Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........1


1.2 Rumusan Masalah.......2
1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Amalgam ....3


2.2 Preparasi Tumpatan Amalgam....5
2.3 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas I ..5
2.4 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas II..8
2.4.1 Amalgam Klas II Insipien..10
2.4.2 Amalgam Klas II yang Diperluas ....13
2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V..17

BAB III

KESIMPULAN.................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..22

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini semakin berkembang material yang digunakan dalam
restorasi gigi. Amalgam telah digunakan sebagai bahan tambalan bagi lesi
karies sejak abad ke-15 dan sampai saat ini amalgam masih merupakan bahan
yang banyak dipergunakan sebagai bahan tambalan gigi.
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai di
bidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga
mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini
masih belum ada meskipun berkembang pesat. Untuk dapat diterima secara
klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang akan kita pakai sehingga
jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali kebaikan
dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat
penting yang harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah
digunakan dan tahan lama.
Dental Amalgam merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh
dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad
ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan
tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam. Komponen utama amalgam
terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk / powder yaitu logam
paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.
Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih
kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam
yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
Penulisan ini akan menjelaskan tentang prosedur preparasi tumpatan klas 1,2,
dan 5

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 1 ?
2. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 2 ?
3. Bagaimana bentuk dan cara preparasi
1 amalgam klas 5 ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 1
2. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 2
3. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 5

BAB 2
PEMBAHASAN
2

2.1 AMALGAM
a. DEFINISI
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)
yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefinisikan
untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan
seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam
sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur
terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang
berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu abu.

b. KLASIFIKASI
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium

2. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:


a. Microcut, dengan ukuran 10 30 m.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m.

3. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:


a. Alloy lathe-cut
Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur.
b. Alloy spherical
Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan
alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat
kecil,. Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga
berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan
yang digunakan (Baum 1997).
c. Alloy Spheroidal
3
Alloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi.
4. Berdasarkan kandungan tembaga
Kandungan tembaga pada amalgam berguna untuk meningkatkan
kekuatan (strength), kekerasan (hardness), dan ekspansi saat
pengerasan. Pembagian amalgam berdasarkan kandungan tembaga
yaitu:
a. Alloy rendah Copper (Low Copper Alloy)
Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (26-
27%), copper (4-5%), zinc (0-1%).
b. Alloy tinggi copper (High Copper Alloy)
High copper alloy mengandung silver (40-70%), tin (22-30%),
copper (13-30%), zinc (0-1%). Alloy ini dapat diklasifikasikan
sebagai :
a) Admixed/dispersi/blended alloys.
Alloy ini merupakan campuran spherical alloy
dengan lathe-cut alloy dengan komposisi yang
berbeda yaitu high copper spherical alloy dengan
low copper lathe-cut alloy. Komposisi seluruhnya
terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%),
zinc (1%).
b) Single composisition atau unicomposition alloys
Tiap partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang
sama. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (40-
60%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).

2.2 PREPARASI TUMPATAN AMALGAM

Preparasi kavitas pada gigi gigi didesain kurang lebih untuk memenuhi
kebutuhan dari amalgam, dengan kavitas
4 bentuk boks, tepi dengan hubungan but
joints, dan underkut untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam
merupakan logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal.
Tapi restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena amalgam amat
rapuh. Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat mempunyai ketebalan minimal 2
mm. Bila karies dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis
semen harus ditempatkan.
Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh kavitas dibentuk ke
dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau tegak dengan permukaan gigi,
menyusun bentuk preparasi seperti boks. Retensi dari bahan dicapai dengan
kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada
dentin.

2.3 Preparasi Tumapatn Amalgam Klas I

Pertimbangan Umum
Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal
gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi permukaan
okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.
Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa
dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas.
Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya
biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction)

Preparasi
Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai
kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur
(outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara
dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada sudut yang tajam.
Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa
klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara 5visual dapat dilakukan dengan cara
menggunakan alat pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan
menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar
sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus. Berikut ini beberapa variasi
outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan molar bawah.

