Disusun Oleh:
Kelompok 11
3. A. Baehaqi (1403010021)
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Syukur alkhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Irigasi dan
Bangunan Air yang telah kami laksanakan melalui bimbingan dan pembelajaran dari
pengampu bersangkutan.
Setelah kami melaksanakan dan menyelesaikan praktikum Irigasi dan Bangunan Air
yang meliputi perhitungan luas petak dan debit maksimum saluran, harga reduksi, prencanaan
terjunan dan pendimensian saluran, dari percobaan dan penelitian tersebut, maka kami dapat
menyusun laporan praktikum tersebut meskipun dengan keterbatasan keterbatasan yang
ada.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan, kerja sama dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami sampaikan trimakasih kepada:
1. Bpk M. Agus Salim, S.T., M.T selaku dosen pengampu, pembimbing praktikum Irigasi
dan Bangunan Air.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini, semoga allah SWT
memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Dikarenakan keterbatasan kami,
mungkin laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu
kami selaku penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1. 4 Manfaat ........................................................................................................ 2
2. 1 ..................................................................................................................... 3
2. 2 ...................................................................................................................... 4
2. 3 ...................................................................................................................... 5
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1. P ......................................................................................................................... 7
Tabel 2. P ......................................................................................................................... 8
Tabel 3. A ......................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan seharihari manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Banyak
pekerjaan yang dilakukan manusia berhubungan dengan air. Salah satu bidang pekerjaan
yang memerlukan air sebagai komponen utama adalah pertanian. Dalam perencanaan
pertanian para ahli harus memikirakan faktor air yang menjadi penunjang. Kebutuhan air
untuk tanaman harus selalu dikontrol secara berkala. Tanaman harus mendapatkan suplai
air yang sesuai dengan kebutuhan untuk dapat tumbuh dengan baik sehingga air tidak
boleh melampaui batas kebutuhan atau malah kurang dari kebutuhan.
Kebutuhan akan air yang sesuai membuat para ahli berfikir untuk membentuk suatu
sistem pengairan yang dapat mengatur kebutuhan tanaman terutama untuk areal pertanian
yang cukup luas. Sistem yang dibuat itu dimaksudkan agar seluruh areal pertanian
mendapatkan suplai air yang cukup sehingga tidak ada areal pertanian yang tidak
mendapatkan air. Selain itu juga sistem yang dibentuk itu dimaksudkan untuk dapat
menyalurkan jumlah air yang tersedia untuk selanjutnya dibagikan secara merata ke
seluruh areal pertanian.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan irigasi yang tentunya
memiliki beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai tugas besar yang menjadi
salah satu syarat kelulusan mata kuliah teknik irigasi. Namun selain itu juga terdapat
beberapa tujuan lain, yaitu:
STUDI PUSTAKA
2. 1 Irigasi
Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak
cukup agar tersedia lengas bagi pertumbuhan tanaman. Secara umum pengertian irigasi
adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendung yang
dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air
didalam tanah. (Suharjono, 1994)
a. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian.
b. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian pemberian dan penggunaannya.
c. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
d. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari butir-butir pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas maka
irigasi merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan
bangunan berupa jaringan irigasi.
a. Membasahi Tanaman
b. Merabuk
Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga member
zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri.
c. Mengatur Suhu
Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi daan
tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.
Maksud irigasi juga pertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada dan
bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman sehingga pada musim
kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya hilang.
e. Kolmatase
2. 2 Saluran Irigasi
Air yang dibutuhkan oleh tanaman biasanya akan dialirkan melalui saluran
pembawa. Sedangkan kelebihan air yang ada pada suatu petak akan dibuang melewati
saluran pembuang. Saluran pembawa dan pembuang ini merupakan saluran irigasi yang
paling utama. Apabila dilihat dari segi fungsinya, maka saluran irigasi dapat dibagi atas:
b. Saluran Sekunder
Saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang
terletak pada petak sekunder tersebut. Dari saluran primer air disadap melalui
saluran-saluran sekunder untuk mengaliri daerah yang sedapat mungkin
dikitari oleh saluran-saluran alam yang dapat digunakan untuk membuang air
hujan yang berlebihan. Fungsi utama dari saluran sekunder adalah membawa
air dari saluran primer dan membagikannya ke saluran tersier. Sedapat
mungkin saluran pemberi merupakan saluran punggung sehingga dengan
demikian air dapat dibagi untuk kedua belah sisi. Yang dimaksud dengan
saluran punggung adalah saluran yang memotong atau melintang terhadap
garis tinggi sedemikian rupa melalui titik tertinggi daerah sekitarnya, sehingga
dapat mengaliri petak yang ada di bagian kiri dan kanan dari saluran
c. Saluran Tersier
Fungsi utama dari saluran tersier adalah membawa air dari saluran
sekunder dan membagikannya ke petak-petak sawah yang memiliki luas antara
75 ha- 125 ha. Jika saluran tersier disadap dari saluran sekuder, maka saluran
tersier juga dapat membagikan air ke sisi kanan-kiri saluran.
