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat
adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media
pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran
media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu
tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikelpartikel yang
terlalu halus yang tersaring akan lolos.

2. Konsentrasi Kekeruhan

Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi.


Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam
melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air
baku (konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang
terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya
dilakukan proses koagulasi flokulasi dan sedimentasi.

3. Temperatur

Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis
dari air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya
tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi
perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan
mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi
terhadap efisiensi daya saring filter.

4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material

Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam


perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya
pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya
saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama.
Ditinjau daris segi biaya, media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari
segi ekonomis. Sebaliknya media yang terlalu tipis selain memiliki waktu
pengaliran yang pendek, kemungkinan juga memiliki daya saring yang rendah.
Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya diameter butiran media filtrasi
berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga kemampuan daya saring, baik
itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk susunan dari diameter butiran
media.

Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi
dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya
tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam
air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan
juga akan menyebabkan lolosnya partikelpartikel halus yang akan disaring.
Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan
menyaring partikel dan juga dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang
pori oleh partikelpartikel halus yang tertahan) yang terlalu cepat.

5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas
media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan
muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan
bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi
clogging) terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor.

Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang
cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar
media akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang
sering disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan
meningkat atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah
dioperasikan selama beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila kehilangan
tekanan bertambah besar, hal ini dapat diakibatkan karena semakin kecilnya
lubang pori (tersumbat) sehingga terjadi clogging.

2.7 Perhitungan Filtrasi untuk Filtrasi Tekanan Konstan

Berikut ini adalah perhitungan dasar untuk laju filtrasi pada proses batch.


= 2 + = + 1. )
() ()

Dimana Kp dalam s/m6 dan B dalam s/m3.


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir

Anda mungkin juga menyukai