Gambar 1 Molar Pertama Atas; variasi dalam desain preparasi. A.Desain


konservatif hanya meliputi fissure sentral dan distal. B.Karies di bawah lingir
oblik. C.Karies hanya mengenai fissure distal dan lingual. D.Preparasi untuk
kerusakan di samping tonjol carabelli. E.Penampang melintang preparasi. F.
Penyudutan bur untuk preparasi lingual

Gambar 2. Variasi dalam desain klas I untuk molar


pertama bawah. A.Preparasi meliputi alur fasial dan
fissure. B.Preparasi konservatif untuk fissure sentral
mesial dan distal. C.Preparasi oklusal yang
diperluas
Untuk dan juga
pembuatan fisure fasial
desain kavitasyang kecil.gigi premolar, karena
pada
D.Menghaluskan dinding dengan hoe email
ukurannya yang kecil sering terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu
posteriror
besar akibat penggunaan bur yang tidak hati hati. Berikut ini contoh
outline form dari gigi prmolar dan kesalahan umum yang sering dilakukan.

Gambar 3.Premolar kanan bawah ; gambar kiri, benar ; gambar kanan, kesalahan
yang umum dilakukan.

7
Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial
wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga
diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk
tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi.
Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman
dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies
dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat.

2.4 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas II

Definisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai

permukaan mesial atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II

terjadi pada permukaan proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran,

yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah

permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II

dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-

distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas

tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau

oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun

begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau

lingual menjadi pilihan.

Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan dinding

kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan

ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt

join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi.

Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan

apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika

dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang


8
total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan

fraktur selama pengunyahan.

Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada

daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit,

dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke

dalamnya amalgam akan dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat

dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-

kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak

terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus

cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.

Gambar 4. Diagram preparasi gigi, nomenklatur dasar dari kavitas .

A.Dinding dan dasar B. Pulpa dan dinding gingival boleh juga dinamakan lantai

Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua

kategori; (1) Klas II amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit

banyak menutupi lubang masuk melalui aktivitas mikroba dapat

menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam yang diperluas merupakan

tambalan yang mengembalikan bagian gigi yang hilang atau rusak.


9
`

2.4.1 Amalgam Klas II Insipien

Lesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik kontak

anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang

sesungguhnya bisa berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah

lokasi lesi. Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan.

Proyeksi sayapgigit (bite-wing) barangkali merupakan cara yang terbaik,

karena letak gigi-gigi yang berdekatan menghalangi pemeriksaan dengan

sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II. Lesi proksimal

insipien menembus hanya dentin kira-kira 1 mm dan semua jaringan karies

otomatis akan hilang dalam preparasi kavitas.

Gambar 5. Memotong lesi tengah melalui permukaan proksimal dari tiga

gigi

Ragangan Preparasi Kavitas

10
Secara umum, ragangan harus kecil dan konservatif. Usahakan

untuk membatasi ukuran dari kavitas, khususnya pada orifis oklusal.

Jangan membuang jaringan email yang sehat terlalu banyak tetapi

sebaliknya, membuat orifis kavitas terlalu kecil akan membatasi akses ke

gigi. Walaupun demikian, pemakaian pemampat amalgam yang kecil dapat

memampatkan amalgam dengan efektif ke dalam bukaan oklusal yang

kecil.

Bentuk kavitas adalah parit terbalik pada bagian samping gigi.

Dinding gingival sejajar dengan tepi interseptal gingival dan meluas di

bawah lesi ke dalam email sehat, biasanya 1 atau 2 mm di bawah titik

kontak. Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari

email. Tepi ini diperluas di luar titik kontak dan tentu saja, melebihi tepi

luar dari lesi. Jika daerah email yang berwarna putih mutiara membatasi

lesi, dinding-dinding ini tidak ditempatkan terlalu berjauhan bila

dibandingkan jika email teksturnya putih seperti kapur. Lokasi dinding-

dinding ini ditentukan oleh jarak antaranya dan permukaan proksimal dari

gigi yang berdekatan. Dalam rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak

ini hanya perlu sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada

mulut yang mudah terserang karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira

setebal pahat atau hatchet.

11
Gambar 6. Pandangan mesial dan oklusal dari preparasi gigi dengan lesi

karies insipien.

Bentuk Intenal

Tegas, dinding yang terpotong jelas membentuk pinggiran cavo-

surface yang 90 derajat. Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau

cembung pada pandangan horizontal; pada pandangan vertikal, rata dan

sejajar dengan sumbu panjang gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai

undercut untuk menahan restorasi amalgam pada tempatnya. Undercut ini

tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan

oklusal.