2. 3 Tujuan Irigasi
Secara langsung tujuan irigasi adalah membasahi tanah. Sedangkan tujuan tak
langsung adalah :
Membersihkan tanah
Memberantas hama
Sumber air irigasi adalah sungaisungai kecil, danaudanau, rawarawa, mata air
tanah dan lainlain. Akan tetapi bersarnya air yang terjadi adalah berbeda dan tergantung
dari musim dan lokasinya. Jadi besarnya air yang tersedia menjadi sumber air daerah
yang dirancang adalah besarnya air yang ada dikurangi besarnya air yang telah
digunakan berdasarkan peraturan air.
Harga minimum berat air yang tersedia juga menjadi indeks untuk menelaah
tersedianya sumber air. Jika besarnya air yang diperlukan itu tidak dapat disediakan oleh
sumber air yang tersedia maka untuk meningkatkan harga minimum yang tersedia harus
dipikirkan kemungkinannya mengenai pembangunan waduk yang tidak menyuplai air
yang tidak efektif dari sumber air itu.
Lokasi sumber air dan pengambilan sumber air itu adalah faktor faktor yang penting
akan sangat mempengaruhi skala dari fasilitas penyaluran air itu harus ditelaah dengan
memperhatikan kondisi kondisi dasar sebagai berikut:
Banyak bangunan yang diperlukan untuk pengoprasian yang efektif dari sistem
saluran parit yang sulit dalam satu proyek irigasi.
Elevasi dari parit lapangan harus cukup untuk memungkinkan aliran gaya berat
lapangan. Oleh karenanya parit - parit jarang digali sepenuhnya, tetapi di buat dalam
tanggul tanggul yang datar. Dalam pembuatan parit parit perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain :
Dimensi dan bentuk saluran perlu diperhatikan agar dapat saluran yang stabil.
Kecepatan terpakai atau perencanaan harus lebih kecil dari kecepatan erosi
tetapi masih lebih besar dari kecepatan transport sedimen , tetapi aliran air
masih mampu melakukan transport sedimen yang berarti menghindari
pengendapan.
Rute saluran pada umumnya mencirikan saluran yang tersedia yaitu
kemiringan tanah yang tersedia dalam hal ini saluran dapat berupa saluran
punggung maupun saluran tranche.
b. Tanggul Saluran
Tanggul saluran dapat berfungsi sebagai jalan inspeksi untuk melayani lalu
lintas ringan pada daerah layanan di irigasi dan lain lain. Pada umumnya tanggul
saluran dibutuhkan tinggi cadangan pada freeboard dengan tinggi 0,5 m. namun bila
kondisi sekitar daerah sangat rendah dibandingkan muka air saluran atau pada daerah
daerah yang sering tergenang banjir diperlukan saluran dengan tinggi lebih besar
dari 50 m.
c. Bangunan Pembagi
Dengan alat ini maka air pada saluran besar setiap waktu dapat diatur
sesuai tinggi pelayanan yang direncanakan.
Perlengkapan untuk jalan air melintasi tanggul saluran besar menuju saluran
cabang.
Konstruksi ukur
Konstruksi ukur ini berfungsi untuk mengukur debit air yang lewat
sedangkan untuk bangunan pembagi pada saluran kecil bisa dibuat secara
sederhana saja , bangunan ini berupa bak saja atau bak tersier dan kuarter.
Digunakan untuk menghin dari kehilangan air serta biaya tahunan dari biaya
tahunan dari bangunan parit parit, kebanyakan petani bergeser kepemakaian
jaringan distribusi pipa untuk mengairi lahan pertanian.
2. 6 Perhitungan Dimensi
Dimensi saluran ditantukan berdasarkan debit air yang lewat. Besar debit air tersebut
harus diperhitungkan juga kehilangankehilangan air selama perjalan menuju petak
sawah.
V C RI
V2
I 2
C R
Keterangan : Q : Debit saluran
V : kecepatan aliran
F Q
R= ;F=
K V
I : kemiringan dasar.
