Anda di halaman 1dari 9

Progress Update

SEHAT BERSAMA PERTAMINA


Peningkatan Akses Pendidikan dan Layanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan Anak Disabilitas

Pelaksana Proyek PKBI Jawa Barat

Desa Mekarwangi
Lokasi Proyek
Kec. Ibun, Kabupaten Bandung

Periode Pelaporan 11 September - 10 Oktober 2017

Total Dana Terserap Rp 20.150.000


Gambaran Umum Kesehatan Ibu dan Anak

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan target pencapaian MDGs 2015. Hal yang
paling banyak menarik perhatian adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa
pencapaian ketiga indikator tersebut gagal. Padahal target MDGs sudah menjadi konsensus di tingkat
nasional dan global.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Penurunan
AKI. Tapi memang, persoalan AKI, AKB dan AKABA harus melibatkan semua pihak termasuk pihak swasta,
koorporasi, organisasi masyarakat sipil dan masyarakat itu sendiri sebagai subjek program pengembangan
kesehatan masyarakat secara umum dan kesehatan ibu dan anak secara khusus.
Ringkasan Eksekutif

Pada pertengahan tahun 2016 ini, PT. Pertamina GE Kamojang kembali


mengadakan kerjasama dengan PKBI Daerah Jawa Barat untuk
melanjutkan kembali program pendampingan masyarakat di area Ring 1
Eksplorasi Geothermal Energi di Kamojang, pada tahun ini ditetapkan
hanya 1 desa yang akan didampingi yaitu Desa Mekarwangi dengan
kurun waktu pendampingan 3 bulan periode September-Desember
20167.

Adapun progress kegiatan selama periode laporan ini telah dilakukan 2


kali kegiatan training untuk meningkatkan kapasitas kader masyarakat
Desa Laksana termasuk kegiatan rutin bulanan untuk mendukung
layanan posyandu seperti: kunjungan rumah, diskusi suami, remaja,
support kegiatan PAUD dan penanganan kegawatdaruratan yang secara
langsung dilakukan oleh kader masyarakat yang telah dilatih. Kegiatan
dilakkan langsung di 4 dusun dengan harapan pemberian informasi bisa
langsung menyentuh ke sasaran program di tingkat bawah.

Selama implementasi program, tentunya banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi kader masyarakat
di tingkat lapangan. Selain hambatan, juga terdapat peluang dan potensi yang tentunya dapat dimobilisasi
untuk mencapai tujuan program. Untuk memperluas cakupan kebermanfaatkan program ke level
masyarakat yang paling membutuhkan, berdasarkan pengalaman yang ada periode ini Program Sehat
bersama Pertamina lebih memfokuskan kegiatan di tingkat dusun dengan memprioritaskan akses layanan
KIA esensial bagi ibu hamil risiko tinggi dan penanganan balita BGM serta layanan dasar bagi anak
disabilitas Selain itu, peningkatan akses pendidikan bagi para suami ibu hamil, nifas, menyusui serta
komunitas remaja sebagai calon pembentuk keluarga baru.
Home Visit Kader

Merupakan kegiatan rutin kader masyarakat Desa


Laksana yang telah dilatih oleh PKBI untuk melakukan
penjangkauan dan pendampingan kepada kelompok
sasaran program yaitu: ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui serta balita, khususnya bagi ibu hamil risiko
tinggi serta keluarga balita BGM. Kegiatan dilakukan
langsung di 4 dusun yang ada di Desa Mekarwangi

Adapun kegiatan dalam home visit yaitu:


Penyusunan database penerima manfaat program;
Pemberian informasi dan motivasi secara personal;
Penyusunan kohort-progress penerima manfaat

Merujuk laporan awal kader masyarakat, data


kelompok sasaran pada periode program kali ini
yaitu: jumlah Balita 730 anak, ibu hamil 50
orang dengan 1 kasus kehamilan risiko tinggi
sedangkan anak disabilitas 21 orang.
Pada periode ini tidak ditemukan kasus
kematian ibu (AKI) serta kasus anak dengan gizi
buruk di desa Mekarwangi.
Partisipasi Suami Siaga KIA
Salah satu faktor kunci mewujudkan persalinan sehat dan selamat adanya keterlibatan suami dalam segala
aspek kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Beberapa kasus kematian ibu dan bayi disebabkan
ketidaktahuan suami dan keluarga terdekat akan tanda bahaya persalinan yang mengakibatkan keterlambatan
dibawa ke fasiiatas kesehatan dan mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan terlatih.

Merujuk hal tersebut melalui


program kemitraan Pertamina dan
PKBI ini akan memberikan
pendidikan kepada suami sehingga
dapat meningkatkan wawasan,
sikap serta perilaku yang positif .