Urutan Preparasi

Restorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah preparasi yang

menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin yang

perlu diekskavasi dengan instrumen genggam, sebab bur secara otomatis

sudah menghilangkannya selama preparasi gigi.

12
1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan

dengan bur bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur 330. Beberapa

ceruk dan alur imun terhadap karies.

2. Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses

ke lesi proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2

menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-email.

3. Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur

bulat, dan potong sebuah alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan

proksimal dari email.

4. Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus

dilakukan hati-hati agar tidak mengenai permukaan gigi .

5. Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa

dipatahkan.

6. Penyempurnaan tepi dilakukan dengan pahat dan hatchet

7. Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali

alur aksial, dan untuk melakukan penyempurnaan tepi sepanjang

oklusal

2.4.2 Amalgam Klas II yang Diperluas

Amalgam yang diperluas jelas lebih besar karena daerah-daerah

dalam kavitas atau karies rekuren disekitar tambalan lama. Dinding

dipreparasi datar dan lurus, dengan sudut cavo-surface 90 derajat. Berbeda

dengan preparasi kavitas insipien, sudut fasio-gingiva dan lingio-gingiva

lebih baik tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan

13
oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak

dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi

molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebar ini berkaitan dengan

anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak dasar gingiva ke

garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih menyempit dan email menjadi

lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini

sendiri merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu

hal yang tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies.

Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa , basis

ditambahkan untuk membawa preparasi kembali ke lokasi optimalnya,

atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk melindungi dan menginsulasi

pulpa.

Komponen retentif dasar dari boks proksimal adalah alur aksial,

satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual. Alur-alur

ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah

oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding

fasial dan lingual dan akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila

sudut ini mendekati 90 derajat, retensi tambahan diperlukan seperti suatu

parit atau pin.

14
Gambar 7. Kedalaman alur aksial dipengaruhi oleh perluasan bucco-
lingual. A. Kavitas yang kecil dengan perluasan minimal. B.Kavitas mulai
mengelilingi gigi. C. Kavitas yang besar meluas mengenai sebagian permukaan
bukal dan lingual

Urutan preparasi

Preparasi kavitas ini mengikuti langkah-langkah dalam preparasi

kavitas dari Dr. G. V Black. Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,

melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien.

Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah

email proksimal dibuang, diikuti dengan mencungkil sisa email dan

membuat bagian tepi.

Gambar 8. Bur no 700 kecepatan rendah digunakan memotong parit. Sudut


gingiva, khususnya harus tajam dan berbatas jelas. Semua dentin harus
dihilangkan sehingga hanya tinggal lapisan email.

15
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan.

Dengan hati-hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas,

apakah parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar

gingiva dari alur rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah

dihilangkan dari bawah email.

2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan,

bagian tepi dibuat dengan instrument genggam.

3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan

pengasah tepi gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan

menghilangkan fragmen email yang tertinggal.

4. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa

dan dibuang. Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan

rutin, yang meliputo pemeriksaan daerah-daerah yang terlewatkan seperti

basis semen yang diperdalam sehingga menyebabkan amalgam tinggi

dalam oklusi atau memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.

5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan

bur bulat No. 1/2.

6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah

tepi gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat menambah sifat

retentive dari restorasi.

7. Perencanaan tepi. Ini merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita

matriks dan pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur

sepanjang dasar gingival dapat dihaluskan dengan instrument genggam

16
dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok

yang tajam.

8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen

dan membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan hidrogen

peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu menghilangkan debris.

2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V

Pertimbangan Umum

Restorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar dan premolar
(kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk
menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di
dekat gingival.
Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin.
Suatu kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas
dan mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang
terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini akan pecah,
dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini. Walaupun restorasi klas V
adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi sumber kegagalan klinis. Ada
beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan penyelesaian akhir
khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar
yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi
mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang
sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal
pada ketinggian kontur permukaan fasial.
Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan
keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang dan
untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal
dan gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di
pakai. Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial

17
dan karena bilahnya runcing terbalik sehingga menjaga bur di tengah
kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35) lebih disukai oleh beberapa operator
dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu preparasi dengan kecepatan
rendah. Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat
lengkung membantu menghaluskan cavo-surface. Pembersihan kavitas dari
karies dilakukan secara manual dengan eskavator demikian juga dengan
perubahan pada ragangan untuk membuang email yang tidak disokong.