Kemiringan dinding saluran disesuaikan dengan jenis pada lokasi atau tempat yang
bersangkutan, seperti :
Dari hasil evaluasi hidrologi dipilih curah hujan terbesar sebagai dasar penentuan
kapasitas saluran. Bila debit sudah diketahui maka luas tampangnya dapat dicari:
Q b2
A P
V A h (h mh) h H2
2
Selanjutnya dimensi saluran drainase dapat dihitung. Dalam hal ini perlu diperhatikan
dalam memilih kecepatan yang tidak mengganggu stabilitas tanah.
BAB III
PEMBAHASAN
Harga k
No Minggu ke Jenis Kegiatan
(lt/det/ha)
2 23 Pembibitan 0.96
3 47 Pertumbuhan 2.16
5 12 Pemasakan 0.22
6 13 Panen 0.00
1 A1 Kanan 55.76
118.09
2 A1 Kiri 62.33
5 A3 Kanan 60.66
138.2
6 A3 Kiri 77.54
7 A4 Kanan 91.32
165.89
8 A4 Kiri 74.57
9 A5 Kanan 63.58
157.76
10 A5 Kiri 94.18
A1 Kn 55.76
Golongan I 138.83
A2 Kr 83.07
A1 Kr 62.33
Golongan II 131.95
A2 Kn 69.62
A3 Kn 60.66
Golongan III 135.23
A4 Kr 74.57
A3 Kr 77.54
Golongan IV 168.86
A4 Kn 91.32
732,63
1A 366,315 ha
2
Dari kebutuhan air /debit/minggu, didapat Q Max dari setiap petak sekunder yaitu :
Petak sekunder
II = 1456.27 lt/dt
Saluran
Variasi I
Q max 1471,42
0,93
Q rendaman penuh 1582,48
Variasi II
Q max 1456,27
0,92
Q rendaman penuh 1582,48
b. Petak tersier terbagi
Q max 3663.15
2,3
Q rendaman penuh 1582,48
Nama
Nama Saluran L (cm) L (cm)
Saluran
RS3 49042
RS4 60637
RS5 65010
0,85
0,88
0,55
0,52
0 45000 302500
0 49042 291118
0,36 x 17655
F ( x) 0,88
242076
Keterangan :
Saluran Primer
= 1,16
= 1,29
Saluran Sekunder
F(RS1) = 1,49.10-6 (51388) + 0,953
= 1,13
= 1,25
= 1,22
= 1,35
= 1,44
Diketahui :
= A x 4,12 (It/dt)
Q bangunan = Q petak
Q bangun
Q effektif eff saluran (Fx)
V = C Ri , I = V
2
CR
A = (b + m.h) h
2
P = b + 2h 1 m
A
R
P
V = kecepatan aliran
I = kemiringan
P = keliling basah
1 RS1 1.94 1 2 40 0.6 3.23 1.04 2.08 3.23 0.6 5.01 0.64 0.000125
2 RS2 1.38 1 2 35 0.55 2.50 0.91 1.83 2.50 0.55 4.41 0.57 0.000116
3 RS3 0.29 1 1 35 0.3 0.96 0.69 0.69 0.96 0.3 2.65 0.36 0.000019
4 RS4 1.53 1 2 40 0.6 2.55 0.92 1.84 2.55 0.6 4.45 0.57 0.000107
5 RS5 0.74 1 1.5 35 0.55 1.35 0.74 1.10 1.35 0.55 3.18 0.42 0.000079
saluran sekunder
= 0.45
2. Stripping = 0.2
1 BA1 69
2 BA2 65.7
3 BA3 62.5
4 BA4 59.3
5 BA5 56.4
69,45 69,84
- elevasi muka air rencana = = 69,64 m
2
66,41 66,15
- elevasi muka air rencana = = 66,28 m
2
62.99 62,95
- elevasi muka air rencana = = 62,97 m
2
60,02 59,75
- elevasi muka air rencana = = 59,89 m
2
56,94 56,85
- elevasi muka air rencana = = 56,89 m
2
- Beda tinggi dasar saluran antara 2 buah bangunan (BA3 dan BA4)
- Banyaknya terjunan
ht 2,16
n 3,1 3 buah
h 0,69
BA1
RSA1 = 51388
BA2
1. BA1 = 69 m
69.11
h2
69,00
h1
68.61 b
Keterangan Saluran RS 1
Kemiringan Talud(m) 1 m
69.00 - 68.61
h1
0.39 m
69.11 - 69.00
h2
0.11 m
(b + m. h1) h1
0.973241333 m
2(a + m . h2) h2
0.340424703 m
B. Saluran Sekunder A2
BA2
RSA2 = 65040
BA3
2. BA2 = 65.70 m
65.87
h2
65.70
h1
65.37 b
Keterangan Saluran RS 2
Kemiringan Talud(m) 1 m
65.70 - 65.37
h1
0.33 m
65.87 - 65.70
h2
0.17 m
(b + m. h1) h1
0.7159059 m
2(a + m . h2) h2
0.5616158 m
C. Saluran Sekunder A3
BA3
RSA3 = 49042
BA4
3. BA3 = 62.50 m
62.78
h2
62.50
h1
62.28 b
Keterangan Saluran RS 3
Kemiringan Talud(m) 1 m
62.50 - 62.28
h1
0.22 m