Pada priode ini kegiatan telah


dilaksanakan 4 kali di 4 dusun di
luar kegiatan rutin posyandu. Hasil
yang ingin dicapai melalui kegiatan
ini meningkatnya kepedulian dan
partisipasi suami pada proses
kehamilan, persalinan, perawatan
pasca persalinan serta pengasuhan
anak.
Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan dan Anak Disabilitas
Bentuk dukungan program bagi kader masyarakat dalam
menangani situasi kegawatdaruratan kehamilan dan
persalinan. Dalam Training Peningkatan Kader Masyarakat,
masyarakat diajak menyiapkan serta menyepakati
mekanisme penanganan situasi kegawatdaruratan. Adanya
kesepakatan mekanisme ini memudahkan kader posyandu
dan keluarga pasien untuk mempersiapkan kebutuhan
serta memahami proses rujukan ke fasilitas kesehatan
terdekat sampai ke rumah sakit tingkat provinsi.
Program Sehat bersama Pertamina mengalokasikan
dukungan anggaran (dengan jumlah terbatas) untuk
penanganan kegawatdaruratan melalui mekanisme
reimburst dengan tujuan membantu para kader masyarakat
di Desa Laksana menyiapkan kebutuhan dana darurat
ketika terjadi kegawatdaruratan kehamilan- persalinan
seperti transport kader, penyediaan alat transportasi,
pendaftaran awal dan lain-lain* (syarat dan ketentuan
berlaku). Diharapkan adanya mekanisme dana siaga ini
setiap kasus kegawatdaruratan dapat ditangani secara
cepat oleh tenaga medis terlatih.
Pendidikan untuk Remaja

Remaja merupakan calon pembentuk keluarga


baru, perlu diberi wawasan terkait pergaulan
yang sehat dan bertanggungjawab, dengan
harapan faktor penyebab kehamilan risiko tinggi
yang dapat mengakibatkan Kematian Ibu
Maternal dan Neonatal bisa diantisipasi sejak
awal.
Melalui program Sehat bersama Pertamina ini,
PKBI mengangkat isu pernikahan dini, seks pra-
nikah, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
kekerasan dalam pacaran, penyalahgunaan
Narkoba, PHBS, serta isu lain yang relevan.

Pada sessi pertama bulan ini, topik pembahasan diskusi lebih ke penjajagan masalah dan kebutuhan remaja di 4
dusun yang ada di Desa Laksana. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 96 orang. Bertindak sebagai
fasilitator dari Team Youth Centre PKBI yang memiliki kompetensi serta pengalaman memfasilitasi kegiatan
remaja.
Selain memunculkan peta masalah dan kebutuhan akan materi pembelajaran dari para remaja di Desa
Mekarwangi, setiap pertemuan menyepakati penjadwalan diskusi 1 bulan sekali di 4 dusun.
Support Kegiatan Posyandu dan PAUD

Kegiatan yang bertujuan mengangkat potensi keluarga dan


masyarakat dalam mengembangkan pendidikan pra-sekolah (3-6
tahun) dengan memperkuat potensi Posyandu atau PAUD yang
telah ada sebagai wadah tumbuh kembang anak, sehingga anak-
anak di 2 lokasi proyek mampu berproses menjadi anak yang
sehat, ceria, kreatif serta berbudi pekerti tinggi melalui
pengembangan pendidikan kecakapan sosial-emosional anak
serta mencegah kekerasan terhadap anak.

Melalui kegiatan ini diharapkan bisa sekaligus memberikan


pendidikan kepada orangtua anak terkait kesehatan reproduksi,
KB, PHBS termasuk pola asuh dan hak-hak anak .

Pembinaan ini bertujuan untuk mengangkat potensi Posyandu


yang ada di masyarakat dalam mengembangkan alternatif
pendidikan untuk anak pra-sekolah (3-6 tahun) dengan
memperkuat peran Posyandu sebagai wadah tumbuh kembang
tidak sebatas kegiatan timbang berat badan, ukur tinggi badan,
lingkar kepala , isi KMS dan pemberian PMT. Sehingga bisa
mendorong pencapaian ijumlah kunjungan ke Posayandu.

Melalui kegiatan ini PKBI dan Pertamina mengajak masyarakat untuk menganalisa kebutuhan dalam hal
kesehatan reproduksi yang entry pointnya pendidikan usia dini serta pendidikan kesehatan ibu anak bagi
orang tua. Hasil pemetaan lapangan di Desa Mekarwangi terdapat 13 Posyandu dan 4 PAUD setingkat
Taman Kanak-Kanak di 4 Dusun di Desa Mekarwangi.
Monitoring dan Supervisi

Proses monitoring dan supervisi merupakan upaya


pemantauan secara berkala untuk memastikan
kegiatan program berjalan sesuai rencana, termasuk
mengidentifikasi kendala dan hambatan di lapangan
serta memetakan solusi bersama masyarakat di lokasi
program.

Selama periode berjalan kegiatan supervisi sekaligus


bimbingan teknis bagi kader masyarakat dilakukan
sekurang-kurangnya 4 kali dalam 1 bulan oleh petugas
lapangan, sedangkan kegiatan monitoring dan evaluasi
dilakukan 1 kali dalam 1 bulan oleh koordinator proyek
bersama Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jawa Barat.

Adapun hasil monitoring dan supervisi adalah:


Program pendampingan bagi masyarakat Desa
Laksana telah berjalan sesuai workplan tahun 2017;
Data-data dan informasi terkait situasi desa dan
database kelompok sasaran dari kader masyarakat
masih belum tercatat dengan baik, termasuk masih
belum tertulis lengkap;
Struktur koordinator pelaksana program telah
terbentuk dn berjalan sampai ke tingkat dusun.

Anda mungkin juga menyukai