Alur retensi bisa bulat atau bersudut

Karena banyak kondisi yang tidak spesifik, preparasi kavitas


dengan permukaan halus kurang mempunya peralatan yang pasti, yang
mungkin sangat bervarisi dari satu operator ke operator yang lain.

Urutan Preparasi
Bila karies sudah dalam, dibersihkan dengan eskavator, bila perlu
dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika visibilitasnya baik dan tumpuan
jari ideal, lebih baik dipakai kecepatan tinggi daripada kecepatan rendah.
Jika tidak, bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian
burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur
fisur, pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.

18
Kavitas dibentuk seperti ginjal
Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol karena operator
menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang cembung.
Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar (CA
kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal. Bentuknya
mencegah terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah berfungsi sebagai
pengukur kedalaman untuk operator (kedalan bur 37 adalah 1,0 mm).
Karena retensi tambahan dituntut untuk kavitas klas V, retensi dibuat pada
incisoaxial line angle dan serviaxial angle line angle, garis sudut insisal
boleh tajam dan persegi (angular) daripada bulat. Dasar kavitas/ dinding
aksial diratakan sesuai dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah
bentuk kavitas dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk
menghaluskan permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi
permukaan lurus dan melengkung atau melengkung dengan baik. Satu
yang harus diperhatikan yaitu bahwa tepi oklusal harus bertemu dengan
dengan permukaan dengan sudut tegak lurus, sehingga sejajar dengan
batang email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu berlebihan tetapi
harus jelas dan terpotong rapi.
Ramus mandibula menghalangi akses pada daerah disto-bukal dari
molar kedua, dan karena itu mengganggu ruang untuk kepala handpiec.
Seringkali ujung distal dari kavitas klas V ini (molar dua) hanya dapat
dicapai melalui penglihatan langsusng dengan bur bulat dan handpiece
lurus. Walaupun operator dapat memodifikasi bentuk internal preparasi
pada daerah disto-bukal yang sulit dijangkau, operator harus selalu
membuat tepi cavo-surface 90o dan retensi yang memadai.

19
Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung
membantu menghaluskan ketidakteraturan cavosurface.

Dalam beberapa keadaan, email yang tak tersokong meluas ke


bawah sudut-sudut gigi menuju ke bawah proksimal tambalan amalgam
yang lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang tepat untuk
memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan
beakhir pada email.
Perhatian khusus harus diberikan untuk mempertahankan
kekeringan selama pemampatan amalgam. Supaya cairan jangan bocor ke
dalam kavitas sehingga membasahi dentin dan mengkontaminasi amalgam,
isolator karet dan klem harus dipakai bila mungkin.

BAB 3
KESIMPULAN

20
Amalgam merupakan bahan tumpatan kedokteran gigi yang merupsksn
campuran dari beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri.
Kekerasan amalgam dikenal cukup baik sehingga sering digunakan untuk
menumpat gigi posterior. Amalgam berikatan dengan gigi secara mekanis. Oleh
karena itu pada saat preparasi kavitas operator wajib membuat retensi berupa
undercut pada bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai dengan Klas kavitas.
Selain itu, tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan
keseragaman dalamnya kavitas agar tidak terjadi kebocoran mikro pada tumpatan
sehingga menurunkan resiko karies sekunder pada gigi tumpatan.

DAFTAR PUSTAKA

21
Baum, Philips, Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.
Chandra, Satish dkk. 2007. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi :
Jaypee Brothers Medical Publishers

Gopikrishna, V. 2011. Preclinical Manual of Conservative Dentistry. New


Delhi : Elsevier

22

Anda mungkin juga menyukai

  • PPKN Bujuran
    PPKN Bujuran
    Dokumen10 halaman
    PPKN Bujuran
    Yussril Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Yussril Pratama
    Belum ada peringkat
  • Mantap
    Mantap
    Dokumen5 halaman
    Mantap
    Yussril Pratama
    Belum ada peringkat
  • Abomination
    Abomination
    Dokumen6 halaman
    Abomination
    Yussril Pratama
    Belum ada peringkat
  • Abomination
    Abomination
    Dokumen6 halaman
    Abomination
    Yussril Pratama
    Belum ada peringkat