62.78 - 62.50
h2
0.28 m
(b + m. h1) h1
0.201193883 m
2(a + m . h2) h2
0.994195795 m
D. Saluran Sekunder A4
BA4
RSA4 = 60637
BA5
4. BA4 = 59.30 m
59.46
h2
59.30
h1
58.96 b
Keterangan Saluran RS 4
Kemiringan Talud(m) 1
59.30 - 58.96
h1
0.34 m
59.46 - 59.30
h2
0.16 m
0.73095631 m
2(a + m . h2) h2
0.547236214 m
E. Saluran Sekunder A5
BA5
RSA5 = 65010
5. BA5 = 56.40 m
56.66
h2
56.40
h1
56.16 b
Keterangan Saluran RS 5
Kemiringan Talud(m) 1
56.40 - 56.16
h1
0.24 m
56.66 - 56.40
h2
0.26 m
(b + m. h1) h1
0.326525954 m
2(a + m . h2) h2
0.904480012 m
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, pengerjaan, penelitian dalam soal yang ada pada laporan tugas
praktikum Irigasi dan Bangunan Air, maka dapat kami simpulkan beberapa hal dan hasil dari
sebuah lapporan yaitu sebagai berikut:
1. Percobaan, pengerjaan dan penelitian laporan praktikum ini, kita harus mengetahui,
memehami, mengerti sebuah soal data praktikum dari hasil penelitian yang ada. Misal
peta topografi yang menggambarkan sebuah tatanan kota/daerah yang akan dialiri atau
dibangun Saluran Irigasi dan Bangunan Air, sehingga kita mengetahui lokasi sumber air
dan pengmbilan yang sudah sitentukan.
2. Sesudah lokasi sumber air dan penambilan sudah ditentukan, maka selanjutnya harus
diadakan penentuan mengenai cara penyaluran air itu ke daerah atau petakpetak yang
ditanami. Biasanya penyaluran yang dipakai untuk mengaliri petak satu ke petak yang
lain akan dipakai popmpa diesel, pengambilan ini dilakukan pada daerah yang
kemiringanya tinggi dan ekonomis.
3. Dalam perhitungan luas petak dan debit saluran sekunder terlebih dahulu mengetahui
kebutuhan air pada setiap petak saluran, sehingga untuk menentukan luas sekunder,
perencanaan teknis saluran sekunder dalam perhitungan luas petak dan debit maksimum
pada saluran sekunder kita tidak kualahan atau mengalami kesulitan dalam pengerjaan
suatu laporan. Setelah mengetahui data tersebut kita dapat mengetahui beberapa variasi
yang akan direncanakan.
4. Apabila dalam perencanaan, penelitian, penulisan, dan penyelesaian perhitungan luas
petak dan debit saluran sekunder tidak diketahui. Maka untuk menentukan harga reduksi
tidak dapat dilakukan dalam penyelesaian, dikerenakan dalam perhitungan harga reduksi
petak sekunder yang sudah diketahui sangat dibutuhkan dalam perhitungan. Sehingga
kita harus berhatihati dan teliti dalam menyelesaikan sebuah laporan.
5. Harga reduksi yakni menentukan nilai petak saluran sekunder A, yang didapat dari data
data perhitungan luas petak dan debit saluran sekunder. Datadata tersebut sangat
berperan penting dalam menentukan efesiensi saluran, kapasitas saluran, dan dimensi
saluran. Sehingga penggolongan type saluran dapat diketahui.
6. Dalam merencanakan perencanaan terjunan kita dapat memakai datadata dari
perhitungan dimensi saluran, sehingga dapat menghasilkan dan dapat mengetahui ruas
ruasan saluran sekunder yang ada.
7. Dari perhitungan ruas saluran sekunder kita menentukan perdimensian saluran dalam
tiaptiap saluran, bisa juga menggunakan alat ukur teodolit atau dengan cara pengukuran
water pass.
DAFTAR PUSTAKA
https://jeisenpailalah.wordpress.com/2010/12/20/teori-dasar-irigasi/