Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
KESIMPULAN.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..22
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2.1 AMALGAM
a. DEFINISI
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)
yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefinisikan
untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan
seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam
sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur
terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang
berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu abu.
b. KLASIFIKASI
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
Preparasi kavitas pada gigi gigi didesain kurang lebih untuk memenuhi
kebutuhan dari amalgam, dengan kavitas
4 bentuk boks, tepi dengan hubungan but
joints, dan underkut untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam
merupakan logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal.
Tapi restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena amalgam amat
rapuh. Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat mempunyai ketebalan minimal 2
mm. Bila karies dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis
semen harus ditempatkan.
Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh kavitas dibentuk ke
dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau tegak dengan permukaan gigi,
menyusun bentuk preparasi seperti boks. Retensi dari bahan dicapai dengan
kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada
dentin.
Pertimbangan Umum
Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal
gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi permukaan
okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.
Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa
dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas.
Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya
biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction)
Preparasi
Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai
kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur
(outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara
dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada sudut yang tajam.
Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa
klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara 5visual dapat dilakukan dengan cara
menggunakan alat pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan
menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar
sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus. Berikut ini beberapa variasi
outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan molar bawah.
Gambar 3.Premolar kanan bawah ; gambar kiri, benar ; gambar kanan, kesalahan
yang umum dilakukan.
7
Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial
wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga
diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk
tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi.
Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman
dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies
dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat.
permukaan mesial atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II
yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah
permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II
tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau
oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun
begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau
kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan
ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt
join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi.
Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan
Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada
daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit,
dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke
dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-
kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak
terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus
cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.
A.Dinding dan dasar B. Pulpa dan dinding gingival boleh juga dinamakan lantai
Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua
Lesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik kontak
anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang
lokasi lesi. Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan.
sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II. Lesi proksimal
gigi
10
Secara umum, ragangan harus kecil dan konservatif. Usahakan
kecil.
kontak. Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari
email. Tepi ini diperluas di luar titik kontak dan tentu saja, melebihi tepi
luar dari lesi. Jika daerah email yang berwarna putih mutiara membatasi
dinding ini ditentukan oleh jarak antaranya dan permukaan proksimal dari
gigi yang berdekatan. Dalam rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak
ini hanya perlu sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada
mulut yang mudah terserang karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira
11
Gambar 6. Pandangan mesial dan oklusal dari preparasi gigi dengan lesi
karies insipien.
Bentuk Intenal
surface yang 90 derajat. Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau
sejajar dengan sumbu panjang gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai
tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan
oklusal.
Urutan Preparasi
menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin yang
12
1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan
dengan bur bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur 330. Beberapa
ke lesi proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2
3. Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur
dipatahkan.
oklusal
lebih baik tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan
13
oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak
dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi
anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak dasar gingiva ke
lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini
sendiri merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu
hal yang tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies.
Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa , basis
pulpa.
ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah
oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding
fasial dan lingual dan akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila
14
Gambar 7. Kedalaman alur aksial dipengaruhi oleh perluasan bucco-
lingual. A. Kavitas yang kecil dengan perluasan minimal. B.Kavitas mulai
mengelilingi gigi. C. Kavitas yang besar meluas mengenai sebagian permukaan
bukal dan lingual
Urutan preparasi
kavitas dari Dr. G. V Black. Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,
Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah
15
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan.
apakah parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar
gingiva dari alur rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah
2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan,
dan dibuang. Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan
5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan
6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah
tepi gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat menambah sifat
16
dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok
yang tajam.
Pertimbangan Umum
Restorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar dan premolar
(kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk
menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di
dekat gingival.
Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin.
Suatu kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas
dan mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang
terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini akan pecah,
dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini. Walaupun restorasi klas V
adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi sumber kegagalan klinis. Ada
beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan penyelesaian akhir
khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar
yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi
mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang
sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal
pada ketinggian kontur permukaan fasial.
Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan
keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang dan
untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal
dan gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di
pakai. Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial
17
dan karena bilahnya runcing terbalik sehingga menjaga bur di tengah
kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35) lebih disukai oleh beberapa operator
dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu preparasi dengan kecepatan
rendah. Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat
lengkung membantu menghaluskan cavo-surface. Pembersihan kavitas dari
karies dilakukan secara manual dengan eskavator demikian juga dengan
perubahan pada ragangan untuk membuang email yang tidak disokong.
Urutan Preparasi
Bila karies sudah dalam, dibersihkan dengan eskavator, bila perlu
dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika visibilitasnya baik dan tumpuan
jari ideal, lebih baik dipakai kecepatan tinggi daripada kecepatan rendah.
Jika tidak, bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian
burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur
fisur, pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.
18
Kavitas dibentuk seperti ginjal
Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol karena operator
menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang cembung.
Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar (CA
kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal. Bentuknya
mencegah terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah berfungsi sebagai
pengukur kedalaman untuk operator (kedalan bur 37 adalah 1,0 mm).
Karena retensi tambahan dituntut untuk kavitas klas V, retensi dibuat pada
incisoaxial line angle dan serviaxial angle line angle, garis sudut insisal
boleh tajam dan persegi (angular) daripada bulat. Dasar kavitas/ dinding
aksial diratakan sesuai dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah
bentuk kavitas dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk
menghaluskan permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi
permukaan lurus dan melengkung atau melengkung dengan baik. Satu
yang harus diperhatikan yaitu bahwa tepi oklusal harus bertemu dengan
dengan permukaan dengan sudut tegak lurus, sehingga sejajar dengan
batang email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu berlebihan tetapi
harus jelas dan terpotong rapi.
Ramus mandibula menghalangi akses pada daerah disto-bukal dari
molar kedua, dan karena itu mengganggu ruang untuk kepala handpiec.
Seringkali ujung distal dari kavitas klas V ini (molar dua) hanya dapat
dicapai melalui penglihatan langsusng dengan bur bulat dan handpiece
lurus. Walaupun operator dapat memodifikasi bentuk internal preparasi
pada daerah disto-bukal yang sulit dijangkau, operator harus selalu
membuat tepi cavo-surface 90o dan retensi yang memadai.
19
Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung
membantu menghaluskan ketidakteraturan cavosurface.
BAB 3
KESIMPULAN
20
Amalgam merupakan bahan tumpatan kedokteran gigi yang merupsksn
campuran dari beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri.
Kekerasan amalgam dikenal cukup baik sehingga sering digunakan untuk
menumpat gigi posterior. Amalgam berikatan dengan gigi secara mekanis. Oleh
karena itu pada saat preparasi kavitas operator wajib membuat retensi berupa
undercut pada bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai dengan Klas kavitas.
Selain itu, tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan
keseragaman dalamnya kavitas agar tidak terjadi kebocoran mikro pada tumpatan
sehingga menurunkan resiko karies sekunder pada gigi tumpatan.
DAFTAR PUSTAKA
21
Baum, Philips, Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.
Chandra, Satish dkk. 2007. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi :
Jaypee Brothers Medical Publishers
22